Semua Bab Bangkitnya Istri yang Dibuang: Bab 51 - Bab 60

130 Bab

Dia Kelelahan Karena Aktivitas Ranjang Kami

Sheline seketika terkekeh mendengar ucapan Sean."Kau tahu apa yang kumasukkan ke dalamnya? Aku memasukkan sesuatu yang bisa membuat kau bertekuk lutut padaku."Tatapan Sean seketika berubah nyalang, ia mencengkram leher Sheline lebih kuat, "Kau!""Hahaha..." Sheline tertawa dengan puas. Meski Sean berusaha terlihat marah, namun tatapannya berubah teduh saat ia merapatkan tubuh mereka. Tubuhnya yang basah juga pakaian yang terbuka membuat gairah Sean semakin menggila. Sheline membuka satu persatu kancing kemeja Sean lalu berbisik, "Jangan dilawan Sean, sentuh aku. Bukankah sudah lama kau tidak merasakan sebuah sentuhan? Kau butuh aku untuk meredakan sakitnya.""Tidak."Sean mencoba menjauh lalu bergerak ke arah pintu. Namun, tatapannya kembali melebar saat tahu pintunya sudah dikunci. Rencana Sheline benar-benar terencana."Mencari apa Sean? Mencari ini?"Sean terhenyak saat melihat kunci yang berada di genggaman Sheline."Kemarilah jika kau ingin keluar."Dengan susah payah, Sean men
Baca selengkapnya

Rusak Kembali

"Kau!"Sean merangsek maju dengan penuh amarah saat efek obat yang diberikan Sheline hilang sepenuhnya. Sean lupa diri, ia mencengkram leher Sheline dengan kuat seolah hendak membunuhnya."Bunuh saja aku, Sean. Setelah itu kau akan terkejut melihat berita tentang kita."Mata Sean seketika melebar saat melihat Sheline yang menunjuk ke arah sudut. Ia terhenyak melihat ada kamera kecil bertengger di sana."Video itu sudah tersimpan dengan baik di seluruh gadget yang ku punya juga ponselku.""Sialan kau Sheline!" Sean menggeram dengan kuat sementara Sheline hanya tersenyum melihatnya."Bagaimana Sean? Kau mau aku memberikan video panas kita kepada siapa dulu? Ibumu? Kania? Atau Devan?""Brengsek!" Sean mengumpat dengan kuat, ia menghempaskan tubuh Sheline dengan kuat ke atas ranjang.Sean segera mengambil kemejanya lalu memakainya dengan cepat. Ia tidak menyangka jika perjalanannya kemari merupakan jebakan yang sudah dipersiapkan Sheline. Pantas saja wanita itu bersikap ramah padanya, pan
Baca selengkapnya

Terpuruk

"Kau bisa ke apartemenku, aku sudah meminta Bi Minah untuk menemani Devan. Kau tidak ingin Devan tahu soal masalah ini, bukan?"Tatapan Kania yang tengah memandang ke arah jendela seketika berpindah saat mendengar ucapan Leonard. Ia mengangguk dengan lemah, saat ini ia tengah merasa rapuh, ia tidak akan sanggup melihat Devan dengan kondisinya yang seperti ini."Terimakasih Leon. Terimakasih kau sudah mau menjemputku dan menampungku hari ini.""Tidak apa-apa, Kania."Setelah mengatakan hal itu, Kania kembali menatap ke luar jendela. Kejadian hari ini masih mengguncang perasaan dan dunianya. Ia tidak menyangka Sean ternyata akan melakukan hal sekejam ini. Memang ia yang bodoh, ia percaya saja bahwa Sean telah berubah."Kita sudah sampai, Kania."Kania terhenyak saat mendengar ucapan Leon. Rasanya baru beberapa menit ia berada di mobil, tapi tiba-tiba mereka sudah sampai. Sepertinya kepalanya terlalu banyak berpikir hingga tak sadar seberapa lama waktu berjalan.Mereka keluar dari mobil
Baca selengkapnya

