Semua Bab Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Bab 261 - Bab 270

331 Bab

S2.261. Sangat Pendiam

Louis telah sembuh dan kembali beraktifitas. Frederix melayangkan surat keluhan pada restoran tempat adiknya terinfeksi keracunan makanan. Restoran dan pengacara keluarga Dalton akhirnya berdamai karena pemilik restoran mau bertanggung jawab.Saat ini, mereka sedang duduk di ruang meeting. Pembahasan proyek besar yang sedang mereka kerjakan berlangsung lancar. Di akhir meeting, Frederix melirik Belle dan Louis yang duduk berdekatan dan terkikik berbarengan.Entah apa yang sedang mereka perbincangkan. Frederix ingin sekali menghampiri dan ikut mengobrol. Namun, ia mengurungkan niat melihat keduanya tampak menikmati kebersamaan hanya berdua.“Lou, Belle, aku kembali ke ruangan dulu, ya,” ucap Frederix sambil berjalan ke arah pintu.“Eh, Kak.” Louis menahan kakaknya keluar.“Ya?”“Kami mau makan siang di luar. Kak Fred mau ikut?” tawar Louis.“Tidak, kalian saja. Aku masih banyak pekerjaan.”Tentu saja Frederix menolak. Ia tidak ingin menjadi nyamuk lagi di antara dua orang yang terlihat
Baca selengkapnya

S2.262. Terima Kasih

“Benarkah?” Sacha membelalakkan matanya saat Keyna mengabari bahwa William bersedia menerima keluarga Cecdric akhir minggu ini.Keyna mengangguk. Detik berikutnya, ia seperti kehilangan napas karena Sacha memeluknya erat. Wanita itu sampai terbatuk-batuk.“Ups, sori, Key. Sorii,” mohon Sacha.“Aku harap pertemuan pertama ini bisa memberi kesan yang baik pada William. Kamu tau sendiri bagaimana kerasnya Daddymu dalam hal ini,” ucap Keyna setelah berhasil mengatur napas kembali.“Bantu aku mencairkan suasana ya, Key.”“Sebaiknya kamu memberi tugas itu pada Louis.”“Iya juga, ya.”“Kamu mau ke mana setelah kuliah?”“Mau jalan-jalan sama Carol.”Mata Keyna menyiratkan tanda tanya. Sacha terkekeh mendapat tatapan itu. Wanita cantik itu lalu bercerita bahwa ia dan Carol sedang mencoba untuk berteman.“Sepertinya, Carol bukan wanita yang sulit diajak berteman. Ia juga cukup aktif di media sosial, pasti sudah mengenalmu sebelumnya.”“Cedric juga bilang seperti itu.”“Ya sudah. Aku mau bersiap
Baca selengkapnya

S2.263. Masalah Percintaan

Frederix melirik Belle yang duduk di sampingnya. Wanita cantik itu sedang sibuk menatap layar laptop. Mau tau mau, mata Frederx menelusuri jari-jari lentik dan lengan Belle yang terbuka karena ia menggunakan blus lengan pendek yang pas di badan.Kepala Frederix menggeleng samar. Ia menahan keinginannya untuk memegang tangan Belle yang bahkan halusnya bisa ia rasakan. Saat itu hatinya hancur mengingat bahwa wanita di sampingnya lebih memilih Louis.“Tuan Frederix,” sapa Belle lembut.“Ehm.” Frederix berusaha menjernihkan tenggorokannya. “Ya?”“Tolong periksa ini. Aku sudah melakukan apa yang Tuan sarankan.” Belle menggeser laptopnya menghadap Frederix.Frederix mengangguk dengan sedikit senyum. Ia memeriksa data yang terpampang di layar laptop Belle. Pekerjaan wanita itu sangat rapi dan teliti. Namun begitu, Frederix melihat ada satu kesalahan kecil.“Ini harusnya di bagian sini, Belle.” Frederix menunjuk data yang salah penempatannya.Kini, Belle berdiri di samping kursi Frederix. Wan
Baca selengkapnya

