Semua Bab Panglima Tempur Terbaik: Bab 501 - Bab 510

726 Bab

501 Test Berlanjut

Setelah itu, Gatot mulai melakukan test singkat soal dunia saham. Test pengenalan awal soal dunia saham yang semuanya langsung dijawab Ken dengan lancar tanpa ada kesalahan sedikitpun.“Hmmm … cleaning service ini, ternyata ada persiapan juga. Oke. Aku akan mulai melontarkan pertanyaan yang sulit,” batin Gatot sambil menatap Ken dengan pandangan merendahkan.Setelah itu, Gatot mulai melakukan rencananya. Dia memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sulit yang biasanya hanya dikuasai oleh pialang saham yang sudah bekerja cukup lama di pasar saham. Gatot yakin kalau pertanyaan-pertanyaan yang dia lontarkan ini, akan sukar dijawab oleh Ken.Gatot sudah siap untuk mengusir Ken dari ruangan ini karena dia tahu kalau mustahil bagi Ken untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya ini. Tapi, Gatot harus menghapus peluhnya saat semua pertayaannya dijawab Ken dengan mulus.“Gila. Itu pertanyaan sulit dan tidak akan bisa dijawab seseorang dengan hanya membaca buku tentang cara kerja saham saja, karena,
Baca selengkapnya

502 Eksperimen lagi

Tiba-tiba mata Gatot terbelalak menatap ke arah layar monitor di depannya. Kemudian dia nampak sibuk menekan keyboard laptopnya.Sesekali Gatot menatap ke arah Ken, kemudian dia menggelengkan kepalanya dan kembali menatap ke arah layar monitor.Gatot menghapus peluh di pelipisnya padahal ruangan ini adalah ruangan ber-AC, tapi tetap saja ada peluh yang mengucur dan membasahi kepalanya Gatot.Kemudian Gatot nampak melakukan beberapa panggilan telepon. Dia bertanya tentang beberapa kenaikan saham dan ini membuat Ken langsung menatap kearah layar laptop di depannya dan ternyata seperti perkiraan Ken, semua saham Blue Chip yang tadi dipilih oleh Ken mengalami kenaikan yang sangat luar biasa.Ken merasa lega karena kemampuan yang dimilikinya dulu kini sudah kembali kepadanya atau setidaknya lebih tepatnya, kemampuan yang dimiliki Ken dalam prediksi pasar saham itu, tidak pernah berubah, tidak pernah pudar dari Ken, walaupun sudah setahun lebih Ken tidak pernah mengutak-atik pasar saham.Se
Baca selengkapnya

503 Anak Asuhmu Membuat Sejarah

Gatot tidak menjawab pertanyaan Ken itu, dia hanya tertawa-tawa kemudian berjingkrak-jingkrak.Karena itu Ken segera menatap ke arah layar monitor laptop di depannya dan dia agak terkejut melihat apa yang terjadi karena ternyata saham-saham yang baru saja dia beli saham-saham tadi, juga mengalami lonjakan harga yang sangat bagus dan kali ini keuntungan yang didapat lebih banyak karena saham yang dibeli Ken dalam pembelian saham dia yang kedua ini jauh lebih banyak daripada sebelumnya."Aku tidak pernah merasakan ini. Aku tidak pernah merasakan keuntungan seperti ini, ini betul-betul hebat," kata Gatot sambil terus berjingkrak-jingkrak.Ken menghembuskan nafas lega karena dia sudah berhasil membuktikan kepada Gatot tentang kemampuan yang dia miliki.Sebelumnya Ken sempat ragu kalau dia masih memiliki kemampuan itu, kalau dia masih memiliki kemampuan seperti yang pernah dia miliki dulu, setelah setahun lebih tidak pernah lagi bermain saham, bahkan tidak pernah lagi masuk ke pasar saham
Baca selengkapnya

