Share

S2.274. Jika Benar ...

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-25 10:00:02

“Lou!” panggil Frederix.

Louis menoleh. Frederix berlari menghampirinya. Louis menunggu sang kaka mendekat.

“Kenapa, Kak?”

“Kamu ada agenda apa hari ini?”

“Agenda hari ini?”

“Ck, aku sudah lama sekali tidak mendengarmu menjawab dengan pertanyaan. Ternyata kebiasaan itu masih ada,” gerutu Frederix.

“Hehe, maaf. Aku belum memiliki agenda apa-apa hari ini. Entahlah, rasanya malas sekali.”

“Hmmm … kalau begitu, kamu bisa mengantarku?”

Keduanya lalu berbincang sambil berjalan. Mereka menuju kamar Louis. Pemuda itu membuka pintu dan mempersilahkan kakaknya masuk.

“Mengantar ke mana, Kak?”

“Aku ingin bersenang-senang. Apa usulmu?”

“Hah? Maksudnya?”

“Kamu pasti tau tempat yang mengasyikkan. Tempat untuk kita menghibur diri.”

Louis menatap lelaki di hadapannya dengan dahi berkerut. Bersenang-senang bukanlah kebiasaan Frederix. Kenapa tiba-tiba kakaknya ini ingin hiburan?

Tangan Lou

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
ikut bahagia
goodnovel comment avatar
Yiming
jadian ini pasti kak Fred Dan belle. lanjut kak rey the best.
goodnovel comment avatar
Lussy Alyanii
waahhh gitu dong Fred harus berani ambil keputusan kasian juga si Belle
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.275. Senyum Luka

    Seminggu sudah Belle pergi. Frederix dan Louis menjalankan hari-hari mereka seperti biasa. Posisi Belle telah digantikan seorang lelaki dari perusahaan pusat keluarga Belle.Frederix semakin sibuk. Selain menangani beberapa proyek besar, ia juga kerapkali diundang menjadi narasumber. Beberapa universitas ternama memintanya memberikan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswi jurusan bisnis dan ekonomi.“Lou, tolong tangani proyek ini dulu, ya. Aku harus menghadiri seminar.”“Oke. Seminar di universitas Kak Cha, ya?”“Iya. Aku siap-siap sekarang. Jalanan agak padat sepertinya.”“Kak Fred pakai supir, ‘kan?”“Daddy bilang supir dan pengawal sudah siap.”“Wuiih. Daddy kita memang sangat sigap.”“Kamu salah. Daddy bilang, Keyna yang mengatur semuanya.”“Hah? Keyna? Wah, wah, ibu tiri kita itu sudah mulai paham kebiasaan keluarga kita,” kekeh Louis.Frederix mengangguk. Ia mengenakan jasnya. Lalu, mengencangkan dasinya.“Jangan lama-lama menyelesaikan berkas itu. Kamu harus jemput Keyna ‘kan?”“Iy

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.276. Wanita yang Sama

    Keyna menyusui Princess sambil berpikir keras. Wanita itu tak sadar sang suami juga mengamatinya. William duduk di samping sang istri lalu mengelus punggungnya.“Ada apa, Baby? Lelah, ya? Louis bilang pasienmu banyak lagi hari ini,” cetus William.Keyna tersenyum dan mengangguk. “Memang lelah, tetapi aku senang. Bisa membantu banyak orang.”Mulut Princess berhenti mengisap. Ia seperti mendengarkan kedua orang tuanya bercakap-cakap. Tak lama kemudian, bayi kecil itu kembali mengisap ASI dan memejamkan mata.“Princess juga mendapat banyak tamu hari ini di kantor,” ucap William pelan sambil mengusap dahi sang putri dengan ibu jarinya.“Oh ya? Tumben kamu mengizinkan Princess bertemu banyak orang,” balas Keyna keheranan.“Tentu tidak. Mereka hanya melihat dari luar jendela.”“Ya Tuhan.” Keyna menggeleng-geleng.“Tamu-tamu itu mengerti.”“Princess baik-baik saja hari ini? Tidak rewel, ‘kan?”“Sama sekali tidak. Bahkan aku mengajaknya meeting bersama para direktur.”Keyna menoleh dan menata

