Share

Terakhir

Author: Baby Yangfa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kania tertegun sejenak mendengar ucapan Sean. Hatinya seketika bimbang memutuskan pilihan apa yang seharusnya ia ambil.

Melihat Kania yang hanya terdiam, Sean kembali meraih tangannya. Ia menatap Kania dengan dalam, "Aku mohon Kania, hanya kali ini saja. Setelah ini aku tidak akan mengganggu kalian lagi." mohon Sean dengan sangat.

Kania menghela nafasnya, "Baiklah, tapi ini untuk yang terakhir."

Kania membuka pintu rumahnya lebih lebar membiarkan Sean masuk ke dalam sana. Tepat saat Sean melangkahkan kakinya ke dalam, suara Devan langsung menyambut mereka.

"Papa! Papa darimana saja? Kenapa baru datang?"

Sean mengulas senyuman tipisnya mendengar pertanyaan dari Devan. Rasa sesak mulai melingkupi hati Sean saat menyadari bahwa ia terlalu sibuk dengan permasalahan yang ia miliki. Jika saja Sean tahu bahwa waktu mereka tidak akan lama, Sean tidak akan menyia-nyiakan segala waktu untuk mereka.

Sean memeluk tubuh mungil itu dengan erat, rasanya berat sekali jika ia harus berpisah kembali de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Aku Akan Menikah (Lagi)

    "Ma, bangun. Kita sudah sampai,"Kania mengerjapkan matanya mendengar suara Devan yang tengah membangunkannya. Ia mengucek matanya dengan kedua tangan lalu bangkit."Mana Papa?"Tepat sebelum Devan menjawab, Sean terlihat berlari menghampiri mereka. Mata Kania melebar melihat kostum Sean yang sudah berganti dengan pakaian santai setelan kaos yang nyaman dipakai.Sean melempar kedua bungkusan di tangannya ke arah Kania, "Ini, pakai. Untuk Devan juga.""Apa ini?""Baju ganti, kau bilang butuh baju ganti."Kania segera membuka bungkusan itu, raut wajahnya semakin terkejut saat melihat gambaran baju yang Sean bawa."Anda membelikan baju yang sama untuk kita bertiga?" Tanya Kania tidak percaya, ia menggelengkan kepalanya lalu menyerahkan baju itu kembali ke arah Sean, "Saya tidak mau memakainya,"Alis Sean seketika bertaut mendengar ucapan Kania, "Kenapa? Ini hanya baju. Kau tidak ingin memakainya karena bajunya sama? Ayolah... Kau bukan anak kecil, Kania."Mengabaikan perdebatan antara Se

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Selamat

    Kania terdiam melihat apa yang diulurkan oleh Sean. Sebuah gambar yang menunjukkan desain undangan pernikahan. Ada perasaan sesak yang ia rasakan saat melihat gambar ini, namun Kania mencoba menahannya. Kania melihat gambar desain itu dengan seksama. Desain yang terlihat indah, tapi membuat hatinya sesak."Aku belum sempat mencetaknya, tapi akan ku kirimkan fisiknya kepadamu besok."Kania mencoba mengulas senyuman mendengar ucapan Sean. Ia memberikan ponsel Sean kembali lalu berkata, "Apa perlu ku berikan selamat?""Tidak perlu ku rasa.""Selamat, kalian sangat serasi." balas Kania dengan tegas.Sean balas memberikan senyuman getir, bukan ini balasan yang ia inginkan. Bukan raut wajah yang terlihat biasa saja yang ia harapkan. Sean menghela nafasnya panjang, sepertinya sudah tidak ada harapan lagi baginya.Sean memilih mengulurkan tangannya, melihat Kania yang hanya terdiam, ia memiringkan kepala memberi isyarat agar Kania menjabat tangannya.Meski terlihat enggan, Kania menuruti Sean

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Wanita Berbahaya

    Sean terhenyak saat mendapati tindakan Sheline yang di luar skenario mereka. Matanya melebar sempurna, ingin rasanya Sean mendorong tubuh Sheline saat ini, namun mengingat banyak wartawan yang sedang meliput mereka, Sean tidak bisa berbuat banyak.Hingga saat ciuman itu berakhir, Sean memberikan tatapan tidak senangnya, namun Sheline terlihat bergeming. Sama sekali tidak merasa terganggu dengan sikap Sean yang jelas-jelas tidak terima."Saya rasa sudah cukup wawancaranya,"Amarah Sean kembali memuncak, ia tidak menyangka jika wanita yang berada di sampingnya akan melakukan hal gila seperti ini. Bagaimana tidak? Siaran mereka pasti akan dilihat oleh banyak orang, termasuk Kania dan juga Devan. Sean berdecak, seharusnya ia tidak meremehkan Sheline begitu saja.Sean menarik tangan Sheline lalu keluar dari gedung konferensi. Saat mereka hanya tinggal berdua, Sean segera melempar tubuh Sheline dengan kuat."Apa yang kau lakukan, hah?"Sheline terlihat mengangkat bahu mendengar ucapan Sean,