504 Mutiara yang Belum Terasah

"Ya? Bagaimana, Gatot?" Tanya Aji sambil mengepulkan cerutu asli dari Kuba yang berharga sangat mahal karena dikirim langsung dari Kuba itu."Begini, Pak Aji. Aku menemukan mutiara yang belum terasah di perusahaan kita ini," jawab Gatot dengan wajah masih berseri-seri."Apa maksud, kamu?""Aku menemukan seorang pialang saham yang mungkin sudah lama ada di perusahaan ini, tapi dia tidak pernah diberikan kesempatan untuk menjadi pialang di perusahaan kita ini dan baru pada hari ini lah aku mengetes kemampuannya dan kemampuannya sangat hebat. Jauh melebihi kemampuan semua pialang yang pernah aku test di perusahaan ini, pak.""Betulkah?" Aji jadi sangat tertarik. Karena bagi Aji, kalau mengenai keuntungan-keuntungan, maka Aji akan sangat senang."Ini bukti-buktinya, pak." Gatot membuka dua laptopnya dan memperlihatkan hasil pembelian saham yang dilakukan oleh Ken pada hari ini di dua akunnya.Sambil memperlihatkan dua laptopnya, Gatot menjelaskan dengan teliti akan apa yang terjadi sebelu
Baca selengkapnya

505 Kabar Bagus dan Buruk

"Karena dia kemarin baru saja mengirim Ardi, anakku, ke rumah sakit dan Ardi sudah bilang kepadaku, walaupun cleaning service itu tidak boleh dipecat sesuai janji Ardi sebelumnya kepadanya, tetapi cleaning service itu tidak boleh naik ke mana-mana di perusahaan ini," tegas Aji."Maksudnya, pak?" tanya Gatot."Dia harus tetap menjadi cleaning service sebagai hukuman bagi dia yang sempat memukul Ardi dan membuat Ardi dirawat di rumah sakit.""Tapi kan sayang sekali, pak. Kemampuan cleaning service itu sangat hebat, loh, Pak Aji.""Aku tidak peduli! Ardi saat ini sedang berada di rumah sakit dalam keadaan yang sangat menderita, jadi aku tidak peduli kalau dia akan memberikan keuntungan bagi perusahaan atau tidak, lagipula perusahaanku sedang berjalan dengan bagus, tidak perlu orang seperti dia, orang yang sempat memukuli Ardi. Jadi, dia harus tetap di tempatnya sebagai cleaning service!"Gatot sangat terkejut mendengar kata-kata dari Aji ini tapi sebagai bawahan, Gatot cuma bisa menghela
Baca selengkapnya

506 Menolak Pindah

"Apa itu Jaya Raya investment?" tanya Ken."Itu adalah perusahaan saham terkenal di negeri ini, sama dengan perusahaan ini," jawab Lidya sambil menatap Ken."Iya, Ken. Jaya Raya investment itu adalah salah satu perusahaan besar di negeri ini. Kamu akan mengalami Career yang cemerlang di sana bahkan Bos mereka sendiri yang katanya akan menjadi mentor pribadimu karena kamu sudah memiliki insting untuk menjadi seorang pialang saham yang sukses, tinggal kamu dibimbing oleh orang yang tepat untuk meraih kesuksesan," timpal Gatot."Tunggu dulu, kalau aku masuk ke Jaya Raya investment itu, berarti aku harus berpisah dengan Lydia dong?" Ken menatap Lidya sendu."Lidya pasti akan mengijinkan karena ini demi masa depanmu. Kamu akan meraih kesuksesan di sana. Aku yakin itu." Gatot mengangkat jempol kepada Ken."Kalau memang kamu tidak diberi kesempatan di sini, kamu bisa buktikan di sana, Ken. Kamu bisa buktikan kalau kamu itu bisa menjadi orang yang hebat dan Pak Aji akan rugi saat melihat kesu
Baca selengkapnya

507 Ditolak

Beberapa saat kemudian, Ken sudah membawa mobil milik Lidya yang merupakan mobil sedan Honda Civic terbaru.Lydia duduk di samping Ken. Mobil belum sempat berjalan saat Lidya melihat temannya lewat di luar mobil.Lidya membuka kaca jendela untuk bicara dengan seorang temannya yang sedang berjalan di dekat mobilnya.Melihat itu, Ken mengambil handphonenya karena ada panggilan masuk.Ternyata itu adalah panggilan masuk dari Andreas. Ken mendengarkan kata-kata Andreas lewat earphone yang dipasang di telinganya."Tuan muda, kami akan mengikutimu untuk jaga-jaga kalau-kalau tuan muda memerlukan kami.""Gak usah, Andreas. Nggak usah," kata Ken. Ken merasa dia tidak memerlukan Andreas dan kawan-kawannya karena Ken memiliki kemampuan bela diri yang tangguh untuk menghadapi orang-orang yang berusaha mengganggunya atau Lidya."Tapi menurut Tony, kemungkinan tuan muda membutuhkan bantuanku karena tuan muda baru saja bertarung dengan seseorang yang cukup berkuasa, jadi bisa saja dia mengirim prem
Baca selengkapnya

