Home / Pernikahan / Bangkitnya Istri yang Dibuang / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bangkitnya Istri yang Dibuang: Chapter 11 - Chapter 20

130 Chapters

Perubahan Diri Kania

"Jadi kau yang melakukannya?" Sergah Kania saat menemukan Sean yang berdiri di sudut gedung.Sean terlihat membalikkan tubuhnya, ia memberikan tatapan tidak mengerti, "Apa maksudmu?"Kania mendengus melihat sikap Sean, "Jangan berpura-pura, kau bukan yang sudah membuat modelku mundur sesaat sebelum acara berlangsung?""Oh itu. Ya aku yang melakukannya."Jawaban santai yang keluar dari mulut Kania membuat hatinya terasa diiris sesutu. Mulut Kania bergetar menahan desakan emosional yang kembali menghantamnya, "Kenapa? Kenapa kau melakukannya?" Tanya Kania getir."Tidak ada alasan, aku hanya ingin memberi pelajaran padamu.""Pelajaran?" Kania mendengus tidak percaya, dari sekian banyak alasan, Sean hanya ingin memberikan pelajaran padanya?"Haruskah kau melakukan hal sampai sejauh itu? Kau tahu bukan bahwa bukan hanya aku yang akan terluka di sini? Pegawai yang bekerja denganku, mereka sama sekali tidak salah." Lanjut Kania dengan kesal.Sean terlihat mengangguk, "Aku tidak perduli karen
Read more

Kania Yang Dulu Sudah Tidak Ada Lagi

"Kenapa kita tidak jadi bertemu dengan desainermu itu?" Tanya Sean saat jadwal pertemuan dengan Kania selanjutnya tiba. Sheline yang tengah menyantap sesuatu mengangkat wajahnya, "Kania akan memberitahukan seluruh desainnya melalui pesan untuk sekarang ini, jadi tidak ada pertemuan lagi untuk kita." Sheline menghela nafasnya panjang, "Dia sudah memenangkan kontes yang kau maksud sepertinya dia cukup sibuk,"Sean terlihat terkejut mendengar penuturan Sheline, "Tapi bagaimana jika kau ingin melihat hasilnya?" Tanya Sean."Aku yang akan kesana, tidak apa-apa.""Apa? Tapi, bukankah itu merepotkanmu? Aku sudah bilang akan membayar gaunnya dengan harga pantas, tapi kenapa dia masih merepotkan kita?" ujar Sean dengan nada kesal."Aku hanya sesekali kesana, Sean. Tidak apa-apa, lagipula prosesnya masih panjang. Bukankah kau sendiri yang membuatnya sibuk hingga memenangkan kontes itu? Kita tidak bisa menyalahkannya.""Kalau seperti itu, dia bisa saja mengerjakan gaun kita secara asal,"Sheline
Read more

Waktu Mencekam

"Oh jadi ini anak itu? Anak hasil perbuatan gelapmu tujuh tahun lalu."Mendengar Sean yang masih melanjutkan hinaannya, Kania segera menutup telinga Devan dengan kedua tangan, "Hentikan omong kosong Anda," teriak Kania geram."Sepertinya dia tidak tahu bagaimana kelakuan binal ibunya."Kania hampir meneteskan air matanya mendengar hinaan Sean lagi, "Saya bilang keluar! Dia masih kecil, tolong... Jangan racuni anak saya dengan perkataan kotor Anda," teriaknya kembali, kali ini lebih kuat dari sebelumnya."Devan, ini es krimnya..."Kania menatap kedatangan Leonard yang baru tiba di sana. Leonard terlihat mengerutkan keningnya bingung lalu bertanya, "Kania, ada apa ini?"Raut wajah Kania yang seolah tidak nyaman membuat Leon seketika paham. Ia menatap ke arah pria yang berdiri tidak jauh dari mereka. Melihat Kania yang hampir menangis, Leon yakin bahwa Kania membutuhkan pertolongannya.Leon segera maju ke arah pria itu lalu menegurnya dengan sopan, "Sepertinya Anda membuat pemilik di si
Read more

Kania Tidak Salah?

