Pagi ini, saat Lidya baru saja masuk ke ruangan tim-nya, tiba-tiba Romel dan Aji sudah mendekati Lidya. Lidya menunggu dengan hati berdebar-debar. Dia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh ayahnya dan Ayahnya Ardi ini, tapi, dia sudah bisa meraba, kemana arah pembicaraan mereka.“Begini, Pak Aji.” Romel menunjuk ke arah Aji. “Kembali mengingatkan papa kalau ini adalah kesempatan terakhir bagimu untuk menebus kesalahanmu. Kalau kamu gagal, maka, pernikahan dengan Ardi akan segera dilaksanakan.”“Kalau Ardi sih, lebih suka kamu gagal karena dia sudah gak sabar lagi. Dia ingin segera nikah,” timpal Aji.“Aku akan berusaha sebisaku untuk membayar semua utangku. Lagipula, kalau memang Ardi ingin segera menikah, ada banyak kok cewek di kantor ini yang pasti akan mau dinikahi Ardi,” kata Lidya dengan nada sedikit sewot.“Hus! Ardi itu sukanya cuma sama kamu, tau!” Romel melotot ke arah Lidya.“Iya, Lidya. Ardy yang sedang kuliah di Amerika, jadi gak beres kuliahnya. Katanya gara-gara mikir
Baca selengkapnya