Home / Pernikahan / Bangkitnya Istri yang Dibuang / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bangkitnya Istri yang Dibuang: Chapter 31 - Chapter 40

130 Chapters

Target

"Sayang sekali karena anggota kita sekarang berkurang,"Catherine mengulas senyumannya saat mendengar ucapan salah satu anggota perkumpulan arisan miliknya. Mereka sedang membahas sesuatu, siapa lagi jika bukan sedang membahas Vivian.Ya, rumor mengenai Vivian yang merupakan istri simpanan sudah tersebar luas. Catherine sama sekali tidak perduli jika Vivian akan hancur. Siapa suruh perempuan rendah itu berlagak mengkhianatinya."Itu karena salah Bu Vivian sendiri, toh dia memang tidak pantas berada di sini. Perkumpulan ini merupakan perkumpulan para wanita berkelas, bagaimana mungkin dia setara dengan kita?" timpal Sheline.Catherine mengulas senyumannya kembali mendengar hal itu. Tidak salah ia menginginkan Sheline sebagai menantu, mereka memiliki pandangan yang sama terhadap kasta seseorang."Sheline benar, Vivian sudah tidak memiliki klasifikasi untuk menjadi bagian dari kita,"Semua orang di sana terlihat mengangguk mendengar ucapan Catherine Sagara. Ya, Catherine adalah pemegang
Read more

Kita Hanya Berdua Sekarang

Setelah berkata seperti itu, Kania berjalan meninggalkan tempat itu. Catherine menatap undangan yang berada di depannya. Ia membuka undangan itu. Catherine seketika tercengang melihat nama yang tertera disana.Kania dan juga Leonard Elicaster? Bagaimana bisa perempuan itu bertunangan dengan salah satu anggota keluarga Elicaster? Keluarga Elicaster adalah keluarga terpandang yang selalu menjadi bayang-bayang Keluarga Sagara. Bagaimana bisa... Bagaimana bisa Kania mengenal keluarga dengan status tinggi seperti Keluarga Elicaster, bahkan mereka sampai bertunangan?"Astaga... Keluarga Elicaster? Apa aku tidak salah lihat? Disini tertulis Keluarga Elicaster?" ucap Sheline dengan panik, "Bagaimana bisa dia bertunangan dengan Leonard Elicaster, Tante?""Sudah saya bilang dia adalah tunangan keluarga terpandang, dia pasti cocok dengan grup ini." ujar Farah dengan bangga.Catherine menatap kesal ke arah Farah, "Diamlah, Farah."Ia meremas undangan itu dengan geram, Catherine tidak menyangka ba
Read more

Kau Masih Mencintaiku

Jantung Kania serasa berdegup dengan cepat saat Leon semakin mengikis jarak mereka."Mama..."Kania segera mendorong tubuh Leon dengan cepat."Ah, Sayang? Kamu terbangun?" Tanya Kania sambil menghela nafasnya. Leonard terlihat mengulas senyuman melihat kedatangan Devan ke arah mereka."Iya, Mama dan Om Leon lagi ngapain?"Kania mengibaskan tangannya dengan cepat, "Tidak, kita tidak melakukan apa-apa. Ayo Mama temani tidur lagi," ujar Kania lalu menuntun Devan menuju ke kamar."Sayang sekali," gumam Leon sambil mendesah saat melihat Kania pergi dengan Devan.Kania menghela nafasnya, untunglah Devan datang disaat yang tepat. Ia memegangi dadanya yang tidak hentinya berdebar. Apa ini? Kenapa jantungnya tidak mau bergerak dengan tenang? Kania menarik nafasnya, ini reaksi alamiah, ia pasti terlalu terkejut dengan tindakan Leonard yang seperti ini untuk pertama kalinya. Mereka adalah teman, ya hanya teman, bagaimana mungkin seorang teman akan berciuman?"Mama sedang memikirkan apa?"Kania s
Read more

