Semua Bab Bangkitnya Istri yang Dibuang: Bab 21 - Bab 30

130 Bab

Cinta Baru?

Sean membeku di tempat saat mendengar ucapan yang baru saja ia dengar. Senyuman lebar yang ditunjukkan oleh Leonard membuat Sean merasa kalah. Sean mengalihkan tatapannya ke arah Kania berharap wanita itu menyangkal pembicaraan konyol pria di hadapannya kini, namun hingga beberapa menit Sean menunggu, kenyataannya tidak sesuai harapan. Kania hanya terdiam tanpa menyangkal apapun seolah memberitahukan bahwa kabar itu benar adanya."Ah, saya baru tahu bahwa Kania memiliki kekasih," balas Sean dengan canggung. Ia mengusap tengkuknya dengan gugup tidak percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Leonard benar adanya."Sudah berapa lama sebenarnya?" Lanjut Sean kembali mencoba mengorek informasi lebih lanjut.Leonard masih menampilkan senyumnya, "Ah, hubungan kami? Kira-kira satu tahun."Sean kembali terhenyak mendengar jawabannya, "Ah, satu tahun? Rupanya cukup lama. Saya kira Kania tidak bisa menjalin hubungan lagi dengan orang lain, rupanya saya salah.""Kenapa kita harus selalu terpaku pada
Baca selengkapnya

Permintaan Sulit dari Devan

Seperti yang sudah ia katakan kemarin, Sean tiba di rumah Kania keesokan harinya. Ia memutar pandangannya ke seluruh area rumah lalu menghela nafas lega saat melihat tidak ada keberadaan Leonard di sana."Hari ini Leon tidak datang?""Tidak, dia memiliki urusan," balas Kania, "Devan ada di kamar, ayo.""PAPA! Papa datang?" seru Devan saat melihat kedatangannya ke area kamar. Sean segera bergegas menghampiri puteranya lalu memeluknya dengan erat.Berbeda dengan keadaan kemarin, keadaan Devan terlihat membaik. Sean tersenyum saat melihat wajah Devan tidak lagi memucat, bahkan Devan sudah terlihat lebih ceria."Bagaimana keadaan anak Papa?""Devan sudah baikkan, tidak lemas lagi, Pa."Sean mengacak rambut Devan dengan gemas, "Anak pintar, nanti jika kamu sudah sehat kita main bola bersama. Ah, Papa punya hadiah untuk kamu."Sean membuka bungkusan yang berada di tangannya lalu mengeluarkan barang yang ia bawa ke arah Devan. Sebuah mobil mainan yang dapat dimainkan oleh remot terlihat di s
Baca selengkapnya

Yakin Tidak Mau Tidur Bersama?

Kania sudah hendak mendebat Devan kembali, namun urung saat tangan Sean menahannya. Sean mendekatkan wajahnya ke arah telinga membuat Kania seketika menghindar."Apa yang kau lakukan?" Tanya Kania terkejut.Sean menghela nafasnya, "Aku hanya ingin memberikan ide padamu, Devan tidak boleh mendengarkannya."Kania akhirnya menurut, ia mendekatkan wajahnya agar Sean dapat berbisik di telinganya."Kita turuti saja apa mau Devan, aku akan pulang saat dia tertidur. Bagaimana menurutmu?"Mendengar perkataan itu, Kania akhirnya mengangguk. Ia segera mendekat ke arah Devan yang masih merajuk lalu berkata, "Baiklah Papa boleh tidur di sini, tapi hanya untuk hari ini. Lain kali Devan tidak boleh seperti ini ya? Papa masih punya banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal."Raut wajah Devan seketika berubah cerah saat mendengar ucapan Kania, "Benarkah? Papa boleh tidur di sini hari ini, Ma?""Ya benar, Papa boleh tidur di sini seperti yang Devan mau."Mendengar hal itu, Devan segera berlari lalu me
Baca selengkapnya

