Pagi ini, saat Lidya baru saja masuk ke ruangan tim-nya, tiba-tiba Romel dan Aji sudah mendekati Lidya. Lidya menunggu dengan hati berdebar-debar. Dia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh ayahnya dan Ayahnya Ardi ini, tapi, dia sudah bisa meraba, kemana arah pembicaraan mereka.“Begini, Pak Aji.” Romel menunjuk ke arah Aji. “Kembali mengingatkan papa kalau ini adalah kesempatan terakhir bagimu untuk menebus kesalahanmu. Kalau kamu gagal, maka, pernikahan dengan Ardi akan segera dilaksanakan.”“Kalau Ardi sih, lebih suka kamu gagal karena dia sudah gak sabar lagi. Dia ingin segera nikah,” timpal Aji.“Aku akan berusaha sebisaku untuk membayar semua utangku. Lagipula, kalau memang Ardi ingin segera menikah, ada banyak kok cewek di kantor ini yang pasti akan mau dinikahi Ardi,” kata Lidya dengan nada sedikit sewot.“Hus! Ardi itu sukanya cuma sama kamu, tau!” Romel melotot ke arah Lidya.“Iya, Lidya. Ardy yang sedang kuliah di Amerika, jadi gak beres kuliahnya. Katanya gara-gara mikir
Ardy langsung tertawa senang mendapatkan ucapan selamat dari dua temannya ini. Siapa yang tidak akan senang kalau mendapatkan istri secantik Lidya. Karena itu, senyumnya tidak henti-hentinya terbentuk di wajahnya.Tiba-tiba Ardi mengaduh kesakitan. Dia memegang kepalanya.Heri yang biasanya menjilat Ardi langsung bertanya, “ada apa?”Ardy langsung memukul kepala Heri. “Masih berani nanya lagi, heh? Aku sakit kepala karena kamu memukul kepalaku dengan rantai motor waktu itu, TAU?!”“Maafkan aku, Ardi. Aku gak sengaja. Aku kan saat itu menyerang cleaning service itu. Maafin.”“Sudah. Sekarang aku mau tahu, apakah pesananku sudah kamu kerjakan?”“Sudah, Ardi. Aku berhasil menghubungi Iwan Cobra,” kata Heri bangga.“Siapa itu Iwan Cobra?” tanya Ardi ingin tahu.“Dia adalah kepala genk motor Cobra, salah satu genk motor terkenal di kota ini.”“Iya, Ardi. Genk Cobra itu sangat terkenal,” timpal Alex.Ardy mengangguk kemudian menatap Heri. “Apa mereka sudah tahu apa yang akan mereka lakukan.
“Apa gak salah? Kenapa harus dijual?” tanya Lidya lewat email. Dia hampir tidak percaya dengan email terbaru dari Master Wing kepadanya ini karena Master Wing menyuruh Lidya untuk menjual saham-saham yang baru saja naik begitu tinggi.Lidya agak tidak rela untuk mengikuti masukan dari Master Wing itu.“Percayalah padaku. Keuntungan akan kita raih. Trust me.”“Baiklah.” Akhirnya dengan agak lesu, Lidya meminta semua anak buahnya untuk menjual saham-saham yang naik pesat yang sebelumnya baru mereka dapat.Semua anak buahnya Lidya, mempertanyakan ulang perintah Lidya ini. Lidya langsung mendelik ke arah mereka sehingga mereka langsung mengikuti perintah Lidya ini.Lidya dan timnya, memang berhasil mengambil keuntungan sangat banyak dari penjualan ini karena saat mereka membeli saham-saham ini, saat itu, saham-saham ini masih berharga murah dan saat mereka menjualnya lagi, saham-saham ini sudah berharga puluhan kali lipat dari harga sebelumnya, dengan demikian, mereka berhasil meraup keun
"Iya, pa?” tanya Lidya.“Mulai sekarang, beritahu papa kalau kamu mulai mendapatkan sesuatu. Oke?” kata Romel di ujung telpon.“Iya, pa.” Setelah itu, Romel langsung mematikan hubungan telpon.Intan kembali fokus untuk menyimak transaksi di pasar saham.**Di tempat lain, Romel yang baru saja mematikan hubungan telpon dengan Intan, mendapatkan pemberitahuan dari sekretaris pribadinya kalau Romel ditunggu di ruang Presiden Direktur. Romel bergegas keluar dari ruangannya untuk menuju ke arah ruangan presiden direktur.Begitu Romel masuk ke dalam ruangan presiden direktur, dia langsung disambut oleh Aji, sang presiden direktur yang sudah menunggunya sejak beberapa menit yang lalu.“Iya, Pak Aji? Ada apa, pak?” tanya Romel.Aji tidak langsung menjawab. Dia meminta Romel untuk duduk setelah itu, dia mengambil dua gelas minuman, mengisinya dengan anggur, memberikan satu gelas untuk Romel. Bersulang setelah mereka minum berdua, Aji berkata, “ternyata anakmu itu memiliki bakat besar untuk mel
