Home / Romansa / JIKA CINTA JANGAN BERCERAI / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of JIKA CINTA JANGAN BERCERAI : Chapter 81 - Chapter 90

108 Chapters

BAB 81: Safira Tak Sebaik Lathisa

Vila perkebunan malam ini terlihat ramai, bunyi sholawatan para santri sudah mengema, Afnan dan Keyra tampak berbahagia senyum selalu mengembang di bibir pasangan suami istri itu, pakaian warna senada menambah keserasian pasangan Afnan dan Keyra.Di antara para tamu undangan, tidak terlihat Kyai Damarjati, rupanya hatinya masih tertutup untuk menerima Keyra sebagai istri Afnan.Sean, juga terlihat tampan, tubuh mungilnya saat itu berada di gendongan Bu Azizah, yaitu nenek Sean, ibunya Lathisa.“Oh Sean, sudah besar, Nenek kangen sama Sean,” dikecupnya pipi gembul Sean bocah itu tersenyum geli ketika sang nenek menggelitik perut gendutnya.“Safira, kamu menjaga dengan baik ‘kan keponakanmu?” tanya Azizah, seraya menatap putri keduanya yang sibuk dengan ponselnya.“Kak Keyra tidak mengizinkan aku mengasuh Sean, jadi aku memlih bekerja paruh waktu,” ungkap Safira.“Keterlaluan Keyra, kamu ‘kan Tantenya, kenapa tidak boleh mengasuh keponakannya sendiri.” Azizah terlihat marah.Safira ju
Read more

BAB 82: Safira Menyadari Kesalahannya

Safira melangkahkan kaki menuju loby rumah sakit, waktu menunjukkan pukul enam sore, waktunya ia pulang. Baru saja beberapa langkah, seseorang menyapanya.“Safira, kamu mau pulang?” tanya Keyra, yang kebetulan juga akan pulang.“Iya Kak Key,“ sahut Safira.“Kalau begitu kita bareng saja, aku sudah di jemput sopir,” ajak Keyra.Safira mengangguk dan mengikuti langkah Keyra menuju tempat perkir dimana sopir suduh menunggunya.Kedua wanita berhijab itu kini duduk di jok belakang. Safira tampak enggan duduk berdampingan dengan Keyra.“Bagaimana menjadi asisten Dokter Pram?”“Menyenangkan, Dokter Pram sangat baik, ia banyak memberi pengarahan tidak memerintah seenaknya.”“Iya, Dokter Pram memang baik, dia juga berjiwa sosial, aku senang jika kalian semakin dekat, atau mungkin menjalin hubungan yang serius.” Keyra menatap Safira dengan tersenyum kecil.Safira membalas senyuman itu dengan terpaksa. ”Dokter Pram memang baik, tapi aku belum berpikir sampai kesana Kak.”“Iya aku tahu, kamu masi
Read more

BAB 83: Perampokan

“Berikan barang berharga kalian!” perintah salah satu preman yang menggunakan penutup wajah.“Berikan pada mereka,” suruh Keyra pada Safira dan Mbok Sum.Mereka semakin ketakutan, sementara Sean semakin kencang menangis, baik Safira, Keyra dan Mbok Sum kini melepas perhiasan cicin di jari mereka.“Kenapa kamu tidak mau melepas cincin itu!” bentak preman menunjuk jari manis Keyra.“Ini cicnin pernikahan, aku tidak bisa memberikan padamu, ambil seluruh uang dan ponselku, tapi tidak cincin ini,” sarkas Keyra masih bersikukuh mempertahankan cincin pernikahannya.Preman semakin geram melihat tingkah Keyra,” baiklah kamu memilih cincin itu atau anakmu ynag kami bawa.”“Hai jangan kurang ajar !” tukas Safira memberanikan diri membentak preman.“Cepat serahkan cincin itu atau aku akan membawa anakmu!”“Tidak dua-duanya,” Keyra berusaha mengulur waktu, ia berlari menjauh dari preman seraya menggendong Sean.Kedua preman mengejar, hanya bisa berlari beberapa meter, Keyra akhirnya tertangkap.
Read more

