Beranda / CEO / 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. / Bab 104. Mengapa Harus Rosi?

Share

Bab 104. Mengapa Harus Rosi?

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-15 18:13:01
"Oliver, aku..."

Sebelum Rose sempat melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba terdengar keributan dari lantai bawah. Membuat ia langsung mengikuti Oliver yang bergegas turun.

Di anak tangga terakhir, ia dan Oliver melihat Ernest sedang bertengkar dengan Edward. Pria tampan itu yang sebenarnya lebih pantas untuk menjadi Pamannya-- Kini tengah mencengkeram kerah kemeja Edward.

"Mengapa, Ed?!"

Bentakan Ernest pada Edward seketika membuatnya tubuhnya bergidik takut. Namun, saat ia menoleh pada Oliver yang semula masih berdiri di sampingnya-- Ternyata pria itu sekarang telah melangkahkan kakinya untuk menghampiri Ernest. Setibanya di hadapan Ernest, Oliver tampak berbicara pada Pamannya itu dengan suara kecil. Seolah apa yang sedang Oliver bicarakan pada Ernest adalah sebuah rahasia yang tidak boleh didengar olehnya.

Tak lama, Rose melihat Ernest melepaskan kerah baju Edward dari cengkeraman tangannya. Pundak pria itu bergerak intens seakan Ernest sedang mencoba untuk meredakan emosinya.

"Pama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
siap kak, makasih udah mampir yah
goodnovel comment avatar
Eita Mohamad
Update pls
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 105. Bertemu Oliver Dan Edward.

    Di Apartemen Edward, Rosalia yang baru saja terbangun-- Mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan pandangannya terhadap cahaya lampu yang terdapat di dalam kamar Edward. Di saat yang sama, rasa pusing menyerang titik syaratnya. Hal ini kerap terjadi jika ia minum terlalu banyak. Sesaat kemudian, setelah ia tersadar bahwa saat ini ia sedang berada di sebuah tempat yang sangat asing. Ia pun mengangkat perlahan tubuhnya untuk duduk di atas ranjang. "Di mana aku?" ia mengedarkan pandangannya, dengan wajah bingung ia menelisik seisi kamar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. "Apakah semalam aku..." Menyadari bahwa ia sekarang berada di atas sebuah ranjang yang tidak ia kenali sama sekali, ia pun segera memeriksa pakaiannya lalu menghela nafas lega setelah melihat bahwa pakaian yang semalam ia kenakan ternyata masih menempel di tubuhnya. "Sebenarnya apa yang telah kulakukan semalam?" gumamnya. Ia mencoba mengingat kembali semua yang telah ia lalui semalam dari mulai kedatangan Edward ke g

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 106. Hayalan Edward.

    Kruyukk!! Suara perutnya yang lapar tiba-tiba berbunyi nyaring, membuat Rosalia yang masih berada di pelukan Oliver sontak tersenyum kaku pada Edward yang seketika melemparkan pandangan padanya kala mendengar suara tersebut. Dari bahu Oliver, Rosalia menyaksikan Edward tampak menahan senyumnya. Melihat hal itu, ia pun meringis sebal. 'Cih, dia pasti sedang menertawakan ku sekarang.' Sungutnya dalam hati tanpa melepaskan pandangannya dari Edward. Bahkan ia lupa jika Oliver juga mendengar suara perutnya itu karena terlalu gemas pada Edward. "Maaf, aku tidak tahu kalau kamu lapar," seloroh Oliver, ia terkekeh sambil mengurai pelukannya lalu kembali menatap Rosalia. Saat Rosalia mengalihkan pandangannya pada Oliver, wajahnya langsung merona kala melihat senyum jahil terukir di bibir Oliver yang merah. "Se-sebenarnya aku... Aku belum makan dari semalam," cicitnya dengan wajah canggung. Kata-kata Rosalia itu sontak saja membuat Edward dan Oliver tergelak, semakin merasa gemas terhadap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 107. Hanya Dia Yang Terlihat.

