Share

Banyang-Bayangnya Menghantui

"Kita mampir dulu ke apotek ya." Satya menghentikan laju kendaraannya di depan apotik besar yang buka 24 jam.

Widia turun dan menunggunya dengan tangan menopang pada jok motor. Kakinya terasa lemas, sementara perutnya terdengar bunyi keroncongan. Rasa sakit dibagian pergelangan kaki dan tangan pun kemudian mengecohkan pandangannya. Sehingga rasa lapar dan dahaganya hilang dalam sekejap. Widia terus memperhatikan luka lecet yang semakin memerah. Tak lama kemudian, Satya keluar dari toko obat tersebut.

"Ayok," ajak Satya. Pria berparas rupawan itu terengah karena sedari tadi ia tampak tergesa. "Nitip ini, ya." Pria itu juga memberikan satu kantong plastik kecil berwarna putih transaparan. Entah obat apa itu. Widia naik kembali ke posisi semula. Siap dibonceng lagi. Selain merasakan perih di pergelangan, sedari tadi wanita itu terus memikirkan Danu. Pria yang ia temui di antrian lampu merah. Ketakutan akan ancaman pria narapidana itu begitu mengganggu pikirannya.

"Pegangan ya, sekarang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status