BAB 84: Berita Buruk Datang

Beberapa hari berlalu sejak kejadian perampokan, Afnan lebih protektif menjaga Keyra dan Sean, aktivitas Keyra juga dibatasi dan selalu memakai sopir kemana pun Keyra pergi.Seperti biasa Keyra pulang menjelang malam ketika sampai di vila perkebunan, tapi Afnan belum sampai di vila biasanya suaminya itu menyambut kepulangannya.“Kak Afnan belum pulang Mbok?”“Belum Non,” sahut Ratmi.“Sean ada dimana?”“Ada di kamar bawah, bersama Mbok Sum,” jawab Mbok Ratmi.“Ya suduh siapkan makan malam saja Mbok, aku rasa Kak Afnan sebentar lagi juga pulang.”“Siap Non.”Keyra menuju lantai atas, masuk ke kamarnya dan membersihkan diri, setelahnya ia akan menyusui Sean. Hingga selesai menyusui Sean, pria yang ditunggu belum juga sampai di rumah, Keyra mencoba menghubungi Afnan, tapi ponselnya juga tidak aktif, hingga Keyra memutuskan untuk makan malam sendiri.Setelah makan malam Keyra merebahkan tubuhnya di tempat tidur, sesaat ia tertidur, beberapa jam kemudian Keyra terbangun, kerena mimpi bur
Read more

BAB 85: Hilang Ingatan

Satu hari berlalu, di pondok pesantren, diadakan doa bersama untuk keselamatan Afnan, mereka masih berharap Afnan selamat dan ada di suatu tempat.Keyra bersujud memohon keselamatan untuk Afnan, kebahagian baru saja ia rasakan dan kini sebuah ujian kembali mendatanginya, sedih rasanya, sudah dua hari ini sosok Afnan tidak dijumpainya, dan entah berada dimana.Di sebuah vila minimalis, keadaan Afnan sudah membaik, luka–luka di beberapa tubuhnya berangsur pulih.“Kapan mereka akan membebaskan Amara?”“Kak Malik tanda tangan dulu, dokumen ini,” suruh Dania, yang suduh membawa beberapa berkas.“Berkas apa ini?” tanya Afnan.“Ini jual beli tanah Kak, kita harus menjualnya, dan kebetulan sudah ada peminatnya dengan harga yang cocok, uangnya nanti untuk melunasi hutang Kak Malik supaya Kak Amara bebas,” dalih Dania mengarang kebohongan lagi.Afnan meraih berkas itu, membaca sedikit di lembar pertama dan kedua, lalu ia tanpa ragu membubuhkan tanda tangannya.“Bagus Kak Malik, tidak lupa den
Read more

BAB 86: Penyelidikan

“Mas Raka, tolong selidiki kasus ini,” pinta Keyra.“Aku akan menolongmu, jangan cemas, firasatku mengatakan jika Afnan selamat dari kecelakaan itu, kerena aku tidak melihat ada jejak tubuh yang jatuh ke sungai, tapi segala kemungkinan terjadi, karena saat itu kata penduduk sekitar juga hujan,” jelas Raka.Bagaimanapun Keyra cemas, setelah mendapat informasi dari Raka, dia berharap Afnan selamat dan entah ia berada dimana yang pasti sesuatu pasti terjadi dengannya.Hari terus bergulir satu minggu sudah Afnan menghilang tanpa kabar, Keyra semakin stres hingga kehamilannya terganggu. Pagi itu terpakasa Safira membawanya ke rumah sakit, karena Keyra tiba-tiba pingsan.“Dokter Pram, aku kasihan sekali dengan Kak Keyra, ia pasti mencemaskan Kak Afnan yang sampai saat ini belum ditemukan, dan kini team SAR, menghentikan pencarian, dan Kak Afnan dinyatakan hilang,” ucap Safira pada dokter yang tengah duduk di kursi kerjanya itu.“Tidak ada yang bisa kita perbuat Safira, hanya doa supaya Keyr
Read more

BAB 87: Membawa Afnan Keluar Pulau

Raka sudah berada di balik kemudi, untuk sejenak ia berpikir. Dania bohong mengenai Kafe Alamanda, ia sengaja mengarahkan aku ke kafe itu, karena di kafe itu tidak ada cctvnya, pikir dalam hati Raka, seraya jari -jemarinya mengetuk stir mobil.Mengenai mobil Afnan yang nyatanya tidak ada sesuatu yang mencurigakan, untuk memutus kabel rem setidaknya dibutuhkan 5 menit, pikiran Raka benar-benar buntu untuk membuktikan bahwa kecelakaan itu adalah sabotase seseorang.Tiba-tiba Raka turun dari mobilnya, ia kembali berjalan ke arah gedung keamanan pondok dan sekali lagi ia meminta untuk di nyalakan cctv lagi, kali ini ia fokus pada mobil Afnan yang mengalami kecelakaan, tampak pemulung itu mengambil sesuatu satu kaleng rongsok yang mengelinding di kolong mobil, sekitar satu menit ia berada di kolong mobil.“Pemulung itu meletakan sesuatu di kolong mobil Afnan, aku akan mencoba menyelidiki apa yang diletakan di mobil itu,” gumam Raka.Raka kembali menaiki mobilnya, dan melaju menuju kantor
Read more

