Semua Bab Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti : Bab 61 - Bab 70

107 Bab

Hari Terburuk

“Apa maksud kamu Nis?” tanya Olivia heran sekali sakit hati dikatain pembunuh.“Ah... Lebih baik Lo pergi aja dari sini!” seru Anisa.Darwin tidak suka Olivia dituduh yang tidak-tidak dengan tegas menegur Anisa. Namun, saat ini Anisa tidak ingin dinasehati. “Kalian pergi dari sini!!!” seru Anisa. Darwin meraih tangan Olivia hingga keluar dari ruangan. “Lepasin Win!” teriak Olivia tak terima diseret oleh Darwin.“Apa? Kita lebih baik pergi dari sini. Kita sudah diusir sama Anisa” ujar Darwin.Olivia memegangi kepalanya yang tidak pusing. Air matanya menetes tanpa aba-aba. Merasa semua orang membencinya padahal dia hanyalah orang baru dilingkungan itu. Darwin menenangkannya dan mengatakan bahwa Olivia tidak perlu menghiraukan perkataan Anisa.Olivia beranjak dari tempat duduk lalu meminta izin untuk pulang. Darwin mencegahnya karena ia takut Olivia nekat melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya sendiri. Darwin menawarkan dirinya untuk mengantarkan Olivia pulang namun Olivia menolak.“K
Baca selengkapnya

Tidak Punya Teman

Jarum jam dinding telah menunjukkan pukul 19:00 Malam. Miranda menolehkan kepalanya ke arah pintu depan yang tengah terbuka. Miranda berjalan mendekati pintu yang berniat untuk menutup pintu yang terbuka tersebut. Namun, matanya tertuju pada Olivia yang duduk seorang diri diteras rumahnya.“Olivia?” Miranda memanggilnya lalu Olivia menoleh lalu tersenyum tipis dan beberapa detik kemudian ia memalingkan wajah. Hal ini membuat Miranda merasa heran dengan sikap putrinya tersebut.“Sayang... Kamu kenapa?” tanya Miranda lembut.“Ma, apa Olivia pembawa sial?” tanya Olivia pada mamanya.Kelopak mata Olivia membengkak seperti telah habis menangis. Miranda merasa putrinya sedang ada masalah yang membuat putrinya menangis hingga kelopak matanya bengkak seperti ini. “Kenapa kamu bisa mengatakan itu Sayang?” tanya Miranda yang masih terlihat lembut.“Gara-gara Olivia, Gini teman aku bunuh diri akibat membenci aku Ma. Padahal, aku sama sekali tidak mencari musuh tapi mengapa ada aja yang membenci
Baca selengkapnya

Mengapa Dianggap Salah?

Olivia tersenyum manis kearah Dika. Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya itu meskipun berhadapan dengan Dika. Kejora yang sudah selesai meniup lilin membuat teman-teman yang lain bersorak gembira merayakan pesta di malam hari ini. Kejora menolehkan kepalanya ke arah Olivia dan terlihat ia memberikan kode kepada Olivia.Olivia yang polos tentu tidak berpikir apa-apa hingga ia berjalan menuju ke arah kejora. Olivia yang sudah mendekat pantas bertanya, “Ada apa Olivia?” Kejora tertawa kecil namun nada bicaranya seakan tidak mengerti. Kejora mengatakan bahwa ia tidak memanggil Olivia untuk maju menghampirinya.“Kayaknya kamu salah faham” ujar kejora pada Olivia.Beberapa orang yang melihatnya meledek tak bersahabat. Olivia menghela nafasnya dalam-dalam agar tidak terpengaruh oleh suasana saat ini. “Maaf, aku kira kamu memanggilku” ujar Olivia pelan lalu perlahan menjauh.Olivia merasa sudah tidak tahan berada di dalam rumah kejora bahkan sejak tadi Kejora tidak mengajaknya berbicara.
Baca selengkapnya

