Semua Bab 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. : Bab 101 - Bab 110
196 Bab
Bab 101. Rosalia Pergi.
Pukul 9 malam di Mansion Ernest. Di hadapan Ernest, Ben, dan Oliver, saat ini Rose sedang duduk di sofa ruang tamu dengan kepala tertunduk menatap lantai. Sejak ia tersadar dari pingsan, setelah sore ini Ernest membuatnya ketakutan setengah mati dan langsung menyeretnya keluar kamar setelah ia tersadar-- Ia, benar-benar tidak berani menatap pria berwajah tampan itu.Berhadapan dengan Ernest sekarang, membuat ia tidak berkutik di bawah tatapan tajam pria itu yang seakan ingin membunuh dirinya. Padahal ia sendiri tidak mengerti apa kesalahannya. Bukankah ia hanya menjalankan permintaan dari Tuan Besar Gail? Yah, meskipun memilih Ernest adalah permintaan Tuan Besar Gail, namun ia menyetujuinya karena ia benar-benar telah jatuh cinta pada Ernest.Selain itu, ketika ia mengetahui bahwa Ernest juga merupakan salah satu dari kandidat calon Tunangannya-- Ia tentu tidak akan berpikir panjang lagi.Baik, daripada saudaranya Edward yang pernah ia sukai, sebenarnya Oliver juga adalah kandidat ter
Baca selengkapnya
Bab 102. Menemukan Rosalia.
Malam telah semakin larut, namun pencarian Ernest, Ben, dan Oliver terhadap Rosalia tidak juga membuahkan hasil. Hingga pada pukul 2 pagi, Oliver pun memutuskan untuk kembali ke Mansion. Sedangkan Ernest kembali ke griya tawang bersama Ben, terus menyesali kebodohannya yang tidak pernah memikirkan bahwa Rosalia akan menyusulnya ke Mansion. Ia bahkan memarahi semua Bodyguard yang telah ia perintahkan untuk menjaga Rosalia agar tetap berada di griya tawang. Sebenarnya, siang ini ia sudah sadar kalau Kekasihnya itu sudah mulai curiga padanya ketika ia mengatakan kalau ia harus ke Mansion Ayahnya. Saat itu, Rosalia sempat bertanya padanya tentang apa yang ia dan Ben coba tutupi dari Kekasihnya itu. Dan jawabannya... "Tidak ada yang kututupi darimu, Baby. Lagipula aku telah mengatakan semua yang ingin kamu ketahui. Jadi... Percayalah padaku, oke?"Meski Rosalia mengangguk, Ernest sama sekali tidak menduga jika Kekasihnya itu akan menyusulnya ke Mansion. Dalam hal ini ia memang salah karen
Baca selengkapnya
Bab 103. Hari Keempat Belas.
Setelah hanya bisa memejamkan mata 1 jam, pagi-pagi sekali usai membersihkan tubuhnya dan mengenakan pakaian santai-- Edward pun meninggalkan kamarnya lalu mengetuk pintu kamar Oliver. Saat pintu kamar terbuka, penampilan Oliver ternyata tak jauh berbeda dari dirinya.Meski, setelan mewah kini sudah membalut tubuh Saudara lelakinya itu, namun lingkaran hitam tampak di bawah mata Oliver. Yang menandakan bahwa Saudaranya ini kemungkinan juga tidak bisa tidur nyenyak semalam."Aku ingin bicara padamu." Tanpa menunggu persetujuan dari Oliver, Edward menerobos masuk ke dalam kamar Saudara lelakinya itu. Membuat Oliver yang menyaksikan raut wajah seriusnya sontak menautkan kedua alisnya. "Tutuplah kamarnya, Oliver. Karena apa yang ingin kukatakan padamu sekarang, sebaiknya tidak didengar oleh orang lain."Oliver memenuhi permintaan Adiknya itu dan segera menutup pintu kamarnya."Aku menemukan Rosi, Kak."Mendengar informasi itu, kelopak mata Oliver sontak melebar. Ia bahkan tergesa-gesa meng
Baca selengkapnya
Bab 104. Mengapa Harus Rosi?
