Home / Romansa / MENJADI ISTRI DADAKAN CEO AROGAN / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of MENJADI ISTRI DADAKAN CEO AROGAN: Chapter 51 - Chapter 60

101 Chapters

Jalan-Jalan

Daza hanya bisa tersenyum melihat bagaimana Lavendra mengucap terima kasih atas apa yang telah dilakukan. Daza sendiri sadar bahwa ia telah banyak melakukan kesalahan sebelumnya, dan saat menemukan fakta mengenai Lora, membuat Daza makin sadar.Rasa syukur atas pilihan istri oleh orang tuanya ternyata memang tidak ada salahnya sama sekali. Rasanya menyesal bahwa Daza tidak menerima Lavendra lebih awal dengan tangan lebih terbuka.Hari itu juga, demi menebus rasa bersalah dan juga perasaannya yang merasa tidak tenang selama ini, Daza mengajak Lavendra jalan-jalan. Pertama, mereka datang ke tempat pijat terlebih dahulu untuk meregangkan badan mereka berdua. Lavendra nampak menikmatinya sekali.Lalu, Daza mengajak Lavendra menuju ke mall yang cukup terkenal dan juga besar yang ada di kotanya tersebut. Daza bertekad untuk membelikan apa pun yang Lavendra mau. Dia ingin membuat Lavendra merasa bahwa dia adalah ratu sekarang ini.“Kenapa kita ke sini?” tanya Lavendra yang berhenti melangkah
Read more

All First

Rasa kagum, bingung, haru, dan senang ia rasakan jadi satu. Perasaan kian membuatnya makin membunga karena Lavendra benar-benar tidak tahu kalau ternyata Daza bisa jadi jauh berbeda dari sebelumnya.Wajah ketusnya mendadak seperti tiada lagi di sana. Kini kedua sudut bibirnya pun mampu tersenyum hangat. Bahkan, tatapannya jauh berbeda dari yang dulu dingin dan jutek, berubah menjadi hangat dan menenangkan dirinya.Perlahan dirinya membuka mulut, Lavendra menerima suapan dari Daza yang terasa bagaikan mimpi bagi dirinya ini. selain di luar keinginannya. Ini benar-benar terasa seperti di luar dari alam nyatanya.“Enak, kan?” tanya Daza kepadanya.Sambil mengunyah rasa coklat yang begitu enak, Lavendra menganggukkan kepala dengan sangat pelan. Dia benar-benar menginginkan suasana seperti ini. Setengah mimpi dan nyata, Lavendra merasakan ini sebagai mimpi yang tidak ingin dirinya bangunkan.“Coba yang ini. Ini coklat termahal dan juga terenak yang pernah aku coba sebelumnya,” saran dari D
Read more

Panggilan Sayang

Siapa yang tidak kaget mendengarnya? Tentu saja Lavendra tahu bahwa harganya pasti bukanlah harga murahan dan juga bisa dipastikan. Dirinya segera memukul pelan lengan suaminya yang mengajaknya kemari tanpa memberitahu dulu.“Kenapa?” kejut dari Daza menerima pukulan tersebut.“Ya kenapa kamu tak ajak aku ke tempat biasa saja? Kedai pinggir jalan juga sudah oke!” gerutu Lavendra.“Memangnya kenapa? Aku sudah bilang akan mengajakmu bulan madu. Setidaknya aku ingin mengajakmu ke tempat yang berkesan,” bela dari Daza atas pilihannya tersebut.Lavendra ingin sekali mengomel sekali lagi kepada suaminya dan menjelaskan kenapa dia tidak senang diajak ke sini. Tetapi, ia benar-benar mengurungkan niatnya karena ia mencoba menghargai suaminya setelah menghela napas pelan.“Ya sudah lah. Toh juga aku yakin kamu tidak sembarangan memilh tempat,” ucapnya.Daza tersenyum melihat penerimaannya. Mereka berdua masuk ke dalam. Dan makin terkejut lah Lavendra melihat isi dalam dari tempat tersebut. Rest
Read more

