Home / Pernikahan / Istri Tuli Yang Kau Buang / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Istri Tuli Yang Kau Buang: Chapter 51 - Chapter 60

121 Chapters

Bab 51 Proposal Elang

Bab 51 Proposal ElangApa aku sudah gila, Din? Aku melihat Kama di mana – mana.” Bening berkata dengan lesu. Dia tadi malu sekali saat memeluk Elang dan menduga pria itu adalah Kama. Lelaki yang ia rindukan."Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku saat ini. Aku seperti kehilangan kontrol atas diriku dan selalu menyalahkan diriku, kenapa aku tidak kaya dan normal seperti Kamam sehingga aku tidak pantas bersanding dengannya." Bening mengusap wajahnya yang keruh."Hatiku sakit sekali tiap kali mengenyahkan bayangannya. Apa yang harus kulakukan, Din. Sungguh aku tersiksa.” Ia tampak mau menyerah dengan nasib.Ujian yang bertubi – tubi membuat tubuh Bening lelah. Tanpa bisa dicegah, air mata wanita mulai merembes."Be, aku pernah di posisimu, patah hati itu memang tidak nyaman. It's okay untuk bersedih. Asal jangan terhanyut dengan rasa sedih. Kamu sudah melewati banyak hal, sayang, dan ingat, Evan dan Joli Flower butuh kamu.” Andini menghirup napas pelan. “Jalan satu - satunya adal
Read more

Bab 52 Undangan spesial

Bab 52 Undangan spesialSeminggu berlalu tanpa riak berarti. Bening mulai mulai bekerja, senyumnya mengembang, meskipun kesedihan masih terpancar jelas di wajahnya.Cuaca pertengahan September sangat kering. Setelah meeting dengan client, Bening memeriksa laporan keuangan, kemudian dilanjutkan dengan membalas email serta pesan masuk melalui media sosial Joli Flower.Suka tidak suka, dia harus meneruskan pekerjaan yang Ajeng lakukan sebelumnya. Sejujurnya ini sangat melelahkan baginya, dengan tambahan pekerjaan yang harus ia lakukan untuk terus mempromosikan Joli Flower.“Tanto, tolong ke sini sebentar, dan ajari saya cara membuat video?” pinta Bening. Mukanya berlipat dengan kening berkerut. Ia tampak frustrasi.Tanto datang, lelaki kemayu datang. Dia mengajari Bening membuat video reels, kemudian mempostingnya ke media sosial.Bening tersenyum puas, melihat hasil video buatan Tanto. “Terima kasih, kamu pandai sekali membuat videonya lebih estetik,” pujinya sungguh – sungguh.“Biasa a
Read more

Bab 53 All you need is love

Bab 53 All you need is loveDengkul Bening gemetar melihat Kama mendekat ke arahnya. Ia ingin menghindar, tapi kakinya seperti terpaku ke bumi. Badannya mendadak kaku dan jantungnya berdegup lebih cepat.“Kenapa diwakilkan pada Kama?” bisik Bening pada mamanya. Ia tak habis pikir dengan ide orang tuanya untuk menjadikan Kama wali pernikahan Elang dan Andini.“Itu ide papamu, Mama hanya mengikuti. Kamu tahu, papamu sangat menyukai Kama.” Iswati langsung sumringah saat Kama menyalaminya.“Terima kasih sudah berkenan datang dan maaf merepotkan jadinya.” Iswati berkata dengan lembut diselingi senyum yang berderai.Kama menyalami Iswati. “Tidak apa – apa, Tante. Saya senang dan terharu Om dan Tante memberikan kepercayaan pada saya untuk menjadi wali nikah Elang.” Ekor mata Kama melirik Bening yang berdiri dan menunduk di samping Iswati.“Kami bersyukur sekali Nak Kama mau. Karena sebagai mamanya Elang awalnya kaget. Anak saya itu kan, setahu saya tidak pernah dekat dengan perempuan. Sikap
Read more

