Melihat penampilan suaminya yang bertubuh atletis, beraroma maskulin, dengan wajah tampan dan jambang menghiasi wajah, memberi rona merah di pipinya. Nisa membayangkan kehangatan dalam setiap sentuhan suaminya, membuat pipinya ssmakin merona. Tapi saat ini, laki-laki perkasa itu nampak peminim, dengan busana ciri khas emak-emak kekinian, membuat Nisa tak bisa menghilangkan rasa lucu, yang menghampirinya. "Hahaha.... kamu nampak manis deh, Mas!" celetuk Nisa memuji. Rasya yang mendapat pujian seakan ingin menangis. Jatuh sudah wibawa dan martabatnya sebagai seorang CEO, andai salah satu orang di luar sana melihat penampilannya saat ini. "Sayang... kamu balas dendam, ya?" ucap Rasya manyun. "Iihh.. bibirnya kok bisa, gitu?" ejek Nisa. "Kalau bibir Mas, memang manis, sayang! Tapi kalau saat ini....??" ucap Rasya sambil memandang bayanganmu di cermin. Beruntung dia saat ini berada di kamar, jadi mampu sedikit menahan rasa malunya, pikir Rasya santai. "Ayo Mas! Temani aku sebentar
Read more