Share

Kecurigaan

Penulis: Baby Yangfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hallo? Bagaimana? Apa saya bisa bicara dengan Sheline?"

"Ya tentu saja, bisa."

Sean segera menaruh gagang telepon di samping lalu memanggil Sheline, "Sheline ada telepon."

Sheline mengangkat alisnya mendengar ucapan Sean, "Telepon? Siapa?"

"Namanya Erik."

Sean mengerutkan keningnya dengan heran saat Sheline segera melonjak lalu mengambil alih telepon mereka dengan cepat. Alisnya terangkat dengan sempurna menyadari ada yang tidak beres dalam hal ini, entah kenapa ia merasa respon Sheline sungguh berlebihan.

"Aku mengerti, aku pasti menghubungimu."

Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Sheline terlihat ketakutan. Dia terus menatap ke arah Sean dengan gugup, seolah-olah cemas jika Sean mencuri dengar pembicaraan. Setelah beberapa detik mereka berbincang, Sheline kembali ke meja makan.

"Siapa? Kau mengenalnya?"

"Itu hanya teman sekolahku dulu."

Sean mengangkat alisnya kembali, "Teman sekolah? Tapi kenapa dia sampai harus menghubungi telepon rumah kita? Apa kau ada urusan dengannya?"

"Ah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Siapa Erik?

    Sean tidak menyangka akan bertemu dengan Erik, orang yang menelepon Sheline kemarin. Entah kebetulan atau tidak, tapi ia merasa bahwa ada yang aneh dari pria itu. Erik terlihat sangat antusias saat bertemu dengannya. Apa pria itu sengaja menunggu dan berpura-pura menemuinya secara tidak sengaja?Sean menatap Erik dengan tatapan menyelidik, "Apa Anda kenal dekat dengan istri saya?" tanya Sean penasaran."Tentu saja kami sangat dekat, apa dia tidak pernah membahas saya sebagai temannya?""Sepertinya tidak, Sheline tidak pernah membahas apapun tentang Anda.""Ah sayang sekali, sepertinya hanya saya yang merasa begitu."Sean menilik arloji di tangannya, ia ingin sekali menanyakan banyak hal pada orang di hadapannya, tapi sepertinya tidak bisa sekarang."Maaf, tapi saya benar-benar sibuk hari ini.""Ah benar, saya malah menahan Anda disini begitu saja. Saya benar-benar merasa bersalah atas baju Anda,"Pria bernama Erik itu terlihat mengambil secarik kertas kecil dari saku bajunya, "Karena

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kecemasan Berlebihan

    "Bagaimana Ma? Apa Mama sudah mengurus pria gila itu?"Herlina menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Sheline."Ya Mama sudah mengurusnya, tadi siang mereka sudah melakukannya." desahnya dengan lelah."Dia pasti sudah mati kan? Dia sudah menghilang dari dunia ini kan?" Berondong Sheline kepada Sheline."Mama memperkerjakan orang-orang yang mahir di bidang ini. Jarang sekali mereka melakukan kegagalan. Dia pasti sudah mati."Raut wajah Sheline berubah cerah mendengar ucapan Herlina, akhirnya setelah lama menunggu, akhirnya ia terbebas dari Erik, pengganggu itu. Ia tidak perlu lagi takut merasakan ancaman Erik. Akhirnya ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa mengkhawatirkan apapun."Terimakasih Ma, terimakasih karena Mama mau membantuku." serunya dengan penuh semangat lalu memeluk Herlina dengan erat."Dengar, jangan lagi memikirkan hal ini, Sheline. Fokus saja pada pernikahanmu dan jangan membuat masalah, Mama lelah menyelesaikan segala masalah yang kau buat saat i

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Tragedi di Makan Malam Keluarga

    "Aku sangat senang karena akhirnya kau mau menerimaku kembali, Sean." ujar Sheline sambil memeluk erat Sean. Sean membalikkan tubuhnya, menarik tubuh Sheline dari pelukannya lalu bertanya, "Apa kau bahagia?""Tentu saja."Sudah hampir satu Minggu semenjak ia melenyapkan Erik dan tidak ada kabar apapun lagi yang ia dengar. Nomor Erik bahkan sudah tidak terdaftar, pria itu sepertinya benar-benar lenyap dari muka bumi ini karena jejaknya benar-benar menghilang. Ia sangat lega sekarang, Sean sudah sangat mempercayainya dan berhenti mendekati Kania. Bukankah kehidupannya sangat sempurna sekarang?"Aku sangat bahagia,""Bagaimana jika kita mengadakan makan malam bersama keluarga, Sayang?" ujar Sean tiba-tiba.Sheline mengangkat wajahnya antusias mendengar ucapan Sean, "Makan malam keluarga? Itu ide yang bagus, Sayang, sudah lama kita tidak makan bersama orang tua kita.""Ya anggap saja ini adalah bentuk rasa syukur kita. Kau harus bertanya tentang jadwal mereka agar kita bisa melakukan hal

