"Maksudnya, bukan kakak yang ditolak di restoran ini. Bahkan pesanan kakak sudah siap dan tinggal disajikan di meja ini tetapi yang ditolak adalah dia," kata pelayan itu sambil menunjuk ke arah Ken."Apa maksud kalian ini? Aku tidak mengerti!" Lydia mulai marah karena rasa lapar yang dia rasakan sekarang membuat dia mulai kesal akan kata-kata pelayan ini."Kami hanya pelayan, kak dan kami hanya mendengarkan perintah dari atasan kami.""Oke, kalau begitu, panggil manajer kalian ke sini, cepat!' Lidya melotot ke arah pelayan itu.Pelayan itu langsung mengangkat tangannya ke arah seorang pria berpakaian kecil yang memakai dasi dan berkemeja putih yang nampaknya sejak tadi memang sudah melihat dari kejauhan ke arah meja tempat Lidya dan Ken berada ini sehingga dia langsung mendatangi meja ini.Sementara itu, Ken yang sudah tidak geregetan melihat tingkah pelayan tadi dan karena dia begitu mencintai Lidya dan dia tahu kalau Lidya saat ini sedang menahan lapar yang amat sangat, karena itu,
"Apa maksudmu? Aku tidak akan mungkin dipecat oleh seorang cleaning service sepertimu! Hohoho. Orang rendahan sepertimu tidak akan bisa memecat aku. Ibaratnya aku berada di Puncak Gunung sementara kamu berada di kaki gunung. Jauh banget," cibir manajer itu tanpa melihat perubahan yang terjadi di sekelilingnya."Nanti kita lihat saja apa yang terjadi karena orang yang berada di Puncak Gunung bisa saja langsung jatuh ke bawah dan harus merangkak di kaki gunung dan mungkin dia tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk mendaki gunung itu," tegas Ken."Hahaha. Kamu betul-betul membuat aku sakit perut tertawa karena kamu selalu berkata hal-hal yang mustahil seperti tentang komite itu. Aku tidak tahu kamu tahu dari mana soal komite itu tetapi kalau kamu bilang komite itu akan memastikan aku untuk tidak masuk lagi menjadi manajer di restoran ataupun hotel kelas Eropa dan Amerika di seluruh dunia, maka kamu salah besar. Hahaha."Ken hanya bisa menertawakan manajer itu karena Ken sudah mel
"Ya karena kamu," tandas Ken sambil senyum-senyum."Apa maksudmu? Kenapa karena aku?" tanya Lidya bingung."Karena wajah cantikmu yang bersinar-sinar itu, membuat ada tamu restoran ini yang langsung tanggap dan langsung tidak setuju dengan perlakuan seorang manajer dari restoran ini kepada kamu sebagai tamu restoran ini, karena itu, dia langsung bertindak untuk membantumu.""Ugh ... itu alasan yang mengada-ngada, Ken. Apalagi pria tadi yang berasal dari Diamond Grup itu tidak pernah sekali pun menatap aku, bagaimana mungkin karena wajahku sehingga dia membantu kita? Ngarang banget.""Mungkin saja dia menatapmu dari kejauhan. Hahaha. Sudahlah. Mari kita makan saja kan kamu sudah lapar berat." Setelah itu, Ken mulai mengambil sepotong pizza besar untuk dia taruh di piringnya Lidya.Setelah itu, Lidya makan dengan lahap karena dia memang sudah sangat lapar. Dia sengaja tidak makan siang untuk makan banyak di restoran ini, karena dia ingin merayakan kencan bersama Ken ini. Selain itu, ada
Setelah itu, Ken mulai menembak ke arah target yang sudah dia bidik sejak tadi dan dengan kemampuannya sebagai hasil dari spesial power yang dimilikinya yang sudah dipupuk sejak dia masih kecil oleh paman sekaligus gurunya, maka Ken bisa menembak dengan tepat sesuai dengan keinginannya.Lidya langsung bersorak gembira saat tembakan dari Ken berhasil tepat mengenai target sehingga terjadi bunyi keras yang menandakan kalau Ken sudah berhasil menembak target dengan tepat.Penjaga stand langsung mengambilkan Doraemon dengan baling-baling bambu di kepalanya yang diincar oleh Lidya sejak tadi dan diberikan kepada Ken."Yang tadi itu adalah tembakan paling tepat dan satu-satunya selama bertahun-tahun aku berjaga di sini. Selama ini, hanya sedikit orang yang bisa menembak sasaran yang berada di tempat yang sangat jauh itu dan dari sedikit orang itu, mereka cuma berhasil menembak di lingkaran 5 dan 4 dan walaupun mereka berhasil mendapatkan boneka ini, tetapi tembakan mereka masih jauh dari se