"Oliver, aku..."Sebelum Rose sempat melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba terdengar keributan dari lantai bawah. Membuat ia langsung mengikuti Oliver yang bergegas turun. Di anak tangga terakhir, ia dan Oliver melihat Ernest sedang bertengkar dengan Edward. Pria tampan itu yang sebenarnya lebih pantas untuk menjadi Pamannya-- Kini tengah mencengkeram kerah kemeja Edward. "Mengapa, Ed?!"Bentakan Ernest pada Edward seketika membuatnya tubuhnya bergidik takut. Namun, saat ia menoleh pada Oliver yang semula masih berdiri di sampingnya-- Ternyata pria itu sekarang telah melangkahkan kakinya untuk menghampiri Ernest. Setibanya di hadapan Ernest, Oliver tampak berbicara pada Pamannya itu dengan suara kecil. Seolah apa yang sedang Oliver bicarakan pada Ernest adalah sebuah rahasia yang tidak boleh didengar olehnya. Tak lama, Rose melihat Ernest melepaskan kerah baju Edward dari cengkeraman tangannya. Pundak pria itu bergerak intens seakan Ernest sedang mencoba untuk meredakan emosinya. "Pama
Baca selengkapnya
Bab 105. Bertemu Oliver Dan Edward.
Di Apartemen Edward, Rosalia yang baru saja terbangun-- Mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan pandangannya terhadap cahaya lampu yang terdapat di dalam kamar Edward. Di saat yang sama, rasa pusing menyerang titik syaratnya. Hal ini kerap terjadi jika ia minum terlalu banyak. Sesaat kemudian, setelah ia tersadar bahwa saat ini ia sedang berada di sebuah tempat yang sangat asing. Ia pun mengangkat perlahan tubuhnya untuk duduk di atas ranjang. "Di mana aku?" ia mengedarkan pandangannya, dengan wajah bingung ia menelisik seisi kamar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. "Apakah semalam aku..." Menyadari bahwa ia sekarang berada di atas sebuah ranjang yang tidak ia kenali sama sekali, ia pun segera memeriksa pakaiannya lalu menghela nafas lega setelah melihat bahwa pakaian yang semalam ia kenakan ternyata masih menempel di tubuhnya. "Sebenarnya apa yang telah kulakukan semalam?" gumamnya. Ia mencoba mengingat kembali semua yang telah ia lalui semalam dari mulai kedatangan Edward ke g
Baca selengkapnya
Bab 106. Hayalan Edward.
Kruyukk!! Suara perutnya yang lapar tiba-tiba berbunyi nyaring, membuat Rosalia yang masih berada di pelukan Oliver sontak tersenyum kaku pada Edward yang seketika melemparkan pandangan padanya kala mendengar suara tersebut. Dari bahu Oliver, Rosalia menyaksikan Edward tampak menahan senyumnya. Melihat hal itu, ia pun meringis sebal. 'Cih, dia pasti sedang menertawakan ku sekarang.' Sungutnya dalam hati tanpa melepaskan pandangannya dari Edward. Bahkan ia lupa jika Oliver juga mendengar suara perutnya itu karena terlalu gemas pada Edward. "Maaf, aku tidak tahu kalau kamu lapar," seloroh Oliver, ia terkekeh sambil mengurai pelukannya lalu kembali menatap Rosalia. Saat Rosalia mengalihkan pandangannya pada Oliver, wajahnya langsung merona kala melihat senyum jahil terukir di bibir Oliver yang merah. "Se-sebenarnya aku... Aku belum makan dari semalam," cicitnya dengan wajah canggung. Kata-kata Rosalia itu sontak saja membuat Edward dan Oliver tergelak, semakin merasa gemas terhadap
Baca selengkapnya
Bab 107. Hanya Dia Yang Terlihat.
Sambil menunggu Rosalia, Edward pun mempersiapkan makanan yang telah ia beli bersama Oliver di meja makan. Di sampingnya, Oliver membantunya menyusun piring, gelas, dan keperluan makan lainnya. Mereka berdua memang terlahir sebagai anak Bangsawan, tapi sebagai Bangsawan sejati-- Mereka juga diajarkan banyak hal. Salah satunya bagaimana cara memanjakan wanita. "Setelah makan aku akan pergi ke Perusahaan lalu menemui Paman." Oliver diam sejenak, menunggu reaksi dari Adiknya. Namun Edward masih tampak fokus menyajikan makanan ke atas meja. "Ed? Kamu dengar apa yang kukatakan?" lontarnya. Edward menanggapi pertanyaan itu dengan berpaling ke arah Saudara Lelakinya lalu mengangguk pelan. "Aku dengar, Oliver. Aku akan tinggal di sini untuk menjaganya. Itu 'kan yang ingin kamu dengar?" balasnya balik bertanya. "Benar." Oliver tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya, "Jadi... Bisakah aku mempercayakan Miss Heart padamu?"Pertanyaan Oliver itu seketika membuat gerakan tangan Edward te
Baca selengkapnya
Bab 108. Sifat Warisan Tuan Gail Tua.