    Sambil menunggu Rosalia, Edward pun mempersiapkan makanan yang telah ia beli bersama Oliver di meja makan. Di sampingnya, Oliver membantunya menyusun piring, gelas, dan keperluan makan lainnya. Mereka berdua memang terlahir sebagai anak Bangsawan, tapi sebagai Bangsawan sejati-- Mereka juga diajarkan banyak hal. Salah satunya bagaimana cara memanjakan wanita. "Setelah makan aku akan pergi ke Perusahaan lalu menemui Paman." Oliver diam sejenak, menunggu reaksi dari Adiknya. Namun Edward masih tampak fokus menyajikan makanan ke atas meja. "Ed? Kamu dengar apa yang kukatakan?" lontarnya. Edward menanggapi pertanyaan itu dengan berpaling ke arah Saudara Lelakinya lalu mengangguk pelan. "Aku dengar, Oliver. Aku akan tinggal di sini untuk menjaganya. Itu 'kan yang ingin kamu dengar?" balasnya balik bertanya. "Benar." Oliver tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya, "Jadi... Bisakah aku mempercayakan Miss Heart padamu?"Pertanyaan Oliver itu seketika membuat gerakan tangan Edward te

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 108. Sifat Warisan Tuan Gail Tua.

    Pukul 1 siang di Mansion Tuan Gail tua, Ernest dan Oliver baru saja turun dari sedan Ernest. Disusul oleh Ben yang langsung menempatkan dirinya di belakang Ernest. Mengikuti langkah lebar Bosnya itu memasuki Mansion Tuan Gail tua. "Kalian... Sudah menemukan Rosi?" lontar Ernest pada Oliver yang sedang melangkah bersamanya, di sisinya. Ia berbicara sangat pelan pada Oliver, cukup hanya untuk didengar Oliver saja. "Sudah, Paman." Sahut Oliver sambil menganggukkan kepalanya, "Sekarang, Paman sudah tidak perlu cemas lagi. Karena ada Edward yang sedang bersamanya untuk menjaganya." Tambahnya, seiring ia berpaling pada Ernest, mencoba meyakinkan Pamannya itu dengan tatapan matanya. Ernest menghela nafas lega mendengar ucapan Keponakannya itu. Meski, sebenarnya ia masih sedikit khawatir terhadap Edward. Takut jika Keponakan terkecilnya itu kembali berulah pada Rosalia. Namun saat ini, hanya Edward yang bisa ia percayai untuk melindungi Rosalia. Sebelum... "Dia... Sangat mencintai Paman,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 109. Demi Rosalia.

    "Apa rencanamu sekarang, Rosi?" tanya Edward, usai ia makan bersama dengan Rosalia di Apartemennya. Rosalia yang tengah mencuci piring kotor di bak cuci piring, menghentikan gerakan tangannya lalu menoleh pada Edward yang tengah berdiri di sampingnya. Pria berwajah tampan dan keras itu saat ini sedang mengelap satu piring yang telah ia cuci kemudian menempatkan piring tersebut ke dalam rak piring. "Aku ingin meninggalkan kota ini, Ed!" ujarnya sembari tersenyum. Ucapannya itu membuat Edward langsung berpaling padanya dengan kedua alis menyatu di tengah. "Mengapa? Bukankah kamu sudah mendengar apa yang Oliver katakan pagi ini? Dia dan Paman akan mengusahakan yang terbaik untuk membantumu juga keluargamu. Mengapa kita tidak menunggu kabar dari Oliver terlebih dahulu?" Rosalia menggeleng pelan, "Aku tidak ingin menjadi beban untukmu, Oliver, dan juga Pamanmu. Jika kepergianku bisa menyelamatkan keluargaku dan membuat Rose mendapatkan cintanya, aku-- Aku bersedia melepaskan semua ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 110. Rencana Ernest Berhasil.

    Pukul 5 sore, akhirnya Ernest, Carlisle, dan juga Oliver meninggalkan ruang kerja Tuan Gail tua. Meski Tuan Gail tua tidak mengatakan bahwa ia telah memberikan restunya pada Ernest, namun Ayahnya itu telah meminta Ernest untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya terhadap Rosalia. "Kamu... Sangat keras kepala, Ernest!" tukas Carlisle sebal, ketika ia dan Ernest keluar dari pintu ruang kerja Ayahnya. "Hmmm..." Dehem Ernest sembari melemparkan senyum sungkan pada Saudara lelakinya itu. "Jadi... Apakah gadis ini benar-benar telah hamil?" tanya Carlisle penasaran. "Belum, untuk saat ini." Ernest menatap Carlisle dengan wajah lelah, mencoba memberi isyarat pada Saudara lelakinya itu agar Carlisle bersedia mendukung keputusannya. Melihat wajah Adiknya itu, Carlisle hanya bisa menghela nafas. Ia tahu sekeras apa Ernest jika menginginkan sesuatu, dan ia juga tahu bahwa semua kata-kata Ernest di dalam ruangan kerja Ayahnya tadi pasti akan Ernest lakukan jika Adiknya ini tidak mendapatkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 111. Kemarahan Rose.

