All Chapters of Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir: Chapter 61 - Chapter 70

125 Chapters

Bab 61. Dipecat

"Masalah kecil? Tapi, sampai membuat Kak Dian menangis?" tanya Aira penuh selidik.Aira mendengar ada keributan di rumah kakaknya. Setelah pulang dari rumah Fika, ia langsung memutuskan untuk mampir ke rumah kakaknya, Dian. Namun, begitu tiba di sana, ia malah mendengar suara gaduh."Aira, ini memang hal wajar dalam rumah tangga. Bukankah kamu dan Steven juga selalu menghadapi masalah? Apalagi pernikahan kami yang sudah cukup lama," timpal Dimas, ia mencoba menenangkan suasana. Aira merenung sejenak atas kata-kata kakak iparnya itu.Memang, ia dan Steven seringkali mengalami masalah dalam hubungan mereka. Bahkan hingga kini, mereka masih belum saling berbicara satu sama lain. Aira pun mulai berfikir, mungkin waktunya untuk menyelesaikan permasalahan dengan Steven dan tidak mengulangi kesalahan yang terjadi pada kakak dan kakak iparnya.Dimas segera meraih ponselnya ketika mendengar bunyi dering yang nyaring."Halo.""...""Baiklah, aku akan ke sana."Setelah menyelesaikan panggilan, D
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 62. Saling Percaya

Steven memasuki rumahnya dengan langkah lesu, merasa putus asa setelah dipecat oleh Pak Udin. Ketika ia sampai di ruang tamu, ia melihat Aira, istrinya, tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Dengan perasaan sedih, ia meletakkan tasnya di sofa, duduk, dan mulai melepaskan tali sepatunya."Kamu sudah pulang?" tanya Steven lemah."Iya, sudah," jawab Aira dengan nada ketus, seolah menahan amarah yang tersirat.Setelah melepaskan sepatunya, Steven meletakkan sepatunya di tempat sandal, lalu kembali menghadap Aira yang masih terdiam. Dalam hati, ia berharap ada pembicaraan yang dapat melupakan sementara masalah yang dihadapinya."Sudah mau bicara?" tanya Steven, berusaha membuka obrolan.Aira menghela napas, kemudian meletakkan ponselnya di atas meja dengan wajah yang tampak serius."Apa yang kamu bicarakan kemarin dengan Papa?" tanya Aira, sambil menatap tajam ke arah Steven.Steven merasa ragu untuk menjawab. "Hanya masalah pekerjaan saja," jawabnya, berusaha menenangkan suasan
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 63. Erangan

Steven mencoba mengatur napasnya sebelum menjelaskan. "Aku dipecat dari pekerjaan, Sayang," ucapnya lirih, dengan suara bergetar.Aira terkejut, matanya membulat sempurna. "Apa? Kenapa? Bagaimana bisa kamu dipecat?" Aira menatap Steven dengan penuh kekhawatiran, menunggu penjelasan Steven lebih lanjut. Mata Aira terus menatap Steven, ia melihatnya dengan penuh kekhawatiran, ia tidak tahu mengapa suaminya bisa dipecat?Steven mendesah, merasa keputusan yang dihadapinya sangat berat. "Pak Udin bilang, kinerjaku menurun." Hati Aira merasa sakit mendengarnya. Steven yang terus bekerja keras selama ini, hanya dipecat begitu saja? Aira tak bisa membayangkan betapa dia merasa hancur. Rasa ingin menangis menghampiri Aira, tapi ia mencoba menahannya demi Steven. Wanita itu meraih dan menggenggam erat tangan suaminya, menatap matanya yang penuh sesak. "Kamu harus kuat, ya?" ucapnya lembut.Steven mengangguk dan membalas menggenggam tangan Aira, mencari kekuatan dalam rasa dukungan yang diberik
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 64. Ikan Salmon