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Erik, Si Pria Gila

    "Aku akan mengembalikannya lagi."Tepat setelah Kania mengatakan itu, ponsel Sean bergetar menandakan notifikasi masuk di ponselnya. Ia menghela nafasnya panjang saat melihat apa yang tertera di layar. Kania benar-benar mengembalikan uangnya."Aku tidak ingin berhutang pada siapapun, apalagi pada keluarga Sagara."Setelah berkata seperti itu, Kania bangkit berdiri hendak meninggalkan area kantor Sean, namun dengan cepat Sean menahan tangannya.Sean menatap Kania dengan tatapan sedih, sikap dingin Kania membuat Sean merasa sangat tidak berdaya."Kau begitu membenciku?"Kania menepis tangan Sean dengan kasar, "Tidak, aku tidak membencimu. Aku hanya tidak ingin lagi terlibat denganmu. Itu yang dilakukan seseorang ketika hubungan berakhir. Jangan pernah melibatkan aku dalam kisah asmaramu lagi, Sean Sagara."Kania segera beranjak meninggalkan area kantor Sean lalu menyetop sebuah taksi. Ia mulai menyesali apa yang ia lakukan setelah ia berada di dalam taksi. Kania meremas rambutnya dengan

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Aku Ingin Kau

    Pesan yang dimaksud oleh Erik akhirnya tiba di dalam ponselnya. Sheline segera menghampiri Catherine yang terlihat masih sibuk melihat-lihat barang yang hendak mereka."Ma, aku ada urusan hari ini, bagaimana jika kita lanjutkan besok saja?"Catherine terlihat mengangkat alisnya mendengar ucapan Sheline, "Dilanjutkan besok? Tapi, kita baru saja tiba di toko ini, Sayang. Lagipula kamu bilang kita tidak ada waktu lagi untuk bersiap. Kenapa tiba-tiba kamu berpamitan pada Mama sekarang?" ujar Catherine merasa aneh dengan perubahan jadwal yang tiba-tiba dari Sheline.Sheline menampilkan raut wajah bersalahnya, "Maaf, tapi aku benar-benar ada urusan hari ini. Kita akan pergi besok, aku janji Ma," balasnya dengan nada menyesal."Padahal Mama sudah mengosongkan jadwal Mama untuk kamu hari ini,""Sheline benar-benar minta maaf, Ma."Catherine terlihat menghela nafasnya panjang, "Ya sudah, memangnya kamu mau kemana? Apa perlu Mama antar?"Sheline segera mengangkat tangannya mendengar ucapan Cath

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Hari Pernikahan Mantan

    Kania mendengus kuat mendengar ucapan Sheline, "Untuk apa aku datang ke sana?""Kenapa kau takut?"Kania mengangkat alisnya mendengar ucapan Sheline, "Apa maksudmu?""Apa kau masih mencintai calon suamiku hingga tidak sanggup menghadiri pernikahannya?"Kania terperangah mendengar ucapan Sheline, "Jangan konyol.""Kalau begitu datanglah jika kau memiliki keberanian, Kania.""Baiklah, siapa takut? Sekarang pergi karena aku sudah cukup muak melihat keberadaanmu di sini.""Tidak perlu mengusirku, aku juga tidak tahan terus berada di tempat kumuh seperti ini."Kania hanya bisa mengepalkan sebelah tangannya melihat tingkah Sheline yang arogan. Sheline terlihat mengambil tas tangannya lalu beranjak pergi dari ruangan Kania. Sheline sudah hendak membuka pintu, namun wanita itu tiba-tiba kembali berbalik menghadap Kania."Oh ya Kania, jangan menangis nanti di sana."Kania terhenyak mendengar ucapan Sheline, ingin rasanya ia membanting vas bunga yang berada di sampingnya ke arah Sheline. Kania

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Lakukan Dengan Benar

    Kania tidak percaya dengan apa yang dilakukan. Riuh gaduh suara-suara yang berbisik diantara para tamu membuat Kania merasa canggung. Meski ia sangat nyaman dengan hangatnya pelukan Sean yang melingkupinya, tapi Kania cukup tahu diri. Ini pesta pernikahan seseorang dan ia tidak ingin merusaknya."Sean, lepaskan aku.""Semoga kau juga bahagia, Kania."Bisikan Sean yang terdengar lirih di telinganya membuat sesak itu semakin dalam. Kania berhenti melawan hingga Sean benar-benar melepaskan pelukan mereka beberapa detik kemudian."Maaf karena membuatmu harus datang kemari. Terimakasih,"Kania hanya terdiam, tidak mampu menjawab apapun. Sungguh saat ini ia terlalu bingung bagaimana menanggapi tindakan Sean. Hatinya terasa sangat sesak hingga tidak mampu lagi melanjutkan sandiwaranya. Kenapa Sean selalu mempersulit dirinya saat hendak mengucapkan salam perpisahan? Harusnya semuanya sudah berakhir, lagipula Sean sudah memiliki orang lain."Ayo kita pergi Sayang,"Kania seketika tergeragap sa

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kau yang Telah Memancingku

    Mata Leonard membelalak lebar mendengar ucapan itu. Kecupan balasan Kania di bibirnya mulai membangkitkan hasrat yang selalu Leonard simpan. Ia menarik tubuh Kania hingga kulit mereka menempel sempurna."Kau yang memulai lebih dulu, Kania. Jangan menyesal karena kau yang telah memancingku."Leon mulai mengecup bibir Kania. Kecupan itu lama kelamaan berubah menjadi lumatan yang dalam. Sedetail mungkin Leon menjelajah ke tiap sudut mulut Kania dengan penuh gairah. Baru saat ia melihat nafas Kania mulai terengah, Leon menghentikan lumatannya.Setelah membiarkan Kania mengambil nafas untuk beberapa detik, Leon kembali memulai ciumannya yang panas.Puas bermain di dalam mulut Kania, sentuhan Leon mulai turun ke area bawah. Ia mengecup leher jenjang Kania yang memutih, menelusuri tiap detailnya tanpa ada yang terlewat.Aroma raspberry dan juga vanilla yang menguar dari balik tubuh Kania membuat gairahnnya semakin membara. Leon memangku tubuh Kania yang mungil lalu membawanya ke arah ranjang

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Mari Kita Menikah

    Saat mengetahui bahwa yang berada di hadapannya adalah Leonard, Kania segera mengambil langkah. Ia mundur untuk kemudian berlari menghindar dari pria itu.Leonard yang melihat Kania melarikan diri darinya segera menyusulnya. Dengan cepat ia kembali menahan Kania lalu bertanya dengan nafas tersengal saat berhasil mendapatkan tangannya, "Kenapa kau lari?""Lepaskan aku.""Baik, tapi bagaimana kalau kita bicara? Aku sudah menyewa seluruh tempat ini khusus untukmu, apa kau tidak sayang jika aku membuang-buang uang karena kau tidak mau menemuiku?""Aku tidak menyuruhmu menyewa tempat untukku,""Ayolah Kania, aku mohon."Kania terlihat menghela nafasnya panjang, "Baik, tapi lepaskan tanganku dulu."Dengan cepat Leonard melepaskan genggaman tangannya. Kania segera memilih kursi yang berada tepat di hadapannya lalu duduk di sana. Musik romantis segera mengalun saat mereka duduk berdampingan. Kania memberikan tatapan jengahnya, sebenarnya apa maksud pria ini?"Kenapa kau lari?""Tidak apa-apa,

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Akhirnya Kita Bertemu Lagi

    Leonard pulang ke rumahnya dengan langkah gontai. Setelah berkeliling selama hampir satu jam di dalam bandara, Leonard sama sekali tidak bisa menemukan Kania dimanapun. Kania sudah pergi dari kehidupannya, ia terlambat, sangat terlambat."Jadi bagaimana? Kamu menemukan wanita itu?"Leonard mendengus kuat mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Lauren tepat saat ia tiba di kediaman mereka."Mama pasti senang sekarang, Kania tidak bisa aku temukan. Dia sudah pergi dari hidupku selamanya. Apa sekarang Mama puas?" Tukas Leonard dengan penuh emosional.Alih-alih merasa simpati Lauren yang malah menuang alkohol ke gelasnya membuat Leonard merasa geram. Lauren memang sudah tidak perduli kepadanya lagi."Sepertinya Mama cukup senang karena sudah menghancurkan hidupku." ucap Leonard dingin. Ia menghela nafasnya panjang lalu mulai beranjak meninggalkan Lauren.Namun, baru saja ia hendak melangkah, Lauren tiba-tiba memanggilnya kembali, "Kau akan menyerah begitu saja padanya?"Leonard seketika m

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Akhir?

    Leonard seketika tertegun mendengar ucapan Jasmine. Jasmine terlihat sangat serius di hadapannya membuat Leonard seketika mengangkat alis."Apa maksudmu?""Hari ini adalah keberangkatan Kania, apa kau akan terus berdiam diri di tempat ini dan membiarkan Kania pergi begitu saja?"Mata Leonard seketika melebar mendengar ucapan Jasmine, cekalannya di tangan Jasmine seketika terlepas, "Kania pergi hari ini?" tanyanya dengan nada tidak percaya. Sepengatahuannya projek mereka belum selesai dengan sempurna, masih ada beberapa tahapan pendistribusian dan promosi produk yang harus dilakukan."Pekerjaannya untuk membuat pakaian sudah selesai, jadi dia tidak akan ikut andil dalam promosi produk, semuanya hanya akan dilakukan oleh pihak Valerine."Leonard terlihat terhenyak mendengar penuturan Jasmine. Jadi Kania benar-benar akan pergi hari ini?"Tunggu apa lagi? Pergi!"Mendengar ucapan Jasmine, Leonard segera beranjak dari sana. Ia berlari keluar dari restoran itu tanpa menghiraukan panggilan d

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kita Batalkan Saja!

    "Yak selesai! Hasilnya bagus sekali."Semua bertepuk tangan ketika foto terakhir yang diambil dari Jasmine selesai. Beberapa orang menyalami Kania dan juga Jasmine karena projek itu berhasil dilakukan. Kania tersenyum, merasa cukup lega karena ia bisa melakukan projek itu tepat pada waktunya. Meski hatinya teramat berantakan dan juga banyak drama yang terjadi, akhirnya semuanya selesai. Ia menatap kursi tempat Leonard berada yang diduduki oleh Hannah. Masih sama, Leonard masih tidak ingin menemuinya sama sekali."Nanti malam akan ada perayaan kecil karena pekerjaan kita sudah selesai dilakukan, apa Ibu mau ikut?"Kania menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Dewi, "Kalian saja yang ikut, saya akan mempersiapkan semua persiapan kita untuk terbang besok?""Apa tidak apa-apa, Bu?" Tanya Dewi merasa tidak enak."Tidak apa-apa, kalian sudah banyak bekerja keras selama dua Minggu ini. Bersenang-senanglah di sana. Ah, jangan lupa bawa instal aplikasi bahasa di ponsel kalian masing-

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Aku Sangat Mencintainya

    Setelah kejadian di rumah sakit tempo hari, Leonard tidak pernah datang lagi ke pertemuan mereka. Hanya ada asistennya yang mengikuti pertemuan mereka beberapa kali.Penasaran dengan keadaan Leonard, Kania menahan langkah asisten pribadinya setelah rapat selesai."Hannah, bisa bicara sebentar?"Hannah terlihat mengangkat alisnya lalu kemudian mengangguk mendengar pertanyaan Kania, "Ya, ada apa Bu Kania?""Apa Leonard baik-baik saja? Ah maksud saya sudah beberapa kali dia mangkir dari pertemuan kami.""Ah, Pak Leon baik-baik saja, dia sangat sibuk akhir-akhir ini karena projek yang lain. Apa ada masalah jika saya yang menggantikan Beliau?"Kania segera mengibaskan tangannya mendengar ucapan Hannah, "Ah tidak, kamu adalah orang yang kompeten juga, saya rasa Leonard tepat memilih kamu untuk mengurusi projek ini. Kalau begitu terimakasih,"Kania terlihat membalikkan tubuhnya untuk beranjak, namun Hannah kembali memanggilnya."Emm... Bu Kania? Apa Anda memiliki pesan untuk atasan saya?"Ka