    Ting!! Edward bergegas meninggalkan lift setelah pintu lift terbuka. Semakin ia dekat ke Apartemen miliknya, ia menemukan 4 Bodyguard Pamannya telah berjaga di depan Apartemennya. Sedangkan pintu Apartemennya sendiri, saat ini tengah terbuka lebar. Tanpa perlu bertanya kepada keempat Bodyguard itu, ia langsung memasuki Apartemen miliknya. Di sofa ruang tamu, ia melihat Pamannya sedang duduk sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Pria dewasa berwajah keras itu, saat ini terlihat sangat-sangat lelah. Hal itu tampak di guratan yang tercetak di wajah sang Paman. Dan di tangan Pamannya, ia menemukan pakaian yang Rosalia kenakan semalam. "Paman!" Edward mencoba menegur Ernest seraya menghampiri Pamannya itu. Membuat Ernest sontak berpaling ke arahnya. "Ed." Suara Ernest terdengar serak menyapa indera pendengaran Edward, bahkan ia menangkap ada nada tertekan di dalamnya. "Maafkan aku, Paman. Aku... Tidak bisa menghalanginya untuk meninggalkan kota ini."Mendengar penjelasan E

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 112. Rose Di Dalam Kamar Ernest?

    "Kapan rencananya Paman akan menemui Rosi di Paris?" tanya Edward. Ia menenggak sisa whisky di dalam gelasnya, meletakkan gelas ke lantai pinggir kolam, lalu menatap sang Paman dengan wajah serius. Oliver juga turut melakukan hal yang sama. Namun, di saat ia menoleh pada Ernest-- Sudut matanya menangkap bayangan Rose dari balik jendela kaca yang membatasi area kolam renang dengan bagian dalam Mansion. Keningnya berkernyit kala memperhatikan gelagat Rose yang tampak mencurigakan baginya. "Hmmm... Secepatnya, mungkin setelah Paman menyelesaikan semua pekerjaan di Gail Group terlebih dahulu." Tukas Ernest. Mendengar ucapan Ernest, Oliver pun berpaling pada sang Paman kemudian mengangguk setuju. "Hanya saja, Paman masih belum yakin apakah Rosi masih mau bertemu dengan Paman?" lanjut Ernest lagi, sembari ia memberi isyarat pada Anne yang baru saja tiba untuk mengisi gelasnya dan gelas kedua Keponakannya yang telah kosong. Anne mengangguk patuh dan segera berlutut di samping kursi yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23

Bab terbaru

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 196. Aku Bersumpah Rosi!

    Ini sudah dua hari sejak terakhir Ernest datang menemui Rosalia di rumah peristirahatan milik Ayah mertuanya. Dan selama dua hari ini, suaminya itu sudah tidak pernah lagi mengganggu dirinya. Tidak menemuinya sama sekali. Membuat Rosalia menjadi bingung dan juga berpikir, apakah Ernest benar-benar telah menyerah padanya. "Ed, aku ingin kembali bekerja!" cetusnya di meja makan, saat ia sarapan pagi bersama Edward. Namun Edward hanya menatapnya dengan wajah seolah kurang yakin kalau ia sudah siap untuk bekerja. "Bagaimana tubuhmu, Rosi? Kau yakin ingin melakukan hal ini?"Rosalia mengangguk tegas, keseriusannya itu juga ia tunjukkan lewat tatapan matanya yang tertuju pada Edward. "Aku bosan, Ed," ungkapnya, mencoba menjelaskan alasan tentang mengapa ia memutuskan untuk pergi bekerja. Sesaat, ia sempat menangkap raut wajah Edward tiba-tiba tampak aneh. Seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan Edward darinya. Tapi apa? "Baik, tapi sebaiknya aku menghubungi Luis terlebih dahulu, b

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 195. Halusinasi Atau Nyata?

    Di dalam kamarnya, duduk bersandar di atas ranjang, Rosalia terus menunggu seandainya Ernest naik ke lantai dua rumah peristirahatan. Lalu menggedor pintu kamarnya sambil berteriak marah memanggil namanya. Tapi hal itu tidak terjadi sama sekali, terlalu hening, terlalu sepi, membuat ia ingin menangis. Tak lama, suara sedan terdengar di pekarangan rumah. Suara itu seolah bergerak menjauh, pergi menjauhi rumah peristirahatan. "Dia menyerah? Haha ... ternyata hanya begitu." Rosalia tertawa lirih, dan di penghujung tawanya, ia justru terisak pelan. Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, meringkuk, dan terus terisak di sana hingga ia tertidur. 1 jam kemudian, gagang pintu kamar Rosalia tiba-tiba bergerak turun. Berselang beberapa detik, pintu itu yang ternyata tidak terkunci bahkan didorong perlahan dari luar oleh sesosok tubuh tinggi besar. Sesaat, pria ini melemparkan pandangannya ke arah ranjang. Menatap cukup lama pada Rosalia yang telah tampak pulas, baru kemudian melangkah perlah

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 194. Permohonan Maaf.

    Malam hari, usai makan malam. Rosalia terus mengunci dirinya di dalam kamar, duduk termangu di atas ranjang sambil menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang sengaja ia tekuk. Hari ini ia jengkel sekali, sangat jengkel atas semua yang telah Ernest lakukan padanya. Dan ... bagaimana bisa suaminya itu merayunya, menggodanya, menyentuhnya dengan tangan yang pernah menyentuh Barbara sebelumnya, tanpa merasa bersalah pada dirinya? Ernest anggap apa dirinya? 'Itu karena kau juga sengaja membiarkannya melakukan hal itu padamu, Rosi! Kau ... selalu takluk ketika Ernest menyentuhmu. Kau selalu menyerah di bawah kecupannya. Pria itu menyadarinya, Rosalia Heart! Dia mengetahui kelemahanmu!'Rosalia memiringkan kepalanya, mencoba mengacuhkan semua jeritan yang diteriakkan hatinya padanya. Meski ia tahu kalau semua itu memang benar adanya. Yah, ia memang selemah itu di hadapan Ernest. Itu benar, dan ia tidak menampiknya. Ia juga sadar kalau ia tidak bisa melihat sekelilingnya karena h

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 193. Apakah Sudah Terlambat?

    Perlahan-lahan, Edward membalikkan tubuhnya. Dan ia sontak membeku saat telah berhadapan sempurna dengan Pamannya. Sebab wajah Ernest kini tampak sangat menakutkan. Beberapa saat yang lalu, Ernest hampir berhasil melepaskan satu-satunya kain yang masih melekat di tubuh Rosalia, namun konsentrasinya tiba-tiba terganggu oleh suara bel. Selama beberapa saat ia mencoba untuk mengacuhkannya, tapi naasnya ... suara bel kedua justru membuat Rosalia seketika membuka matanya. Istrinya itu menatap lekat ke arahnya, ia bahkan melihat ada kebencian di wajah Rosalia saat itu. Dan lebih sialnya lagi, suara bel kembali terdengar. Semakin sering, hingga Rosalia yang semula telah terpengaruh oleh sentuhannya, langsung mendorong tubuhnya. Istrinya itu bahkan segera memunguti semua pakaiannya dan bergegas berlari ke kamar mandi. Keributan itu tentu saja membuat Ernest meradang. Karena gara-gara suara bel, gairahnya yang semula telah berada di puncak, akhirnya langsung terjun bebas akibat penolakan Ros

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 192. Apakah Rosalia Yang Telah Membuka Pintu?

    Pukul 11 siang, Edward, Ben, dan juga Elio tampak memasuki lobby hotel. Ketika ketiganya telah memasuki lift, Edward yang sudah menahan kesabarannya sejak turun dari mobil, langsung membuka mulutnya. "Ini terlalu siang!" protesnya pada Ben, "Kau dengar? Rosi pasti sangat kelaparan sekarang," sungutnya. Ben tidak menanggapi celotehan Edward itu, melainkan melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sekarang sudah pukul 11? Seharusnya saat ini Tuan sudah terbangun, 'kan? Dan juga sudah berbicara pada Nyonya, 'kan? Apa mereka baik-baik saja?" gumamnya pelan, ada keresahan di dalam nada suara Ben. Begitu pula kala ia melihat lampu lift yang menunjukkan pergantian lantai semakin mendekati lantai tempat di mana kamar Ernest berada. Tepat di saat lift tiba dan pintu lift telah terbuka, dengan wajah ragu ia keluar dari lift. Edward masih berkicau bak burung merpati yang belum diberi makan, namun Ben sengaja menulikan telinganya. Ia bahkan tidak mengerti sejak kapan Edwar

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 191. Dua Hati Yang Saling Merindukan.

    'Jangan!' erang hati Ernest, saat Rosalia tiba-tiba membuka piyama yang ia kenakan. Lalu mengusap tubuhnya yang memanas dengan menggunakan ... apapun itu, kini benda sialan itu sedang menari-nari di atas kulit tubuhnya. Membuat ia sontak menahan nafas ketika benda itu perlahan bergerak turun dan menyusuri perutnya. Menuju ke area ... "Bagaimana ini? Tubuh Ernest semakin panas, apa yang harus kulakukan sekarang? Dan di mana mereka?"Fiuh, Ernest menghela nafas lega. Karena bertepatan ia membuka matanya— di saat yang sama Rosalia tiba-tiba melemparkan pandangannya ke arah pintu kamar. Namun tangan istrinya itu masih mengusap perutnya, bahkan handuk yang Rosalia genggam di tangannya hampir menyentuh ... Ernest melirik benda lembut berwarna putih itu sambil kembali menahan nafas. Sebab, jika benda sialan itu sampai menyentuh miliknya, Rosalia pasti akan segera tahu kalau ia telah terjaga. 'Jangan ke sana! Ukh ....' Ia sontak merapatkan bibirnya kala jari kelingking Rosalia tiba-tiba me

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 190. Aku Ingin Menyentuhnya!

    "Sudah 30 menit berlalu, di mana mereka?" Rosalia beranjak dari tepian ranjang, berdiri tegak, lalu melemparkan pandangannya pada pintu kamar. Tanpa menyadari bahwa seseorang telah terjaga dan kini sedang menatap dirinya dengan wajah tak percaya. Pria tampan itu bahkan mengerjapkan matanya, seolah ia sedang bermimpi saat ini. 'Baby? Apa yang terjadi? Mengapa dia ... Dia ada di dalam kamarku?' monolog Ernest dalam hati, tanpa melepaskan pandangannya dari tubuh ramping Rosalia yang sedang membelakangi dirinya. Well, ia sebenarnya sudah bangun sejak merasakan ranjang yang ia tiduri berderit pelan. Saat itu ia menemukan Rosalia tengah mencoba untuk beranjak dari pinggir ranjang. Namun istrinya itu tampak tidak menyadari kalau ia sudah terjaga. Dan sekarang, ia justru sedang berpikir keras tentang apa yang telah terjadi semalam? Mengapa ia sampai tidak tahu kalau Rosalia telah datang ke kamar hotelnya? Dan juga ... dari mana istrinya ini tahu di mana ia menginap? Apakah itu Elio yang tel

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 189. Di Mana Dokternya?

    Setelah hampir dua jam menunggu Dokter yang Ben katakan akan segera datang, dan sambil mengusap wajah Ernest dengan handuk hangat, Rosalia yang tak sabar akhirnya kembali membuka mulutnya."Di mana Dokternya? Apa kau benar-benar telah menghubunginya, Ben?" sungutnya, seiring ia berpaling pada Asisten suaminya yang justru tidak berani menatap matanya. Aneh, sangat aneh.Keanehan itu juga dirasakan oleh Edward dan Elio. Hanya saja, Elio tidak berani berbicara pada Ben. Selain itu, posisinya hanyalah penjaga rumah. Apa haknya untuk mempertanyakan apa yang telah Ben perbuat, sedangkan pria itu memiliki status yang lebih tinggi darinya?Berbeda dengan Elio, Edward justru segera menarik lengan Ben. Membawa pria itu menjauh dari Rosalia yang terus mengikuti Ben dengan tatapan matanya.Di dekat sofa, Edward langsung melepaskan lengan Ben. Ia bahkan memukul lengan itu seraya berbisik, "Hei, kau ... apa benar kau sudah memanggil Dokter?" gerutunya.Namun Ben, entah apa yang terjadi? Tiba-tiba p

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 188. Apa Yang Terjadi Pada Ernest?

    "Apa yang terjadi, Ben?" dengan langkah lebar Rosalia menghampiri Ben yang menyambutnya di lobby hotel. Di belakangnya, Edward dan Elio bergegas mengejar dirinya. "Kita bertemu lagi, Nyonya," sapa Ben seraya menundukkan kepalanya. Usai melakukan hal itu, ia lalu melemparkan pandangannya pada Edward dan Elio. Kemudian mengangguk pada kedua pria itu dan berpaling kembali pada Rosalia. "Maaf, Nyonya. Seharusnya aku tidak menakuti Nyonya seperti ini," cetusnya. "Dan Tuan, mungkin Tuan juga akan marah padaku nanti jika Tuan bangun dan mengetahui apa yang telah kulakukan pada Nyonya. Tapi masalahnya ...." Ben diam sejenak, menurunkan pandangannya juga memasang wajah cemas. Ekspresi Ben itu tentu saja membuat Rosalia menjadi semakin takut. Sementara Edward dan Elio, justru saling bertukar pandang, bertanya-tanya dalam hati apakah telah terjadi sesuatu yang buruk terhadap Ernest? "Ben?!" desak Rosalia, dengan suara sedikit meninggi. Namun setelahnya, ia justru menghela nafas kala menemukan

DMCA.com Protection Status