508 Kamu Lihat saja, Tunggu saja

"Maksudnya, bukan kakak yang ditolak di restoran ini. Bahkan pesanan kakak sudah siap dan tinggal disajikan di meja ini tetapi yang ditolak adalah dia," kata pelayan itu sambil menunjuk ke arah Ken."Apa maksud kalian ini? Aku tidak mengerti!" Lydia mulai marah karena rasa lapar yang dia rasakan sekarang membuat dia mulai kesal akan kata-kata pelayan ini."Kami hanya pelayan, kak dan kami hanya mendengarkan perintah dari atasan kami.""Oke, kalau begitu, panggil manajer kalian ke sini, cepat!' Lidya melotot ke arah pelayan itu.Pelayan itu langsung mengangkat tangannya ke arah seorang pria berpakaian kecil yang memakai dasi dan berkemeja putih yang nampaknya sejak tadi memang sudah melihat dari kejauhan ke arah meja tempat Lidya dan Ken berada ini sehingga dia langsung mendatangi meja ini.Sementara itu, Ken yang sudah tidak geregetan melihat tingkah pelayan tadi dan karena dia begitu mencintai Lidya dan dia tahu kalau Lidya saat ini sedang menahan lapar yang amat sangat, karena itu,
Baca selengkapnya

509 Memecat Orang Sombong

"Apa maksudmu? Aku tidak akan mungkin dipecat oleh seorang cleaning service sepertimu! Hohoho. Orang rendahan sepertimu tidak akan bisa memecat aku. Ibaratnya aku berada di Puncak Gunung sementara kamu berada di kaki gunung. Jauh banget," cibir manajer itu tanpa melihat perubahan yang terjadi di sekelilingnya."Nanti kita lihat saja apa yang terjadi karena orang yang berada di Puncak Gunung bisa saja langsung jatuh ke bawah dan harus merangkak di kaki gunung dan mungkin dia tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk mendaki gunung itu," tegas Ken."Hahaha. Kamu betul-betul membuat aku sakit perut tertawa karena kamu selalu berkata hal-hal yang mustahil seperti tentang komite itu. Aku tidak tahu kamu tahu dari mana soal komite itu tetapi kalau kamu bilang komite itu akan memastikan aku untuk tidak masuk lagi menjadi manajer di restoran ataupun hotel kelas Eropa dan Amerika di seluruh dunia, maka kamu salah besar. Hahaha."Ken hanya bisa menertawakan manajer itu karena Ken sudah mel
Baca selengkapnya

510 Tanda Cintaku Padamu

"Ya karena kamu," tandas Ken sambil senyum-senyum."Apa maksudmu? Kenapa karena aku?" tanya Lidya bingung."Karena wajah cantikmu yang bersinar-sinar itu, membuat ada tamu restoran ini yang langsung tanggap dan langsung tidak setuju dengan perlakuan seorang manajer dari restoran ini kepada kamu sebagai tamu restoran ini, karena itu, dia langsung bertindak untuk membantumu.""Ugh ... itu alasan yang mengada-ngada, Ken. Apalagi pria tadi yang berasal dari Diamond Grup itu tidak pernah sekali pun menatap aku, bagaimana mungkin karena wajahku sehingga dia membantu kita? Ngarang banget.""Mungkin saja dia menatapmu dari kejauhan. Hahaha. Sudahlah. Mari kita makan saja kan kamu sudah lapar berat." Setelah itu, Ken mulai mengambil sepotong pizza besar untuk dia taruh di piringnya Lidya.Setelah itu, Lidya makan dengan lahap karena dia memang sudah sangat lapar. Dia sengaja tidak makan siang untuk makan banyak di restoran ini, karena dia ingin merayakan kencan bersama Ken ini. Selain itu, ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4950515253
...
73
DMCA.com Protection Status