“Kejora tunggu!” teriak Ayu, rekan kerja Kejora.Kejora memberhentikan laju jalannya hingga Ayu dapat mengejarnya. Terdengar suara ngos-ngosan dari pernafasan Ayu. Kejora merasa heran dengan Ayu yang sampai segitunya mengejar dirinya. “Ada apa?” tanya Kejora.Wajah Ayu memerah matanya celingak-celinguk seperti sedang memastikan tidak ada orang lain yang berada di sekitar mereka. Setelah dirasa tidak ada siapa-siapa Ayu pun berkata dengan suara setengah berbisik, “kamu dicariin tuh sama Bos!” Kejora mengernyitkan dahinya sembari pipinya ikut mengembang. Dengan penuh percaya diri kejora pun berkata, “Oh… Gitu! Aku keruangan boss dulu ya!” “Iya jangan lupa bagi-bagi ya kalau diberi sesuatu! Seru Ayu dengan mata berminar”Kejora bergegas masuk ke ruangan Abraham dengan penuh percaya diri. Ia mulai mengetuk pintu sebanyak tiga kali lalu terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya untuk masuk. Saat masuk kejora melihat Abraham tengah duduk seorang diri di kursi meja kantor.“Permi
Alex duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Ia duduk dengan seorang diri. Matanya menatap televisi yang sedang menyiarkan sebuah berita. Selama kepergian putranya, Alex sudah tidak bisa menjalankan bisnisnya hingga beberapa cabang restoran yang ia kelola pun akhirnya bangkrut. Hanya tersisa dua atau tiga restoran itu pun sudah diambang kehancuran.Ia tidak bisa fokus menggaji para karyawannya hingga Pernah juga didemo masal oleh para karyawan-karyawannya. Begitu berat Alex kehilangan Darwin hingga ia tidak bergairah untuk hidup. Terdengar suara penyiar berita yang kini sedang menyiarkan berita mengenai Olivia yang membuat Alex lebih fokus.“Olivia?” gumamnya dalam hati.Lalu, terlihat Olivia saat ia menunjukkan foto mamanya semasa muda dan saat itu juga Alex baru menyadari bahwa wanita yang hilang itu adalah wanita yang pernah ia cintai. Air matanya mengalir deras tak terbendung. Alex merasa rindu dengan Miranda yang hingga saat ini masih saja ia impikan.Selama tidur, Alex selalu m
Malam hari Dika dan Rafael diam-diam menyelinap di kantor perusahaan Abraham. Mereka telah memakai topeng dengan warna hitam. Tidak hanya memakai topeng saja, mereka juga memakai pakaian serba hitam agar tidak diketahui identitas mereka.“Apa Lo sudah siap?” tanya Dika pada Rafael.“Siap!” seru Rafael.Dika dan Rafael menaburkan minyak keseluruhan gedung lalu mereka menjauh beberapa langkah. Dika merokok dan membuang rokoknya hingga membakar gedung. Mereka kebur saat api mulai menyala. Keesokan harinya, Abraham datang dan ia terkejut saat melihat kantornya hangus menjadi debu. Tidak ada saksi mata karena letak dari kantor perusahaannya dekat dengan hutan sehingga rumah-rumah penduduk pun berjauhan. Abraham memilih lokasi seperti ini lantaran ia tidak ingin penduduk disekelilingnya mengganggu aktivitasnya untuk memotret para Model di ruangan. Karena pemotretan membutuh tempat nyaman dan sunyi. Namun tak ia sangka bahwa pilihannya memilih membangun gedung di hutan beresiko juga. Seand
”Ma, Papa berangkat kerja dulu” terdengar suara suami dari Yunita sedang berpamitan kepada Yunita. Mereka tidak saling melihat karena suaminya ada di parkiran sedangkan Yunita ada di ruang tamu. Namun meskipun tidak berbicara empat mata, Yunita dapat mendengarnya juga.“Iya, Pa... Hati-hati dijalan” ujar Yunita.Setelah Yunita menyahuti pamitan suaminya ia mendengar suara mobil yang mulai menjauh dari parkiran rumahnya. Yunita dapat memastikan bahwa suaminya telah berangkat bekerja. Yunita yang sedang beres-beres menolehkan kepalanya ke arah gudang yang sekian tahun tidak ia buka lagi.“Apa aku bersihkan saja ya barang-barang yang ada di gudang sana?” gumamnya pelan. Yunita pun memutuskan setelah selesai membersihkan lantai di teras rumah ia akan membuka gudang tersebut. Hingga beberapa menit ia telah selesai mengepel dan kini menuju ke arah gudang. Yunita membuka pintu gembok dengan kunci.Saat membuka pintu gudang tersebut Yunita sampai terbatuk-batuk. Yang membuatnya ngedumel. “Si
