Andra berjalan menuju ke arah pintu depan rumahnya. Sampai di sana, Yunita sudah menunggunya di sofa ruang tamu. Andra berjalan hingga sampai di ruang tamu. “Habis darimana kamu?” tanya Yunita dengan raut wajah misteri.“Andra habis dari bengkel Ma” ujar Andra singkat.“Barusan mamanya Jessika kesini dan dia marah-marah. Katanya Jessika mengurungkan dirinya sendiri di kamar tidur karena kecewa sama kamu yang tidak hadir padahal di undang. Coba kasih tahu ke Mana, kamu pergi kemana saja sama Olivia!” seru Yunita.“Ma, Andra sudah bilang bahwa Andra lagi benerin mobil Andra yang mogok. Lagian, ngapain buk Siska bela-belain datang ke sini? Kan kita tidak punya hubungan apa-apa sama mereka” ujar Andra.Andra yang terlihat capek langsung nyelonong pergi dan tidak menjawab pertanyaan mamanya mengenai Olivia. Yunita kesal dengan putranya yang kini telah berubah. Ia yakin berubahnya Andra disebabkan karena pengaruh dari Olivia. “Dasar kamu Olivia! Gara-gara kamu anak saya jadi seperti ini s
Darwin tidak henti-hentinya tertawa. Padahal tidak ada yang lucu dengan mereka. Olivia melihat wajah Darwin dengan kebencian dengan cepat menanyakan keberadaan mamanya. Suaranya keras dan seperti sedang membentak Darwin yang membuat Darwin emosi.“Kamu mau diam atau Mama kamu dalam bahaya!” ancam Darwin pada Olivia.Karena menyangkut tentang mamanya, Olivia pun memilih diam dan mengalah. Andra hanya menatap wajah Darwin yang selama ini sering ia ajak bermain, nongkrong bersama. Sekarang telah berubah seratus delapan puluh derajat Celcius dari sebelumnya.“Andra, mengapa kamu melihat aku seperti itu? Apa ada yang salah dari penampilan aku?” tanya Darwin dengan suara meremehkan.“Tidak ada yang salah dari penampilan kamu tapi ada yang berubah dari sifat kamu” ujar Andra.Olivia tidak ingin sabar lagi ia menanyakan keberadaan mamanya ada dimana? Lalu Darwin memintanya untuk bersabar dengan wajah penuh meledek. Darwin juga mengatakan sesuatu hal yang sebelumnya tidak pernah Olivia maupun
Mereka bermain kejar-kejaran hingga Olivia hampir tertabrak lalu Darwin datang dan mendorong tubuh Olivia untuk menjauh hingga kecelakaan pun terjadi. Darwin kritis hingga dilarikan ke rumah sakit. Alex datang dengan perasaan bercampur aduk. Antara senang karena putranya bisa ditemukan dan sedih karena takut putranya kenapa-kenapa. Saat itu, Alex di cegah oleh salah satu perawat karena dokter sedang menangani pasien dan tidak boleh diganggu.Alex terpaksa menunggu putranya sadar di ruang tunggu bersama Olivia dan Andra. Melihat keduanya sama-sama diam, Alex pun bertanya kronologi mengapa putranya bisa kecelakaan? Lalu Olivia naik pitam dan berkata, “Ini semua memang pantas Darwin rasakan Om! Darwin telah jahat sama aku sama Mama aku! Dia mendapatkan karmanya sendiri dan aku berharap tuhan mencabut nyawanya!”Andra terkejut dan menenangkan Olivia yang sudah diambang kemarahan. Alex memakluminya karena disini yang paling dirugikan adalah Olivia dan keluarganya. Alex meminta maaf atas k
Olivia sudah melaksanakan beberapa pemotretan dan hasilnya begitu memukau. Hingga bosnya pun turut memuji prestasi yang diperoleh Olivia. Padahal, Olivia harus bekerja satu hari dan ia sudah membuat orang-orang disekelilingnya terpukau. “Selamat Olivia, kamu benar-benar sempurna dan profesional dalam bekerja. Saya suka cara kerjamu yang smart” puji bosnya yang bernama Bram.“Terimakasih Pak Bram!” seru Olivia senang.Hingga satu Minggu pun berlalu kini Olivia sudah menjadi model bintang terkenal. Banyak kontrak pemotretan yang kini ia jalanin dan banyak mempunyai fans. Olivia merasa bangga dengan perubahannya yang sudah terlihat. Hanya saja, ia belum puas jika tidak pamer di hadapan Andra dan Jessika.“Aku akan memperlihatkan kelebihan aku pada kalian!” seru Olivia dalam hati.Olivia memilih berlibur ke Singapura dengan memakai jeat pribadi. Bukan hanya dirinya sendiri melainkan juga didampingi oleh dua pelayannya yang setia. Salah satunya adalah pembantunya yang kini ikut bersamanya