Pengacau

Kalimat manis tersebut dilontarkan langsung oleh Daza sendiri. Rasa bak berbunga dalam hatinya memenuhi seluruh isi kepala dan juga perasaannya. Melayang ke udara, membuat Lavendra nyaris hilang akal.“Kenapa? Kamu malu?” Daza menerka dengan melihat ke wajah Lavendra yang berusaha disembunyikan tersebut.“Ap- Apa? Tidak!” kesalnya yang kembali mencoba menghindar dan menutupi wajahnya dengan tangannya.Daza yang tahu bahwa Lavendra sekarang ini sangat amat malu sekali, langsung menertawakan dan mencoba melihat ke wajahnya dengan menarik tangan Lavendra.“Ei, kamu berbohong, aku bisa melihat telingamu merah padam,” canda dari Daza.Lavendra mempertahankan tangannya untuk tetap menutupi wajahnya tersebut, meski sebenarnya ia merasa sangat amat senang dan juga terus tersipu malu.“Jangan ah! Aku tidak ingin membuatmu melihat wajahku yang jelek sekarang!”“Jelek darimananya? Honey-ku selalu cantik dan manis setiap saat,” puji Daza yang kembali membuat rasa merah padam tersebut terus mengua
Read more

Pasutri Terakui

Mereka berdua melihat Lora berjalan keluar dari sana dengan amarah yang masih meluap. Wanita itu benar-benar tidak ada hentinya mencari masalah. Sampai-sampai dirinya merasa heran kenapa wanita seperti itu wajahnya bagus.Daza dan Lavendra saling melihat satu sama lain. Dan itu membuat mereka sedikit tertawa. Karena pada dasarnya, memang Lora lah yang membuat hubungan mereka berdua awalnya tidak ada dekatnya sama sekali. Jadi sekarang ada bagusnya dia pergi.Pihak restoran sampai meminta maaf kepada mereka berdua karena membiarkan keributan tersebut terjadi. Mereka merasa bersalah karena membiarkan seorang tamu pengacau datang dengan seenaknya.Meski sudah ditolak bahwa mereka tak mau menerima ganti rugi, tapi pihak restoran terus memaksa. Akhirnya mereka menerimanya. Potongan sebesar 50% dari pembelian mereka.“Wah, rasanya luar biasa sekali. Jarang-jarang aku keluar seperti ini,” seru dari Lavendra ketika mereka berada di dalam mobil, hendak dalam perjalanan pulang.“Jarang? Memang
Read more

Maju atau Mundur

Lavendra tampak tidak ingin menyerahkan suaminya begitu saja kepada para wanita yang tergila-gila hanya karena hartanya.Mereka padahal sebelumnya sangat berani dan bahkan terang-terangan menyerang Lavendra. Tapi, sekarang? Jangankan untuk berbicara dengan mulut mereka sendiri. Mengatakan saja mengenai apa yang mereka rasa saja tidak bisa.Mungkin karena backing mereka, Lora, sudah tidak ada, jadi mereka kalau macam-macam yang tidak bisa mendapatkan pembelaan dari siapa-siapa. Tapi, Lavendra ingin melihat, sejauh mana orang-orang ini bisa bertahan dengan keangkuhan mereka tersebut.“Jadi, bagaimana? Mau ditanyakan langsung ke orangnya?” Lavendra menanyakan.Mereka bertiga tampak berkeringat dingin melihat bagaimana Lavendra dengan percaya diri menghadapi mereka yang ada di depannya tersebut. Dasar para wanita pemuja suami orang.Dengan seringai sombong dan juga rasa percaya diri yang dia atas rata-rata, Lavendra menunjukkan bahwa memang dirinya sekarang ini sebagi orang yang dominan t
Read more

Perebut Main Halus

Rosa akhirnya ikut dengan Lavendra menuju ke kantin. Meski sebenarnya terasa aneh, Lavendra tidak curiga sama sekali. Ini adalah kali pertama ada rekcan kerjanya yang mau mengajaknya makan siang di kantin karyawan. Setelah mereka mengambil makanan, akhirnya mereka duduk.Beberapa kali Lavendra sadar bahwa Rosa berkali-kali melihat ke lain arah seperti sedang mencari sesuatu. Ditambah lagi, dia seperti dengan jelas sedang mencari mangsanya pada kala tersebut.Makin diperhatikan dan juga makin lama jelas kelihatan gerak-geriknya. Lavendra jadi terus menerka dalam hati siapa sekiranya yang hendak dicari.“Kamu sedang naksir seseorang?” celetuk Lavendra.“Apa?” Rosa langsung melihat ke arah dari Lavendra yang ada di depannya tersebut.“Ya. Kamu seperti sedang mencari seseorang. Apa mungkin orang yang kamu suka ada di satu perusahaan?” Lavendra melanjutkan.Rosa tampak terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan oleh Lavendra tersebut. Mungkin saja terkaan dari Lavendra ini benar, makanya
Read more