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Hasil Dari Sebuah Keangkuhan

    "Mama tidak menyangka bagaimana bisa? Bagaimana bisa Sheline berbuat seperti itu? Padahal Mama sangat mempercayainya, tapi kenapa Sheline mengkhianati kamu?""Apa sekarang Mama sudah puas?" ujar Sean dengan dingin. Hati dan perasaannya terasa remuk saat ini dan ia tidak bisa berbuat apapun, "Mama sadar sekarang? Keegoisan dan rasa angkuh Mama yang membuat kehidupanku menjadi seperti ini. Aku membuang anakku sendiri saat Kania hamil, tapi malah menganggap anak orang lain sebagai anakku. Benar-benar miris.""Mama minta maaf, Mama benar minta maaf." ujar Catherine dengan rasa bersalah. Segala yang dilakukannya demi kebaikan Sean, nyatanya malah mendorong puteranya sendiri ke lubang kesengsaraan. Keyakinan dan keangkuhannya seketika runtuh, nyatanya apa yang menurutnya benar belum tentu baik untuk Sean."Aku tidak akan memaafkan Mama. Sampai kapanpun aku akan selalu menyalahkan Mama atas segala kehancuran hidup yang aku alami. Jika saja Mama tidak ikut campur kehidupanku, mungkin aku... M

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Tiga Hati yang Kacau

    "Kania... Apa ini benar kau? Kau benar-benar ada di hadapanku?"Kania mengangkat alisnya mendengar gumaman Sean yang terasa janggal di hadapannya. Ia menelisik wajah Sean yang memerah dan pandangannya yang tidak fokus, bukan hanya itu bahkan dari mulutnya menguar bau alkohol yang khas.Kania mengibaskan tangannya, "Kau mabuk?" Tanyanya dengan nada tidak percaya.Alih-alih mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Kania tersentak saat Sean tiba-tiba menubruk tubuhnya lalu memeluknya dengan erat."Astaga!" decaknya."Aku merindukanmu, Kania. Aku merindukanmu. Maafkan aku, aku sungguh-sungguh meminta maaf."Kania mencoba menyingkirkan tubuh Sean dari tubuhnya, namun pelukan pria itu malah semakin menguat. Ia mulai merasa sesak, sepertinya pria di hadapannya ini benar-benar mabuk. Bukankah akhir-akhir ini kehidupan Sean sangat baik, lalu kenapa pria itu datang kemari setelah bermabuk-mabukan? Berapa banyak sebenarnya pria ini minum?"Sean sadarlah!"Kania menepuk-nepuk punggung Sean agar pr

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Apa yang Ditabur, Itu yang Akan Kita Tuai

    Mendapat tatapan tajam penuh tekanan dari Kania, Sean hanya tersenyum dengan canggung, "Selamat pagi,"Kania mendesah mendengan Sean malah mengalihkan pembicaraan dengan menyapa dirinya saat ini. Ia menyedekapkan tangganya di depan dada, "Tidak perlu bersikap ramah padaku saat ini, Sean. Apa kau tidak ingat kekacauan apa yang kau buat semalam,"Sean menggigit bibir, "Apa aku membuat banyak kesalahan?""Tentu saja, banyak. Kau membuat kami, kedua wanita yang lemah dan anak berumur tujuh tahun kepayahan semalam,""Kalian yang memapahku?" Tanya Sean tidak percaya."Ku harap kau ingat atau aku benar-benar akan membunuhmu saat ini.""Mama, jangan marahi Papa."Kania memutar matanya saat mendengar suara Devan yang menginterupsi pembicaraan mereka. Ia menghela nafasnya panjang, "Keluarlah dan makan bersama kami, aku sudah membuat sup pereda pengar untukmu."Sean mengangguk kecil, ia menelungkupkan wajahnya merasa sangat malu saat ini. Dari sekian tempat, kenapa ia memilih melarikan diri ke t

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Melepaskan Segalanya

    "Aku akan pulang sekarang, kurasa ada banyak yang harus ku lakukan setelah ini." ujar Sean setelah seharian berada di tempat Kania. Bertemu dengan Devan dan juga Kania cukup membuat perasaannya sedikit lebih baik.Kania balas tersenyum dengan canggung. Perkataan Sean tadi masih saja teringat di benaknya. Meski Sean sama sekali tidak meminta jawaban darinya, tapi Kania merasa sedikit terbebani. Bagaimanapun masalalu mereka cukup panjang."Papa jangan sedih lagi, ya?"Sean mengulas senyumnya mendengar ucapan Devan, ia mengacak rambut Devan dengan gemas lalu menatap ke arah Kania."Terimakasih karena mau menampungku hari ini Kania,"Kania terlihat mengangkat bahu, "Aku tidak mungkin membiarkan orang mabuk tertidur di depan rumahku begitu saja, bukan?"Sean terkekeh kecil, "Setelah urusanku selesai, lain kali aku akan mentraktir kalian. Kalau begitu sampai nanti."Sean segera membuka pintu, namun sebelum ia melangkah ke arah luar, Kania kembali memanggilnya."Sean?"Sean membalikkan tubuh

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Dia Bukan Nenek Kamu!

    "Hentikan Ma, tolong hentikan." Sean mencoba membuang wajah. Saat ini keputusannya sudah bulat, ia tidak ingin lagi terlibat dengan kehidupan penuh kekangan ini.Sean melepaskan pegangan tangan Catherine di kakinya, "Semoga Anda selalu sehat meski saya tidak akan berada di sisi Anda lagi."Sean terlihat beranjak hendak pergi melangkahkan kakinya ke luar, namun tangannya seketika ditahan oleh Catherine, "Beri Mama kesempatan lagi, Sean. Tolong.. kamu anak satu-satunya bagi Mama, jangan tinggalkan Mama seperti ini."Sean menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Catherine. Sepertinya keinginannya untuk keluar dari rumah ini akan tertahan dengan panjang."Mama yakin akan berubah?" Tanya Sean ragu.Catherine mengangguk dengan cepat, "Tentu. Katakan saja apa yang harus Mama lakukan?""Buktikan saja pada Sean jika Mama memang sudah berubah. Mama harus mempertanggungjawabkan perbuatan Mama apalagi kepada Kania dan juga Devan. Mereka sudah sangat menderita selama ini karena ulah Mama.""Baik

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Mari Kita Menikah

    Saat mengetahui bahwa yang berada di hadapannya adalah Leonard, Kania segera mengambil langkah. Ia mundur untuk kemudian berlari menghindar dari pria itu.Leonard yang melihat Kania melarikan diri darinya segera menyusulnya. Dengan cepat ia kembali menahan Kania lalu bertanya dengan nafas tersengal saat berhasil mendapatkan tangannya, "Kenapa kau lari?""Lepaskan aku.""Baik, tapi bagaimana kalau kita bicara? Aku sudah menyewa seluruh tempat ini khusus untukmu, apa kau tidak sayang jika aku membuang-buang uang karena kau tidak mau menemuiku?""Aku tidak menyuruhmu menyewa tempat untukku,""Ayolah Kania, aku mohon."Kania terlihat menghela nafasnya panjang, "Baik, tapi lepaskan tanganku dulu."Dengan cepat Leonard melepaskan genggaman tangannya. Kania segera memilih kursi yang berada tepat di hadapannya lalu duduk di sana. Musik romantis segera mengalun saat mereka duduk berdampingan. Kania memberikan tatapan jengahnya, sebenarnya apa maksud pria ini?"Kenapa kau lari?""Tidak apa-apa,

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Akhirnya Kita Bertemu Lagi

    Leonard pulang ke rumahnya dengan langkah gontai. Setelah berkeliling selama hampir satu jam di dalam bandara, Leonard sama sekali tidak bisa menemukan Kania dimanapun. Kania sudah pergi dari kehidupannya, ia terlambat, sangat terlambat."Jadi bagaimana? Kamu menemukan wanita itu?"Leonard mendengus kuat mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Lauren tepat saat ia tiba di kediaman mereka."Mama pasti senang sekarang, Kania tidak bisa aku temukan. Dia sudah pergi dari hidupku selamanya. Apa sekarang Mama puas?" Tukas Leonard dengan penuh emosional.Alih-alih merasa simpati Lauren yang malah menuang alkohol ke gelasnya membuat Leonard merasa geram. Lauren memang sudah tidak perduli kepadanya lagi."Sepertinya Mama cukup senang karena sudah menghancurkan hidupku." ucap Leonard dingin. Ia menghela nafasnya panjang lalu mulai beranjak meninggalkan Lauren.Namun, baru saja ia hendak melangkah, Lauren tiba-tiba memanggilnya kembali, "Kau akan menyerah begitu saja padanya?"Leonard seketika m

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Akhir?

    Leonard seketika tertegun mendengar ucapan Jasmine. Jasmine terlihat sangat serius di hadapannya membuat Leonard seketika mengangkat alis."Apa maksudmu?""Hari ini adalah keberangkatan Kania, apa kau akan terus berdiam diri di tempat ini dan membiarkan Kania pergi begitu saja?"Mata Leonard seketika melebar mendengar ucapan Jasmine, cekalannya di tangan Jasmine seketika terlepas, "Kania pergi hari ini?" tanyanya dengan nada tidak percaya. Sepengatahuannya projek mereka belum selesai dengan sempurna, masih ada beberapa tahapan pendistribusian dan promosi produk yang harus dilakukan."Pekerjaannya untuk membuat pakaian sudah selesai, jadi dia tidak akan ikut andil dalam promosi produk, semuanya hanya akan dilakukan oleh pihak Valerine."Leonard terlihat terhenyak mendengar penuturan Jasmine. Jadi Kania benar-benar akan pergi hari ini?"Tunggu apa lagi? Pergi!"Mendengar ucapan Jasmine, Leonard segera beranjak dari sana. Ia berlari keluar dari restoran itu tanpa menghiraukan panggilan d

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Kita Batalkan Saja!

    "Yak selesai! Hasilnya bagus sekali."Semua bertepuk tangan ketika foto terakhir yang diambil dari Jasmine selesai. Beberapa orang menyalami Kania dan juga Jasmine karena projek itu berhasil dilakukan. Kania tersenyum, merasa cukup lega karena ia bisa melakukan projek itu tepat pada waktunya. Meski hatinya teramat berantakan dan juga banyak drama yang terjadi, akhirnya semuanya selesai. Ia menatap kursi tempat Leonard berada yang diduduki oleh Hannah. Masih sama, Leonard masih tidak ingin menemuinya sama sekali."Nanti malam akan ada perayaan kecil karena pekerjaan kita sudah selesai dilakukan, apa Ibu mau ikut?"Kania menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Dewi, "Kalian saja yang ikut, saya akan mempersiapkan semua persiapan kita untuk terbang besok?""Apa tidak apa-apa, Bu?" Tanya Dewi merasa tidak enak."Tidak apa-apa, kalian sudah banyak bekerja keras selama dua Minggu ini. Bersenang-senanglah di sana. Ah, jangan lupa bawa instal aplikasi bahasa di ponsel kalian masing-

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Aku Sangat Mencintainya

    Setelah kejadian di rumah sakit tempo hari, Leonard tidak pernah datang lagi ke pertemuan mereka. Hanya ada asistennya yang mengikuti pertemuan mereka beberapa kali.Penasaran dengan keadaan Leonard, Kania menahan langkah asisten pribadinya setelah rapat selesai."Hannah, bisa bicara sebentar?"Hannah terlihat mengangkat alisnya lalu kemudian mengangguk mendengar pertanyaan Kania, "Ya, ada apa Bu Kania?""Apa Leonard baik-baik saja? Ah maksud saya sudah beberapa kali dia mangkir dari pertemuan kami.""Ah, Pak Leon baik-baik saja, dia sangat sibuk akhir-akhir ini karena projek yang lain. Apa ada masalah jika saya yang menggantikan Beliau?"Kania segera mengibaskan tangannya mendengar ucapan Hannah, "Ah tidak, kamu adalah orang yang kompeten juga, saya rasa Leonard tepat memilih kamu untuk mengurusi projek ini. Kalau begitu terimakasih,"Kania terlihat membalikkan tubuhnya untuk beranjak, namun Hannah kembali memanggilnya."Emm... Bu Kania? Apa Anda memiliki pesan untuk atasan saya?"Ka

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Dilema

    Delon seketika terdiam mendengar ucapan Leonard. Keningnya berkerut dengan bingung, jadi mereka sudah saling mengenal sebelumnya? Tapi kenapa mereka berpura-pura tidak saling mengenal seolah baru berkenalan? Sebenarnya sedalam apa hubungan mereka hingga Leonard bersikap sangat posesif kepada Kania?Delon menghela nafasnya panjang, tidak ingin membuat keributan karena hal sepele akhirnya ia menyerah."Baiklah, saya serahkan Bu Kania kepada Anda."Delon menatap ke arah Kania yang masih tidak sadarkan diri lalu beranjak meninggalkannya. Untuk terakhir kalinya ia membalikkan tubuhnya lalu tertegun saat melihat pemandangan Leonard yang tengah memegang tangan Kania dengan erat. Delon terlihat mengangkat alis, sebenarnya apa hubungan mereka hingga Leonard bisa bersikap sedekat itu pada Kania?****Kania mengerjapkan matany saat mendapati atap putih di hadapannya, bau alkohol dan obat-obatan yang menyeruak membuat Kania seketika terhenyak. Dimana ia? Apa dia ada di rumah sakit?Kania mengangk

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Khawatir

    Kania mendesah panjang, "Haruskah kita melakukan ini?""Aku harus meyakinkan segalanya berjalan dengan lancar."Dengan ragu Kania menyambut telunjuk itu. Entah apa yang sebenarnya terjadi, Jasmine Maureen adalah gadis yang teramat percaya diri, kenapa ia melihat Jasmine sangat berusaha keras agar hubungannya dengan Leonard berjalan dengan lancar?"Sekarang, apa aku boleh pergi?"Jasmine menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Kania, Kania mengusap mulutnya dengan serbet lalu bangkit berdiri.Tepat sebelum ia melangkah, Jasmine kembali memanggilnya."Aku minta maaf atas segala sikap menyebalkan yang aku tunjukkan selama ini padamu, Kania."Kania mengulas senyumnya mendengar ucapan Jasmine, "Ternyata kau sudah banyak berubah. Tidak apa-apa aku mengerti semuanya. Kau memang lebih pantas untuk Leonard."Setelah berkata seperti itu, Kania meninggalkan meja mereka. Ia menghela nafasnya panjang lalu kembali ke ruangan bengkelnya.Dewi yang melihatnya hanya bisa terkejut saat tatapan Kan

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Bagaimana Jika Leonard Masih Mencintaimu?

    "Anda menyukai seseorang?""Ya, saya harap Anda mengerti ucapan saya hari ini Pak Delon. Kalau begitu saya permisi."Kania segera bergerak meninggalkannya Delon dengan cepat. Ia menghela nafasnya panjang, sebelum semuanya semakin rumit dan memusingkan, ia harus bisa menyelesaikan seluruh tugas ini dengan cepat. Jika perlu, ia akan menyelesaikan semuanya kurang dari dua minggu.****Selama seharian penuh, Kania berada di bengkel kerjanya. Seperti tekadnya kemarin, ia akan menyelesaikan seluruh pekerjaan ini dengan cepat. Ia sudah tidak bisa terus berada di sini dan menyiksa seluruh hatinya.Pintu ruangannya seketika diketuk, Dewi menghampiri dirinya lalu terhenyak saat melihat Kania berada di sana pagi-pagi sekali."Ibu? Ibu semalaman berada di sini?" Tanya Dewi dengan raut wajah terkejut."Ya, saya harus menyelesaikan semuanya dengan cepat agar kita segera kembali.""Tapi Bu, kalau begitu terus ibu bisa sakit.""Saya baik-baik saja, Dewi."Tepat saat ia mengatakan hal itu, darah segar

  • Bangkitnya Istri yang Dibuang   Saya Sudah Menyukai Orang Lain

    "Anda memang cukup jeli, Bu Jasmine. Siapa yang tidak tertarik pada Bu Kania? Dia wanita yang mandiri dan cantik, bagaimana saya tidak terpesona olehnya?"Kania terperangah tidak percaya mendengar ucapan Delon yang terus terang. Delon tersenyum ke arahnya tanpa beban sama sekali membuat Kania merasa sangat gugup. Kania segera mengambil minumannya lalu menyeruputnya dengan perlahan, mengabaikan tatapan tajam dari Leonard yang sejak tadi tiba-tiba terdiam."Pak Delon benar-benar tipe pria yang romantis, Anda menyatakan ketertarikan Anda pada Bu Kania tepat disaat Bu Kania ada di hadapan Anda.""Bu Kania hanya sebentar di sini, jadi saya harus bergerak cepat, bukan?""Ah, Anda benar."Berbeda dengan dirinya yang merasa canggung, Delon dan juga Jasmine malah terlibat pembicaraan seru. Kania menghela nafasnya, sungguh ia ingin melarikan diri saja dari tempat ini.Tepat saat ketidaknyamanan yang ia rasakan semakin tidak terkendali, ponsel Kania berdering dengan nyaring. Tidak peduli siapa

DMCA.com Protection Status