Setelah menuntaskan hasratnya, Steven menatap Aira dengan khawatir, keringat membasahi tubuh keduanya. "Apa aku menyakiti anak kita?" tanyanya.Aira menggeleng lemah. "Aku tidak tahu.""Apa perutmu terasa kram?" tanya Steven lagi.Aira menggeleng kembali. "Tidak juga."Steven turun dari tubuh Aira dengan hati-hati, dan berbaring di sampingnya. Pelan-pelan, ia mengelus perut istrinya yang sedang hamil. "Maafkan papa, ya, Sayang. Papa tidak bisa menahannya," bisik Steven penuh penyesalan sambil mengelus lembut perut Aira yang tengah mengandung.Aira menarik napas dalam-dalam, kemudian bertanya dengan wajah risau, "Aku ... nanti tidak hamil lagi, kan?"Kening Steven mengkerut ketika mendengar pertanyaan Aira. Ia berusaha menenangkan istri tercintanya dengan menjelaskan, "Kemungkinan hamil lagi saat sedang mengandung sangatlah kecil. Dokter juga sudah mengizinkan untuk berhubungan. Jadi, jangan khawatir, Sayang."Aira terdiam, namun masih tampak cemas. Steven, yang merasakan kekhawatiran
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 65. Tekanan Darah

Praanngg!Steven menoleh kembali ke arah Ivy, wajahnya terlihat begitu sangat khawatir. "Itu suara apa, Ivy?" tanyanya penasaran.Ivy menggeleng sambil memperhatikan sekeliling. "Aku juga tidak tahu, Mas. Tapi, sepertinya berasal dari kamar Nenek," jawab Ivy.Mereka berdua pun segera berlari menuju kamar Mariani yang terletak di lantai satu. Setelah beberapa saat, mereka tiba di kamar itu dan melihat Mariani terbaring di lantai yang dingin."Nenek!" jerit Ivy, berlari mendekati neneknya. Steven juga segera menghampiri."Nek, bangun, Nek," ujar Steven sambil mengecek denyut nadi Mariani yang masih terasa berdetak."Nenek, bangun," gumam Ivy lirih, menepuk dengan pelan wajah Mariani yang sudah terlihat pucat."Lebih baik, kita bawa Nenek ke rumah sakit," ucap Steven dengan tegas.Ivy mengangguk setuju. "Baik, Mas."Steven lantas menggendong Mariani dengan hati-hati dan membawanya keluar rumah. Sementara itu, Ivy menghubungi sopir keluarga untuk menyiapkan mobil. Begitu di luar, Steven d
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 66. Diacuhkan

"Dokter bilang tekanan darah Nenek naik, Ma. Untung saja tadi Ivy dan Mas Steven langsung membawa Nenek ke rumah sakit," ungkap Ivy dengan mata berkaca.Mendengar berita tentang tekanan darah ibunya yang naik, Emily merasa sangat cemas. Begitu juga dengan nama Steven yang membuat Emily langsung terkejut. "Apa? Steven?" tanyanya penasaran.Ivy mengangguk pelan. "Iya, Ma. Dia lelaki yang sudah menyelamatkan Nenek," jelasnya."Lalu, di mana dia sekarang?"Ivy tersenyum, lalu berkata, "Dia bilang tadi mau keluar sebentar. Mungkin sebentar lagi akan kembali ke sini, Ma."Mendengar itu, Emily menghembuskan napas panjang. "Mama ingin sekali mengucapkan terima kasih langsung padanya," ucapnya seraya memandangi sang ibu yang sedang tertidur lelap.Saat mendengar kisah bagaimana ibunya hampir saja tertabrak mobil, Emily merasa sangat terpukul. Namun setelah tahu ada seseorang yang telah menyelamatkan nyawa ibunya, rasa lega pun datang dalam hatinya. Meskipun demikian, rasa penasaran akan sosok
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 67. Bertemu Dimas

Hari ini, Aira dan Steven sangat antusias untuk pergi ke rumah sakit guna memeriksa kandungan Aira. Keduanya sangat ingin tahu jenis kelamin anak mereka. Sejak pagi, Aira sibuk mencari pakaian yang pas untuk dirinya. Namun, karena perutnya sudah semakin membesar, ia kesulitan menemukan pakaian yang cukup longgar. Terlihat Aira kebingungan, ia menghela napas panjang dan melempar sepotong bajunya ke sofa. "Aduh, rasanya semua bajuku sudah nggak muat lagi, deh," keluhnya dengan kesal.Steven baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ekspresi murung Aira. Ia mendekati istrinya dan bertanya, "Sayang, mengapa wajahmu terlihat murung seperti itu?""Semua bajuku terasa kekecilan, seolah nggak ada yang muat!" gumam Aira yang masih kesal."Apa benar-benar nggak ada yang muat?" tanya Steven lagi, ia hanya ingin memastikan."Ada sih, tapi cuma beberapa saja yang masih bisa aku pakai," jawab Aira.Steven tersenyum tipis, lalu menawarkan solusi. "Kalau begitu, setelah kita pulang dari rumah sa
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 68. Rencana Andre