Numpang Caper

Tatapan menusuk dari Daza memang bisa membuat seseorang sampai tidak bisa berkutik sama sekali. Lavendra tidak ada niat untuk membantu sama sekali. Karena kalimat tersebut jeluar dari mulut Rosa sendiri, jadi dia tanggung akibatnya.Daza berjalan mendekat ke arahnya, dan tidak melepas tatapan sangarnya terhadap Rosa yang telah berkata sesuatu yang buruk mengenai Daza sendiri.“Jelaskan dengan jelas, apa maksudmu berkata bahwa aku masih punya simpanan!” gertak Daza.Rosa benar-benar langsung ciut di depan mereka berdua. Dia kehilangan wajahnya sendiri setelah berusaha membuat Lavendra curiga terhadap sang suami. Dia salah memilih lawan yang dia kira bisa dengan mudahnya ia buat jatuh dan tidak berdaya sama sekali. Padahal, dia sedang mendalami jurangnya sendiri.Dalam keadaan begini, keringat dingin sudah membasahi wajah Rosa yang dimana mereka berada di tempat yang amat sejuk sekali. Dia pasti panik bukan kepalang karena memang niat awalnya itu mau menjelekkan Daza.Ditunggu dan terus
Read more

Penumpang Kurang Ajar

Daza yang sudah sangat sabar menahan emosi dan menghadapi perilaku Rosa yang tidka tahu diri tersebut sudah tidak bisa ditahan lagi. Ia merasa tidak terima saat Rosa mulai tak menghargai Lavendra.Rosa yang ada di dalam mobil mendengar teriakan dari Daza bukannya buru-buru keluar dan meminta maaf, malah diam di dalam sana dengan wajah sok tidak mengerti kenapa dia menerima teriakan tersebut.“Lh- Lho, kenapa kalian kejam sekali mengusirku? Apa kalian tidak kasihan kepadak-““CUKUP!” Daza merasa muak. Sampai-sampai ia harus membuang napas untuk mengendalikan diri sebelum mengamuk pada wanita tidak tahu diri tersebut.Langsung tutup mulut Rosa di detik itu juga.“Aku sudah muak dengan bagaimana kamu mencoba untuk menumpang dengan kami! Tapi, perilakumu sangat kurang ajar! Kalau kamu merasa kamu hanya ikut menumpang, posisikan dirimu! Atau jangan ikut sama sekali!” perintah Daza.Meski sudah berbicara panjang demikian pun bukannya membuat Rosa langsung turun dan menuju kebalakang. Setida
Read more

Masih Ada Pengganggu

Lavendra masih tetap membuatkan sarapan untuk Daza, namun tidak dengan bekalnya. Badannya masih teras sangat amat lelah dan tidak nyaman selama beberapa saat setiap kali dia berdiri. Mungkin dia masih mengalam pegal yang tidak baik.“Ada apa?” Daza mendadak bertanya saat mereka sedang makan.“Oh, tidak, aku tidak apa,” Refleks dirinya menjawab.Daza tampak khawatir meski dirinya sudah memberikan jawaban dengan cara demikian kepadanya. Daza mengamati lama-lama wajah dari Lavendra yang sangat jelas menunjukkan ekspresi tidak nyamannya tersebut.“Apa ada yang tidak nyaman? Jangan ditahan,” beritahu dari Daza yang benar-benar sudah langsung menyadari.Mendengarnya membuat Lavendra hanya bisa tertawa kecil. sepertinya memang ekspresinya menunjukkan dengan sangat jelas rasa tidak nyamannya tersebut. Makanya Daza bisa langsung tahu.“Haha, mungkin aku salah tidur. Punggungku terasa pegal sekali,” beritahu dari Lavendra.“Kamu mau libur saja hari ini? Aku bisa memberikanmu izin,” Daza meminta
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status