Karena tidak mengenal nomor pengirim pesan WA ini, Lidya memilih untuk mengabaikan pesan WA ini. Apalagi di masa lalu, Lidya banyak kali mendapatkan kiriman dari nomor-nomor para fans yang mengidolakan Lidya dan berusaha mendekati Lidya lewat pesan WA.Lidya tidak pernah menggubris semua itu, apalagi saat ini dia sudah punya Ken, karena itu, dia tidak mau membuka pesan WA yang baru dikirim orang ke nomor WA-nya.Tiba-tiba Lidya mendapatkan panggilan telpon yang langsung diangkat Lidya setelah sempat melirik ke layar handphonenya. “Iya, Ma?”“Begini, mama ingin menjemput kamu ya. Kita makan malam bersama ya? Sama papa juga.”“Tapi, ma. Aku memgajak pacarku. Bisa kan?”“Cleaning service itu? Kamu kan mau nikah dengan Ardi! ”“Kan aku sudah berhasil membayar semua kerugian investor sahamku jadi, aku tidak perlu menikah dengan Ardi. Jadi, boleh ya aku ajak pacarku?”“Gak bisa, Lidya. Kita mau membicarakan hal yang penting darimu. Boleh dibilang. Huhuhu … ini rahasia mama, Lidya.”Wajah Li
Lidya mengenal Mira walaupun Mira bukan teman Lidya tapi Lidya tahu modelnya Mira ini. Selama ini, walaupun Mira ini termasuk pialang saham yang aktif, tapi, Mira tidak pernah terkenal akan kiprahnya di pasar saham tapi, Mira lebih terkenal sebagai piala bergilir di kalangan para pialang.Sudah ada banyak pria yang pernah berhubungan dengan Mira. Tidak hanya para jomblo, pacar orang bahkan suami orang sudah pernah bersama Mira dan Mira tidak terganggu dengan julukan dirinya sebagai piala bergilir.Saat Lidya menemukan video dan foto-foto Ken makan berdua semeja dengan Mira di kantin, Lidya sempat marah, dia pikir Mira sudah berhasil menggoda Ken tapi, setelah Ken buktikan kalau Ken tidak pernah janjian makan berdua dengan Mira, Lidya menjadi lega.Kini, saat Lidya mendapatkan cerita dari Mira kalau Ken tidur dengan Mira, Lidya mengambil sikap tidak percaya. Lidya tidak ingin lagi kena tipuan seperti yang terjadi kemarin di kantin kantor.“Aku tidak mau tertipu lagi! Kemarin aku sempat
"Coba kulihat video aslinya.” Ken langsung memperhatikan layar laptop yang disodorkan oleh Felix ke hadapannya. Disitu terlihat jelas kalau itu adalah video yang sama dengan yang dilihat Ken sebelumnya.Dalam video panas ini terlihat dengan jelas wajah Mira di sana. Mira dengan aktifnya beradegan panas dengan seorang lelaki yang sebelumnya hanya terlihat bagian belakang tubuhnya dan ini mirip sekali dengan video yang dilihat Ken sebelumnyaSetelah Mira dan lelaki itu memperbaiki posisinya, terlihatlah wajah pria itu dan ternyata pria itu adalah Ardi.“Jadi?”“Iya, tuan muda. Ini adalah video yang dibuat Ardi dan Mira di malam pertama Ardi pulang ke Jakarta. Jadi, mereka berdua semacam teman tapi mesra. Ardi memang hobi membuat video dengan banyak wanita. Bahkan, saat di rumah sakit, saat dia dirawat di rumah sakit, masih sempat-sempatnya dia membuat video dengan gadis panggilan yang dia booking dan dia selundupkan ke kamar tempat dia dirawat,” jawab Felix.“Kamu punya videonya?”“Leng
“Tuh, dengar tuh, Lidya. Udah. Gak usah lagi mikirin cleaning service itu,” kata Esy kepada Lidya. Ayo, Ardi. Duduk di sebelah Lidya, tuh.” Esy menggapai ke arah Ardi.“Iya, tante.” Ardi dengan semangat langsung duduk di samping Lidya.“Kenapa kamu masih manggil tante. Sih? Kan sedikit lagi Mamanya Lidya ini akan resmi menjadi mama mertuamu,” timpal Aji.“Iya. Sudah boleh kok manggil mama kayak Lidya,” kata Esy cepat. Mendapatkan mantu dari keluarga bos dari suaminya, tentu saja sangat membahagiakan Esy. Karena itu dia langsung sumringah.“Oh. Iya ya.” Ardi juga sangat senang dengan celetukan Aji dan sikap Esy yang mengijinkan dia memanggil mama kepada Esy. Ardy berjanji dalam hatinya kalau ada kesempatan, dia akan segera memanggil ‘mama’ kepada Esy supaya impiannya untuk menjadi suaminya Lidya, bisa semakin dekat.Lidya sendiri cuma sempat sedikit mengangguk kepada Aji saat Aji duduk di depannya, karena biar bagaimanapun Aji adalah bos besarnya dia bersama ayahnya di kantor, karena i
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv