Semua Bab Bangkitnya Istri yang Dibuang: Bab 71 - Bab 80

130 Bab

Tante Itu Siapa?

Rasanya ingin sekali Sheline menjawab ucapan Kania, namun melihat keberadaan Devan di antara mereka, Sheline terlihat menarik nafasnya panjang. Ia harus menahan segala amarahnya, jika Devan melihatnya mengamuk di depan Kania, semua rencananya bisa saja gagal.Sheline mencoba mengulas sebuah senyuman, "Kenapa kamu bicara seperti itu, Kania? Bukankah Devan anakku juga?"Netra Kania membola mendengar ucapan Sheline. Apa katanya tadi? Devan anaknya? Apa perempuan ini sudah kehilangan akal sehatnya? Sejak kapan dia perduli pada Devan?"Hanya karena kau menikah dengan Sean, bukan berarti Devan akan menjadi anakmu. Ibu Devan hanya aku," Balas Kania dengan geram."Kania, jangan seperti itu. Aku hanya ingin dia berkenalan denganku."Kania mundur saat melihat Sheline hendak menggapai Devan. Tidak, ia tidak akan membiarkan Sheline menyentuh puteranya."Aku sudah terlanjur menyayanginya, jadi biarkan aku juga dekat dengannya, hm?"Kania hanya bergeming tanpa membiarkan Sheline mendekat ke arah De
Baca selengkapnya

Devan Tidak Mau Pulang

Melihat Devan yang mengangguk, Sheline mengulas senyuman dengan cerah. Rencananya berhasil, ia akhirnya bisa membawa bocah itu."Tante benar-benar akan mempertemukan Devan dengan Papa, bukan?""Tentu saja, Sayang. Bahkan Tante juga akan membawa Devan kepada nenek Devan.""Nenek? Devan punya nenek?""Tentu saja punya. Nenek Devan juga ingin bertemu dengan kamu." Sheline mengulurkan sebelah tangannya ke arah Devan lalu berkata, "Jadi, ayo ke mobil."Meski masih terlihat ragu, Devan akhirnya menyambut uluran tangan itu. Sheline membawa Devan ke arah mobil lalu masuk ke dalamnya. Tepat saat mobil itu bergerak, Bi Minah terlihat kembali dari arah kamar mandi. Ia berkeliling mencari Devan yang ternyata sudah dibawa oleh mobil Sheline.****Kania mengangkat wajahnya saat melihat ponselnya berdering dengan nyaring saat ia bekerja. Ia segera mengangkat panggilan itu dengan cepat saat layar benda itu menunjukkan nama Bi Minah."Iya Bi? Ada apa?""Neng Kania, Nak Devan hilang lagi, Neng."Raut w
Baca selengkapnya

Dendam dan Dengki

"Sayang, kenapa kamu bicara seperti itu? Ini bukan rumah kita, ayo kita pulang."Kania tidak menyerah, meski Devan menolaknya ia kembali membujuk puteranya untuk ikut dengannya."Devan tidak mau! Devan mau bersama Papa dengan Tante Sheline."Hati Kania terasa sakit mendengarnya, ia tidak percaya Devan akan memilih Sean dan juga Sheline begitu saja."Kamu tidak dengar hah? Dia sendiri yang ingin berada di sini, puteramu sendiri yang membuangmu, Kania."Emosi Kania mulai tidak stabil mendengar cemoohan Sheline di sampingnya, dia yang merawat dan membesarkan Devan selama ini, ia tidak terima Devan memilih orang lain dibandingkan dengan dirinya. Tatapan Kania berubah menjadi tajam, ia merasa sangat marah hingga tidak peduli akan menyakiti Devan saat ini."Apa kamu tidak dengar ucapan Mama? Kenapa kamu jadi nakal seperti ini? Ini bukan rumah kita, kenapa kamu selalu menyusahkan Mama?" Bentak Kania.Dengan kasar Kania kembali menarik tangan Devan hingga Devan meringis kesakitan, "Mama sakit
Baca selengkapnya

Kedatangan Pengacara

Hingga pukul delapan malam belum ada tanda-tanda Devan kembali ke rumah. Kania bergerak kesana kemari merasakan kegelisahan yang melanda hatinya, bagaimana jika Sean tidak mengembalikan Devan? Bagaimana jika Devan tidak ingin kembali ke rumah mereka?"Kania, tenanglah. Kau sudah berjalan seperti selama dua jam lamanya."Kania menghela nafasnya lalu duduk di hadapan Leonard. Ya, setelah pulang bekerja Leonard menghampiri dirinya saat mendengar kabar yang diberikan oleh Kania. Meski Kania sudah melarangnya untuk datang, Leonard bersikeras menemaninya."Menurutmu Devan akan kembali? Bagaimana jika ia sangat marah dan membenciku? Aku mungkin percaya pada Sean, Leon, tapi di sana ada Sheline, aku cemas jika Devan mulai terhasut olehnya." ujar Kania dengan gelisah.Leonard mengambil tangan Kania yang gemetar lalu mengusapnya dengan perlahan. Sejenak ada rasa aman yang ia rasakan saat Leonard melakukan itu."Dia pasti akan kembali, jangan khawatir. Jika sampai besok Devan tidak kembali, aku
Baca selengkapnya

Kita Bercerai Saja

Kania tidak mempercayai penglihatannya saat ini, ia tidak percaya bahwa Sean akan mengambil langkah seperti ini untuk mengambil Devan."Saya akan mengkonfirmasi ini pada Pak Sean,""Tapi Bu Kania, tunggu sebentar."Tanpa menghiraukan panggilan pengacara yang bernama Nando itu, Kania masuk ke dalam mobil Leonard."Aku harus bertemu dengan Sean,""Aku tahu."Mobil Leonard segera melaju dengan kecepatan tinggi menuju kantor Sean. Dengan langkah yang terburu, ia berjalan menuju ruangan Sean."Anda datang lagi Bu Kania? Ah ada Pak Leon juga." sapa Garin dengan ramah."Mana Sean?""Silahkan tunggu di ruang tunggu Bu Kania, Pak Leonard.""Aku tidak bisa menunggu, panggil Sean sekarang juga.""Ah, baik. Anda bisa mengikuti saya."Melihat nada bicara Kania yang teramat dingin, Garin seketika menurut. Meski Kania bukan lagi istri atasannya, tapi Sean selalu memintanya untuk mengutamakan wanita itu jika ia berkunjung. Garin mengetuk pintu ruangan Sean untuk memberitahu perihal kedatangan Kania.
Baca selengkapnya

Kebohongan Besar

"Cerai?"Sheline terhenyak mendengar ucapan Sean di hadapannya. Setelah semua yang ia lakukan, Sean ingin bercerai?"Ya, aku ingin bercerai."Raut wajah Sheline yang awalnya menantang seketika berubah pucat. Ia tidak percaya kemarahannya akan membuat Sean ingin bercerai."Tapi aku... Aku tidak ingin bercerai, Sean.""Aku sungguh lelah Sheline, kita bercerai saja."Sheline mengambil tangan Sean dengan raut wajah yang memelas, "Tidak Sean, jangan ceraikan aku. Aku sangat mencintaimu."Sean menepis tangan Sheline dengan kasar, "Aku akan memberikan berkas-berkasnya besok padamu. Tunggu saja."Sheline hanya bisa tercengang mendengarnya sementara Sean bergerak meninggalkan Sheline yang terpaku di tempat. Saat Sheline hendak menyusul langkah Sean, kepalanya tiba-tiba terasa berputar lalu bruuuk...Sheline ambruk di lantai.****Sheline mengerjapkan matanya lalu terkejut saat mendapati pemandangan serba putih di hadapannya. Ia mencoba bangkit membuat sakit kepalanya yang sempat menghilang kin
Baca selengkapnya

Mantra

"Sheline hamil?" ucap Kania dengan nada tidak percaya. Sheline terlihat tersenyum lalu mengusap-usap perutnya."Benar, aku hamil."Kania hanya terdiam, bukan ia tidak senang dengan kabar ini, hanya saja ia terlalu terkejut. Sean ikut menyentuh perut Sheline dengan lembut. Kania berdeham kecil melihat tindakan manis yang Sean lakukan untuk Sheline. Entah kenapa tindakan ini membuat perasaan Kania sedikit tidak nyaman."Sheline berjanji padaku akan berubah Kania, berikan kesempatan baginya." ujar Sean kembali.Kania masih membungkam mulutnya. Entah kenapa masih tidak percaya seorang Sheline akan berubah begitu saja. Ia merasa sangsi melihat pemandangan ini, apa benar Sheline telah berubah? Tapi mengingat perbuatan wanita licik itu selama ini, bukankah terlalu dini untuk mempercayai bahwa wanita itu telah berubah?"Selamat atas kabar kehamilannya, tapi maaf aku tidak bisa memaafkan sikap istrimu."Kania mencoba bangkit, namun Sheline segera menahannya, "Aku tahu ini sulit bagimu untuk m
Baca selengkapnya

Lumatan Penuh Gairah

Leonard mengerjapkan matanya mendapat kecupan yang tidak terduga dari Kania untuk kedua kalinya. Ia melirik ke arah bir Kania yang masih tersisa setengah, "Apa kau sudah mabuk hanya karena meminum setengah bir?" tanya Leon tidak percaya.Kania terlihat menggeleng mendengar pertanyaan Leon, "Aku sama sekali tidak mabuk," balas Kania sambil menunduk malu-malu.Leonard kembali terkejut mendengar jawaban. Jadi kecupan tadi itu?"Kurasa kau ingin melakukan hal itu sejak lama. Aku–"Belum selesai Kania menyelesaikan kalimatnya, ia tersentak saat Leonard kembali menarik wajahnya lalu menciumnya. Ciuman ini bahkan berlangsung lebih lama dan dalam daripada sebelumnya. Leonard meraub bibirnya lembut, menyesap tiap lapisan di sana dengan penuh dahaga. Leonard menggigit kecil, meminta akses kepada Kania untuk membuka mulutnya lebih dalam. Dengan lihai, Leonard mengabsen satu per satu giginya lalu membelit lidahnya. Jantung Kania bergerak tidak karuan tiap kali sentuhan bibir Leonard semakin membua
Baca selengkapnya

Kau Yakin Dia Sudah Berubah?

"Ini nenek kamu, Devan. Ayo beri salam,"Mata Kania seketika melebar saat mendengar ucapan Sheline. Devan sudah bersiap untuk memberikan salam pada Catherine, namun Kania segera menahannya. Masih jelas terbayang bagaimana perlakuan Catherine kepada mereka, ia tidak akan bisa menerimanya. Tidak, saat ia tepat berada di hadapan mereka."Jangan lakukan itu, Devan. Ayo kita pergi."Kania segera bangkit berdiri, ia mengambil tas tangannya yang tersampir di kursi meja makan. Raut wajahnya menunjukkan kemarahan yang teramat. Entah Sheline sengaja atau tidak, tapi kedatangan Catherine telah merusak suasana hatinya. Setelah apa yang sudah Catherine lakukan, bagaimana ia dengan tidak berdosanya mengaku ahwa dia adalah nenek Devan?Melihat Kania yang bergegas untuk pergi bersama Devan, Sheline segera menahannya,"Tunggu Kania, kenapa? Ini hari yang baik, bukan? Mama juga sudah menyesal atas perbuatannya sepertiku, bukankah seharusnya kita saling memaafkan saat ini?"Kania menepis tangan Sheline
Baca selengkapnya

Kecurigaan

"Hallo? Bagaimana? Apa saya bisa bicara dengan Sheline?""Ya tentu saja, bisa."Sean segera menaruh gagang telepon di samping lalu memanggil Sheline, "Sheline ada telepon."Sheline mengangkat alisnya mendengar ucapan Sean, "Telepon? Siapa?""Namanya Erik."Sean mengerutkan keningnya dengan heran saat Sheline segera melonjak lalu mengambil alih telepon mereka dengan cepat. Alisnya terangkat dengan sempurna menyadari ada yang tidak beres dalam hal ini, entah kenapa ia merasa respon Sheline sungguh berlebihan."Aku mengerti, aku pasti menghubungimu."Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Sheline terlihat ketakutan. Dia terus menatap ke arah Sean dengan gugup, seolah-olah cemas jika Sean mencuri dengar pembicaraan. Setelah beberapa detik mereka berbincang, Sheline kembali ke meja makan."Siapa? Kau mengenalnya?""Itu hanya teman sekolahku dulu."Sean mengangkat alisnya kembali, "Teman sekolah? Tapi kenapa dia sampai harus menghubungi telepon rumah kita? Apa kau ada urusan dengannya?""Ah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status