Share

Pengacau

Kalimat manis tersebut dilontarkan langsung oleh Daza sendiri. Rasa bak berbunga dalam hatinya memenuhi seluruh isi kepala dan juga perasaannya. Melayang ke udara, membuat Lavendra nyaris hilang akal.

“Kenapa? Kamu malu?” Daza menerka dengan melihat ke wajah Lavendra yang berusaha disembunyikan tersebut.

“Ap- Apa? Tidak!” kesalnya yang kembali mencoba menghindar dan menutupi wajahnya dengan tangannya.

Daza yang tahu bahwa Lavendra sekarang ini sangat amat malu sekali, langsung menertawakan dan mencoba melihat ke wajahnya dengan menarik tangan Lavendra.

“Ei, kamu berbohong, aku bisa melihat telingamu merah padam,” canda dari Daza.

Lavendra mempertahankan tangannya untuk tetap menutupi wajahnya tersebut, meski sebenarnya ia merasa sangat amat senang dan juga terus tersipu malu.

“Jangan ah! Aku tidak ingin membuatmu melihat wajahku yang jelek sekarang!”

“Jelek darimananya? Honey-ku selalu cantik dan manis setiap saat,” puji Daza yang kembali membuat rasa merah padam tersebut terus mengua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status