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.277. Kebesaran Hati

    Setelah perbincangan dengan Louis, Frederix semakin merasa bersalah pada sang adik. Dulu, saking sibuknya, Frederix lah yang paling jarang berinterasi dengan Louis maupun Sacha. Kini, lelaki itu berusaha mendekatkan diri dengan adik lelakinya.Keyna dan William menyarankan Frederix untuk pergi menemui Belle. Tetapi, putra sulung keluarga Dalton itu masih memikirkan perasaan sang adik. Ia berkata akan pergi, jika melihat Louis sudah berhasil move on.“Bagaimana jika ternyata kamu terlambat dan Belle sudah menjadi milik lelaki lain?” tanya Keyna.Frederix menatap ibu sambungnya dengan jantung berdebar. Lelaki itu mengembuskan napas berat dan menjawab, “Artinya Belle bukan takdir untukku.”“Itu juga bisa berarti kamu menyia-nyiakan kesempatan. Kalian berdua kemungkinan saling menyukai. Jangan membuat segalanya sulit,” nasehat William.“Lalu, Louis?”“Ada apa denganku?” Louis bertanya lalu duduk di sebelah Keyna yang memangku Princess.“Apa menurutmu, Frederix harus pergi mencari Belle?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.278. Ungkapan Rasa

    “Apa ada sesuatu yang istimewa di sini?” Frederix bertanya sambil ikut menatap Sungai Seine di depan mereka.Wanita di samping Frederix tersentak kaget. Matanya mengerjap dengan sering untuk mencoba menajamkan penglihatan. Belle berdehem pelan sebelum berhasil menguasai diri dari keterkejutan.“Tu-Tuan Fred?” Terbata, Belle menyapa.“Frederix. Panggil aku Frederix atau Fred saja.”“Maaf, aku …. ““Kita bukan lagi partner bisnis. Lagipula kita juga berada jauh dari perusahaan,” potong Frederix.Kepala Belle mengangguk. “Baiklah, Fred.”“Nah, lebih enak terdengar telingaku. Terima kasih.” Frederix tersenyum manis.Jantung Belle berdebar kencang. Ia menjadi sangat kikuk mendapati senyuman Frederix. Biasanya, lelaki itu hanya menerima senyum santun atau sekilas saja saat mereka bekerja.“Ada urusan bisnis di sini?” tanya Belle, mengalihkan rasa sungkannya.“Iya, ada urusan penting,” jawab Frederix.Belle mengangguk. Hatinya belum tenang mendapati sosok yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.279. Butuh Sendiri

    Berita tentang lamaran Frederix yang diterima Belle, terdengar ke telinga keluarga Dalton. Semuanya mengucapkan selamat, termasuk Cedric yang sedang berada di mansion. Setelah ikut mengucapkan selamat, diam-diam, Louis keluar dari ruang keluarga.Tentu saja ia bahagia mendapat kabar kakak sulungnya akhirnya mendapatkan calon istri. Ia hanya perlu berjalan-jalan dan menyendiri untuk beberapa saat. Kakinya melangkah pelan di sekitar taman.Louis memperhatikan pekerja taman yang sedang merawat bunga mawar. Pemuda itu meminta satu tangkai, menciumnya, lalu duduk di bangku kayu. Ia ingat pernah memberikan rangkaian bunga mawar berwarna-warni untuk Belle.“Boleh Daddy bergabung?” William tiba-tiba sudah berada di belakangnya.Tanpa menoleh, Louis tersenyum dan mengangguk. William duduk di sebelah putra bungsunya. Sang bilioner ikut memperhatikan tanaman berbunga yang sedang dipetik dan dibersihkan petugas taman.“Apa yang bisa Daddy lakukan untuk membuatmu ceria lagi, Lou?” lirih William.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.280. Sesuai Bayangan

    Belle menatap tangannya yang digandeng erat Frederix. Jantungnya tetap berirama kencang. Sulit sekali rasanya menormalkan debaran itu.Mereka berjalan di jembatan Sungai Saine. Salah satu tempat romantis di negara kelahiran Belle. Frederix mengangkat genggaman tangannya dan mencium jari-jari Belle."Maafkan aku jika selama ini membuatmu sedih dengan sikap dinginku," ucap Frederix."Sudah kumaafkan ... karena ini," balas Belle sambil menunjukkan jari manisnya yang tersemat cincin berlian.Frederix terkekeh. "Aku shock saat Louis berkata kalian berkencan.""Itu hanya bualan Louis. Aku tau ia hanya bercanda. Kalian berdua memang sangat berbeda, ya."Frederix mengembuskan napas berat. Andai Belle tau bahwa sesungguhnya Louis memang sesungguhnya berharap. Mungkin, ia tidak akan sesantai ini."Sikap kami?""Iya. Louis sangat ramah. Saat pertama bertemu dengannya, ia bersikap sangat baik.""Memangnya aku tidak baik saat pertama