"Non Kania?"Kania tersentak saat mendengar seseorang menegurnya ketika ia berbelanja. Meski beberapa tahun sudah berlalu, Kania masih mengingatnya dengan jelas siapa yang ada di hadapannya. Sosok Bi Surti yang sudah memfitnahnya di depan Sean, sosok yang sudah membuat rumah tangganya hancur berantakan.Dengan cepat Kania bergegas pergi dari sana dengan hati yang teramat panas. Sekian tahun berlalu, tapi hatinya masih tidak bisa memaafkan perlakuan Bi Surti."Tunggu Non Kania, tunggu..."Kania menepis tangan Bi Surti yang mencengkeramnya secara cepat. Ia menatap tajam ke arah wanita paruh baya itu dengan amarah yang tinggi."Saya bukan istri Sean lagi, jadi jangan memanggil saya seperti itu.""Saya tidak terbiasa begitu, bagaimana kabar Non Kania?"Kania mendengus kuat, "Menurut Bibi, bagaimana kabar saya setelah Bibi memfitnah saya tujuh tahun yang lalu?"Bi Surti terlihat menunduk, raut wajahnya menunjukkan penyesalan yang sangat, "Saya... Saya mohon maaf Non, saya benar-benar mohon
Read more

Terungkapnya Kebenaran

BruughBi Surti kembali menjatuhkan dirinya, kali ini di depan Sean.Ia menyentuh kaki Sean lalu berkata dengan tangis yang berurai, "Maafkan saya, Den. Maafkan saya. Sebenarnya Non Kania tidak pernah pergi dengan pria lain Den. Non Kania hanya diam saja di rumah selama Den Sean pergi saat itu. Non Kania wanita yang rajin dan sangat menjaga kehormatan Den Sean,""Lalu siapa pria yang bersama Kania di foto itu? Jawab!"Bi Surti terlihat mencuri pandang ke arah Catherine. Sean yang melihat hal itu segera memandang Catherine dengan geram, "Jadi ini perbuatan Mama? Mama yang memfitnah Kania, begitu? Jadi anak yang dikandung Kania adalah anakku?" Teriak Sean.Sean memijat kepalanya yang terasa berputar, ia jatuh terduduk di lantai. Rasa sesal kian menggerogoti hatinya, jadi Kania tidak pernah mengkhianatinya?"Sean dengarkan dulu penjelasan Mama. Mama melakukan ini demi kebaikan kamu,"Sean bangkit dengan wajah murka, "Kebaikanku? Kebaikan yang mana? Tujuh tahun Ma! Selama tujuh tahun aku m
Read more

Dia Anakku, Bukan?

Hari ini Kania merasa tidak tenang. Semenjak kedatangan Sean tempo hari ke butiknya, Kania selalu merasa was was. Ia takut Sean akan mengetahui semuanya, Ia takut Sean akan mengambil Devan dari sisinya jika mengetahui jika Devan adalah darah dagingnya. Tidak, ia tidak bisa diam saja. Ia harus mengawasi Devan lebih ketat lagi. Kania mengambil ponsel yang berada di sakunya lalu memanggil Bi Minah."Biar saya saja yang menjemput Devan hari ini Bi, Bibi beristirahat saja di rumah.""Baik Neng,"Setelah berkata seperti itu, Kania menutup panggilannya lalu mengambil tas tangannya. Ia bergegas ke arah mobilnya yang terparkir lalu melajukannya ke arah sekolah Devan. Entah kenapa firasatnya buruk hari ini, entah apa yang sebenarnya terjadi.Hanya sampai lima belas menit, Kania tiba di sana. Ia memandang sekeliling mencari keberadaan Devan, namun alangkah terkejutnya Kania saat menemukan Devan tengah berbincang dengan Sean. Jantung Kania seolah melompat dari tempatnya, sedang apa Sean di sini?
Read more

Sudah Terlambat

Jantung Kania serasa berhenti berdetak saat mendengar ucapan Devan. Rasa gugup segera melanda Kania, kenapa Devan bisa mengetahuinya?"Kenapa Mama selalu berbohong? Mama bilang Papa sudah meninggal, tapi ternyata Papa masih hidup.""Sayang, biar Mama jelaskan.""Devan tidak mau mendengar penjelasan Mama. Mama pembohong."Devan terlihat membuka pintu mobilnya lalu berlari meninggalkan Kania. Kania segera panik, ia ikut berlari menyusul Devan."Kamu mau kemana?""Devan mau ketemu Papa.""Papa? Papa yang mana? Kamu tidak punya Papa,""Tadi itu Papa Devan. Lebih baik Devan tinggal bersama Papa karena Mama selalu berbohong."Jantung Kania seolah diremat saat mendengar ucapan Devan saat ini. Hatinya terasa sangat sakit, bagaimana bisa puteranya berkata seperti itu? Kontrol diri Kania akhirnya terlepas, dengan nada yang tinggi ia mulai membentak Devan."DIA SUDAH MEMBUANG KITA! DIA SUDAH MEMBUANG KITA SEJAK KAMU ADA DI KANDUNGAN MAMA."Kania menghela nafasnya yang terasa sangat sesak kali ini
Read more

