Home / Pernikahan / Istri Tuli Yang Kau Buang / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Tuli Yang Kau Buang: Chapter 41 - Chapter 50

121 Chapters

Bab 41 Nyaris saja

Bab 41 Nyaris sajaAjeng menoleh dan melihat ibunya berkacak pinggang. Mata perempuan itu merah melotot kepadanya.“Jangan malu – maluin keluarga kita! Kita ini keluarga terhormat, masak anaknya mau jadi penjaga warung bakso? Di mana otakmu itu, Jeng!” Herni menoyor kepala putrinya. Jauh dari lubuk hatinya ia kecewa dan ketakutan menghadapi masa depan.Gadis itu sakit hati. Dia menantang menatap wajah ibunya yang tengah memandangnya dengan galak, dan siap menghamburkan kejengkelan yang memenuhi rongga dada. “Setidaknya pekerjaan penjaga warung itu halal!” Setelah itu dia membawa motornya melesat pergi.Rupanya Mas penjual bakso membela Ajeng. “Jangan meremehkan hasil menjual bakso, Bu. Sehari saya mendapat uang 500 ribu bersih. Coba kalikan sebulan. Berapa? Kalau dihitung, pendapatan saya lebih dari pekerja kantoran. Di sini saya memang terlihat kere, tapi di kampung, sawah saya berhektar – hektar.” Lalu dia mengeluarkan dompetnya yang berisi segepok uang ratusan ribu.“Sombong!” kata
Read more

Bab 42 Rencana Sri

Bab 42 Rencana SriAdit tergesa – gesa masuk ke kantor Kama yang telah menunggunya.“Lapor, Pak. Polisi sudah membubarkan preman yang mau merusak rumah Ibu Bening,” kata Adit.Kama mengangguk. “Bagus. Tolong awasi terus rumah dan toko Bening. Saya tidak mau terjadi apa – apa dengan kekasih saya. Kamu paham, kan apa yang saya maksud?” kata Kama seraya menautkan kedua jemarinya di atas meja.“Siap, Pak. Saya sudah menghubungi Komandan Asrul untuk menangani hal itu,” ucap Adit. Lelaki itu melihat luapan cinta yang begitu besar dalam mata Kama pada Bening.Tanpa sepengetahuan Bening, Kama menginstruksikan Adit untuk menaruh orang – orang untuk menjaga wanita itu dan keluarganya.“Oke, good! Ingat Dit, jangan sampai Bening tahu hal ini. Saya tidak mau dia marah kepada saya.” Kama mewanti – wanti asisten sekaligus sekretarisnya itu.“Tenang, Pak. Semuanya aman. Tapi ngomong – ngomong, apa kita tidak laporkan saja Ibra dan keluarganya ke Polisi, biar mereka ditangkap dan tidak mengganggu Ibu
Read more

Bab 43 Diusir warga

Bab 43 Diusir wargaHerni menyeret kaki tuanya melintasi ruangan rumahnya yang tak seberapa. Menuju dapur mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya.Sayangnya Herni tak bisa menemukan apa – apa di sana. Semuarnya bersih tak tersisa. Pandangan perempuan itu kosong memandang ke sekeliling diiringi suara token yang terus berbunyi dari kemarin. Dengan sedih, dia mengambil air di kamar mandi untuk mengisi perutnya.Satu persatu perabotannya dijual oleh Ibra, dan dia tidak bisa berbuat apa – apa. Wanita itu lalu duduk termangu di lantai dengan lesu.Kemudian, terdengar lenguhan panjang dari bibir Herni yang kering dan pecah – pecah. Sudah tiga hari dia sakit, dan Ibra belum pulang sama sekali.Mata perempuan itu lalu tertumpu pada bingkai foto yang memuat foto Ajeng. Rasa sesal merayap di hatinya. Perlahan ia mengambil ponsel yang ia sembunyikan di kutangnya. Dia melakukannya, karena khawatir Ibra mengambil, satu – satunya barang yang ia miliki.Kemudian, ia memencet nomor Ajeng. Ada bu
Read more

