Semua Bab Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Bab 271 - Bab 280

331 Bab

S2.271. Khayalan

“Ariana!” sentak Frederix pelan.Ariana membuka mata. Sial! Wanita itu mengumpat dalam hati. Segala ciuman dan sentuhan Frederix itu ternyata hanya khayalan liarnya.“Musiknya sudah berhenti,” ucap Frederix yang melepaskan tangannya dari pinggang Ariana.Dengan santai, Frederix bergabung dengan teman-teman lain yang sedang duduk sambil minum. Mereka langsung memberikan tempat untuk Frederix. Tak lama kemudian, para lelaki berbincang tentang bisnis masing-masing.Hingga kemudian salah seorang teman memberikan kabar gembira. Ia membagikan undangan pernikahan. Dengan bangga mengatakan bahwa akhirnya ia berhasil menemukan cinta dan tidak ingin melepaskannya lagi.“Maaf Fred. Bukan bermaksud membagi fokus antara kesuksesanmu. Masalahnya, kita jarang berkumpul. Jadi, ini saat yang tepat untuk menyebar undangan. Datang, ya,” ucap teman Frederix.“Tak apa. Kamu benar ini saat yang tepat untuk menyebar kebahagiaan. Semoga aku cepat tertular,” jawab Frederix sambil menatap undangan mewah di tan
Baca selengkapnya

S2.272. Sainganku

“Aku tidak mengerti, Lou. Belle mengejar cinta siapa?” tanya Frederix bingung. “Lalu, apa hubungannya dengan kerjasama perusahaan kita?” “Terus-terang, Kak. Aku juga hanya bisa menduga. Belle tidak menceritakan rahasianya. Hanya saja, aku beberapa kali memergokinya sedang termenung dan memikirkan lelaki tersebut.” Frederix hanya mengangguk. Sungguh ia tidak mau tau siapa lelaki itu. Yang jelas ia berpikir, sudah pasti bukan dirinya. Frederix menatap iba pada sang adik. “Jadi, Belle menyukai lelaki lain?” Louis mengangguk. “Aku turut prihatin. Aku juga pernah berada dalam situasimu saat ini. Awalnya memang berat, seterusnya …. “Frederix menjeda kalimatnya. Ia tidak ingin membuat adiknya semakin sedih. “Pasti seterusnya juga akan berat,” Louis mencebik. Seulas senyum diberikan Frederix untuk Louis. “Tidak juga. Buktinya sekarang aku bisa move on dari Ariana.” Louis duduk menyamping menatap sang kakak. “Ceritakan, Kak. Bagaimana pesta bersama Ariana tadi.” Lima belas menit berik
Baca selengkapnya

S2.273. Serba Tak Enak

Terdengar dengkuran pelan. Frederix menoleh ke samping, menatap sang adik. Louis ternyata sudah terlelap.Apa Louis mendengar pernyataannya barusan? Gumam Frederix dalam hati.Sepertinya tidak. Frederix mengembuskan napas panjang lalu mulai menutup mata. Sedetik kemudian, ia membuka matanya lalu tersenyum-senyum sendiri.Ini gila. Ternyata ada kemungkinan Belle menyukainya. Kalau benar, aku tidak bertepuk sebelah tangan. Frederix kembali berucap dalam hati.Tapi,bagaimana dengan Louis? Bukankah ia akan bertambah patah hati jika melihat kakak dan wanita yang disukainya menjalin hubungan serius? Ia harus bagaimana sekarang? Semuanya terasa serba tak enak.Entah pukul berapa Frederix tertidur. Ia bermimpi melihat Belle menangis. Tetapi, tangannya tidak dapat meraih wanita cantik tersebut.“Kak. Kak Fred.” Louis menguncang-guncang lengan sang kakak untuk membangunkannya.“Hem?” Frederix membuka setengah matanya. “Apa?”“Sudah jam sembilan. Barusan Keyna menelpon dan menyuruh kita sarapan,
Baca selengkapnya

S2.274. Jika Benar ...