"Aku juga merasakan hal yang sama. Aku merasa kamu adalah pilihan hidupku, yang aku nanti-nantikan selama ini, yang aku cari-cari selama ini," kata Ken dengan wajah yang sudah sangat dekat dengan Lidya.Saat ini, ada banyak orang yang berlalu-lalang dan ada diantara mereka yang berdehem saat melihat posisi wajah Ken dan Lidya yang sudah sangat dekat itu, sehingga Ken dan Lidya langsung saling melepaskan diri dan sama-sama tertawa mentertawakan diri mereka sendiri yang hampir saja berciuman dan tidak sadar kalau tengah berada di dekat banyak orang.Ken meraih tangan Lidya, kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju ke tempat parkir mobil."Kita pulang saja. Aku sudah capek," kata Lidya sesaat setelah dia memasang seatbelt di samping Ken yang baru saja menghidupkan mesin mobil."Oke.""Kita ke tempat kos kamu dulu, ya. Rumah kost kamu di mana, sih?"Ken terdiam. Dia sempat bingung menjawabnya karena dia memang sudah tidak nge-kost lagi dan sudah pindah di belakang rumahnya Lidya. Ta
"Ada apa?" tanya Ken saat dia melihat wajah tertekuk Toni di depan rumah yang dia tinggali bersama Andreas dan para pengawalnya yang lain itu.Toni memang yang tidak tinggal di rumah ini karena Toni tinggal di apartemen di dekat kantor tempat Ken bekerja.Aku melakukan kesalahan, tuan muda," jawab Toni sambil bertopang dagu."Kesalahan apa?""Ini mengenai Clarissa, tuan muda.""Clarissa? Clarissa mantan tunanganku?""Iya, tuan muda."Ken teringat akan Clarissa. Clarissa adalah bekas tunangan Ken. Dulunya, Clarissa dan Ken dikenalkan oleh keluarganya Ken dan bahkan Ken yang sudah merasa cocok dengan Clarissa, langsung mau saat bertunangan dengan Clarissa.Namun kemudian Clarissa malah menipu uang Ken hingga ratusan juta dolar dan meninggalkan Ken dalam kerugian yang besar. Bahkan Ken sempat dimarahi oleh kakeknya.Yang paling menyakitkan bagi Ken adalah, Ken merasa ditipu setelah dia serahkan seluruh hatinya untuk Clarissa."Apa yang dia lakukan?" tanya Ken setelah sempat terdiam."Saa
"Aku kan sudah bilang sejak lama, Carissa, kalau kamu telah membuat aku sangat kecewa dan pintu hatiku sudah tertutup untukmu!" tegas Ken."Tapi itu kan dulu, waktu itu kamu memiliki sekretarismu yang ganjen itu, yang pasti berusaha servis kamu habis-habisan supaya aku tidak bisa mendekatimu. Iya kan?" tanya Clarissa"Kamu dan dia sama saja, jadi, silakan kamu bilang apa saja tentang dia, tentang sekretarisku itu dan aku tidak akan protes.""Dia memang seperti itu, Ken. Dia itu cewek gatel yang berusaha memanfaatkan kesedihan kamu karena kesalahan yang kubuat padahal apa yang aku buat itu cuma kekeliruan sesaat. Aku kemudian menyadarinya dan ingin kembali kepadamu. Aku bahkan berusaha main lagi di pasar saham untuk menebus uang-uangmu yang hilang itu supaya aku bisa mengganti semuanya kepadamu. Tapi aku gagal, Ken.""Itu tidak perlu lagi, Clarissa, karena ini bukan masalah uang yang ratusan juta dollar yang kamu gelapkan itu, karena uang itu bukan masalah bagiku, tapi yang masalah bag
"Itu tidak akan berhasil, Clarissa!" dengus Ken."Belum tentu," kata Clarissa sambil melakukan gerakan yang lebih erotis sambil menunjukkan dada penuh miliknya untuk memancing gairah Ken kepadanya.Ken membalikkan tubuhnya supaya dia tidak perlu melihat pemandangan di depannya itu. Ken menatap ke arah tembok dan berusaha mengusir godaan-godaan di dalam dirinya karena bagaimanapun dia tidak ingin jatuh di dalam pelukan gadis yang dia tahu tidak pernah mencintainya dengan tulus itu.Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja Ken merasakan ada dua buah tangan yang mulai menyusuri tubuh Ken. Dua tangan itu berasal dari bagian belakang tubuh Ken dan 2 tangan itu semakin berani untuk terus menyusuri tubuh Ken hingga ke arah bawah.Sebelum salah satu dari dua tangan itu berhasil menyentuh juniornya Ken, Ken langsung bergerak cepat. Dia langsung meronta, melepaskan diri dan bergerak menuju ke arah lemari tempat di mana anak kunci kamar ini dilempar oleh Clarissa tadi.Ken tahu kalau dia berusaha