Bab 44 Kejutan langka

Bab 44 Kejutan langka“Kamu belum menjawab pertanyaanku?” tagih Kama sambil membuka lemari pendingin di kantornya, dan mengambil dua minuman dingin untuknya dan Bening. Dia lalu menyodorkan minuman itu kepada Bening.Hari ini dia meminta sopir menjemput Bening dan membawa perempuan itu datang ke kantornya.“Pertanyaan apa?” jawab Bening. Ekspresinya aneh memperhatikan pria di depannya itu, sebelum ia meneguk minumannya.“Kakakku mengundangmu makan malam besok, dan dia juga meminta izin kepadaku untuk mengajakmu jalan – jalan.” Kama memandang Bening dengan tatapan teduh. Dia lalu menggeser kursinya dan duduk di depan perempuan itu.Bening tertawa renyah. “Ya Tuhan, kirain! Kukira pertanyaan apa. Tentu saja itu boleh, aku sudah kenal Ibu Tita dan dia memberiku banyak customer. Kualat aku nanti jika menolak permintaannya.” Tapi dalam hatinya, ada perasaan gelisah yang kuat merangkul, adakah hal serius yang mau Ibu Tita bicarakan dengannya.Perempuan itu sadar dengan status dan perbedaan
Read more

Bab 45 Rahasia Kama

Bab 45 Rahasia KamaKama melihat Tita dengan mimik serius sekali.“Pergilah sebentar, aku mau berbicara serius dengan Bening,” pinta Tita halus.Hati Kama semakin deg – degan. Dia membawa kakaknya menjauh dari Bening. “Kak, please promise me, you won’t hurt her.”Tita memandang wajah adiknya. “Apa kamu sangat mencintainya?” tanyanya hati – hati.“Kak, please jangan menggoda. Kakak tahu aku sangat serius dengan Bening.”“Kalau begitu, berikan kami berdua waktu untuk bicara, dan ini pembicaraan antar perempuan. Kamu percaya Kakak. kan?” ucap Tita, menaikkan sebelah alisnya. Dia membaca kekhawatiran pada raut muka adiknya.“Baiklah…” Kama menyerah.“Kamu kembalilah bekerja, biar Bening di sini.”Kama mengeryitkan kedua alisnya. “Bukankah Kakak mengundang kami makan siang? Kenapa sekarang berbeda?” tanyanya heran.“Kakak merubah rencana.” Tita lalu memanggil Anggi – sekretaris sekaligus asistennya. “Tolong bawakan Pak Kama lunch box.” Setelah itu ia mengajak Bening ke kamarnya.Kama melih
Read more

Bab 46 Afraid

Bab 46 Afraid“Apa yang kalian bicarakan tadi?” Kama bertanya dengan telisik pada Bening. “Adakah obrolan kritis, hingga membuatmu lebih banyak melamun?”Sepanjang perjalanan menuju Joli Flower, perempuan yang duduk di sampingnya itu lebih diam dari biasanya.Bening menoleh kemudian menggeleng pelan. “Tidak, tidak ada! Kami hanya mengobrol biasa sesama wanita tentang fashion dan hal remeh – temeh lainnya.”“Sungguh? Apa kamu tidak menyembunyikan sesuatu dariku. Please sayang, aku tidak mau selepas pertemuan ini kamu menjauh dariku,” ucap Kama. Instingnya tajam dan mencium gelagat aneh pada Bening.Ia perhatikan, saat makan siang, Bening tidak banyak bicara dan lebih banyak mendengar percakapan antara dirinya dan Tita.Bening mengangguk. Dalam hati ia tidak mau mengungkapkan apa yang telah Tita katakan pada Kama. Ia pikir, ini akan menjadi masalah rumit. Hubungan dia dan Kama masih baru, dan dia tidak mau memaksa lelaki itu untuk memilih antara dirinya dan Tita.“Benarkah? Tapi aku men
Read more

Bab 47 Cinta seorang Kakak

Bab 47 Cinta seorang KakakGedoran pintu di siang bolong itu membuat Kama benar – benar mangkel. Awalnya ia mencoba mengabaikannya tapi makin lama makin kencang.Pria itu melemparkan badannya ke sisi samping pembaringan, kemudian beranjak membukakan pintu. Ia sudah hendak menyerang si perusuh. Begitu pintu terbuka, mulutnya seketika terkunci saat mengetahui siapa yang berdiri di depannya. Wanita itu sedang tersenyum ke arahnya.“Ada apa, Kak?” tanya Kama datar saat melihat kakaknya berdiri dengan anggun dengan mata telisik seperti seorang detektif. Belum sempat ia mempertanyakan kedatangan kakaknya. Perempuan itu sudah memberondongnya dengan pertanyaan.“Kakak yang seharusnya bertanya begitu. Kamu kenapa? Berhari – hari tidak bisa Kakak hubungi. Didatangi ke kantor juga tidak apa. Ke mana aja sih kamu?” keluh Tita sambil memegang pundak Kama.“Kama sibuk.”Hati Tita terhenyak mendengar jawaban pendek dan sikap dingin adiknya. Biasanya Kama selalu hangat kepadanya.Lelaki itu kemudian
Read more

