“Aduhh... Macet begini bikin puyeng! Nyesel saya lempar sembakonya kemarin kalau gitu gak saya lempar! Uh, ini gara-gara bocah itu!” gerutu Desi di pinggir jalan pasar raya setempat.Tiba-tiba seorang pengendara motor menghampirinya lalu mengapa Desi. Desi awalnya tak mengenalinya namun akhirnya setelah pemuda itu membuka helm, Desi pun mengingatnya juga.“Eh Agus... Syukurlah kamu datang Agus" ujar Desi.“Nenek mau saya antar pulang?” tanya Agus sopan.Agus merupakan cucu dari sahabat Desi yang pindah tidak jauh dari desa yang ia tempati sekarang. Desi benar-benar menyayangi Agus seperti cucunya sendiri. Tanpa basa-basi, Desi pun mengiyakan. Lalu Desi duduk berboncengan dibelakang. Saat sampai di rumah, Desi memintanya untuk mampir sebentar dan kebetulan Agus yang sedang tidak ada kesibukan dengan santai mengiyakan saja. “Kamu duduk di sini saja ya, nenek mau panggilkan cucu nenek buat bikin teh hangat” ujar Desi pada Agus.“Iya, Nek” sahut Agus.Desi meninggalkan Agus yang tengah b
Terakhir Diperbarui : 2023-11-09 Baca selengkapnya