Olivia datang ke rumah Andra untuk memastikan apakah Andra sudah menikah atau belum? Ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya untuk melihat kepastian. Meskipun terkesan murahan, namun ia hanya melihat janji yang pernah Andra ucapkan untuknya.“Ini sudah benar alamatnya? Sekarang aku tinggal mengetuk pintu” Olivia mengetuk pintu namun tidak ada yang menyahuti ataupun membukakan pintunya.Rumah terlihat sepi yang sepertinya pemilik rumah tersebut sedang tidak berada di rumah. Olivia merasa kecewa karena lagi-lagi ia tidak bisa melihat Andra yang sekarang. Wajah cantiknya terlihat murung. Dengan berberat hati ia pun perlahan meninggalkan halaman rumah tersebut.Sementara itu, Yunita tengah berada di dalam mobil Aruni. Terlihat raut wajah mereka begitu serius. “Kamu yakin itu adalah Kelvin?” tanya Yunita yang belum yakin akan informasi yang dilontarkan oleh Aruni. Sementara Aruni yang posisinya dalam menyetir hanya bisa berkata singkat karena ia tidak ingin berbicara ketika sedang dalam m
Dika menghampiri beberapa teman yang rata-rata mereka adalah anak geng motor. Salah satu diantaranya juga ada Tando. Dika disapa oleh semua orang yang saat ini tengah berkumpul. Dika menyempatkan waktunya ini mengajak mereka untuk ikut membantunya dalam merencanakan sesuatu. “Kalian pada sibuk atau tidak? Kalau tidak sibuk, saya butuh bantuan kalian” ujar Dika santai.Teman-temannya penasaran lalu salah satu dari mereka bertanya, “Mau minta bantuan apa?” Dika menyunggingkan senyuman khasnya. Ia melirik bener teman-temannya secara bergantian. “Cewek gw jadi gila dan gw tahu siapa yang membuatnya sepertinya itu. Gw ingin kalian membantu gw untuk membalaskan dendam ini pada dia” ujar Dika.Tando yang merasa sudah membantu Dika saat ikut membayar gedung kantor Abraham, merasa aneh karena ia tahu si Abraham sudah menanggung banyak kerugian hingga bangkrut. Lantas, mengapa Dika masih ingin balas mengangguk?Beberapa dari mereka ada yang menolak ada juga yang bersedia membantu. Namun kali
“Hari ini tumben udaranya dingin sekali padahal tidak sedang musim hujan” gumam Tando yang tengah berdiri di depan jendela. Tando yang hanya tinggal seorang diri di kls sederhana memang mengharuskannya untuk serba mandiri. Terlebih ketika uangnya telah habis ia mesti mencari kerja sampingan untuk bisa pulang ke kampung halamannya itupun saat sampai pasti meminta uang bekal pada kedua orang tuanya. Terlahir dari keluarga pas-pasan tak menjadikannya untuk giat bekerja bahkan sebaliknya Tando malah menghabiskan uang bekalnya tersebut hanya untuk berfoya-foya bersama teman-temannya. Hal itulah yang menyebabkan Tando selalu mendekati Dika yang notabenenya adalah anak orang kaya yang dalam pikirannya ia bisa memanfaatkan Dika jika ia sedang membutuhkan bantuan.“Kenapa perasaanku tidak enak?” tanyanya pada dirinya sendiri.Merasa sesuatu yang tidak mengenakkan ia memutuskan untuk tiduran di kasur. Ia mencoba menutup mata dengan harapan bisa tidur secepatnya. Namun rupanya ia mengalami insom
Andra yang habis pulang dari keluar negeri langsung menemui Yunita. Saat masuk ke dalam ruangan sudah ada Aruni yang sedang menemani Yunita. Andra menyalim tangan Aruni dan berterimakasih karena telah menjaga Mamanya.Aruni yang sudah melihat Andra pulang ia pun memutuskan untuk pamit. Andra mengangguk pelan lalu melihat Aruni yang sudah keluar dari ruangan. Andra menoleh ke arah mamanya yang sedari tadi melihatnya dengan wajah sedih.“Ma, Andra sudah pulang. Mama jangan sedih-sedih lagi. Andra tidak akan meninggalkan Mama sendirian” ujar Andra sambil tersenyum penuh ketenangan.Sifat Andra sedari dulu memang tidak pernah berubah. Pembawaannya memang membuat siapapun nyaman berada di dekatnya. Yunita ingin memeluk putranya namun ia tidak bisa. Hanya air mata haru yang dapat ia perlihatkan. Andra menghapus air matanya dengan lembut.“Kamu memang anak yang berbakti pada orang tua. Mama bersyukur telah melahirkan kamu ke dunia ini. Meskipun hasil dari hubungan terlarang, namun dosa yang