“Kejora tunggu!” teriak Ayu, rekan kerja Kejora.Kejora memberhentikan laju jalannya hingga Ayu dapat mengejarnya. Terdengar suara ngos-ngosan dari pernafasan Ayu. Kejora merasa heran dengan Ayu yang sampai segitunya mengejar dirinya. “Ada apa?” tanya Kejora.Wajah Ayu memerah matanya celingak-celinguk seperti sedang memastikan tidak ada orang lain yang berada di sekitar mereka. Setelah dirasa tidak ada siapa-siapa Ayu pun berkata dengan suara setengah berbisik, “kamu dicariin tuh sama Bos!” Kejora mengernyitkan dahinya sembari pipinya ikut mengembang. Dengan penuh percaya diri kejora pun berkata, “Oh… Gitu! Aku keruangan boss dulu ya!” “Iya jangan lupa bagi-bagi ya kalau diberi sesuatu! Seru Ayu dengan mata berminar”Kejora bergegas masuk ke ruangan Abraham dengan penuh percaya diri. Ia mulai mengetuk pintu sebanyak tiga kali lalu terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya untuk masuk. Saat masuk kejora melihat Abraham tengah duduk seorang diri di kursi meja kantor.“Permi
Alex duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Ia duduk dengan seorang diri. Matanya menatap televisi yang sedang menyiarkan sebuah berita. Selama kepergian putranya, Alex sudah tidak bisa menjalankan bisnisnya hingga beberapa cabang restoran yang ia kelola pun akhirnya bangkrut. Hanya tersisa dua atau tiga restoran itu pun sudah diambang kehancuran.Ia tidak bisa fokus menggaji para karyawannya hingga Pernah juga didemo masal oleh para karyawan-karyawannya. Begitu berat Alex kehilangan Darwin hingga ia tidak bergairah untuk hidup. Terdengar suara penyiar berita yang kini sedang menyiarkan berita mengenai Olivia yang membuat Alex lebih fokus.“Olivia?” gumamnya dalam hati.Lalu, terlihat Olivia saat ia menunjukkan foto mamanya semasa muda dan saat itu juga Alex baru menyadari bahwa wanita yang hilang itu adalah wanita yang pernah ia cintai. Air matanya mengalir deras tak terbendung. Alex merasa rindu dengan Miranda yang hingga saat ini masih saja ia impikan.Selama tidur, Alex selalu m
Malam hari Dika dan Rafael diam-diam menyelinap di kantor perusahaan Abraham. Mereka telah memakai topeng dengan warna hitam. Tidak hanya memakai topeng saja, mereka juga memakai pakaian serba hitam agar tidak diketahui identitas mereka.“Apa Lo sudah siap?” tanya Dika pada Rafael.“Siap!” seru Rafael.Dika dan Rafael menaburkan minyak keseluruhan gedung lalu mereka menjauh beberapa langkah. Dika merokok dan membuang rokoknya hingga membakar gedung. Mereka kebur saat api mulai menyala. Keesokan harinya, Abraham datang dan ia terkejut saat melihat kantornya hangus menjadi debu. Tidak ada saksi mata karena letak dari kantor perusahaannya dekat dengan hutan sehingga rumah-rumah penduduk pun berjauhan. Abraham memilih lokasi seperti ini lantaran ia tidak ingin penduduk disekelilingnya mengganggu aktivitasnya untuk memotret para Model di ruangan. Karena pemotretan membutuh tempat nyaman dan sunyi. Namun tak ia sangka bahwa pilihannya memilih membangun gedung di hutan beresiko juga. Seand
”Ma, Papa berangkat kerja dulu” terdengar suara suami dari Yunita sedang berpamitan kepada Yunita. Mereka tidak saling melihat karena suaminya ada di parkiran sedangkan Yunita ada di ruang tamu. Namun meskipun tidak berbicara empat mata, Yunita dapat mendengarnya juga.“Iya, Pa... Hati-hati dijalan” ujar Yunita.Setelah Yunita menyahuti pamitan suaminya ia mendengar suara mobil yang mulai menjauh dari parkiran rumahnya. Yunita dapat memastikan bahwa suaminya telah berangkat bekerja. Yunita yang sedang beres-beres menolehkan kepalanya ke arah gudang yang sekian tahun tidak ia buka lagi.“Apa aku bersihkan saja ya barang-barang yang ada di gudang sana?” gumamnya pelan. Yunita pun memutuskan setelah selesai membersihkan lantai di teras rumah ia akan membuka gudang tersebut. Hingga beberapa menit ia telah selesai mengepel dan kini menuju ke arah gudang. Yunita membuka pintu gembok dengan kunci.Saat membuka pintu gudang tersebut Yunita sampai terbatuk-batuk. Yang membuatnya ngedumel. “Si