Bab 48 When love is hurt

Bab 48 When love is hurt“Assalamualaikum.” Sore itu Andini mampir ke rumah Bening. Dilihatnya Iswati sedang bercengkrama dengan suaminya. Sesekali dia tersenyum melihat Evan yang sedang bermain puzzle bersama Elang di lantai.“Waalaikumsalam. Andini, kapan kamu datang dari Spanyol?” Iswati menyambut teman baik Bening itu dengan dekapan hangat.“Kemarin Tan?” Andini mencium tangan Iswati, kemudian suaminya.“Kok aku gak, Kak?” goda Elang nakal.Andini hanya tersenyum. “Bening apa ada di rumah, Tan?”“Ada, Nak. Dia di dalam? Mari masuk dulu,” ajak Iswati ramah.“Apa Bening sibuk, Tan? Telpon saya semingguan ini tidak diangkat,” kata Andini hendak mengadu.“Tidak, seminggu ini dia lebih banyak di rumah, alat bantu dengarnya juga jarang dia pakai sekarang.”Kedua alis Andini saling bertaut. “Maaf Tan, apa ada masalah yang menimpa Bening?”Raut muka Iswati tampak masgul. “Justru itu yang mau Tante cari tahu. Kenapa Bening tiba – tiba berubah. Tolong ya, Nak bantu Tante mencari tahunya. Se
Read more

Bab 49 Sorry Nona!

Bab 49 Sorry Nona!Sejumput kejengkelan mempengaruhi otak Kama. Rahang pria itu menegang saat memasuki rumah Tita. Pria itu mencium gelagat aneh dengan undangan mendadak Tita. “Adit, tolong ubah semua jadwal saya! Buat sepadat mungkin,” perintahnya sebelum menyapa keluarga Sasongko yang sedang bercengkrama dengan kakaknya.“Baik, Pak…” Adit kemudian berbelok menuju ruang lain. Di sana ia berpapasan dengan Widuri yang entah datang dari mana. Di belakangnya ada Anggi. “Hai… apa Kama sudah datang?” tanya gadis itu kenes.“Sudah, barusan Pak Kama masuk…” sahut Adit.Sontak Widuri mengambil kaca kecil dalam tas. Beberapa saat kemudian, tangannya sibuk menambahkan riasan wajahnya. Adit memperhatikan itu sekilas perempuan di hadapannya itu.“Bagaimana penampilanku?” tanya Widuri langsung pada Adit. Malam itu ia mengenakan setelan dengan warna mencolok mata, hijau dan merah, dengan sepatu model wedge. Bantalannya sangat tebal. Kemudian tas totenya besar dengan warna genjreng.Mata Adit memic
Read more

Bab 50 Kangen

Bab 50 Kangen“Apa kalian mau mencoba mempermainkan saya, heh!” cetus Widuri murka. Harga dirinya merasa diinjak – injak oleh Kama, karena lelaki itu meninggalkannya di pom bensin.“Telpon Mas Kama sekarang!” bentak Widuri kesal seraya mengentakkan kakinya ke tanah.“Telpon Pak Kama tidak aktif!” sahut Adit. Ia tadi pura – pura menelpon.Widuri mengibaskan tangannya dan tidak terima dengan perkataan Adit. “Bohong kamu!” Dia lalu menelpon Kama dan lelaki itu tidak menjawabnya. Dengan dengkusan kasar, ia menepuk pundak sang sopir dengan kasar. “Kamu keluar, jangan enak – enakan di dalam mobil, cari Pak Kama sekarang!!” Dia masuk ke dalam mobil dengan kepala bertanduk.Pak Imam tidak mau ribut, dia mencari Kama keliling pom bensin, dan beberapa saat dia kembali. “Maaf Mba Widuri, saya tidak menemukan Pak Kama.”“Yang membuat saya heran, apa begitu sikap crazy rich dengan santaimya meninggalkan seorang wanita di pom bensin? Apa dia tidak tahu attitude bagaimana memperlakukan wanita semest
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status