Pertarungan di antara kedua Raja, telah mencapai titik akhirnya. Siapakah yang menang dan siapakah yang kalah, jujur saja Eadric tak begitu mementingkannya asalkan dapat mengirim Raja Dunia Bawah kembali ke asalnya yaitu neraka.Sementara itu telah terjadi pertarungan sengit lainnya di penjara bawah tanah. Noah dkk hendak bergegas pergi menuju ke atas justru dihalangi oleh Komandan Earl yang sudah dimanipulasi. Jiwanya seolah bukan jiwa milik Earl sendiri, sehingga tak ragu mengacungkan pedang ke sekutu sendiri. Noah sempat terdorong mundur lantaran ujung pedang Earl nyaris menusuk lehernya saat itu. Terlambat sedikit ia pasti sudah tewas di tempat tanpa mampu melihat serangannya. Jalan mereka terhambat dan area pertarungan sangatlah sempit. Dari sudut manapun, mereka semua benar-benar telah terpojokkan. Lalu, Alvaro si Elf Petarung yang dipungut oleh Halbert, ia berdiri sebagai mahluk yang akan melawan Earl sendirian. “Saat ada celah, tolong melarikan diri secepatnya.”“Kau pikir
Dengan mencurahkan seluruh kekuatan sihirnya, ia mampu mengambil banyak dari energi kehidupan alam di sekitar. Sosoknya pun berubah, dari tingkatan Elf petarung berkulit coklat matang, menjadi pria dengan kulit putih bersinar dengan mata terang dan tanduk biru cerah. Seolah ia adalah dewa, Dewa Alam. Meski begitu, kekuatannya memiliki resiko yang cukup tinggi. Selain menghancurkan alam, membuat tumbuhan layu, Alvaro tidak bisa berhenti menggunakan kekuatan itu sebelum kekuatannya sendiri benar-benar sudah terkuras habis.Yang itu berarti semakin lama ia bertarung dan menyerap energi alam dengan sendirinya, maka semakin lama pula lah ketika ia hendak kembali ke wujud aslinya.“Dengan niat membunuh. Bisa saja aku melakukan itu, membunuhmu. Tapi aku tidak mau membunuh lawan yang tidak punya kendali terhadap tubuhnya sendiri!” Pertarungan di antara mereka, saling menyerang dan bertahan secara bergantian. Tidak ada celah di antara mereka berdua. Earl pun terus mengayunkan pedang secara s
Rasanya hangat. Menyentuhnya membuat Halbert merasa tenang, aman dan damai. Perasaan yang sudah lama tak ia rasakan, saat ini ia sedang merasakannya.Bagi seorang Halbert, kehangatan itu hanya dimiliki oleh seorang wanita bernama Diana. Sebagaimana dengan pertemuan pertamanya dengan wanita itu, sudah terukir dengan sangat jelas. Membekas begitu dalam sampai tak bisa dilupakan. Hanya dalam sekali melihatnya saja, Halbert dibuat jatuh cinta. Akan tetapi, ia tak pernah mengungkapkan perasannya itu hingga akhirnya berakhir menjadi pengkhianatan yang membuat Halbert sendiri kecewa. “Sudah sejak lama aku memegang tangannya yang hangat,” gumam Halbert. Nyatanya ia hanya sedang melindur saja. Sebenarnya ia sedang terbaring di atas tetumpukan bunga, dan saat ketika ada seorang gadis hendak meletakkan setangkai bunga kepadanya, Halbert justru memegang tangannya. Sontak saja semua orang dibuat terkejut. Semua orang yang berpakaian sederhana itu terdiam melihat tangan mayat dapat bergerak. “
Wilayah pedesaan, sisa dari penduduk Kerajaan Timur yang bertempat. Terhitung puluhan warga menetap hanya untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan tenang. Kebanyakan dari mereka yang selamat, adalah orang-orang yang sedari awal enggan bertarung. Mereka menanggalkan senjata, dan berubah dari waktu ke waktu. Sama halnya seperti gadis ini. Ia begitu ceria meski pemukimannya sedikit kurang layak. “Tuan, tuan, daripada menceritakannya aib Kerajaan ini. Bagaimana kalau menceritakan tentang dirimu saja?” tanya Rachel. “Tentang diriku? Baiklah, ini aku lakukan demi membalas kebaikanmu saja.” Sebenarnya Halbert hanya sekadar menguji orang ini saja.“Singkat cerita, aku adalah seorang kesatria yang kemudian dikhianati lalu mati terpenggal.” Sangat singkat sampai membuat Rachel terdiam membisu. Nampaknya Rachel tak tahu harus menjawab apa, setelah mendengarkan hal seserius itu.“Kau pasti kaget. Ya, itu wajar saja. Setelah mengatakan aku mati terpenggal, aku bisa dikatakan hidup.