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.281. Saling Mencintai

    Selesai makan dan kembali berbincang, Frederix pamit ke kamar mandi. Keluar dari sana, Zidane tampak bersandar pada dinding dan menunggunya. Kakak Belle itu menghampiri Frederix. “Ikut aku,” pinta Zidane. Frederix mengangguk. Lelaki itu berjalan di belakang Zidane. Mereka naik ke lantai dua, lalu masuk ke sebuah kamar. “Ini kamar Belle. Aku ingin menunjukkan sesuatu sebelum kamar ini diubah desainnya menjadi kamar pengantin kalian,” cetus Zidane. Frederix tersenyum dan mengangguk. Ruangan itu harum, rapi dan sangat bersih. Sepertinya, Belle tidak suka menempatkan banyak barang di kamarnya. Lalu, mata Frederix terpaku pada salah satu dinding. Poster dirinya pada sebuah majalah bisnis terpajang di sana. Spontan, Frederix melangkahkan kaki mendekati sisi tersebut. “Ini pojok kerja Belle. Biasanya, ia belajar dan bekerja dari sini. Kalau sedang suntuk, ia bisa hanya termenung menatap postermu berjam-jam lamanya,” ungkap Zidane. “Mungkin Belle sudah bercerita padamu bahwa ia mengido

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.282. Selalu Mengalah

    “Kalau dilihat-lihat, Kak Fred akhir-akhir ini sering sekali tersenyum-senyum sendiri lho,” ucap Louis sambil mengamati ekspresi kakaknya.Frederix melirik tajam kepada adiknya yang langsung terkekeh. Mereka sedang membahas berbagai proyek kerjasama. Rasanya ia cukup serius membaca berbagai berkas di mejanya.“Jangan menggodaku terus, Lou.”“Yaa makanya jangan senyum-senyum sendiri begitu. Aku sih, paham karena Kak Fred sedang jatuh cinta. Tetapi, orang lain ‘kan tidak tau. Mereka pasti berpikir Kakak agak-agak gila sekarang.”“Louis!” Kini mata Frederix membulat sempurna.Dengan santai, Louis meledakkan tawanya. Pemuda itu membereskan beberapa berkas di meja Frederix. Lalu, menatanya sesuai dengan kategori yang mereka sepakati bersama.“By the way, Kak, Aku bertemu Ariana di klub minggu lalu.”“Oh.” Frederix tampak tidak tertarik pada berita yang disampaikan sang adik.“Menurutku, sebaiknya Kak Fred cepat-cepat mengumumkan bahwa Kakak sudah memiliki tunangan.”“Memang kenapa? Sebenar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.331. Indah pada Waktunya

    Malam harinya, tanpa membuang waktu, William dan keluarganya bertolak ke bandara untuk pulang. Tidak ada alasan lagi bagi William untuk menetap di Pulau Chantal setelah mengetahui sang putra baik-baik saja. Mereka pun pergi tanpa berpamitan pada sang pemilik pulau. William sudah bertekad menutup semua akses komunikasi dengan Chantal maupun semua wanita. Mengingat pernyataan keras Keyna, William merinding. Sejak itu, matanya tak pernah lepas dari sang istri. Hatinya sangat tidak tenang jika mereka berjauhan. "Cha, Keyna kenapa akhir-akhir pendiam, ya?" tanya William. "Apa Keyna masih marah, ya sama Daddy?" Sacha sedang duduk di depan meja kerja sang Daddy. Menatap berkas perusahaannya yang akan bergabung dengan perusahaan Will Universe. Kini matanya mengamati wajah William yang termenung. "Daddy masih berurusan dengan ibu-ibu komite sekolah Princess? Atau masih berhubungan dengan Chantal?" "Tidak sama sekali, Cha." Akhirnya mereka berkesimpulan, Keyna memang sedang lelah saja. M

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.330. Lelaki Setia

    Untuk mengalihkan rasa kesal, Keyna berjalan-jalan sendirian di tepi laut. Pulau ini memang cantik dan eksotik. Gabungan antara penduduk pribumi dan modern masih sangat kentara. Namun begitu, pelayan di sekitar resort terlihat telah lebih mengenal peradaban. “Cantik, ya?” Kepala Keyna menoleh ke samping. Chantal berdiri dengan wajah menatap laut. Wanita itu menarik napas dalam-dalam menghirup udara laut dan mengembuskannya perlahan. “Mau menemaniku berkeliling?” Itu bukan sebuah ajakan, nada suara Chantal jelas menuntut Keyna untuk ikut. Tangan kanan wanita pulau itu terentang ke sisi kanan untuk memberi kode agar berjalan. Keduanya berjalan menyisiri pinggir laut. Angin hampir saja menerbangkan topi lebar yang dikenakan Keyna jika ia tidak memeganginya. Sementara Chantal dengan santai berjalan tanpa alas kaki menembus angin yang mengibarkan pakaian tipis hingga lekuk tubuhnya tampak jelas terlihat. “Aku sudah berhasil membawa peradaban modern ke pulau ini. Namun begitu, sebagai

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.329. Ada Apa Lagi?