Aira tercengang, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Kak Dimas? Kenapa Kak Dimas ada di sini?" gumam Aira heran. Ia kemudian segera berdiri dan berjalan mendekati sosok yang mirip dengan kakak iparnya itu.Dengan langkah cepat, Aira mendekati sosok itu, bergumul dengan pertanyaan dalam hatinya: Apa alasan Kak Dimas berada di rumah sakit kandungan ini? Apakah Kak Dian, saudara perempuannya, juga sedang hamil? Berbagai kemungkinan mulai mengisi pikiran Aira.Tetapi begitu ia hampir menyentuh bahu lelaki itu, sosok lelaki tersebut segera pergi dari tempatnya dan berjalan menjauh, tanpa memberi kesempatan kepada Aira untuk berbicara dengannya."Kak Dimas!" seru Aira, ingin memastikan identitas lelaki itu. Namun lelaki tersebut terus saja melangkah menjauh, seolah-olah tidak mendengar seruan Aira.Beberapa saat kemudian, suara suaminya, Steven, membuyarkan lamunan Aira. "Sayang, kamu kenapa? Mengapa kamu berdiri sendirian di sini?" tanya Steven heran.Aira menoleh ke arah
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 69. Jangan Pernah Bermimpi!

"Kenapa kamu mengajakku bertemu di sini?" tanya Santi yang penasaran ketika Fika mengajaknya bertemu, ia meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di hadapan Fika."Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, Santi," jawab Fika serius. "Kamu mau memesan minuman dulu?" tawarnya.Santi menggelengkan kepala. "Tidak perlu, aku tidak haus. Jadi, apa sebenarnya yang ingin kamu bicarakan?" Santi semakin penasaran dengan alasan Fika mengajaknya bertemu di kafe ini.Fika menghela napas sebelum berkata, "Baiklah, aku hanya ingin tahu bagaimana hubunganmu dengan Steven. Apa kalian berdua baik-baik saja?" tanyanya, mencoba membaca ekspresi wajah Santi.Santi terkejut dengan pertanyaan itu, ia lalu menjawab, "Hubungan kami baik-baik saja. Apa ada yang salah?""Apa kalian masih berpacaran?" tanya Fika lebih jauh, ia hanya ingin memastikan kebenarannya."Tentu saja," jawab Santi tanpa ragu.Fika bergeming. Bagaimana mungkin Santi mengaku masih berpacaran dengan Steven, padahal ia tahu bahwa Steven sud
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 70. Kobaran Api

Dalam perjalanan menuju angkringannya, Steven merasa sangat khawatir. Ia tak mengerti bagaimana tempat kerjanya bisa terbakar, padahal baru beroperasi selama beberapa minggu. Angkringan tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilan Steven saat ini. Setelah mendengar kabar dari Aryo tentang kebakaran tersebut, ia bingung harus berbuat apa.Setelah 15 menit yang panjang, Steven akhirnya tiba di tempat kerjanya. Ia melihat banyak orang yang sudah berbondong-bondong membantu memadamkan api yang melahap bangunan tersebut, bersama dengan bantuan petugas pemadam kebakaran.Steven menghampiri Aryo, sahabatnya, dengan rasa penasaran yang tidak tertahankan. "Aryo, bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Steven dengan suara yang bergetar.Aryo menoleh ke arah Steven yang berdiri di sampingnya. Wajahnya cukup tenang mengingat situasi yang mereka hadapi. "Apinya sudah mulai padam, untung saja petugas kebakaran datang tepat waktu. Jadi, apinya tidak merambat ke toko yang lainnya," jawab Aryo.Me
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status