Datang tamu tak diundang, Raja Eadric bergidik setengah mati. Ia sekilas tak percaya apa yang dilihatnya sekarang, namun ini nyata bukan sekadar mimpi atau ilusi.“Dasar t*ngik!” Ialah Raja Dunia Bawah, dahulu kala adalah Raja di Kerajaan bagian timur, musuh terakhir Eadric kala memenangkan peperangan saudara di masa tersebut. Melihatnya berdiri bukan sebagai manusia lagi. Eadric pun semakin terbawa emosi, amarah terus meluap bagai air yang tumpah, terjun begitu saja tanpa mengenal waktu. “Sudah, sudah. Jangan marah begitu, pangeran. Oh, tunggu. Melihatmu memakai mahkota, itu artinya kau sudah jadi Raja ya?”“Orang sepertimu kenapa harus menjadi bencana? Apa kau sudah tidak waras?!”“Sudahlah, kita semua memiliki ambisi. Apa salahnya aku memilih jalan yang sedikit berbeda dari para leluhur kita berdua. Lagi pula aku sudah tidak ingat semua leluhur bahkan mengingatmu yang sudah menjadi Raja semenjak itu, kesulitan.” Ia berkata begitu seakan tengah mengejek. “Dan satu hal lagi, Raj
Read more