BAB 88: Menyusul ke Bali

“Kenapa perasaanku menjadi tidak enaknya Mbok, mimpi itu seakan menjadi kenyataan,” ucap Keyra pada Mbok Sum yang duduk disampingnya, seraya menyuapi Sean.“Mimpi apa Non?”“Aku bermimimpi kehilangan cincin pernikahanku.” Keyra menatap jari manisnya, lalu tatapanya beralih di meja kecil dimana ada bingkai foto dirinya bersama Afnan.“Jangan berpikiran buruk Non, tetaplah berprasangka baik, Insya Allah, akan terjadi hal baik,” balas Mbok Sum, mencoba membuat tenang Keyra.“Iya Mbok, mudah-mudahan Kak Afnan selalu dalam perlindungan Allah.”“Aamiin,” jawab Mbok Sum.Keyra berlahan bangkit, ia membuka lemari, sederet baju-baju Afnan, ditatapnya nanar, rasa rindu mulai menyusup hatinya, aroma mint maskulin terhirup, semakin rindu menyayat hati.Ketukan pintu kamar, menghentikan Keyra mengenang suaminya, berharap ada berita baik datang hari ini. Dengan langkah kecil ia membuka pintu kamar.“Ada apa Mbok Ratmi?”“Ada Pak Raka, menunggu Non Keyra di ruang tamu,” jawab Mbok Ratmi.Keyra men
Read more

BAB 89: Bertemu Afnan

Keesokan harinya Keyra lebih tampak segar, walau hatinya sedikit khawatir dan cemas, tapi hal yang membuatnya penasaran harus di dituntaskan, rasanya tidak mungkin, Afnan mengkhianatinya dengan Amara, jika dengan Lathisa itu masih mungkin, tapi dengan Amara wanita licik dan jahat yang sejak dulu terobsebsi dengan suaminya, sangat tidak mungkin, Afnan berpaling darinya demi Amara.Setelah menyusuhi Sean, dan menidurkan Sean, Keyra berpamitan pergi.“Mbok nitip Sean, ya.”“Hati-hati ya Non. ““Keyra apa lebih baik Mami temani kamu,” tawar Nayumi.“Tidak perlu Mami, Key bisa jaga diri.”“Ingat Non key, Amar itu wanita kriminal, ingat apa yang telah ia lakukan pada Non Keyra satu tahun yang lalu.”“Iya Mbok, aku akan lebih berhati–hati, aku hanya ingin mendengar dari mulut Kak Afnan sendiri, apa benar ia sekarang memliih Amara dari pada Key.”Nayumi dan Mbok Sum, sebenarnya sangat khawatir, tapi Keyra akan menemui suaminya sendiri, jadi rasanya tak pantas berprasangka buruk padanya, biarl
Read more

BAB 90: Melawan Amara

Afnan mulai membuka kelopak matanya, ia menatap ke arah Keyra yang duduk di kursi samping brankar.“Kamu masih disini? Bagaimana keadaanmu?”“Aku sudah membaik, aku minta maaf telah merepotkanmu, tapi bisakah kita berteman,” pinta Keyra dengan lembut.Afnan mengangguk. “Apa wajahku ini mirip dengan suamimu?”Keyra mengangguk. ”Ia menghilang saat kecelakaan.”“Baiklah aku mau menjadi temanmu, tapi aku harap Amara tidak mengetahui pertemanan kita, aku tahu ia pasti marah, akhir-akhir ini, ia tidak membiarkanku pergi sendiri, entah mengkhawatirkan sakitku atau karena hal lain.”“Baik aku setuju.” Keyra melempar senyum hangatnya.”Istirahatlah, jangan kamu pikirkan hal-hal yang aku katakan tadi.”Afnan mengangguk, lalu menutup matanya kembali, ia memang masih merasakan pening dan rasa kantuk masih menyerangnya, dalam sekejab Afnan tertidur pulas, Keyra hanya menatap nanar pria yang masih menjadi status suaminya itu.Sementara Amara sudah sampai di rumah sakit terdekat, ia masuk ke loby
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status