Derap langkah kaki yang kuat, menghentakkan tanah, dan membuat gema di ruang bawah tanah. Noah, Rose lalu Alvaro bergegas menuju ke atas untuk mencari tahu situasi yang telah terjadi. Sesaat sebelumnya, mereka dikurung bawah tanah akibat kesalahpahaman. Namun nyatanya itu bukanlah kesalahpahaman melainkan jebakan untuk membuat mereka tertahan sementara Halbert masih dalam keadaan hilang. “Ayo, cepat! Aku punya firasat buruk!” Noah merasa firasat buruk dari waktu ke waktu, dirinya tak ingin tertinggal satu kabar baik itu hal baik ataupun hal buruk. Drap! Drap!Saat ketika, mereka hendak mencapai atas. Noah merasakan sesuatu.“Berhenti!” Lalu membuat mereka berhenti dengan gerakan tangan. “Ada apa, Tuan Noah?”“Seseorang datang!”Karena sihir pendeteksi belum dilepaskan, ia jadi sadar lebih cepat akan kehadiran seseorang di depan sana. Tapi tak menyangka bahwa itu adalah Komandan Earl.“Oh, kalian rupanya ada di sini?” Komandan Earl memiringkan kepala dengan tatapan sinis ke arah m
Datang tamu tak diundang, Raja Eadric bergidik setengah mati. Ia sekilas tak percaya apa yang dilihatnya sekarang, namun ini nyata bukan sekadar mimpi atau ilusi.“Dasar t*ngik!” Ialah Raja Dunia Bawah, dahulu kala adalah Raja di Kerajaan bagian timur, musuh terakhir Eadric kala memenangkan peperangan saudara di masa tersebut. Melihatnya berdiri bukan sebagai manusia lagi. Eadric pun semakin terbawa emosi, amarah terus meluap bagai air yang tumpah, terjun begitu saja tanpa mengenal waktu. “Sudah, sudah. Jangan marah begitu, pangeran. Oh, tunggu. Melihatmu memakai mahkota, itu artinya kau sudah jadi Raja ya?”“Orang sepertimu kenapa harus menjadi bencana? Apa kau sudah tidak waras?!”“Sudahlah, kita semua memiliki ambisi. Apa salahnya aku memilih jalan yang sedikit berbeda dari para leluhur kita berdua. Lagi pula aku sudah tidak ingat semua leluhur bahkan mengingatmu yang sudah menjadi Raja semenjak itu, kesulitan.” Ia berkata begitu seakan tengah mengejek. “Dan satu hal lagi, Raj
Sebagai seorang Ayah, meskipun bukan Ayah yang sebenarnya, saat Eadric memiliki hubungan dengan Gaston dan Halbert, ia merasa kebahagiaan akan terus bersama selamanya. Itulah yang ia pikir dan impikan sejak dulu.Setiap waktu yang dilalui oleh mereka, selalu terkenang dan membuat Eadric merasa ingin kembali ke masa lalu.Seringkali pertengkaran terjadi di antara mereka, kadang-kadang pernah anak-anak itu tidak kunjung pulang. Lalu raja sendirilah yang mencari mereka meskipun, harus diam-diam untuk bisa keluar dari istana.Bahkan semua masalah yang akhir-akhir itu terjadi pula hanya karena mereka berdua saja. Raja Eadric dibuat pusing tujuh keliling. Kemudian berpikir, “Beginilah rasanya jadi Ayah. Aku mungkin tidak bisa mengangkat mereka sebagai anakku karena aku tidak ingin membuat mereka berhadapan dengan hal berbahaya. Tapi aku merasa senang dengan pencapaian mereka selama ini.”Eadric merasa resah namun di saat yang sama juga merasa bahagia. Inilah rasanya sebagai Ayah, sebagai o
Pertarungan di antara kedua Raja, telah mencapai titik akhirnya. Siapakah yang menang dan siapakah yang kalah, jujur saja Eadric tak begitu mementingkannya asalkan dapat mengirim Raja Dunia Bawah kembali ke asalnya yaitu neraka.Sementara itu telah terjadi pertarungan sengit lainnya di penjara bawah tanah. Noah dkk hendak bergegas pergi menuju ke atas justru dihalangi oleh Komandan Earl yang sudah dimanipulasi. Jiwanya seolah bukan jiwa milik Earl sendiri, sehingga tak ragu mengacungkan pedang ke sekutu sendiri. Noah sempat terdorong mundur lantaran ujung pedang Earl nyaris menusuk lehernya saat itu. Terlambat sedikit ia pasti sudah tewas di tempat tanpa mampu melihat serangannya. Jalan mereka terhambat dan area pertarungan sangatlah sempit. Dari sudut manapun, mereka semua benar-benar telah terpojokkan. Lalu, Alvaro si Elf Petarung yang dipungut oleh Halbert, ia berdiri sebagai mahluk yang akan melawan Earl sendirian. “Saat ada celah, tolong melarikan diri secepatnya.”“Kau pikir
