Semua Bab Panglima Tempur Terbaik: Bab 491 - Bab 500

726 Bab

491 Menikmati Kecemasan Lidya

"Hah! Taruhannya gak seru. Bukan aku takut yuntuk bertarung denganmu, ya, tapi, taruhannya gak sesuai bagiku. Karena, aku tetap bisa memecatmu kapan saja aku mau,” sinis Ardy.“Bilang aja kalau kamu takut!” Lidya yang sangat percaya kalau Ken akan bisa mengalahkan Ardy dalam pertarungan nanti, mencoba menantang Ardy.“Aku tidak takut, Lidya. Tapi, apa yang aku dapat tidak sesuai bagiku, aku tetap bisa memecat dia, jadi, hasil pertarungan nanti, tidak terlalu menantang bagiku,” dengus Ardy.“Aku akan meninggalkan Lidya kalau aku kalah. Tapi, kalau aku menang, aku tidak boleh dipecat dari kantor,” timpal Ken.Ardy tampak masih berpikir beberapa saat, dia belum mengambil keputusan. “Kalau aku menang, Lidya harus menerima pertunangan kami dengan hati senang.”“Kalau soal itu, Lidya yang harus mengambil keputusan. Dia memiliki hidupnya sendiri. Aku tidak bisa mengaturnya. Dia memiliki kehendak bebas. Seharusnya tidak ada yang boleh memaksanya termasuk orang tuanya.”“You right.” Lidya meng
Baca selengkapnya

492 Merubah Tangisanmu jadi Senyuman

“Aku harus memperlihatkan ini kepada Ken,” batin Lidya yang langsung membawa handphone milik Clara untuk mencari Ken.“Kak Lidya. Itu handphone-ku.” Clara mengejar Lidya.“Iya. Aku pinjam dulu.” Lidya terus berlari untuk mencari Ken. Clara dan Yuni mengikuti langkah cepat Lidya yang sudah menuju ke arah liftLidya mengambil handphonenya untuk menelpon Ken saat sedang menunggu pintu lift terbuka. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Ken di ujung telpon. “Kamu dimana? Kamu di lantai ”“Aku kerja di lantai 2. Dekat ruang rapat.”“Oke. Aku kesana. Kamu tunggu di sana.” Saat ini, bertepatan dengan pintu lift yang terbuka sehingga Lidya langsung masuk ke dalam lift untuk diikuti oleh Clara dan Yuni.Saat sudah berada di dalam lift, Lidya langsung menekan tombol 2 sehingga pintu lift langsung menutup dan lift pun langsung meluncur turun ke lantai 2 kantor ini.Saat di dalam lift, Clara dan Yuni hanya bisa terdiam saat melihat kecemasan Lidya. Mereka berdua memilih untuk tidak berkata apa-
Baca selengkapnya

493 Tekad yang Lahir Karena Mencintaimu

Saat jam makan siang pada hari ini, kantin kantor jadi jauh lebih ramai dari hari-hari biasanya. Kalau biasanya, banyak dari para karyawan yang memilih untuk makan di restoran-restoran kecil yang ada di belakang kantor atau kalau baru terima gaji, akan makan di Cafe yang terletak di cafe dekat kantor maka, kali ini banyak karyawan yang makan di kantin kantor.Hal ini terjadi karena sejak kemarin sudah heboh di WA grup kantor ini tentang pertarungan antara Ardy yang merupakan direktur keuangan baru, anak dari pemimpin perusahaan yang juga pemegang saham terbesar di perusahaan ini melawan Ken yang hanya seorang cleaning service.Berita semakin heboh pada malam harinya karena ternyata Ken si cleaning service, menantang Ardy dan 3 anak buahnya dan karena itulah, kantin kantor ini menjadi sangat heboh. Ibu kantin bahkan harus pinjam kursi di ruangan kantor karena kursi kantin tidak sanggup untuk memenuhi jumlah pengunjung kantin pada hari ini.Ibu kantin sangat senang dengan keadaan ini. K
Baca selengkapnya

494 Berakhir di Sini dan Tidak Berlanjut

Haras yang semalam baru saja dimasukkan Ken ke dalam selokan yang baunya minta ampun, sangat dendam kepada Ken, karena itu, dia langsung maju melewati Ardy sambil berkata, “biar aku yang hajar dia.”Melihat langkah Haras ini, Ardy pun mundur ke belakang. “Oke. Kamu maju duluan.”Haras menggeram dengan mata melotot ke arah Ken. “Semalam kamu mencurangi aku. Kamu dorong aku ke got. Sekarang, hadapi aku dengan jantan!”Haras sangat sakit hati karena semalam dia masuk selokan tanpa ada yang menolong. Dia harus berjalan menuju ke mobilnya dan terpaksa mobilnya penuh dengan kotoran sehingga sampai sekarang pun mobilnya masih saja bau selokan.Karena itu, Haras sangat dendam kepada Ken. Haras ingin menjadi orang pertama yang memukuli Ken. Dia mengepalkan tangannya dnegan kemarahan memuncak sambil mendelik ke arah Ken.“Sebentar.” Ken mengangkat tangannya.“Mau apa lagi, hah?!”“Aku menantang 4 orang semalam. Kenapa yang maju hanya 1 orang? Aku takut kalau kesepakatan akan batal kalau aku han
Baca selengkapnya