“Lou!” panggil Frederix. Louis menoleh. Frederix berlari menghampirinya. Louis menunggu sang kaka mendekat. “Kenapa, Kak?” “Kamu ada agenda apa hari ini?” “Agenda hari ini?” “Ck, aku sudah lama sekali tidak mendengarmu menjawab dengan pertanyaan. Ternyata kebiasaan itu masih ada,” gerutu Frederix. “Hehe, maaf. Aku belum memiliki agenda apa-apa hari ini. Entahlah, rasanya malas sekali.” “Hmmm … kalau begitu, kamu bisa mengantarku?” Keduanya lalu berbincang sambil berjalan. Mereka menuju kamar Louis. Pemuda itu membuka pintu dan mempersilahkan kakaknya masuk. “Mengantar ke mana, Kak?” “Aku ingin bersenang-senang. Apa usulmu?” “Hah? Maksudnya?” “Kamu pasti tau tempat yang mengasyikkan. Tempat untuk kita menghibur diri.” Louis menatap lelaki di hadapannya dengan dahi berkerut. Bersenang-senang bukanlah kebiasaan Frederix. Kenapa tiba-tiba kakaknya ini ingin hiburan? Tangan Lou
Baca selengkapnya

S2.275. Senyum Luka

Seminggu sudah Belle pergi. Frederix dan Louis menjalankan hari-hari mereka seperti biasa. Posisi Belle telah digantikan seorang lelaki dari perusahaan pusat keluarga Belle.Frederix semakin sibuk. Selain menangani beberapa proyek besar, ia juga kerapkali diundang menjadi narasumber. Beberapa universitas ternama memintanya memberikan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswi jurusan bisnis dan ekonomi.“Lou, tolong tangani proyek ini dulu, ya. Aku harus menghadiri seminar.”“Oke. Seminar di universitas Kak Cha, ya?”“Iya. Aku siap-siap sekarang. Jalanan agak padat sepertinya.”“Kak Fred pakai supir, ‘kan?”“Daddy bilang supir dan pengawal sudah siap.”“Wuiih. Daddy kita memang sangat sigap.”“Kamu salah. Daddy bilang, Keyna yang mengatur semuanya.”“Hah? Keyna? Wah, wah, ibu tiri kita itu sudah mulai paham kebiasaan keluarga kita,” kekeh Louis.Frederix mengangguk. Ia mengenakan jasnya. Lalu, mengencangkan dasinya.“Jangan lama-lama menyelesaikan berkas itu. Kamu harus jemput Keyna ‘kan?”“Iy
Baca selengkapnya

S2.276. Wanita yang Sama

Keyna menyusui Princess sambil berpikir keras. Wanita itu tak sadar sang suami juga mengamatinya. William duduk di samping sang istri lalu mengelus punggungnya.“Ada apa, Baby? Lelah, ya? Louis bilang pasienmu banyak lagi hari ini,” cetus William.Keyna tersenyum dan mengangguk. “Memang lelah, tetapi aku senang. Bisa membantu banyak orang.”Mulut Princess berhenti mengisap. Ia seperti mendengarkan kedua orang tuanya bercakap-cakap. Tak lama kemudian, bayi kecil itu kembali mengisap ASI dan memejamkan mata.“Princess juga mendapat banyak tamu hari ini di kantor,” ucap William pelan sambil mengusap dahi sang putri dengan ibu jarinya.“Oh ya? Tumben kamu mengizinkan Princess bertemu banyak orang,” balas Keyna keheranan.“Tentu tidak. Mereka hanya melihat dari luar jendela.”“Ya Tuhan.” Keyna menggeleng-geleng.“Tamu-tamu itu mengerti.”“Princess baik-baik saja hari ini? Tidak rewel, ‘kan?”“Sama sekali tidak. Bahkan aku mengajaknya meeting bersama para direktur.”Keyna menoleh dan menata
Baca selengkapnya

S2.277. Kebesaran Hati

Setelah perbincangan dengan Louis, Frederix semakin merasa bersalah pada sang adik. Dulu, saking sibuknya, Frederix lah yang paling jarang berinterasi dengan Louis maupun Sacha. Kini, lelaki itu berusaha mendekatkan diri dengan adik lelakinya.Keyna dan William menyarankan Frederix untuk pergi menemui Belle. Tetapi, putra sulung keluarga Dalton itu masih memikirkan perasaan sang adik. Ia berkata akan pergi, jika melihat Louis sudah berhasil move on.“Bagaimana jika ternyata kamu terlambat dan Belle sudah menjadi milik lelaki lain?” tanya Keyna.Frederix menatap ibu sambungnya dengan jantung berdebar. Lelaki itu mengembuskan napas berat dan menjawab, “Artinya Belle bukan takdir untukku.”“Itu juga bisa berarti kamu menyia-nyiakan kesempatan. Kalian berdua kemungkinan saling menyukai. Jangan membuat segalanya sulit,” nasehat William.“Lalu, Louis?”“Ada apa denganku?” Louis bertanya lalu duduk di sebelah Keyna yang memangku Princess.“Apa menurutmu, Frederix harus pergi mencari Belle?”
Baca selengkapnya

