Dengan penuh semangat, Ken membuka email-nya. Ken langsung tersenyum saat membuka kotak pesannya dan menemukan banyak sekali email masuk dari emaill yang identik dengan nama Lidya.Ken sangat menyesal karena baru sekarang dia membuka email rahasia-nya ini. Kalau saja dia tahu sejak lama kalau Lidya mengirim pesan email kepadanya, maka, dia pasti akan selalu membalas email dari Lidya ini.Ken membaca beberapa email dari Lidya yang berisi kekaguman Lidya kepada Ken sebagai Master Wing. Lidya menganggap Ken sebagai idola besar Lidya. Ken hanya bisa tersenyum saat menyadari kalau sebenarnya dia sudah terhubung dengan Lidya sejak lama, tapi, dia tidak menyadarinya.Sebenarnya, Ken adalah Master Wing, maestro saham yang sangat terkenal pada masa setahun yang lalu. Awalnya, tidak ada yang bernama Master Wing, si orang misterius itu. Awalnya Ken bekerja di perusahaan kakeknya, menjadi vice direktur di bawah ayahnya sekaligus menjadi Direktur Keuangan Diamond Grup, perusahaan milik kakeknya it
Ken mulai membaca email-email dari Lidya. Email ini dimulai setahun yang lalu, dimulai dengan perkenalan diri yang dilakukan Lidya yang mengaku sebagai seorang pialang saham pemula yang sangat mengagumi Master Wing.Sejenak Ken teringat dengan dirinya setahun yang lalu. Saat itu, untuk pertama kalinya Ken melihat Lidya di kantor mereka. Ken baru memulai tugas pekerjaannya sevagai seorang cleaning service di kantor tempat Lidya bekerja. Saat itu, Ken suka sekali melihat wajah Lidya. Setiap hari Ken selalu mencuri pandang ke arah Lidya.Tapi, Ken masih terlalu takut untuk mendekati Lidya. Karena Ken baru saja merasakan trauma dalam asmara ketika secara berturut-turut, dua pacarnya mengkhianatinya dan ternyata dua-duanya hanya bersandiwara, pura-pura mencintai Ken dalam dua masa berbeda di hidup Ken.Ken tidak mengira, saat Ken mulai memiliki rasa kagum kepada Lidya, ternyata di saat yang sama, Lidya juga memiliki rasa kagum kepada Ken. Walaupun kekaguman Lidya itu, ditujukan kepada Mast
Pagi ini, saat Lidya baru saja masuk ke ruangan tim-nya, tiba-tiba Romel dan Aji sudah mendekati Lidya. Lidya menunggu dengan hati berdebar-debar. Dia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh ayahnya dan Ayahnya Ardi ini, tapi, dia sudah bisa meraba, kemana arah pembicaraan mereka.“Begini, Pak Aji.” Romel menunjuk ke arah Aji. “Kembali mengingatkan papa kalau ini adalah kesempatan terakhir bagimu untuk menebus kesalahanmu. Kalau kamu gagal, maka, pernikahan dengan Ardi akan segera dilaksanakan.”“Kalau Ardi sih, lebih suka kamu gagal karena dia sudah gak sabar lagi. Dia ingin segera nikah,” timpal Aji.“Aku akan berusaha sebisaku untuk membayar semua utangku. Lagipula, kalau memang Ardi ingin segera menikah, ada banyak kok cewek di kantor ini yang pasti akan mau dinikahi Ardi,” kata Lidya dengan nada sedikit sewot.“Hus! Ardi itu sukanya cuma sama kamu, tau!” Romel melotot ke arah Lidya.“Iya, Lidya. Ardy yang sedang kuliah di Amerika, jadi gak beres kuliahnya. Katanya gara-gara mikir
Ardy langsung tertawa senang mendapatkan ucapan selamat dari dua temannya ini. Siapa yang tidak akan senang kalau mendapatkan istri secantik Lidya. Karena itu, senyumnya tidak henti-hentinya terbentuk di wajahnya.Tiba-tiba Ardi mengaduh kesakitan. Dia memegang kepalanya.Heri yang biasanya menjilat Ardi langsung bertanya, “ada apa?”Ardy langsung memukul kepala Heri. “Masih berani nanya lagi, heh? Aku sakit kepala karena kamu memukul kepalaku dengan rantai motor waktu itu, TAU?!”“Maafkan aku, Ardi. Aku gak sengaja. Aku kan saat itu menyerang cleaning service itu. Maafin.”“Sudah. Sekarang aku mau tahu, apakah pesananku sudah kamu kerjakan?”“Sudah, Ardi. Aku berhasil menghubungi Iwan Cobra,” kata Heri bangga.“Siapa itu Iwan Cobra?” tanya Ardi ingin tahu.“Dia adalah kepala genk motor Cobra, salah satu genk motor terkenal di kota ini.”“Iya, Ardi. Genk Cobra itu sangat terkenal,” timpal Alex.Ardy mengangguk kemudian menatap Heri. “Apa mereka sudah tahu apa yang akan mereka lakukan.