Kebetulan yang Aneh

"Baik,"Sean terlihat mengangkat alisnya mendengar jawaban Kania. Ia menatap Kania lurus-lurus seolah berharap Kania akan menarik kata-katanya, namun Sean salah, Kania terlihat sangat serius."Aku akan membuktikan padamu bahwa perkataanmu hanya asumsi. Aku benar-benar serius dengan Leonard Elicaster. Seharusnya kau fokus pada persiapan pernikahanmu dan jangan mencampuri hubungan orang lain, Pak Sean Sagara."Setelah berkata seperti itu, Kania kembali berjalan lalu menarik tangan Devan dengan langkahnya yang lebar."Ma, mau kemana?" Tanya Devan dengan raut wajah bingung saat Kania menariknya."Kita pulang, Papa ada urusan."Meski raut wajahnya terlihat yakin saat ini, namun Kania tidak bisa berbohong. Getar itu masih ada. Saat Sean berkata bahwa dia tidak bisa melupakannya, perasaan Kania kembali goyah. Ada angin segar yang menerpanya ketika mendengar kalimat indah itu.Ia masih mencintai Sean. Ia memang tidak bisa melupakannya. Namun sekali lagi Kania menyadarkan dirinya, apa bedanya
Read more

Aku Merasa Cemburu

"Sayang, buka mulutmu. Aaa..."Sean terkesiap melihat perlakuan Sheline yang menyuapinya tiba-tiba. Ia terdiam sebentar, merasa sangat malu dengan sikap kekanakkan Sheline di depan Kania dan juga Leon."Sayang, tanganku pegal." keluh Sheline ketika Sean tidak menyambutnya.Dengan cepat Sean memakan suapan Sheline sebelum wanita itu kembali berbuat ulah. Sial, ini benar-benar memalukan."Jangan hiraukan kami, kami selalu melakukan ini tiap kali makan bersama. Saling menyuapi." ucap Sheline dengan ceria sambil tersenyum."Uhuk-uhuk..."Melihat Kania yang tiba-tiba terbatuk, Sean tertegun saat Leon bergerak dengan penuh siaga, pria itu menuang segelas air lalu memberikannya ke arah Kania, bukan hanya itu Leon mengambil secarik tisu lalu mengusap bagian bibir Kania. Perlakuan Leonard yang begitu manis terhadap Kania membuat hati Sean terasa sangat panas."Hati-hati Sayang,"Hati Sean mulai merasa gerah, panggilan Sayang yang terus menerus diucapkan Leon membuat Sean merasa tidak nyaman."
Read more

Keributan di Pesta Pertunangan

Sean menghela nafasnya dengan berat saat melihat penampilannya di cermin. Hari ini adalah hari pertunangan Kania. Rasanya Sean ingin melarikan diri dan batal pergi ke sana, namun desakan Catherine agar tidak mau kalah dari Kania membuat Sean tidak dapat berkutik."Sean, cepatlah! Kita harus menjemput Sheline setelah ini."Sean berdecak kuat mendengar teguran ibunya, ia menghela nafasnya panjang lalu mulai keluar dari dalam kamar."Kamu sedang apa sih, lama sekali. Kita bisa terlambat.""Memangnya kenapa jika kita terlambat?""Kita tidak boleh terlambat atau Kania akan semakin meremehkan kita."Sean hanya bisa menghela nafas mendengar obsesi ibunya mengenai Kania. Ia memilih terdiam lalu bergerak ke arah pintu mobil. Sungguh saat ini ia lelah untuk berdebat.Hanya beberapa menit mereka tiba di kediaman Sheline. Sheline bergerak ke arah mereka dengan ceria. Sean mengangkat alisnya melihat penampilan Sheline. Astaga... Apa yang menempel di seluruh tubuh gadis itu sebenarnya? Kenapa dia s
Read more

Sentuhan Bibir dari Teman?

"Ah begini Leon," Sean hendak bergerak maju untuk menjelaskan situasinya, namun Catherine segera menahannya."Kamu diam saja, Sean!"Catherine menghampiri Leonard, "Pak Leon, saya sangat menyesal karena sudah membuat keributan di sini. Tapi, calon istri anak saya merasa geram dengan kelakuan rendah wanita ini." tunjuk Catherine terhadap Kania."Dia diam-diam menemui Sean, bahkan Anda juga pasti tahu kemarin mereka bicara diam-diam saat berpura-pura pergi ke toilet. Anda mungkin akan mengabaikan ini, tapi saya tidak bisa membiarkan wanita ini kembali merebut kekasih saya." timpal Sheline menggebu-gebu.Keributan di sana semakin membesar. Kania menatap ke arah Leonard, tidak, ia tidak bisa menyeret Leonard kembali ke dalam rencananya. Ia tidak mau mencoreng nama Leonard untuk fitnah memalukan seperti ini. Maka dengan perlahan, Kania melepaskan diri dari Leonard. Lebih baik hanya dirinya yang dianggap rendah di sini.Namun, tangan Leon seketika menahannya membuat Kania tersentak."Kau ma
Read more

Kau Sedang Menghindar Dariku?