Sebuah Permintaan

"Apa Mama harus melakukan ini? Sepertinya Sean benar-benar panik tadi,"Catherine bangkit dari ranjang rumah sakit dengan keningnya yang berkerut. Rupanya ia tidak benar-benar sakit seperti yang diucapkan Sheline di telepon. Demi mendapatkan maaf dari Sean, Catherine terpaksa berpura-pura bahwa ia masuk ke rumah sakit. Ia tidak bisa membiarkan Sean terus menjauh darinya dan semakin gencar mendekat kepada Kania. Apapun akan ia lakukan agar mereka tidak bersatu kembali, apapun."Mama harus melakukan ini demi hubungan kalian,"Sheline terlihat mengangkat alisnya tidak mengerti, "Apa maksud Mama?""Tempo hari saat kamu bertanya apa hubungan Sean dan juga Kania, ya kamu benar mereka memang pernah memiliki hubungan."Sheline seketika tersentak, ia melebarkan matanya, "Hubungan? Hubungan apa?""Dulu mereka adalah sepasang suami istri. Mantan istri Sean yang selalu Mama ceritakan, itu Kania. Kamu tahu kan? Mama tidak pernah menyukainya. Untuk itulah Mama menjebaknya waktu itu dan minta bantua
Read more

Benci dan Cinta

Secara refleks, Sean melepas pegangan tangannya bersama Sheline. Raut wajahnya seketika menjadi gelisah. Rencana pernikahan mereka dipercepat? Tapi bagaimana dengan rencananya untuk kembali membawa Devan ke rumah mereka? Bagaimana dengan Kania? Bagaimana dengan rencananya menyatukan keluarga kecil mereka kembali?"Apa itu tidak terlalu mendadak, Ma? Acara pertunangan tinggal dua bulan dari sekarang. Aku rasa banyak hal yang harus dipersiapkan lagi untuk menggelar acara pernikahan. Lagipula kita belum berdiskusi dengan orang tua Sheline soal ini, mereka pasti terkejut jika mendengar rencana kita yang tiba-tiba. Benar bukan Sheline?""Sebenarnya orang tuaku tidak masalah soal ini, Sean. Kami sudah membicarakannya."Sean melebarkan matanya mendengar ucapan Sheline, "Apa maksudmu? Kita bahkan belum membahas soal ini kepada orang tuamu,""Aku sudah memberitahu mereka tadi. Mama sudah meminta pendapatku sebelum kamu datang lalu aku menelepon Mereka untuk meminta pendapat. Awalnya aku kira M
Read more

Pria Lain Di Sekitar Kania

Saat Kania hendak membuka pintu butiknya Leonard tiba-tiba muncul di hadapannya."Hei Kania, mau kemana?" Tanya Leonard yang melihat Kania terburu-buru."Ah, aku harus pulang, Devan sakit.""Devan sakit? Kalau begitu ayo, lebih baik aku yang mengantarkanmu, Kania."Tidak berpikir panjang lagi, Kania menganggukkan kepalanya lalu pergi ke mobil Leonard. Hanya dalam beberapa menit, Leon dan juga Kania tiba di rumah.Dengan panik, Kania bergegas masuk ke kamar Devan. Benar saja kata Bi Minah, Devan terbaring di atas ranjang dengan wajahnya yang memucat. Kania segera mengambil termometer lalu mengukur suhu tubuh Devan. Raut wajahnya semakin panik saat melihat angka disana menunjukkan 38° c, Devan demam tinggi."Sayang, minum obat dulu ya..."Kania mencoba memberikan obat pereda demam kepada Devan, namun Devan lagi-lagi menolak."Papa... Papa..."Hati Kania semakin terasa tercabik saat mendengar gumaman Devan saat ini. Bahkan disaat sakit seperti ini, Devan masih teringat kepada ayahnya. Me
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status