S2.264. Menenangkan Diri

Keyna mengamati wajah Frederix. Wajah yang selalu datar itu kini semakin sendu. Meski mungkin tidak banyak yang tau, karena Frederix jarang sekali mengungkapkan perasaannya.“Kamu menyukainya dan ia menyukai lelaki lain?” Keyna mengulang pernyataan Frederix.“Terasa lebih menyakitkan saat kamu kembali berkata begitu,” ungkap Frederix sambil menggeleng samar.“Maaf,” sesal Keyna.“Aku seperti selalu gagal memilih wanita. Setiap menyukai seseorang, pasti tidak bersambut baik.”“Jangan begitu. Mungkin belum jodoh saja. Lagipula, selama mereka belum resmi menikah, bukankah masih bisa diperjuangkan?”Bisa. Frederix menjawab hanya dalam hati. Masalahnya, saingannya adalah adiknya sendiri. Lelaki itu merasa lebih baik berbalik badan dan menjauh.“Kamu pasti tau, di dunia ini ada hal-hal yang tidak bisa diperjuangkan. Kita hanya bisa pasrah menerima takdir,” cetus Frederix.Keyna tercenung mendengar penuturan Frederix. Ingin sekali membantu, tetapi Keyna bingung memulai dari mana. Wanita itu
Baca selengkapnya

S2.265. Keberhasilan Frederix

Keesokan harinya, Frederix baru kembali ke mansion menjelang siang. Lelaki itu langsung masuk ke kamar dan berendam dalam air hangat. Setelah air di bathtub mulai dingin, Frederix baru bangkit, mengeringkan tubuh dan berpakaian.Di depan cermin, Frederix mematut diri. Sepertri biasa, wajahnya tampak tampan dan bersih. Rambutnya selalu terpotong rapi. Pakaian yang dikenakan menampakkan sisi maskulin.Setelah beberapa kali menyemprotkan parfum ke tubuhnya, Frederix keluar dari kamar. Lelaki itu menuju ruang makan. Sedikit terkejut melihat Keyna dan Princess ternyata telah berada di sana.“Hai,” sapa Frederix yang langsung mencium adiknya yang berada di pangkuan Keyna. “Tumben tidak ke kantor?”“Kami memutuskan untuk tidak ke kantor setiap hari. Iya kan, Princess?” Keyna mengangguk pada putrinya yang langsung ikut mengangguk.Frederix terkekeh, “Lucu sekali, Princess. Ia sepertinya sudah mengerti apa yang kamu ucapkan, Key.”“Princess hanya mengikuti gerakan. Ia memang sedang senang meng
Baca selengkapnya

S2.266. Pengusaha Sombong

Setelah merestui hubungan Louis dengan Belle, Frederix menenggelamkan diri dengan pekerjaan. Wajahnya semakin dingin. Bibirnya tidak pernah melengkungkan senyum.Hanya satu orang yang masih mendapatkan senyum dari Frederix. Princess. Bayi mungil yang semakin menggemaskan itu selalu berhasil membuat wajah Frederix lebih ceria."Kak Fred, ikut olahraga bersama pagi ini, yuk," ajak Louis, membangunkan kakaknya."Olahraga bersama? Dengan siapa saja?""Teman-teman pengusaha muda. Aku belum melihat chat di grup siapa saja yang bisa bergabung. Yang jelas, Belle akan ikut.""Oh. Silahkan lanjut. Semalam aku lembur. Pagi ini mau tidur saja," tolak Frederix saat mendengar nama Belle."Yaahhh ... padahal aku janji akan mengajak Kak Fred lho," rayu Louis."Sori, Lou. Lain kali saja. Lagipula jika aku ikut, kalian akan sungkan, bukan? Mungkin malah membuat suasana jadi tidak nyaman," cetus Frederix."Kenapa Kak Fred bisa menyimpulkan begitu?""Biasanya saat kalian sedang bercanda-canda dan aku tib
Baca selengkapnya

S2.267. Hadiah Pertemanan

Apa lagi ini? gumam William dalam hati. Kenapa Keyna lebih tau segala sesuatu tentang putra-putrinya hingga ia sendiri merasa tidak memiliki andil? Lelaki itu menaik-turunkan bahu menjawab pertanyaan sang istri.Keyna menceritakan apa yang ia lihat di layar telepon genggam Frederix barusan. Ia menduga Louis saat ini telah memiliki kekasih. Dan Frederix tidak setuju pada hubungan tersebut.William berpikir cepat. Untung saja ia selalu memastikan keamanan putra-putrinya. Bilioner itu langsung menghubungi pengawal."Frederix mungkin tidak setuju karena mempengaruhi kinerja," duga Keyna."Tetapi aku lihat baik Louis maupun Frederix bekerja secara profesional, Baby," kilah William."Iya, sih. Aku juga mengamati begitu." Keyna tampak berpikir keras."Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Mereka sudah dewasa, bukan? Biarkan mereka menyelesaikan masalah masing-masing. Aku yakin mereka mampu mencari solusi terbaik."Keyna mengembuskan napas panjang lalu mengangguk. Ia setuju dengan pernyataan W
Baca selengkapnya

S2.268. Badai

Kapal layar William tidak besar. Namun, cukup mewah dan sangat bersih. Frederix menikmati kebersamaannya dengan sang Daddy."Aku baru tau Daddy memiliki kapal layar ini.""Daddy baru sadar saat Keyna menyuruh Daddy memanfaatkannya atau ia mengancam akan menjual kapal ini."Tawa Frederix meledak. "Jadi, Keyna yang menemukan harta karun ini? Pasti di deretan aset-aset Daddy yang ia baca.”"Betul sekali.""Aku suka, Dad. Walaupun agak panas, tapi ini cukup menyenangkan dan menenangkan.""Lebih menenangkan dari kemping di hutan?"Frederix menoleh ke samping menatap wajah sang Daddy yang juga sedang mengamatinya. Lelaki muda itu hanya menjawab dengan mengulum senyum."Daddy tau akhir-akhir ini aku senang sekali kemping?""Tau.""Aku sudah menduga. Pengawal Daddy jelas terlihat mengawasiku."William berkilah saat itu ia dan Keyna sangat khawatir. Padahal, ketika itu William ingin cepat mengabari tentang kesuksesan putranya. Dan Frederix tiba-tiba menghilang.Frederix juga mengungkapkan bahw
Baca selengkapnya

S2.269. (Tidak) Trauma

Mereka tidak melanjutkan perbincangan. Kru kapal sudah menyalakan mesin. Mereka kembali berlayar.William dan Frederix berdiri di samping kru kapal. Pemandangan di sekitar mereka cukup mengejutkan. Banyak nelayan yang terombang-ambing dengan perayu kayu yang hancur.Sang bilioner memerintahkan kru kapal yang lain untuk membantu. Beberapa nelayan akhirnya ditampung di kapal William. Frederix membagikan minuman dan makanan yang tersedia.Sampai di pelabuhan, Cedric dan Louis terlihat berlari-lari menyambut William dan Frederix."Dad, Kak Fred, kalian gak papa?" pekik Louis sangat khawatir.William dan Frederix menjadi shock. Keadaan pelabuhan porak poranda. Banyak yang terluka dan digotong menggunakan tandu. Cedric segera menyeret keduanya ke dalam tenda darurat."Buka pakaian kalian. Cepat."Cedric langsung menggunakan sarung tangan karet. William dan Frederix membuka pakaian mereka dan membiarkan Cedric melakukan pemeriksaan. Dan baru ketika diperiksa, mereka merasakan sakit di bebera
Baca selengkapnya

S2.270. Pesta

Tak terasa proyek kerjasama perusahaan Frederix dan Belle berakhir. Bisnis mereka sukses menembus pasar internsional. Ucapan selamat berdatangan ke perusahaan Frederix. Namun begitu, sikap Frederix tetap datar dan dingin pada Belle.Tepat seperti dugaan William, berbagai tawaran kerjasama kini banyak didapat Frederix. Apalagi setelah majalah bisnis mengumumkan bahwa dirinya telah berhasil menjadi milyuner muda. Lelaki itu menjadi sangat sibuk.Tidak ada lagi ruang untuk memikirkan perasaannya kepada Belle. Frederix kini semakin menjadi robot. Waktunya hanya digunakan untuk bekerja dan bekerja.“Lou …. “Frederix terdiam melihat pemandangan di ruang kerja Louis.Belle terlihat langsung mengusap matanya. Sepertinya ia sedang menangis. Sementara Louis tampak sedang memberikan perhatian pada wanita di sampingnya.“Hai, Kak Fred. Ada apa?” Louis langsung berdiri menyambut sang kakak.“Nanti saja. Jika urusan kalian telah selesai, kamu ke ruanganku,” cetus Frederix dengan nada datar.Frederi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
34
DMCA.com Protection Status