Dengan mencurahkan seluruh kekuatan sihirnya, ia mampu mengambil banyak dari energi kehidupan alam di sekitar. Sosoknya pun berubah, dari tingkatan Elf petarung berkulit coklat matang, menjadi pria dengan kulit putih bersinar dengan mata terang dan tanduk biru cerah. Seolah ia adalah dewa, Dewa Alam. Meski begitu, kekuatannya memiliki resiko yang cukup tinggi. Selain menghancurkan alam, membuat tumbuhan layu, Alvaro tidak bisa berhenti menggunakan kekuatan itu sebelum kekuatannya sendiri benar-benar sudah terkuras habis.Yang itu berarti semakin lama ia bertarung dan menyerap energi alam dengan sendirinya, maka semakin lama pula lah ketika ia hendak kembali ke wujud aslinya.“Dengan niat membunuh. Bisa saja aku melakukan itu, membunuhmu. Tapi aku tidak mau membunuh lawan yang tidak punya kendali terhadap tubuhnya sendiri!” Pertarungan di antara mereka, saling menyerang dan bertahan secara bergantian. Tidak ada celah di antara mereka berdua. Earl pun terus mengayunkan pedang secara s
Rasanya hangat. Menyentuhnya membuat Halbert merasa tenang, aman dan damai. Perasaan yang sudah lama tak ia rasakan, saat ini ia sedang merasakannya.Bagi seorang Halbert, kehangatan itu hanya dimiliki oleh seorang wanita bernama Diana. Sebagaimana dengan pertemuan pertamanya dengan wanita itu, sudah terukir dengan sangat jelas. Membekas begitu dalam sampai tak bisa dilupakan. Hanya dalam sekali melihatnya saja, Halbert dibuat jatuh cinta. Akan tetapi, ia tak pernah mengungkapkan perasannya itu hingga akhirnya berakhir menjadi pengkhianatan yang membuat Halbert sendiri kecewa. “Sudah sejak lama aku memegang tangannya yang hangat,” gumam Halbert. Nyatanya ia hanya sedang melindur saja. Sebenarnya ia sedang terbaring di atas tetumpukan bunga, dan saat ketika ada seorang gadis hendak meletakkan setangkai bunga kepadanya, Halbert justru memegang tangannya. Sontak saja semua orang dibuat terkejut. Semua orang yang berpakaian sederhana itu terdiam melihat tangan mayat dapat bergerak. “
Wilayah pedesaan, sisa dari penduduk Kerajaan Timur yang bertempat. Terhitung puluhan warga menetap hanya untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan tenang. Kebanyakan dari mereka yang selamat, adalah orang-orang yang sedari awal enggan bertarung. Mereka menanggalkan senjata, dan berubah dari waktu ke waktu. Sama halnya seperti gadis ini. Ia begitu ceria meski pemukimannya sedikit kurang layak. “Tuan, tuan, daripada menceritakannya aib Kerajaan ini. Bagaimana kalau menceritakan tentang dirimu saja?” tanya Rachel. “Tentang diriku? Baiklah, ini aku lakukan demi membalas kebaikanmu saja.” Sebenarnya Halbert hanya sekadar menguji orang ini saja.“Singkat cerita, aku adalah seorang kesatria yang kemudian dikhianati lalu mati terpenggal.” Sangat singkat sampai membuat Rachel terdiam membisu. Nampaknya Rachel tak tahu harus menjawab apa, setelah mendengarkan hal seserius itu.“Kau pasti kaget. Ya, itu wajar saja. Setelah mengatakan aku mati terpenggal, aku bisa dikatakan hidup.
Gadis desa yang hidup sendiri di rumah ini, terlihatnya sangat kesepian namun ia masih memiliki warga desa lainnya yang mau berkomunikasi. Itu saja sudah membuatnya tenang. Melihat gadis ini tidur dengan nyenyak, membuat Halbert mengambil kesempatan ini untuk segera pergi. “Tidak sopan jika aku terus berada di rumah seorang perempuan tanpa orang tuanya. Aku akan pergi dan melanjutkan peranku.”Begitu ia beranjak dari sana, hendak melangkah pergi namun gadis ini menahan tangannya. Seolah gadis itu tidak mau Halbert pergi darinya. “Gadis ini masih tidur 'kan? Apa dia bermimpi buruk?” pikir Halbert sembari dengan perlahan menyingkirkan tangan itu. Namun tidak bisa. Rachel memegang tangan Halbert dengan cukup kuat. Alhasil Halbert pun terdiam bingung.“Maaf, Nona Rachel. Bisa kau lepaskan tangan—”“Jangan. Jangan pergi. Kumohon.” Ia masih melindur dan mengatakan hal-hal itu dengan wajah sedih dan ketakutan. “Jangan pergi? Ternyata dia sedang bermimpi buruk ya. Ya ampun. Aku merasa ka