S2.278. Ungkapan Rasa

“Apa ada sesuatu yang istimewa di sini?” Frederix bertanya sambil ikut menatap Sungai Seine di depan mereka.Wanita di samping Frederix tersentak kaget. Matanya mengerjap dengan sering untuk mencoba menajamkan penglihatan. Belle berdehem pelan sebelum berhasil menguasai diri dari keterkejutan.“Tu-Tuan Fred?” Terbata, Belle menyapa.“Frederix. Panggil aku Frederix atau Fred saja.”“Maaf, aku …. ““Kita bukan lagi partner bisnis. Lagipula kita juga berada jauh dari perusahaan,” potong Frederix.Kepala Belle mengangguk. “Baiklah, Fred.”“Nah, lebih enak terdengar telingaku. Terima kasih.” Frederix tersenyum manis.Jantung Belle berdebar kencang. Ia menjadi sangat kikuk mendapati senyuman Frederix. Biasanya, lelaki itu hanya menerima senyum santun atau sekilas saja saat mereka bekerja.“Ada urusan bisnis di sini?” tanya Belle, mengalihkan rasa sungkannya.“Iya, ada urusan penting,” jawab Frederix.Belle mengangguk. Hatinya belum tenang mendapati sosok yang tiba-tiba muncul di sampingnya.
Baca selengkapnya

S2.279. Butuh Sendiri

Berita tentang lamaran Frederix yang diterima Belle, terdengar ke telinga keluarga Dalton. Semuanya mengucapkan selamat, termasuk Cedric yang sedang berada di mansion. Setelah ikut mengucapkan selamat, diam-diam, Louis keluar dari ruang keluarga.Tentu saja ia bahagia mendapat kabar kakak sulungnya akhirnya mendapatkan calon istri. Ia hanya perlu berjalan-jalan dan menyendiri untuk beberapa saat. Kakinya melangkah pelan di sekitar taman.Louis memperhatikan pekerja taman yang sedang merawat bunga mawar. Pemuda itu meminta satu tangkai, menciumnya, lalu duduk di bangku kayu. Ia ingat pernah memberikan rangkaian bunga mawar berwarna-warni untuk Belle.“Boleh Daddy bergabung?” William tiba-tiba sudah berada di belakangnya.Tanpa menoleh, Louis tersenyum dan mengangguk. William duduk di sebelah putra bungsunya. Sang bilioner ikut memperhatikan tanaman berbunga yang sedang dipetik dan dibersihkan petugas taman.“Apa yang bisa Daddy lakukan untuk membuatmu ceria lagi, Lou?” lirih William.“
Baca selengkapnya

S2.280. Sesuai Bayangan

Belle menatap tangannya yang digandeng erat Frederix. Jantungnya tetap berirama kencang. Sulit sekali rasanya menormalkan debaran itu.Mereka berjalan di jembatan Sungai Saine. Salah satu tempat romantis di negara kelahiran Belle. Frederix mengangkat genggaman tangannya dan mencium jari-jari Belle."Maafkan aku jika selama ini membuatmu sedih dengan sikap dinginku," ucap Frederix."Sudah kumaafkan ... karena ini," balas Belle sambil menunjukkan jari manisnya yang tersemat cincin berlian.Frederix terkekeh. "Aku shock saat Louis berkata kalian berkencan.""Itu hanya bualan Louis. Aku tau ia hanya bercanda. Kalian berdua memang sangat berbeda, ya."Frederix mengembuskan napas berat. Andai Belle tau bahwa sesungguhnya Louis memang sesungguhnya berharap. Mungkin, ia tidak akan sesantai ini."Sikap kami?""Iya. Louis sangat ramah. Saat pertama bertemu dengannya, ia bersikap sangat baik.""Memangnya aku tidak baik saat pertama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
34
DMCA.com Protection Status