Pukul 1 siang di Mansion Tuan Gail tua, Ernest dan Oliver baru saja turun dari sedan Ernest. Disusul oleh Ben yang langsung menempatkan dirinya di belakang Ernest. Mengikuti langkah lebar Bosnya itu memasuki Mansion Tuan Gail tua. "Kalian... Sudah menemukan Rosi?" lontar Ernest pada Oliver yang sedang melangkah bersamanya, di sisinya. Ia berbicara sangat pelan pada Oliver, cukup hanya untuk didengar Oliver saja. "Sudah, Paman." Sahut Oliver sambil menganggukkan kepalanya, "Sekarang, Paman sudah tidak perlu cemas lagi. Karena ada Edward yang sedang bersamanya untuk menjaganya." Tambahnya, seiring ia berpaling pada Ernest, mencoba meyakinkan Pamannya itu dengan tatapan matanya. Ernest menghela nafas lega mendengar ucapan Keponakannya itu. Meski, sebenarnya ia masih sedikit khawatir terhadap Edward. Takut jika Keponakan terkecilnya itu kembali berulah pada Rosalia. Namun saat ini, hanya Edward yang bisa ia percayai untuk melindungi Rosalia. Sebelum... "Dia... Sangat mencintai Paman,"
Baca selengkapnya
Bab 109. Demi Rosalia.
"Apa rencanamu sekarang, Rosi?" tanya Edward, usai ia makan bersama dengan Rosalia di Apartemennya. Rosalia yang tengah mencuci piring kotor di bak cuci piring, menghentikan gerakan tangannya lalu menoleh pada Edward yang tengah berdiri di sampingnya. Pria berwajah tampan dan keras itu saat ini sedang mengelap satu piring yang telah ia cuci kemudian menempatkan piring tersebut ke dalam rak piring. "Aku ingin meninggalkan kota ini, Ed!" ujarnya sembari tersenyum. Ucapannya itu membuat Edward langsung berpaling padanya dengan kedua alis menyatu di tengah. "Mengapa? Bukankah kamu sudah mendengar apa yang Oliver katakan pagi ini? Dia dan Paman akan mengusahakan yang terbaik untuk membantumu juga keluargamu. Mengapa kita tidak menunggu kabar dari Oliver terlebih dahulu?" Rosalia menggeleng pelan, "Aku tidak ingin menjadi beban untukmu, Oliver, dan juga Pamanmu. Jika kepergianku bisa menyelamatkan keluargaku dan membuat Rose mendapatkan cintanya, aku-- Aku bersedia melepaskan semua ini,
Baca selengkapnya
Bab 110. Rencana Ernest Berhasil.
Pukul 5 sore, akhirnya Ernest, Carlisle, dan juga Oliver meninggalkan ruang kerja Tuan Gail tua. Meski Tuan Gail tua tidak mengatakan bahwa ia telah memberikan restunya pada Ernest, namun Ayahnya itu telah meminta Ernest untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya terhadap Rosalia. "Kamu... Sangat keras kepala, Ernest!" tukas Carlisle sebal, ketika ia dan Ernest keluar dari pintu ruang kerja Ayahnya. "Hmmm..." Dehem Ernest sembari melemparkan senyum sungkan pada Saudara lelakinya itu. "Jadi... Apakah gadis ini benar-benar telah hamil?" tanya Carlisle penasaran. "Belum, untuk saat ini." Ernest menatap Carlisle dengan wajah lelah, mencoba memberi isyarat pada Saudara lelakinya itu agar Carlisle bersedia mendukung keputusannya. Melihat wajah Adiknya itu, Carlisle hanya bisa menghela nafas. Ia tahu sekeras apa Ernest jika menginginkan sesuatu, dan ia juga tahu bahwa semua kata-kata Ernest di dalam ruangan kerja Ayahnya tadi pasti akan Ernest lakukan jika Adiknya ini tidak mendapatkan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status