Aku Tidak Akan Mengalah

Tidak diangkat. Sean berdecak saat panggilannya kembali diabaikan oleh Kania. Ia menghela nafasnya panjang, perasaannya sangat tidak tenang melihat ekspresi Kania tadi. Kania terlihat sangat kecewa dan enggan berurusan dengannya kembali. Ia sungguh mengkhawatirkan keadaan Kania, tapi kemana ia harus mencari tahu?Ah Devan. Benar, ia bisa menelepon Bu Minah untuk mengetahui kabar dari Kania. Beruntung, ia pernah menyimpan nomor Bi Minah selama ini. Hanya dalam beberapa menit, panggilannya seketika tersambung. Sean segera menegakkan tubuhnya dengan antusias, ia harap Bi Minah belum pulang dari pekerjaannya."Hallo?""Hallo Bi, saya Sean.""Oh Nak Sean? Iya Nak, ada apa?""Saya ingin bicara dengan Devan, apa Devannya ada?""Ada Nak, tunggu sebentar.""Baik Bi,"Dalam beberapa detik suara Devan yang ceria seketika menggema dari sebrang sana, "Papa!""Sayang, kamu sedang apa?""Devan sedang makan dengan Bi Minah,""Kamu hanya makan berdua dengan Bi Minah? Memangnya Mama kemana, Sayang?""M
Baca selengkapnya

Sinyal Bahaya

"Jadi, jelaskan, kenapa kalian bersikap tidak amoral saat ini?"Kening Leon seketika berkerut mendengar ucapan Sean, "Bertindak amoral?""Kalian meninggalkan anak kecil di rumah tanpa pengawasan. Apa lagi jika bukan disebut amoral?"Leon mengulas senyuman tipisnya, "Apa saya tidak salah dengar? Bukankah kata itu lebih cocok disematkan kepada Anda?""Apa maksud perkataanmu?" Tanya Sean dengan raut wajah tersinggung."Anda mendekati Kania kembali untuk mempermainkannya? Apa Anda juga memanfaatkan Devan demi segala keinginan untuk menemui Kania?""Bicara Anda sudah keterlaluan,""Kania tidak membuangnya ataupun menolak kehadirannya seperti ayahnya. Kania sangat menyayangi Devan, hanya karena Anda bersikap seperti ayah yang baik selama beberapa hari bukan berarti Anda bisa menghapus kesalahan Anda selama ini.""Untuk orang yang sudah membuat Kania meninggalkan tanggung jawabnya, saya rasa Anda tidak berhak menilai saya seperti itu." Balas Sean dengan geram. Mulai merasa emosi dengan perka
Baca selengkapnya

Apa Mama Membenci Papa?

"Kamu yakin mau nemenin Mama kerja dulu Sayang? Mama bisa nemenin kamu tidur dulu kalau kamu ingin tidur." Tanya Kania pada Devan.Meski dengan wajah setengah mengantuk, Devan terlihat menggelengkan kepalanya, "Devan mau temenin Mama saja biar Mama tidak kesepian."Kania mengulas senyumnya mendengar ucapan Devan, ia mengusap kepala Devan dengan sayang lalu berkata, "Ya sudah kamu boleh temenin Mama di kursi sofa."Devan seketika tersenyum mendengar ucapan Kania, beberapa kali Devan terlihat menguap, namun putera kecilnya masih setia mengawasi dirinya berkerja.Bukan tanpa alasan Kania membawa sisa pekerjaannya ke dalam rumah, selain karena memang pekerjaannya sudah menumpuk, Kania juga ingin mengalihkan pikirannya dari Sean. Ia tidak boleh terus terpuruk dan menyalahkan keadaan, Kania harus bangkit, bukankah selama ini ia bisa melewatinya hanya bersama dengan Devan? Ada atau tidak adanya figur seorang ayah bagi Devan tidak akan mengubah apapun yang terjadi pada kehidupan mereka."Ma,
Baca selengkapnya

Pelaku

Berkat bantuan dari Komisaris polisi, para polisi dan detektif bekerja dengan cepat mencari penyebab kebakaran di rumah Kania."Sepertinya kami sudah menemukan penyebab kebakaran di rumah Bu Kania, Pak Leon."Leonard segera menegakkan tubuhnya saat mendengar ucapan salah satu petugas. Ia menatap ke arah Kania yang ikut memfokuskan dirinya mengetahui hal ini. Akhirnya setelah beberapa jam menunggu mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi."Jadi, apa penyebab kebakaran itu bisa terjadi, Pak?" Tanya Leonard tidak sabar."Kami menemukan beberapa jerigen bekas bensin di dekat lokasi kejadian setelah kebakaran terjadi. Saya pikir kebakaran disengaja oleh seseorang. Tapi sayang, kami tidak dapat mengidentifikasi pelakunya. Tidak ada satupun CCTV yang terlihat di lokasi kejadian, itu menyulitkan kami mengetahui siapa pelaku pembakaran ini."Kania seketika terperangah mendengar fakta yang mengejutkan ini. Kebakaran ini disengaja? Tubuhnya menjadi lemas kembali, bagaimana bisa ada orang yan
Baca selengkapnya

Benarkah Mama Melakukannya?