"Neng? Itu airnya tumpah-tumpah ke lantai.""Astaga!"Kania tersentak saat menyadari apa yang telah ia lakukan saat ini. Bagaimana bisa ia melamun saat menuang air minum hingga tumpah seperti ini? Kania segera mengambil sebuah kain lalu mengelap air yang tumpah."Neng baik-baik aja? Kenapa nuang air minum sambil ngelamun atuh, Neng?"Kania segera mengangguk ke arah Bi Minah, "Gapapa Bi, kalau begitu Kania pergi ke kamar dulu.""Gak ke Butik, Neng?""Nanti agak siang aja Bi, kepala Kania agak pusing." Kania beranjak pergi ke arah kamarnya. Ini semua gara-gara ulah Leon semalam, ia jadi tidak fokus dan banyak melamun.Kania menghela nafasnya panjang. Kenapa Leon harus mencium bibirnya semalam dan membuatnya kepikiran? Kania mengetuk kepalanya dengan kuat.Lupakan. Ia harus melupakannya.Namun, baru saja ia hendak membaringkan tubuhnya lalu memejamkan mata. Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk di sana. Kania melonjak segera saat melihat pesan yang tiba di sana.Pesan dari Leona
Read more

Masa Anda Sudah Habis

Kania hampir terlonjak saat mendengar bel rumahnya berdering. Jantungnya kembali berdegup dengan cepat, ia tidak percaya, cepat sekali Leonard datang."Ma, ada tamu.""Itu Paman Leon, kamu saja kesana duluan, Sayang.""Memangnya kenapa bukan Mama yang membuka pintu?""Mama kebelet, kamu liat dulu sebentar nanti Mama nyusul."Devan menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju pintu. Setelah Devan menghilang, Kania menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan. Ia harus tenang, jangan sampai ia menunjukkan bahwa ia terpengaruh dengan kejadian kemarin atau Leon akan merasa di atas angin. Itu hanya Leonard, kenapa dia harus malu kepada temannya sendiri? Ciuman itu hanya berlangsung beberapa detik saja, jadi itu bukan apa-apa, bukan?Setelah berhasil menenangkan diri, Kania berjalan menyusul Devan."Sudah ku bilang aku tidak mau bertemu denganmu Le..."Kata-kata Kania tergantung di udara saat melihat siapa yang berada di hadapannya kini. Ternyata bukan Leon, tapi Sean. Raut wajah Sean te
Read more

Malam Panas Sheline

Kania melempar beberapa kantung belanjaan yang diberikan Leonard dengan lelah. Saat Leonard bilang akan berbelanja, ia tidak percaya Leonard membelikan barang sebanyak ini untuknya. Kania menghela nafasnya panjang saat mengingat apa jawaban Leonard saat ia mengeluhkan hal ini."Kau akan bertemu dengan orang tuaku, jadi aku akan memberikan pakaian terbaik untukmu agar mereka menyukainya."Leonard setulus itu padanya, tapi apa ia bisa membalas ketulusan Leonard saat hatinya masih terpaut pada Sean? Ini sangat rumit."Ma?"Kania seketika tersentak saat melihat kedatangan Devan ke arahnya dengan wajah setengah mengantuk."Kenapa kamu belum tidur, Sayang?" Tanya Kania dengan heran."Devan menunggu Mama, ada yang Devan ingin beritahukan pada Mama.""Apa Sayang?""Papa bilang kita bisa tinggal bersama tidak lama lagi. Apa itu benar?"Mata Kania seketika mengerjap mendengar ucapan Devan. Perkataan Sean siang tadi kembali mengusik hatinya. Sean memintanya kembali, bohong jika Kania tidak meras
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status