Pengakuan Darwin Dihadapan Miranda

“Apa maksud kamu Kejora?” tanya Olivia yang sedikit emosi. Apalagi yang berkata seperti itu adalah Kejora yang ia anggap paling mengerti dengan dirinya. Olivia tidak menyangka kejora juga ikut terhasut oleh desas-desus buruk akan image dirinya.“Sabar dulu Olivia” ujar Kejora.“Sabar? Bagaimana aku tidak sabar kalau kamu juga menuduh aku yang tidak-tidak. Apa sih salah aku sama kalian hingga kalian tega seperti ini pada aku?” semua isi unek-uneknya telah Olivia lampiaskan begitu saja pada Kejora.Kejora yang sebenarnya tidak peduli dengan Kejora hanya bisa kembali berpura-pura sedih. Kejora meminta maaf karena telah membuat Olivia emosi.“Aku minta maaf sama kamu Oliv! Aku tidak bermaksud ngebuat kamu marah seperti ini. Aku begini karena aku peduli sama kamu dan aku juga sedih kalau mereka memojokkan kamu seperti ini. Tapi... Aku serius dengan apa yang aku katakan bahwa Darwin berantem dengan Dika itu disebabkan oleh kamu. Memang bukan kamu yang meminta keributan itu namun ini berkait
Baca selengkapnya

Bertemu Dengan Olivia

Darwin memberitahukan keberadaan Olivia kepada Berri dan polisi yang hendak mencari Olivia juga. Dengan cepat mereka berangkat bersama didalam mobil polisi menuju ke alamat yang Darwin berikan kepada polisi. Selama diperjalanan itu, Darwin memiliki beragam pertanyaan yang ingin ia tanyakan saat berhadapan dengan Olivia hingga ia tak sadar bahwa polisi sudah sampai di lokasi yang dituju tersebut.“Darwin, habis ini kita kemana lagi?” tanya Berri.“Ayo kita turun” ujar Darwin.Mereka turun dan berjalan menuju ke arah depan hingga terlihat ada dua cewek cowok yang wajahnya tidak asing dimata Darwin. Mereka adalah Andra dan juga Olivia. Dengan senang, Darwin menunjuk ke arah mereka. “Itu mereka Om!” serunya.Saat sudah dekat, berri langsung mengintrogasi Olivia. Wajah Olivia sembab dan tak mau bicara lalu Andra pun mewakilinya.“Maaf Om, saya menemukan Olivia terkurung di kamar mandi kampus” ujarnya.Kejadian itu kembali lagi, ini sudah yang kedua kalinya Olivia dijebak di kamar mandi. Ka
Baca selengkapnya

Pria Misterius

Olivia kembali menemui mereka di ruang tamu. Terlihat, kedua orang tuanya sangat nyaman mengajak Andra mengobrol. Ada perasaan damai yang Olivia rasakan saat ini. Bibir mungilnya tersenyum menandakan bahwa ia ikut bahagia melihat mereka akrab dengan mudah.“Ma, Olivia minta cemilannya dong” Olivia meraih cemilan itu lalu memakannya.“Iyq Sayang... Kamu habiskan saja Mama kasih kok” celetuk Miranda lembut.Miranda memang sangat hafal sifat dari kesukaan dari putrinya. Cemilan yang saat ini ada di ruang tamu adalah makanan ringan kesukaan Olivia. Meskipun begitu, Olivia tetap gengsi memperlihatkan kerakusannya itu dihadapan Andra. “Andra, ayo makan cemilannya juga” ujar Olivia.“Sudah barusan” jawab Andra ketus. Meskipun berasa dihadapan kedua orang tuanya Olivia, Andra tetap dingin seperti itu saat berbicara dengan Olivia.“Om, Tante... Andra pamit pulang dulu” ujar Andra saat melirik jam ditangannya.“Kenapa terburu-buru seperti itu?” tanya Berry.“Iya, main dulu disini” sahut Mirand
Baca selengkapnya

Kembali Hadir

Miranda bergegas menuju ke arah toko. Suasana dijalan pun masih ramai karena memang jam saat ini masih menunjukkan pukul 20:00 Malam. Saat selesai membeli pembalut, Miranda membayarnya kepada si penjual. Lalu Miranda kembali berjalan menuju ke arah rumah. Namun saat hendak membuka pintu pagar, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil namanya dari arah belakang.“Miranda” orang itu kembali memanggil Miranda yang belum menolehkan kepalanya ke arahnya.Suara misterius itu seakan tak asing ditelinganya. Ia mencoba menoleh dan melihat seorang pria memakai jaket hitam dan masker menutupi sebagian wajahnya hingga Miranda tak dapat mengenalinya.“Kamu siapa?” tanya Miranda pelan.“Kenapa kamu diam?” tanyanya lagi.Miranda yang tidak dijawab oleh pria itu seketika saja merasa merinding. Dalam benaknya berpikir bahwa pria itu tidak baik. Dengan cepat Miranda masuk ke pagar pintu dan hendak menutupnya. “Miranda, ini aku” pria itu kembali memanggil namanya.Dari balik pintu pagar, Miranda kem
Baca selengkapnya