    “Baby, jangan cemberut terus. Tolong, maafkan aku,” mohon William saat mereka telah dalam pesawat.Keyna tidak menjawab. Ia sibuk menatap laptopnya dan memberikan layanan kesehatan melalui online. Bahkan saat William kembali berkata, Keyna langsung mengenakan headset hingga suara suaminya sama sekali tidak terdengar lagi.William mengembuskan napas berat. Ia tau dirinya salah. Tetapi, bukankah alasannya cukup masuk akal? Apa ini karena Keyna cemburu?Pusing memikirkan sikap istrinya, William bangkit dari duduknya. Lelaki itu mengecup puncak kepala Keyna sebelum berjalan menjauh. Ia mendatangi Princess yang sedang bermain dengan Sacha.“Kenapa Daddy meninggalkan Keyna?” tanya Sacha.“Keyna sedang konsultasi online.”“Pasti Keyna marah pada Daddy.”“Iya, sepertinya begitu.”“Kenapa Mommy marah pada Daddy?” tanya Princess.Keduanya lalu tersadar bahwa P

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.328. Sangat Menarik

    “Akh … kalian sudah saling kenal?” Chantal menatap Louis dan Lily bergantian.“Mmm … kami teman masa kecil, Nyonya Chantal,” balas Lily menyeringai.“Oh ya? Menarik, sangat menarik.” Mata Chantal berbinar mendengar jawaban Lily.Sementara itu, Louis masih terpana dengan pemandangan di depannya. Chantal sampai menggeleng kemudian terkekeh. Wanita itu kemudian pamit.“Baiklah. Aku tinggalkan kalian berdua untuk bernostalgia.”“Terima kasih, Nyonya Chantal," balas Lily dengan santun.Sebelum Chantal berlalu, ia menyempatkan diri mengedipkan sebelah matanya pada Louis. Wanita itu juga mengusap dada Louis dan berbisik pelan di telinga lelaki muda itu.“Mungkin ini jawaban dari rasa penasaranmu.”Louis tersentak sedikit. Kepalanya menoleh menatap kepergian Chantal. Lalu, tersadar saat Lily kembali menyapanya.“Kamu baik-baik saja?”“Entahlah. Bertemu lagi denganmu … cukup mengejutkan,” aku Louis.Kepala wanita cantik bergaun putih itu meneleng ke kanan. Bibirnya rapat namun menyunggingkan s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.327. Wanita Berbaju Putih

    Pertemuan dengan Chantal, sama sekali tidak mencerahkan Louis. Wanita itu malah melenggang santai meninggalkan Louis yang masih tidak mengerti. Chantal hanya berpesan untuk menghubunginya kapan saja ia butuh.Louis menatap bayangan Chantal. Ia bisa bebas memandangi tubuh Chantal dari tampak belakang. Setelah wanita pulau itu menghilang, Louis segera keluar dari restoran.“Permisi, hari ini aku ada jadwal menyelam. Apa perlengkapan untukku sudah siap?” tanya Louis pada pegawai resort.Lelaki pribumi yang diajak bicara itu bertelanjang dada, mengenakan sarung yang panjangnya hanya sampai lutut serta pengikat kepala khas pulau. Ia tersenyum ramah dan mengangguk pada Louis.“Silahkan, Tuan Louis,” jawab si lelaki sambil mengarahkan jalan.“Apa perjalanan kita jauh?”“Tidak, Tuan. Kita akan naik kapal ke tengah laut, setelah itu Anda baru bisa turun dan menyelam.”“Ada pengawas atau pelatih yang akan menemaniku?”“Saya sendiri yang akan menemani Tuan.”Louis mengangguk. Mereka berkenalan.