Bab 54 Ketika mata saling bicara

Bab 54 Ketika mata saling bicaraSpontan Bening berlari ke tempat Kama makan bersama tamu undangan lain diikuti oleh Iswati dan Andini yang berlari di belakangnya.Di tengah – tengah resto, ia melihat tamu undangan berkerumun. Secepat kilat Bening menyeruak kerumunan itu.Kemudian, matanya nanar saat melihat Kama terkapar di lantai dengan muka pucat seperti mayat.Sementara itu, Elang dan papanya berada di sisi kiri – kanan Kama. Wajah mereka tak kalah pucat.“Apa yang terjadi? Tanya Bening gugup.“Aku tidak tahu, Kak. Saat hendak duduk Mas Kama tiba – tiba pingsan.”Tangan Bening memegang denyut nadi Kama. Sayangnya denyut nadi pria itu tidak teraba. Ia kemudian mendekatkan telinganya ke dada, Kama. Irama jantungnya tidak terdeteksi. Wanita itu panik.“Elang! Cepat telpon ambulance!” teriak Bening panik. Sambil memompa jantung Kama. “Tetaplah stay bersama kami, Kama, tolong, kuatlah,” ucapnya sambil terisak.Andini tercekat. Gadis itu berdiri di belakang Bening.Sementara Iswati, dia
Read more

Bab 55 Terjebak dalam lamunan

Bab 55 Terjebak dalam lamunan“Bening… Bening!” Kama mencari – cari Bening seusai siuman dari operasi pemasangan ring.Tita yang ada di sampingnya maygul. Adiknya lebih ingat dengan Bening daripada dirinya. “Bening masih ada urusan dengan pekerjaannya. Dia nanti ke sini,” katanya menenangkan, dan bertentangan dengan isi hatinya.Wajah Kama berubah murung, setelah ia sadar sepenuhnya. Dia melihat ada Tita dan Adit yang berada di kamarnya. “Bening berjanji mau menemaniku, tolong telepon dia, dan minta segera datang ke sini,” pinta Kama kolokan.Tita menarik napas panjang. “Iya, nanti Kakak usahakan. Kamu istirahatlah dulu dan jangan banyak bergerak.” Dia merapikan selimut yang menyelimuti tubuh Kama.Kama memejamkan mata, pura – pura tidur akan tetapi justru wajah Bening yang membayang di pelupuk mata.Melihat Kama tidur, Tita mengajak Adit berbicara di luar. “Adit, tolong, jauhkan Kama dengan Bening, kalau perlu pakai orang pintar. Saya tidak mau Kama terpengaruh oleh wanita itu.” Dia
Read more

Bab 56 Tuduhan Tita

Bab 56 Tuduhan TitaMuka Tita seperti dilempar kotoran oleh Kama. “Ini tidak masuk akal! Kama tidak akan melakukan perbuatan serendah ini pada kakaknya sendiri,” desis Tita murka. Tangan wanita cantik itu mengepal, sedangkan matanya merah menyala. Dia kemudia menoleh pada Adit.“Apa kamu bisa jelaskan permainan apa ini, Adit?!!” Tekanan suara Tita terdengar menakutkan dan dingin, meski begitu membuat bulu kuduk lelaki kemayu itu merinding.“Sumpah, demi Tuhan, saya tidak tahu apa – apa soal ini, Bu. Tadi Pak Kama menyuruh saya keluar. Dengan alasan tidak mau diganggu.” Adit membela diri. Walaupun ada CCTV di kamar Pak Kama, sangat muskil baginya untuk meminta rekaman video pada pihak rumah sakit.Tita menoleh pada Anggi, wajah asistennya itu sama datar dan ketakutan seperti Adit. “Anggi, saya mau bertemu dengan Direktur dan Owner rumah sakit ini. Minta mereka menemui saya segera di apartemen!” sungutnya sambil membalikkan badan dan melangkah pergi.“Gara – gara kamu, sih, aku yang ken
Read more

Bab 57 Di mana Kama

Bab 57 Di mana Kama “Anggi, pesan tiket sekarang. Saya mau pulang! Sebelum itu kamu telepon Adit, supaya dia tetap di Singapura! Dan minta dia lapor ke saya setiap menit!” Muka Tita merah padam, setelah menerima kabar dari Anggi kalau Mr. Ohama sedang ke Luar Negeri. Ego Tita benar – benar terluka dengan sikap Kama yang mengabaikan dia. “Baik Bu!” Anggi memandang Tita yang berjalan anggun naik ke kamar mezzanine, di mana ia suka menghabiskan waktunya di sana selama di apartemen. Tiba – tiba Tita menoleh. “Anggi, saya tidak suruh kamu melamun! Cepat kerjakan perintah saya!” Anggi geragapan. “I-iya, Bu. Sekarang!” Tangannya cepat – cepat mengambil tas yang ada di atas sofa, tapi karena buru – buru kakinya malah terantuk kaki meja, dan membuatnya jatuh terjerembab. Muka wanita itu mencium lantai marmer. “Ah… sial bener!” gerutunya. Setelah menguasai emosinya, Anggi menelpon Adit, kemudian memesan tiket pulang ke Indonesia. Dia kemudian mendengar suara pintu terbuka dan mendongak k
Read more

Bab 58 Rumor tak sedap.

