Savina memeluk Shera dan berusaha menenangkannya. Sesekali ia mengusap puncak kepala Shera dan membiarkannya sesenggukan di pelukan wanita itu.“Sus, aku tidak mau punya bunda baru. Aku tidak mau ayah menikah lagi dengan Tante Nadia.” Shera kembali merengek dengan air mata yang berlinang.“Shera, lebih baik kita istirahat saja, ya. Sus, tahu kalau kamu sedang lelah.” Savina membujuk Shera untuk beristirahat di kamarnya. Ia tahu betul mengenai perasaan Shera.“Sus, katakan kalau bunda belum meninggal. Katakan kalau bunda pasti akan pulang.” Shera berbicara dengan nada penuh kepiluan.“Shera, tidak semua yang kita inginkan akan sesuai dengan kenyataan. Sus, pernah bermimpi akan memeluk dan menggendong anak, Sus. Namun, ternyata Allah lebih sayang dengannya. Jadi, Sus hanya belajar untuk ikhlas. Sama halnya seperti Shera, kamu harus ikhlas dengan apa yang menimpa bunda.” Savina berbicara dengan penuh kelembutan. Wanita itu tampak menitikkan air mata sambil memeluk Shera.“Sus, apa bunda
Read more