Meski melihat Kania yang penuh emosional, Catherine sama sekali tidak bergeming. Ia menghela nafasnya panjang, "Apa saya benar-benar harus melaporkan ini kepada tim hukum saya, Pak Leonard?"Mendengar ancaman dari Catherine, dengan terpaksa Leon menarik tangan Kania, "Ayo kita pergi.""Tidak," tolak Kania dengan tegas."Kau ingin ditangkap sekarang? Devan membutuhkan kita."Kania menggigit bibir bawahnya dengan kuat, tubuhnya gemetar menahan segala desakan amarah di dalam dadanya."Kania, ayo kita pergi."Dengan emosi yang masih memuncak, Kania seketika menyerah. Ia membiarkan Leonard menarik tangannya lalu membawa dirinya ke luar dari sana. Mereka hendak masuk ke dalam mobil saat Sean menyusul langkah mereka dengan terburu."Kania, tunggu. Bisa kita bicara?"Kania mendengus saat mendengar ucapan Sean, ia membalikkan tubuhnya. Raut wajah Kania penuh dengan luka yang tergambar di sana. Ia menatap Sean dengan tatapan paling dingin yang pernah Sean terima. Amarahnya kepada Catherine yang
Baca selengkapnya

Terakhir

Kania tertegun sejenak mendengar ucapan Sean. Hatinya seketika bimbang memutuskan pilihan apa yang seharusnya ia ambil.Melihat Kania yang hanya terdiam, Sean kembali meraih tangannya. Ia menatap Kania dengan dalam, "Aku mohon Kania, hanya kali ini saja. Setelah ini aku tidak akan mengganggu kalian lagi." mohon Sean dengan sangat.Kania menghela nafasnya, "Baiklah, tapi ini untuk yang terakhir."Kania membuka pintu rumahnya lebih lebar membiarkan Sean masuk ke dalam sana. Tepat saat Sean melangkahkan kakinya ke dalam, suara Devan langsung menyambut mereka."Papa! Papa darimana saja? Kenapa baru datang?"Sean mengulas senyuman tipisnya mendengar pertanyaan dari Devan. Rasa sesak mulai melingkupi hati Sean saat menyadari bahwa ia terlalu sibuk dengan permasalahan yang ia miliki. Jika saja Sean tahu bahwa waktu mereka tidak akan lama, Sean tidak akan menyia-nyiakan segala waktu untuk mereka.Sean memeluk tubuh mungil itu dengan erat, rasanya berat sekali jika ia harus berpisah kembali de
Baca selengkapnya

Aku Akan Menikah (Lagi)

"Ma, bangun. Kita sudah sampai,"Kania mengerjapkan matanya mendengar suara Devan yang tengah membangunkannya. Ia mengucek matanya dengan kedua tangan lalu bangkit."Mana Papa?"Tepat sebelum Devan menjawab, Sean terlihat berlari menghampiri mereka. Mata Kania melebar melihat kostum Sean yang sudah berganti dengan pakaian santai setelan kaos yang nyaman dipakai.Sean melempar kedua bungkusan di tangannya ke arah Kania, "Ini, pakai. Untuk Devan juga.""Apa ini?""Baju ganti, kau bilang butuh baju ganti."Kania segera membuka bungkusan itu, raut wajahnya semakin terkejut saat melihat gambaran baju yang Sean bawa."Anda membelikan baju yang sama untuk kita bertiga?" Tanya Kania tidak percaya, ia menggelengkan kepalanya lalu menyerahkan baju itu kembali ke arah Sean, "Saya tidak mau memakainya,"Alis Sean seketika bertaut mendengar ucapan Kania, "Kenapa? Ini hanya baju. Kau tidak ingin memakainya karena bajunya sama? Ayolah... Kau bukan anak kecil, Kania."Mengabaikan perdebatan antara Se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status