Home / Pernikahan / Bangkitnya Istri yang Dibuang / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Bangkitnya Istri yang Dibuang: Chapter 91 - Chapter 100

130 Chapters

Aksi Nekad Sheline

Kania terperangah mendengar ucapan Sean. Fakta bahwa Sheline hendak bunuh diri sepertinya cukup mengguncang perasaan Sean. Kania menyentuh tangan pria itu, mencoba memberikannya kekuatan."Aku harus pergi ke rumah sakit," putus Sean, ia segera mengambil jasnya yang tersampir di sofa. Melihat raut wajah Sean yang panik, Kania segera mengikutinya. Sean terlihat hendak menyetop, Kania segera menghampirinya dengan tatapan bingung, "Kau tidak membawa mobil?""Aku menyerahkan kembali mobil itu pada ibuku."Kania berdecak, ia menarik tangan Sean lalu berkata, "Kalau begitu pakai mobilku, aku juga akan ikut."Sean terlihat terkejut mendengar ucapan Keina, namun kemudian ia menggeleng, "Jangan. Kau akan merasa tidak nyaman berada di sana.""Tidak apa-apa, sepertinya aku juga ikut bertanggung jawab atas apa yang menimpa Sheline."Sean yang tidak memiliki waktu banyak akhirnya mengangguk, mereka segera bergerak ke arah mobil Kania yang terparkir lalu Sean mulai menyalakan mesin mobilnya.Sementa
Read more

Kesalahpahaman yang Tak Berujung

Saat tengah menunggu kesadaran Sheline, Sean tersentak saat Bramantyo menghampirinya."Sean?""Ya?""Ayo kita merokok sebentar."Sean melirik ke arah Kania yang kemudian tersenyum ke arahnya, "Pergilah, aku tidak apa-apa berada di sini."Sean mengangguk, ia kemudian bangkit berdiri lalu mengikuti langkah Bramantyo yang membawanya ke arah luar. Mereka memiliki area balkon yang dekat lalu merokok di sana."Bagaimana keadaan Anda?" Tanya Sean hati-hati.Bram menghela nafasnya panjang mendengar pertanyaan Sean, "Tidak baik, tentu saja. Kau tidak tahu bagaimana shocknya aku melihat Sheline yang sudah bersimbah darah di hadapanku."Sean tertegun. Ia sendiri merasa gemetar mendengar kabar Sheline menyakiti diri sendiri, apalagi Bram yang melihat semuanya."Ini salahku karena terlalu memanjakannya." desah Bram dengan berat.Sean hanya terdiam, cukup paham apa yang sebenarnya Bramantyo tengah rasakan. Sheline adalah puteri satu-satunya yang Bramantyo miliki, wajar jika Sheline sangat dimanjaka
Read more

Jasmine Maureen

Leonard seketika terjaga saat mendengar bunyi suara bel pintu di apartemennya. Ia memijat kepalanya yang terasa berputar lalu bangkit. Sial, karena bir yang ia tenggak semalam, kepalanya terasa sangat pusing. Bunyi bel pintu yang semakin kencang membuat Leonard seketika berdecak. Sial, siapa yang sebenarnya mengganggu dirinya di pagi hari seperti ini?Leonard menendang botol bir yang berserakan di kamar tidurnya lalu berjalan menuju pintu. Ia benar-benar akan memarahi siapapun yang datang hari ini karena sudah menggangu tidurnya, lihat saja!Dengan enggan Leonard membuka pintu, namun alih-alih marah, Leonard seketika terkejut melihat siapa yang tiba di sana."Kejutan!"Leonard terlihat mengerjap melihat siapa yang berada di sana, "Jasmine?" ujar Leonard tidak percaya. Ia mengucek-ngucek matanya sekali lagi, meyakinkan dirinya bahwa orang yang berada di hadapannya memang Jasmine.Jasmine terlihat tertawa lebar lalu melemparkan tubuhnya ke arah Leonard, memeluk pinggang pria itu dengan
Read more

Benarkah Hanya Teman?

Belum sempat Kania menjawab pertanyaan wanita di hadapannya, terdengar suara Leonard yang berteriak menghampiri mereka, "Siapa yang datang, Jes?"Jasmine terlihat berdecak, ia membuka pintu apartemen Leonard lebih dalam lalu menggerakkan kepalanya, "Masuklah."Kania menelan ludahnya dengan gugup mengikuti langkah wanita di hadapannya. Benaknya yang masih dipenuhi pertanyaan siapa wanita di hadapannya saat ini membuat Kania mau tidak mau mengikutinya. Ia harus bertanya pada Leonard siapa wanita ini sebenarnya. Kenapa dia ada di apartemen Leonard dan sangat leluasa di sini?Ada perasaan rendah diri saat melihat betapa cantiknya penampilan wanita yang bernama Jasmine ini. Dengan rambut pirang bergelombang, mata biru yang jernih juga badan bak gitar spanyol membuat Kania seketika merasa tersingkir. Melihat wanita secantik ini berada di sampingnya, apa Leonard tidak merasa tergoda?"Kania? Kau datang kesini?"Leonard terlihat terkejut melihat kedatangannya. Wajah Kania terlihat sangat lela
Read more

Karena Foto

"Kau senang sekarang?"Jasmine menganggukkan kepalanya lalu tersenyum dengan lebar mendengar ucapan Leonard, "Tentu saja. Terimakasih karena kau telah mengajakku jalan-jalan hari ini."Leonard mendengus mendengar ucapan Jasmine. Jasminenya yang menyenangkan sudah kembali, tidak ada lagi ketegangan dan nada sinis yang terlihat saat ada Kania."Tapi ada satu hal lagi yang ku inginkan,"Leonard mengangkat alisnya mendengar ucapan Jasmine, "Aku sudah mengabulkan semua keinginanmu, kau cukup serakah hari ini karena masih menginginkan hal lain.""Ayolah, ini tidak sulit."Leonard mendesah, "Baiklah, kau ingin apa?""Pinjam ponselmu."Leonard mengangkat alisnya, "Untuk apa?""Sudahlah pinjam saja. Kenapa pelit sekali sih? Bukankah kau selalu meminjamkan apapun saat kita masih bersama dulu?"Leonard seketika menyerah, ia memberikan ponselnya ke tangan Jasmine. Jasmine tersenyum dengan lebar, ia terlihat menyentuh tombol kamera di ponselnya lalu mengangkat benda itu."Senyumlah Leonard,"Leona
Read more

Katanya Teman?

Sean terhenyak melihat foto yang diunggah Leonard di media sosialnya. Foto Leonard yang tengah bersama seorang wanita membuat Sean merasa terusik. Siapa wanita ini? Kenapa dia terlihat sangat dekat dengan Leonard? Jika Leonard bersama wanita ini, bagaimana dengan Kania?"Sayang, ada apa?"Leonard mengangkat wajahnya, ia mengulas senyuman tipisnya saat mendengar pertanyaan dari Sheline.Ia menggeleng kecil lalu berkata, "Tidak apa-apa. Sebaiknya kau segera tidur, Sheline."Sean segera menyelimuti Sheline, ia menyetel lampu ruangan agar menjadi temaram agar Sheline bisa segera beristirahat. Kejadian kemarin masih selalu teringat dalam benaknya, untuk sementara ia tidak akan membiarkan Sheline kembali merasa stress dengan perasaannya yang masih terikat pada Kania.Setelah memastikan Sheline tertidur, Sean segera pergi ke arah balkon rumah sakit. Ia kembali mengangkat alisnya lalu menatap media sosial milik Leonard.Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak melihatnya, pemikirannya lang
Read more

Jasmine, Si Manipulatif

Kania terlihat melambaikan tangannya saat melihat sosok Leonard yang memasuki restoran. Ia tersenyum dengan tipis lalu menghela nafas. Jangan gugup Keina, ia hanya ingin bertanya tentang Jasmine pada Leonard. Jangan gugup dan jangan menunjukkan perasaannya yang sesungguhnya pada pria itu."Kau sudah menunggu lama?"Kania menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Leonard, "Tidak, aku juga baru kemari karena menyelesaikan pekerjaanku terlebih dulu. Bagaimana denganmu? Kau tidak pergi bekerja?""Ah, hari ini aku hanya memiliki jadwal meeting sore hari nanti.""Ah begitu? Baiklah, ngomong-ngomong bagaimana jika kita memesan sesuatu dulu?" ujar Kania mencoba mengatasi rasa gugupnya.Leonard terlihat mengangguk, "Kau benar,"Leonard melambaikan tangannya meminta salah satu pelayan menghampiri mereka. Setelah masing-masing memberikan pesanannya, Leonard dan Kania kembali saling berpandangan.Leonard terlihat berdeham kecil, "Sepertinya sudah lama kita tidak bertemu seperti ini,""Kau
Read more

Kabur?

Saat melihat Kania yang bergerak meninggalkan area restoran, Leonard tidak berpikir panjang lagi. Ia segera menghampiri kasir lalu membayar tagihannya. Ia hampir menggapai Kania, namun tidak disangka Jasmine datang lalu menarik tangannya."Kau mau kemana?"Leonard melepaskan tangan Jasmine lalu menghela nafas, "Aku harus pergi.""Tapi kita sedang sarapan.""Kau bisa menghabiskan sarapannya Jes, aku harus mengejar Kania. Tidak usah khawatir, aku sudah membayarnya."Tanpa menghiraukan panggilan Jasmine, Leonard kembali berlari. Ia berdecak kuat saat melihat Kania sudah bergerak ke arah mobilnya. Sial, ia tidak bisa membiarkan Kania pergi begitu saja.Maka tanpa berpikir panjang, Leonard menghampiri mobil Kania yang tengah berjalan. Kania terlihat terkejut, namun Leonard merasa lega karena akhirnya ia bisa menghentikan Kania tepat pada waktunya. Leon segera menghampiri mobil itu, ia mengetuk jendela mobil memberi isyarat pada Kania untuk membuka pintu mobil.Namun, alih-alih membuka pint
Read more

Momen

Pertanyaan Leonard sukses membuat Kania tertegun. Ia terdiam sejenak mencoba menelaah kembali perasaannya."Kau sudah memutuskan, bukan?"Kania mengangguk dengan malu-malu, "Ya, aku sudah memutuskan."Leonard terlihat menelan ludah, ia menatap Kania dengan gugup lalu bertanya, "Jadi bagaimana?""Aku menerimamu Leon, hubungan kita sudah resmi sekarang."Mata Leonard seketika melebar mendengar jawaban Kania, "Benarkah? Kau benar-benar menerimaku?" Tanyanya tidak percaya.Kania seketika terkekeh lalu mengangguk kecil, "Ya benar,"Mendengar hal itu, Leonard langsung bersorak dengan riang lalu berdiri, "Yee! Aku berhasil! Kania menerimaku."Kania yang melihat tindakan Leonard memancing perhatian semua orang segera menarik tangan pria itu untuk kembali duduk, "Astaga, duduklah, mereka semua melihat kita."Leonard hanya terkekeh kecil, ia kembali berdiri, tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya Leonard kembali bersorak.Kania hanya bisa tertawa melihat tingkah Leonard. Sesenang itukah
Read more

Kau Seharusnya Tidak Menggodaku

Mata Jasmine terbelalak lebar mendengar ucapan Leon, "Kamu mengusirku?" Tanyanya dengan nada tidak percaya. Bisa-bisanya Leonard memperlakukan dirinya seperti ini."Bukan, aku tidak mengusirmu, aku akan mencari penginapan lain untukmu menginap.""Tapi, aku ingin disini!" teriak Jasmine dengan geram. Tujuannya kemari adalah untuk terus berdekatan dengan Leonard, tapi jika Leon malah memilih menghindarinya, bagaimana caranya ia memisahkan dirinya dengan Kania?"Jes, aku melakukan ini untuk menghargai Kania sebagai kekasihku. Aku tidak mau hubungan kami memburuk hanya karena masalah seperti ini. Tolong jangan mempersulit ini." ujar Leon dengan lelah."Kamu lebih memilih Kania daripada aku yang sudah bertahun-tahun bersamamu Leon? Semua persahabatan kita selama ini, kamu anggap apa sebenarnya?""Justru karena kau sahabatku, kau harusnya mengerti."Jasmine terhenyak melihat kekeraskepalaan dari Leon, ia tidak menyangka Kania menanam pengaruh yang cukup kuat kepadanya. Jasmine menghela nafa
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status