Perdebatan

"Darimana saja kamu jam segini baru pulang?"Senyuman lebar Sean seketika terhapus saat mendengar teriakan Catherine di hadapannya. Ibunya terlihat menatapnya dengan tajam, memberikan tatapan curiga kepada Sean saat ia pulang di pagi hari."Dari kantor Ma, memangnya darimana lagi?" ucap Sean dengan lelah. Ia membuka dasi kemeja yang mencekiknya lalu bergerak ke arah kamar."Kamu kira Mama bodoh, Sean? Mama sudah tanya ke sekertaris kamu dan dia bilang kamu pulang lebih awal kemarin. Habis darimana kamu, jawab!"Sean menghela nafasnya dengan lelah. Suasana hatinya yang tengah bagus seketika rusak saat mendengar keluhan ibunya yang menyusulnya ke area kamar. Padahal ia merasa sangat bahagia karena bisa menghabiskan waktunya bersama Devan, tapi Catherine malah memarahinya saat ia baru saja menginjakkan kaki di rumah ini. Tidak bisakah ia mendapat sedikit saja privasi? Kenapa Catherine selalu ikut campur dalam kehidupan pribadinya?"Ma, Sean sudah dewasa. Haruskah Sean memberitahu kemana
Baca selengkapnya

Kania Dilabrak?

Entah kenapa Kania merasa sangat aneh dengan sikap Sheline hari ini. Tiba-tiba Sheline mengajak untuk bertemu, tapi bukan untuk membahas gaun. Kania segera menghampiri Sheline yang menatapnya dengan tatapan tajam. Aneh sekali, sejak di telepon hingga mereka bertemu, Sheline terlihat tidak ramah.Kania menggelengkan kepalanya, mencoba menyingkirkan pemikiran buruknya. Mungkin suasana hati Sheline memang hanya sedang tidak baik. Kania kembali melanjutkan langkahnya lalu tersenyum dengan lebar ke arah wanita itu."Ah, Sheline maafkan aku terlambat, tadi aku sedang mengerjakan sesuatu terlebih dulu.""Duduklah,"Kania segera duduk di hadapan Sheline. Sheline terlihat mengangkat sebelah tangannya lalu berkata, "Waitress, bawakan minumannya."Kania mencoba mengabaikan pemikiran buruknya dengan tetap mengulas senyuman ke arah Sheline. Hingga saat minuman mereka datang, tiba-tiba...Byuur"Astaga!"Kania tersentak saat Sheline melemparkan minuman dingin yang baru saja tiba ke arah Kania. Refl
Baca selengkapnya

Rumor Tak Berdasar

"Bukankah itu orangnya?""Ya, katanya dia menggoda kekasih orang lain karena statusnya yang merupakan janda anak satu,""Astaga, kita harus berhati-hati pada wanita seperti itu. Kita harus menjaga suami kita agar tidak dekat-dekat dengannya.""Benar, padahal wajahnya polos seperti itu, tapi bisa-bisanya menggoda tunangan orang."Kania mengangkat alisnya saat mendengar cibiran para tetangga di sekitarnya akhir-akhir ini. Ia menghela nafasnya dengan berat, ini pasti karena kejadian beberapa hari yang lalu saat dirinya dan Sheline berselisih. Kania memilih mengabaikan omong kosong di belakangnya lalu membuka pintu butik.Abaikan saja semua omong kosong yang tidak benar itu, toh ia sama sekali tidak salah. Menggubris mereka hanya akan membuang-buang waktu saja.Namun, baru saja ia hendak duduk di kursinya tiba-tiba Dewi datang ke tempatnya dengan raut wajah panik."Bu, Bu Vivian datang dan mengamuk di depan."Kania mengangkat alisnya lalu bangkit berdiri, benar saja seperti kata Dewi sala
Baca selengkapnya

Kenapa Devan Dibuang, Pa?

"Pak Sean!"Sean yang tengah mengantarkan kliennya ke arah pintu seketika terkejut dengan kehadiran Leonard di sana. Ia mengernyitkan alisnya dengan bingung lalu bertanya, "Ada apa gerangan seorang Leonard Elicaster datang kemari?""Apa Devan kemari?"Raut wajah Sean seketika berubah saat mendengar pertanyaan Leonard, "Devan? Tidak, dia tidak kemari. Ada apa dengan Devan?""Sepertinya Devan hilang,""Apa? Devan hilang? Dimana? Kenapa Kania tidak menghubungiku?""Devan menghilang dari sekolah. Kania sudah menghubungi Anda, tapi Anda tidak mengangkat teleponnya."Sean segera mengecek ponselnya lalu terkejut saat melihat beberapa panggilan dari Kania saat ia meeting tadi."Maaf, tapi sebaiknya kita tidak berbincang dulu, kita harus mencari Devan." lanjut Leonard kembali.Sean mengangguk setuju mendengar ucapan Leonard, "Anda benar, sebaiknya kita berpencar agar cepat menemukannya."Sean segera bergegas ke arah mobilnya yang terparkir lalu menyalakan mesin mobilnya. Kepalanya kini penuh d
Baca selengkapnya

Pembalasan Apa yang Pantas?