Gadis desa yang hidup sendiri di rumah ini, terlihatnya sangat kesepian namun ia masih memiliki warga desa lainnya yang mau berkomunikasi. Itu saja sudah membuatnya tenang. Melihat gadis ini tidur dengan nyenyak, membuat Halbert mengambil kesempatan ini untuk segera pergi. “Tidak sopan jika aku terus berada di rumah seorang perempuan tanpa orang tuanya. Aku akan pergi dan melanjutkan peranku.”Begitu ia beranjak dari sana, hendak melangkah pergi namun gadis ini menahan tangannya. Seolah gadis itu tidak mau Halbert pergi darinya. “Gadis ini masih tidur 'kan? Apa dia bermimpi buruk?” pikir Halbert sembari dengan perlahan menyingkirkan tangan itu. Namun tidak bisa. Rachel memegang tangan Halbert dengan cukup kuat. Alhasil Halbert pun terdiam bingung.“Maaf, Nona Rachel. Bisa kau lepaskan tangan—”“Jangan. Jangan pergi. Kumohon.” Ia masih melindur dan mengatakan hal-hal itu dengan wajah sedih dan ketakutan. “Jangan pergi? Ternyata dia sedang bermimpi buruk ya. Ya ampun. Aku merasa ka
Sementara Halbert sedang bersama Rachel. Di sisi lain, di Kerajaan saat ini.Tulang belulang yang panjang dan besar. Tertanam di setiap bagian sendinya dalam keadaan berdiri melayang. Pedang besar yang ia pegang tampak akan menghunus pada sesuatu. Tapi itu hanya mengambang dan takkan bergerak selain aliran merah yang keluar dari lukanya. Raja Eadric, Raja di kerajaan Lidah Buaya atau biasa disebut sebagai kerajaan bagian barat telah tiada dengan cara yang cukup mengenaskan. Sosoknya yang jatuh mengambang terlihat seperti karya pahatan kelas atas. Terpoles dengan darah dan tulang, bau anyir membuat tertarik para serangga neraka. Sementara, di depannya terdapat seorang pria berpostur tinggi dan besar namun hanya setengahnya saja sebab sebagian dari tubuh pria itu telah mengasap hitam seakan terurai bagai bakteri jahat. Ia saat ini berdiri di hadapan banyak prajurit kelas tinggi, paladin. Mereka terhitung sangat kuat dan berada di tingkatan satu ke bawah dari Komandan Earl. Mereka sem
Berawal dari sebuah perintah, membuat semua kekacauan ini terjadi. Baik para penduduk biasa, prajurit maupun orang-orang penting, tak seorang pun selamat dari bencana. Prajurit elit sekalipun, bahkan Raja Eadric. Meskipun Raja Eadric sudah melemahkan Raja Dunia Bawah, ia tetap saja kalah. Kini mayatnya terpajang di ruang tahta. Namun di satu sisi, berkat Raja, sihir pengendalian jiwa tak lagi memengaruhi sebagian orang yang berhasil selamat. Walau pada akhirnya, mereka terbunuh karena melawan Raja Dunia Bawah. “Semua orang butuh waktu untuk beristirahat.” Pertemuan Halbert dengan Rachel di sebuah desa, sisa-sisa dari Kerajaan timur, tampaknya membuat Halbert tidak lagi kesepian. Walau sebenarnya ia tak berniat untuk terus berhubungan dengannya, namun akan tetapi perasaan rindu telah membelenggunya seolah enggan menjauhi Rachel. “Aku bernafsu. Balas dendam ini membuatku gila. Aku bernafsu untuk membalas dendam, dan berakhir seperti ini. Lalu siapa yang harus kubenci sekarang? Gast
Raja Eadric memerintahkan Earl sudah cukup lama, itu dimulai sebelum tugas Noah diselesaikan sebelumnya. Tugas yang berkaitan dengan Alvaro si Elf Petarung.Tapi tak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Kekacauan telah terjadi lebih cepat dari dugaan semua orang. “Kita harus memprioritaskan untuk menemukan Tuan Halbert Stanley kah? Jadi, Anda tahu bahwa beliau masih hidup?”“Sudah lama aku menduganya. Itu saat peperangan dengan Kerajaan tetangga. Terdapat reaksi sihir yang samar-samar aku rasakan itu miliknya.”“Kenapa Anda berpikir bahwa itu miliknya?”“Karena tidak ada lagi selain dia yang menggunakan ribuan musuh dengan ribuan pedang pula.”Ciri khas Halbert. Meski dirinya dijuluki sebagai penyihir jenius yang menguasai 5 elemental, ia tak pernah menggunakannya kecuali sihir yang mewujudkan pedang. Lantaran, sihir itu hanya membunuh musuh dan takkan merugikan bangunan benteng mereka sendiri. Pria yang penuh perhitungan. Karena selalu mementingkan keadaan sekitar untuk ke depan