“Apa gak salah? Kenapa harus dijual?” tanya Lidya lewat email. Dia hampir tidak percaya dengan email terbaru dari Master Wing kepadanya ini karena Master Wing menyuruh Lidya untuk menjual saham-saham yang baru saja naik begitu tinggi.Lidya agak tidak rela untuk mengikuti masukan dari Master Wing itu.“Percayalah padaku. Keuntungan akan kita raih. Trust me.”“Baiklah.” Akhirnya dengan agak lesu, Lidya meminta semua anak buahnya untuk menjual saham-saham yang naik pesat yang sebelumnya baru mereka dapat.Semua anak buahnya Lidya, mempertanyakan ulang perintah Lidya ini. Lidya langsung mendelik ke arah mereka sehingga mereka langsung mengikuti perintah Lidya ini.Lidya dan timnya, memang berhasil mengambil keuntungan sangat banyak dari penjualan ini karena saat mereka membeli saham-saham ini, saat itu, saham-saham ini masih berharga murah dan saat mereka menjualnya lagi, saham-saham ini sudah berharga puluhan kali lipat dari harga sebelumnya, dengan demikian, mereka berhasil meraup keun
"Iya, pa?” tanya Lidya.“Mulai sekarang, beritahu papa kalau kamu mulai mendapatkan sesuatu. Oke?” kata Romel di ujung telpon.“Iya, pa.” Setelah itu, Romel langsung mematikan hubungan telpon.Intan kembali fokus untuk menyimak transaksi di pasar saham.**Di tempat lain, Romel yang baru saja mematikan hubungan telpon dengan Intan, mendapatkan pemberitahuan dari sekretaris pribadinya kalau Romel ditunggu di ruang Presiden Direktur. Romel bergegas keluar dari ruangannya untuk menuju ke arah ruangan presiden direktur.Begitu Romel masuk ke dalam ruangan presiden direktur, dia langsung disambut oleh Aji, sang presiden direktur yang sudah menunggunya sejak beberapa menit yang lalu.“Iya, Pak Aji? Ada apa, pak?” tanya Romel.Aji tidak langsung menjawab. Dia meminta Romel untuk duduk setelah itu, dia mengambil dua gelas minuman, mengisinya dengan anggur, memberikan satu gelas untuk Romel. Bersulang setelah mereka minum berdua, Aji berkata, “ternyata anakmu itu memiliki bakat besar untuk mel
Karena tidak mengenal nomor pengirim pesan WA ini, Lidya memilih untuk mengabaikan pesan WA ini. Apalagi di masa lalu, Lidya banyak kali mendapatkan kiriman dari nomor-nomor para fans yang mengidolakan Lidya dan berusaha mendekati Lidya lewat pesan WA.Lidya tidak pernah menggubris semua itu, apalagi saat ini dia sudah punya Ken, karena itu, dia tidak mau membuka pesan WA yang baru dikirim orang ke nomor WA-nya.Tiba-tiba Lidya mendapatkan panggilan telpon yang langsung diangkat Lidya setelah sempat melirik ke layar handphonenya. “Iya, Ma?”“Begini, mama ingin menjemput kamu ya. Kita makan malam bersama ya? Sama papa juga.”“Tapi, ma. Aku memgajak pacarku. Bisa kan?”“Cleaning service itu? Kamu kan mau nikah dengan Ardi! ”“Kan aku sudah berhasil membayar semua kerugian investor sahamku jadi, aku tidak perlu menikah dengan Ardi. Jadi, boleh ya aku ajak pacarku?”“Gak bisa, Lidya. Kita mau membicarakan hal yang penting darimu. Boleh dibilang. Huhuhu … ini rahasia mama, Lidya.”Wajah Li
Lidya mengenal Mira walaupun Mira bukan teman Lidya tapi Lidya tahu modelnya Mira ini. Selama ini, walaupun Mira ini termasuk pialang saham yang aktif, tapi, Mira tidak pernah terkenal akan kiprahnya di pasar saham tapi, Mira lebih terkenal sebagai piala bergilir di kalangan para pialang.Sudah ada banyak pria yang pernah berhubungan dengan Mira. Tidak hanya para jomblo, pacar orang bahkan suami orang sudah pernah bersama Mira dan Mira tidak terganggu dengan julukan dirinya sebagai piala bergilir.Saat Lidya menemukan video dan foto-foto Ken makan berdua semeja dengan Mira di kantin, Lidya sempat marah, dia pikir Mira sudah berhasil menggoda Ken tapi, setelah Ken buktikan kalau Ken tidak pernah janjian makan berdua dengan Mira, Lidya menjadi lega.Kini, saat Lidya mendapatkan cerita dari Mira kalau Ken tidur dengan Mira, Lidya mengambil sikap tidak percaya. Lidya tidak ingin lagi kena tipuan seperti yang terjadi kemarin di kantin kantor.“Aku tidak mau tertipu lagi! Kemarin aku sempat