"Ya, aku yang menyebarkan rumor itu, kenapa? Ada masalah?"Kania mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat melihat betapa tidak merasa bersalahnya wajah Vivian saat ini. Tanpa beban, Vivian mengatakan hal itu seolah itu hanyalah masalah sepele. Darah Kania mendidih melihat senyuman yang tergambar di wajah itu. Bagaimana bisa ada seorang wanita yang tega melukai putera orang lain tanpa beban seperti ini?"Minta maaf sekarang juga pada putera saya." ujar Kania dengan penuh amarah."Apa? Minta maaf? Memangnya apa yang sudah ku lakukan?""Apa Anda tidak malu? Anda membuat anak berumur tujuh tahun menderita trauma karena hal ini.""Itu bukan urusanku. Jika aku tidak mau minta maaf, memangnya apa yang bisa kau lakukan? hm?"Kania hanya bisa mengepalkan sebelah tangannya mendengar ucapan dari Vivian, "Rupanya Anda memang tidak bisa diajak bicara."Sean sudah hendak maju untuk membela Kania, namun ia terpaku saat melihat Kania mengeluarkan ponsel dari sakunya secara tiba-tiba. Tatapan Kania s
Baca selengkapnya

Jadilah Tunanganku

"Apa kau yakin bisa membalas mereka?" Tanya Leonard dengan tatapan ragu.Sejenak Kania terdiam mendengar pertanyaan Leonard. Benar, keluarga Sagara adalah keluarga dengan martabat yang tinggi di kota ini sedangkan ia hanyalah seorang warga biasa yang hanya memiliki butik kecil. Keluarga Sagara memiliki perusahaan yang besar dan juga istana yang megah sedangkan rumahnya hanya rumah sederhana yang bisa di huni keluarga kecil.Secara logika Catherine Sagara tidak akan bisa tersentuh olehnya barang sehelai rambut pun. Namun, meski itu mustahil dilakukan, tekad Kania tetap berkobar, ia tidak perduli bagaimana caranya ia akan mempertahankan seluruh kehidupannya saat ini dan tidak akan melarikan diri lagi."Walaupun harus mengorbankan seluruh jiwa dan ragaku, aku tidak perduli, Leon. Aku akan membalas mereka." balas Kania dengan yakin.Leonard mengulas senyumannya mendengar keyakinan dari mulut Kania, "Kalau begitu sekarang kau ikut aku,"Kania mengangkat alisnya saat mendengar ucapan Leonar
Baca selengkapnya

Kehancuran Vivian

"Kau berjanji akan menikah dengan Sheline? Secepatnya Mama ingin kalian menikah,"Sean seketika mengangguk, "Jika itu keinginan Mama, akan aku turuti," desis Sean lelah."Baiklah, Mama akan melepaskan mereka.""Mama sudah berjanji, tolong lepaskan mereka.""Asal kamu tidak mengingkari janji, Mama akan menepati janji Mama juga."Sean membuang nafasnya kasar. Mungkin lebih baik begini akhirnya, lebih baik ia berkorban daripada Kania ataupun Devan menjadi terluka lagi oleh dirinya dan ibunya. Ia memang masih berharap keluarga mereka akan kembali utuh, namun sepertinya itu tidak mungkin. Sean tidak ingin kejadian tujuh tahun lalu kembali terulang, cukup dirinya saja yang berkorban di sini."Ku harap setelah ini aku tidak membenci Mama sebanyak kesalahan yang sudah Mama berikan padaku dan juga Kania." ucap Sean dengan kecewa.Setelah berkata seperti itu, Sean membalikkan tubuhnya lalu beranjak pergi meninggalkan Catherine. Catherine menghela nafasnya panjang melihat punggung Sean yang kini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status