Bab 2 Sudut mataku bisa menangkap bayangan istrinya mas Dirga dengan senyum tersungging di bibirnya, tidak bisa kuartikan apa arti senyumnya itu. Apa dia sudah tahu soal hubunganku dengan suaminya? “Mbak, ini ada warna birunya tidak?” Suara pelanggan membuatku kembali fokus, “Iya, tunggu sebentar, Mbak.” Aku mencoba untuk mengabaikan tatapan istri mas Dirga yang seolah-olah ingin menguliti aku. Keringat dingin sampai membasahi pelipis, satu hal yang aku takutkan adalah wanita itu membuat keributan dan mempermalukan aku di depan semua orang. Selain kehilangan pekerjaan, aku akan kehilangan harga diri juga. Ponselku bergetar, dengan cepat aku masuk ke dalam gudang. Nama mas Dirga terpampang di layar ponsel, dia pasti beralasan hingga tadi tidak melihatnya bersama istrinya. “Sayang, maafkan aku. Sungguh, aku tidak tahu istriku akan masuk ke dalam tokomu.” Aku menghela nafas berat, “Bawa dia pergi, Mas. Aku merasa tidak tenang, aku tidak bisa bekerja dengan baik.” “Iya. Aku akan
Baca selengkapnya