Lavendra senang mendengarnya. Mertua dan iparnya menyukai brownies buatanya saja sudah sangat syukur sekali. Tak henti-hentinya dirinya tersenyum saat melihat mereka senang.“Kamu belajar membuatnya dimana? Kamu tidak mau buka toko saja? Laku lho kalau rasanya seperti ini,” ujar dari Diana yang memujinya secara berlebihan.“Haha, aku belajar dari desa awalnya, lalu saat kuliah aku ambil kelas. Tapi, terima kasih sudah memuji sampai seperti itu,” Lavendra membalas.“Sungguh, aku tidak bohong sama sekali. Ya kan, ma?” Diana mengajak mamanya berbicara, “kalau buka toko, pasti bisa laris manis,” sambungnya.“Iya Nak, kamu tidak mau coba?” tanya mama mertua.Lavendra hanya bisa tersenyum tipis menanggapi ucapan mereka tersebut. Rasanya sakit sekali dadanya mendengarkan perihal dirinya yang disarankan membuka toko tersebut.Memang siapa yang tidak mau? Lavendra hanya terus merasa ragu dengan dirinya sendiri. Banyak ketakutan yang sudah membuatnya tidak berani melangkah lebih dulu ketimbang
Baca selengkapnya