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.326. Wanita Magis

    “Tersesat?”Louis berhenti berjalan. Tidak ada siapa-siapa di dekatnya. Suara seksi dari arah belakang itu pasti memang menyapanya.Pemuda tampan itu membalik tubuh. Menahan napas sejenak begitu melihat sosok yang berdiri dengan senyum menggoda. Mata hitamnya mengerjap pelan.“Ehm.” Louis menjernihkan tenggorokannya. “Tersesat? Tidak. Aku memang mau berkeliling.”“Oh. Ini saatnya makan siang. Kamu tidak ke restoran?”“Setelah ini aku ke restoran.”“Dari arah sini kamu tidak akan menemukan apa pun selain lorong yang ujungnya buntu. Bagaimana kalau kita ke restoran saja. Aku tau jalan tercepat ke sana.”Louis terpana. Bukan karena suara seksi itu. Wanita ini terlihat manis dengan kulit kecoklatan yang mengkilat. Sekilas ia mengamati. tubuhnya berisi dengan tonjolan dan lekukan yang proporsional.Masalahnya, wanita di depannya ini memakai gaun panjang tembus pandang. Ia hanya mengenakan celana dalam. Bagian dada wanita itu tercetak jelas melalui bahan tipis bermotif bunga dan tertutup s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.325. Tidak akan Lupa

    “William,” panggil Keyna.Cepat, William menoleh. Tersenyum manis pada Keyna dan merengkuh bahunya.“Ya, Baby? Sudah selesai melihat-lihat kelas Princess-nya?”“Sudah. Princess sudah mau masuk sekolah,” ucap Keyna.Seorang wanita tersenyum dan menyapa Keyna. “Oh, ini Mommynya Princess, ya?”“Akh, ya. Kenalkan, ladies. Ini istriku, Keyna.” William kemudian menatap istrinya. “Baby, kenalkan ini ibu-ibu komite yang luar biasa kontribusinya pada sekolah.”Sambil memaksakan senyum, Keyna menyalami para ibu yang sejak tadi mengerubungi sang suami. Lalu ia memberi kode pada suaminya untuk pergi dan mengantar Princess kembali ke kelas.“Kami permisi dulu ke kelas Princess,” ucap Keyna dengan nada yang dibuat seramah mungkin, padahal hatinya sangat kesal.“Oke. Setelah mengantar Princess, ke sini lagi, ya. Kita ngobrol-ngobrol dulu. Jarang-jarang kan Mommy Keyna muncul di sekolah.”Ucapan salah satu wanita itu seolah menyindir Keyna. Dengan menggenggam tangan William, Keyna menatap satu per-sa

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.324. Mengantar Sekolah

    Setengah jam William berbincang dengan Chantal. Lelaki itu menutup teleponnya sambil tersenyum dan menggeleng samar. Ia kembali ke kamar, naik ke ranjang dan tidur.Pagi harinya, Keyna bangun lebih dulu. Ia mencium suaminya dan bergegas ke kamar Princess. Putri cantik itu sudah bangun, namun masih mengobrol di ranjang bersama Ferina.“Selamat pagi,” sapa Keyna.“Mommyy …. “Princess merentangkan tangannya meminta Keyna memeluknya.Ferina tersenyum menatap keduanya. “Aku ke kamar tamu dulu, ya. Mau mandi dan bersiap-siap ke rumah sakit.”“Oke, Auntie Ferina.”Ferina mencium pipi Princess sebelum keluar. Keyna menggenggam sekilas tangan sahabatnya. Pintu menutup dan langkah Ferina yang menjauh tak terdengar lagi.“Apa Princess Mommy tidur nyenyak hari ini?”“Iya. Tapi Princess bangun sebentar karena Auntie menangis.”“Auntie Ferina menangis?”“Iya, karena aku pakai selimut dari Uncle Hanson.”Keyna mengamati sekitar ranjang. Selimut dari Hanson tidak ada di sana. Ia lalu kembali menatap

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.323. Bersosialisasi

    “Bagaimana Ferina hari ini, Baby?” tanya William pada istrinya.Mereka sedang berbaring di ranjang. Berbincang tentang aktifitas padat yang William dan Keyna lakukan hari ini. Keyna meletakkan kepalanya pada dada William.“Matanya tidak bisa berbohong. Aku tau, ia masih sangat berduka. Walaupun ia bisa tersenyum pada semua orang yang memeluknya dan mengucapkan bela sungkawa,” jawab Keyna.“Aku lihat Ferina sangat berusaha untuk tegar. Ia melakukannya demi janin di rahimnya.”“Betul. Ferina bilang padaku, yang menguatkannya saat ini adalah adanya benih Hanson pada tubuhnya.”William mengembuskan napas berat. Tangannya mengelus rambut panjang sang istri. Sesekali ia mengecup rambut halus itu.“Apa Ferina sekarang masih tidur di kamar Princess?”“Masih.”“Apa putri kita terganggu?”Kepala Keyna mendongak menatap sang suami. “Kenapa terganggu?”“Siapa tau, Princess terbangun karena mendengar isak tangis Ferina di malam hari.”“Princess tidak pernah bercerita tentang hal itu. Aku asumsikan

DMCA.com Protection Status