Penyesalan Dibelakangan

Olivia terbangun pukul 6:00 Pagi. Ia melirik ponsel yang berada disamping tempat tidur. Olivia meraih ponsel tersebut dan membuka salah satu aplikasi yakni WhatsApp. Olivia heran pasalnya setiap ia bangun tidur pasti Darwin selalu mengucapkan selamat pagi. Namun kali ini Darwin tidak mengirimkan pesan bahkan kemarin pun tidak ada. “Apa mungkin Darwin belum bangun tidur?” gumamnya dalam hati.KREAKKRIUKPerut berbunyi menandakan bahwa perutnya butuh asupan makanan. Olivia mencoba beranjak dari tempat duduk dan berjalan ke arah jalan dapur. Namun, langkahnya terhenti saat Terdengar suara orang yang lagi memasak di dapur tersebut. “Umz... Itu pasti Mama” ujar Olivia.Olivia mempercepat langkah kakinya hingga sampai di pintu dapur. Namun, saat ia melihat seseorang didalam dapur bukanlah mamanya melainkan pria asing yang kemarin malam ia lihat bertamu di rumahnya sendiri. Karena sedikit terkejut, Olivia sempat memundurkan tubuhnya beberapa langkah.“Hai, kamu Olivia?” tanya Kelvin saat
Baca selengkapnya

Om Kelvin Papa Olivia?

“Jadi, maksud Lo... Gw ini mau rebut Miranda? Bro, gw masih waras dan jangan mentang-mentang gw lagi dalam posisi dibawah Lo seenaknya menginjak harga diri gw!” Kelvin murka sambil tangannya terus menunjuk-nunjuk ke wajah Berry.Entah apa yang saat ini ada didalam pikirannya, Kelvin langsung menghajar Berry secara membabi-buta. Berry juga sempat memberikan perlawanan hanya saja Kelvin terlalu bringas hingga Kelvin berhasil memukul kepala belakang Berry yang mengakibatkan Berry pingsan.“Sial! Gw harus apakan dia? Gw enggak mau masuk penjara!” seru Kelvin dengan panik.Kelvin menyeret tubuh Berry agar masuk ke dalam mobil. Lalu ia menyetir mobil tersebut. Karena takut jika tiba-tiba saja Berry terbangun, Kelvin pun memutuskan untuk mengakhiri hidup Berry. Tubuh Berry didorong ke jurang seakan-akan ini hanyalah kecelakaan biasa. Dalam kondisi bergetar, Kelvin menghubungi Miranda.Dalam sekejap polisi telah datang dan begitupun juga dengan Miranda beserta Olivia. Kedua menangis sesengguk
Baca selengkapnya

Baru Kesampaian

“Jawab jujur Om!!!” teriak Olivia yang memaksa Kelvin untuk mengakui statusnya. Kelvin yang merasa bertahun-tahun tidak pernah mendengar Miranda hamil tentu ia pun tidak mengerti harus menjawab apa.“Apa maksudnya ini Miranda?” tanya Kelvin pada Miranda yang saat ini berada disamping Olivia.Hari ini memaksa Miranda untuk mengungkapkan tentang kehamilannya yang ia belum sampaikan. Deraian air matanya mengalir deras. Tanpa sengaja Miranda harus membayangkan betapa teganya Kelvin menyakiti perasaannya. Dengan penuh emosional, Miranda menatap Kelvin yang membuat Kelvin sedikit deg-degan.“Olivia, Mama sudah menceritakan alasan Mama pada kamu sebelumnya. Sekarang Mama tidak akan lagi menceritakannya. Cukup Mama katakan bahwa pria yang sedang berdiri dihadapan kita, dialah Papa yang selama ini kamu nanti-nantikan” ujar Miranda.“Aku tidak mengerti! Miranda, apa maksud kamu? Seingat aku... Kamu pergi bersama Berry itupun tidak dalam keadaan hamil!” rupanya Kelvin masih mengelak. Karena ia m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status