Bab 30 Tawaran “Kama, Makanlah dulu sebentar, Kakak ke sini bukan untuk melihatmu bekerja." Tita Maheswara membuka rantang makanan yang ia bawa. Aroma wangi makanan keluar memenuhi ruangan berpendingin itu. Hari itu Tita sengaja menyambangi kantor adiknya. Gara - gara Kama tidak mampir ke rumahnya seminggu ini. "Sebentar, Kak, tanggung. Kama masih mengurusi pembebasan lahan di Kalimantan. Ini harus diselesaikan cepat," ucap Kama tanpa melepaskan pandangannya dari layar laptop. "Kamu selalu saja begitu, menunda - nunda makan. Bagaimana kalau kamu sakit? Tidak ada yang menjagamu." Tita tampak khawatir. “Ayolah, Kak, jangan begitu khawatir, aku bukan anak kecil lagi yang tiap waktu kamu perhatikan,” keluh Kama pada Kakak semata wayangnya itu. “Ini mengenai hak orang, aku mau membeli harga tanah yang pantas untuk mereka, supaya tidak ada drama penggusuran nanti.” “Oke.” Tita menunggu, ia tahu, Kama memiliki empati tinggi pada orang lain, mewarisi sifat Ibu, sama dengan dirinya. Sit
Baca selengkapnya