"Bu, aku dapet kerjaan, Bu." Widia berteriak girang memburu sosok ibu yang masih berkutat dengan pekerjaannya. "Iya, kah?" "Iya, Bu. Sekarang juga, Widia disuruh langsung ke sana.""Wah, bagus dong. Kerja apa sih?" Tampak sedikit kerutan di dahi ibunya. "OG, Bu. Office Girl. Gampang kok, kerjanya. Kayak kita kerja di rumah aja. Cuma yang ini dapet bayaran." "Ya syukur lah," "Doain aku ya, Bu. Mudah-mudahan hari ini juga aku kerja." "Iya, Wid. Aamiin. Ibu juga mau musyawarah ini sama warga desa yang lain buat bicarain lahan yang kena imbas sama banjir bandang." "Bu, kalo bisa Ibu jangan ikut rapat, ah!" "Lho, kenapa? Lahan ibu kan termasuk paling luas di sana. Paling subur. Masa ibu gak hadir. Emangnya, kenapa, kok ibu jangan pergi." "Mm ...." Widia teringat dengan cemoohan yang ia dengar langsung sewaktu malam. Ia takut ibunya juga akan dapat cemoohan yang sama."Mm, maksud aku ibu suruh aja pekerja lahan ibu, nanti kalo ibu ikut rapat, bisa-bisa ibu sesak nafas lagi. Ibu pal
Baca selengkapnya