Bab 58 Rumor tak sedap.“Hah? Kama tidak ada di kamar? Bagaimana mungkin? Terus untuk apa para penjaga itu menjaga kamarnya, jika yang dijaga tidak ada?” tanya Tita bingung bercampur cemas yang merenggut dadanya setelah melihat rekaman video milik Adit.“Begitulah kenyataannya, Bu, dan saya juga masih belum menemukan apa yang terjadi,” ujar Adit.Kepala wanita manis itu mendadak pening. “Apa kamu sudah check ke dalam toilet, siapa tahu Kama di sana?”“Tidak ada, Bu. Sewaktu Janitor membersihkan toilet, kamar mandinya kosong dan tempat tidurnya juga sangat rapi, seperti tidak ada yang meniduri?”“Tolong kirimkan video itu ke saya?” pinta Tita tegang.Adit mengirimkan video rekaman tersebut ke nomor Tita. Sekali lagi wanita itu melihat dan mencermati dengan seksama.“Ini betul – betul aneh!” Kening Tita saling bertaut. “Mungkinkah ada yang menculik Kama?” Dia melontarkan pernyataan yang membuatnya semakin cemas. Selama ini ia tahu reputasi Kama.Dia sangat berdedikasi pada pekerjaan, ju
Read more

Bab 59 Hujan membawa gairah

Bab 59 Hujan membawa gairahMalam itu Bening sedikitpun tidak dapat memicingkan matanya. ia membolak -balikkan badan hingga dipannya berderit.Ia kemudian menyeret langkah menuju kamar kedua orang tuanya. Posisinya berada bersebelahan dengan ruang tengah. Tangan Bening pelan mengetuk pintu kamar.Iswati membukakan pintu untuknya. "Ada apa sayang, kok kamu belum tidur?" tanya Iswati pada anaknya. Malam itu dia memakai daster warna hitam motif bambu yang Bening beli di E commerce. Kembaran dengan miliknya dan Mba Atun."Bening tidak bisa tidur Ma. Bening mau tidur bersama Evan malam ini." Dia menyandarkan kepalanya di dinding. Sejak dia pindah ke rumah orang tuanya, Evan tidur bersama mereka. Alasannya supaya membantu Bening tidur nyenyak."Mungkin, setelah memeluk Evan Bening bisa tidur."Iswati menengok ke belakang, di mana suaminya tidur nyenyak memeluk Evan. “Lihatlah, anakmu tidur lelap dipeluk kakeknya.” Tapi Iswati tidak mau mengecewakan Bening.Pelan - pelan dia mengambil bayi m
Read more

Bab 60 Love is not controlling

Bab 60 Love is not controllingPagi - pagi, Tita sangat gusar, Adit tidak bisa dihubungi sama sekali. Mulut perempuan itu terkatup rapat.Di depannya ada roti dengan irisan alpukat dan kopi hitam yang dingin sejak tadi. Ia tidak menyentuhnya sama sekali."Kacau semua, kacau!" Gerutuan tak jelas keluar dari mulut Tita. Tangannya meremas - remas tissue hingga hancur.Dia sangat gusar karena sampai hari ke 5, informasi tentang Kama masih kabur.Walaupun dia sempat mengontak Mr. Ohama dan memberitahunya bahwa Kama baik - baik saja. Tapi hal itu tidak membuatnya bahagia.Ia merasa semua yang dikatakan Mr. Ohama adalah pernyataan bias, mengingat dalam video Adit justru memperlihatkan ruangan Kama kosong.Mungkinkah Kama pindah ke kamar lain untuk mengelabuinya? Dan Mr. Ohama memenuhi keinginan clientnya. Pertanyaan itu ia redam di kepalanya.Beberapa kali Tita mendesah panjang sebelum berteriak memanggil Anggi."Anggi... cepat ke sini!! "Anggi yang mulai tadi menunggu di dapur, terbirit-bi
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status