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Dilema

    Delon seketika terdiam mendengar ucapan Leonard. Keningnya berkerut dengan bingung, jadi mereka sudah saling mengenal sebelumnya? Tapi kenapa mereka berpura-pura tidak saling mengenal seolah baru berkenalan? Sebenarnya sedalam apa hubungan mereka hingga Leonard bersikap sangat posesif kepada Kania?Delon menghela nafasnya panjang, tidak ingin membuat keributan karena hal sepele akhirnya ia menyerah."Baiklah, saya serahkan Bu Kania kepada Anda."Delon menatap ke arah Kania yang masih tidak sadarkan diri lalu beranjak meninggalkannya. Untuk terakhir kalinya ia membalikkan tubuhnya lalu tertegun saat melihat pemandangan Leonard yang tengah memegang tangan Kania dengan erat. Delon terlihat mengangkat alis, sebenarnya apa hubungan mereka hingga Leonard bisa bersikap sedekat itu pada Kania?****Kania mengerjapkan matany saat mendapati atap putih di hadapannya, bau alkohol dan obat-obatan yang menyeruak membuat Kania seketika terhenyak. Dimana ia? Apa dia ada di rumah sakit?Kania mengangk

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Khawatir

    Kania mendesah panjang, "Haruskah kita melakukan ini?""Aku harus meyakinkan segalanya berjalan dengan lancar."Dengan ragu Kania menyambut telunjuk itu. Entah apa yang sebenarnya terjadi, Jasmine Maureen adalah gadis yang teramat percaya diri, kenapa ia melihat Jasmine sangat berusaha keras agar hubungannya dengan Leonard berjalan dengan lancar?"Sekarang, apa aku boleh pergi?"Jasmine menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Kania, Kania mengusap mulutnya dengan serbet lalu bangkit berdiri.Tepat sebelum ia melangkah, Jasmine kembali memanggilnya."Aku minta maaf atas segala sikap menyebalkan yang aku tunjukkan selama ini padamu, Kania."Kania mengulas senyumnya mendengar ucapan Jasmine, "Ternyata kau sudah banyak berubah. Tidak apa-apa aku mengerti semuanya. Kau memang lebih pantas untuk Leonard."Setelah berkata seperti itu, Kania meninggalkan meja mereka. Ia menghela nafasnya panjang lalu kembali ke ruangan bengkelnya.Dewi yang melihatnya hanya bisa terkejut saat tatapan Kan

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Bagaimana Jika Leonard Masih Mencintaimu?

    "Anda menyukai seseorang?""Ya, saya harap Anda mengerti ucapan saya hari ini Pak Delon. Kalau begitu saya permisi."Kania segera bergerak meninggalkannya Delon dengan cepat. Ia menghela nafasnya panjang, sebelum semuanya semakin rumit dan memusingkan, ia harus bisa menyelesaikan seluruh tugas ini dengan cepat. Jika perlu, ia akan menyelesaikan semuanya kurang dari dua minggu.****Selama seharian penuh, Kania berada di bengkel kerjanya. Seperti tekadnya kemarin, ia akan menyelesaikan seluruh pekerjaan ini dengan cepat. Ia sudah tidak bisa terus berada di sini dan menyiksa seluruh hatinya.Pintu ruangannya seketika diketuk, Dewi menghampiri dirinya lalu terhenyak saat melihat Kania berada di sana pagi-pagi sekali."Ibu? Ibu semalaman berada di sini?" Tanya Dewi dengan raut wajah terkejut."Ya, saya harus menyelesaikan semuanya dengan cepat agar kita segera kembali.""Tapi Bu, kalau begitu terus ibu bisa sakit.""Saya baik-baik saja, Dewi."Tepat saat ia mengatakan hal itu, darah segar

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Saya Sudah Menyukai Orang Lain

    "Anda memang cukup jeli, Bu Jasmine. Siapa yang tidak tertarik pada Bu Kania? Dia wanita yang mandiri dan cantik, bagaimana saya tidak terpesona olehnya?"Kania terperangah tidak percaya mendengar ucapan Delon yang terus terang. Delon tersenyum ke arahnya tanpa beban sama sekali membuat Kania merasa sangat gugup. Kania segera mengambil minumannya lalu menyeruputnya dengan perlahan, mengabaikan tatapan tajam dari Leonard yang sejak tadi tiba-tiba terdiam."Pak Delon benar-benar tipe pria yang romantis, Anda menyatakan ketertarikan Anda pada Bu Kania tepat disaat Bu Kania ada di hadapan Anda.""Bu Kania hanya sebentar di sini, jadi saya harus bergerak cepat, bukan?""Ah, Anda benar."Berbeda dengan dirinya yang merasa canggung, Delon dan juga Jasmine malah terlibat pembicaraan seru. Kania menghela nafasnya, sungguh ia ingin melarikan diri saja dari tempat ini.Tepat saat ketidaknyamanan yang ia rasakan semakin tidak terkendali, ponsel Kania berdering dengan nyaring. Tidak peduli siapa

DMCA.com Protection Status