495 Meminjam Tangan Orang

Haras yang sangat dendam kepada Ken, langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk membokong Ken dari arah belakang. Sebelumnya, Haras yang tidak ingin tanggung-tanggung, sudah sempat mengambil batu yang dia taruh di tangan kanannya dan saat ini, tangannya yang memegang batu itu, dia ayunkan sekeras mungkin ke kepala belakang Ken.Haras tidak mau tahu apa akibat yang akan terjadi pada Ken dengan tindakan pengecut dan sekaligus berbahaya yang dia lakukan ini. Yang jelas, Haras betul-betul inginmencelakai Ken.Ken yang sedang berbunga-bunga karena sikap Lidya kepadanya, sempat terlena dan tidak waspada, tapi, naluri sebagai seorang ahli kungfu yang tertanam sejak dini di tubuh Ken, membuat Ken langsung bereaksi di detik terakhir.Naluri Ken memperingatkan Ken kalau ada bahaya yang mengancam dirinya dari arah belakang dan dengan telinganya yang terlatih sejak kecil, Ken tahu kalau kepalan tangan yang meluncur ke arahnya dari arah belakang ini, bukan kepalankosong belaka, bukan tangan kosong
Baca selengkapnya

496 Ardy jadi Sasaran

Pukulan dari Alex itu, sebenarnya tidak akan terlalu berpengaruh apa-apa kepada Ardy yang selama ini banyak bertarung di arena UFC lokal di kota New York itu, tapi masalahnya, kepalan tangan Alex itu, sudah dilapisi batu yang maksudnya untuk mencelakai Ken, karenaitu, batu itulah yang sekarang ini membuat cedera di pipi Ardy.Pipi Ardy berdarah setelah terkena pukulan Alex yang bermuatan batu itu. Ardy tersungkur, terduduk di rerumputan sambil memegang pipinya karena merasakan sakit yang teramat sangat di pipinya.Alex yang merasa bersalah, langsung duduk untuk melihat hasil pernuatannya di pipi Ardy.Heri yang sebelumnya tidak mendapatkan kesempatan untuk menyerang Ken karena Ken sudah mengambil posisi mendekat ke arah Ardy dan sekaligus menjauhi Heri, kini berusaha melakukan tendangan kebanggaannya yang dia pelajari saat latihan Karate.Heri melakukan tendangan sambil melompat ke arah Ken. Heri yakin kalau tendangannya ini akan berhasil mengenai perut Ken dan membuat Ken terjatuh. H
Baca selengkapnya

497 Menyedihkan buat Empat Orang

Haras, Alex dan Ardy saling memberi kode. Setelah itu mereka bertiga menyerang ke arah Ken dari tiga posisi berbeda. Tiga-tiganya memilih untuk menggunakan kepalan tangan mereka dan tidak menggunakan kaki karena kalau menggunakan kaki, tendangan mereka akan beresiko dihindari oleh Ken hingga mengenai teman sendiri.Tapi, mereka bertiga tidak tahu kalau Ken sudah merubah strateginya untuk menghadapi strategi baru mereka bertiga. Mereka tidak tahu kalau Ken sudah mendengar bisik-bisik mereka.Lagipula, Ken memang cuma berencana memakai strategi menghindar seperti tadi, hanya pada Ardy dan bukan kepada tiga antek Ardy ini.Karena saat melawan Ardy, Ken tidak mau menggunakan tangannya untuk memukul Ardy, karena itu, Ken meminjam tangan teman-teman Ardy. Tapi, saat ini, saat Ardy tidak ada lagi, Ken berencana untuk menghantam teman-teman Ardy ini tanpa sungkan-sungkan lagi.Saat ini, saat tiga pukulan mendekati Ken, tangan Ken yang masih dia taruh di belakang itu, tiba-tiba bereaksi dengan
Baca selengkapnya

498 "Ken, Kamu bisa."

Ken menatap Ardy. Sekarang ini, dia terpaksa harus berhadapan sendirian dengan Ardy karena 3 anak buahnya Ardy sudah keok dan tidak diijinkan Ardy untuk membantu Ardy.Ken terpaksa mengikuti kata-kata Ardy untuk melawan Ardy sendirian dan kali ini, Ken terpaksa memukuli Ardy. Karena itu, Ken mulai menyiapkan diri. Kedua tangannya dia arahkan ke depan dengan tangan kanan di depan dan tangan kiri agak di belakang tangan kanan.“Wing Chun? Here we go. Lawan tuan muda akan langsung dihajar. Ckckck. Kasihan juga,” batin Tony saat dia melihat apa yang dilakukan Ken. Kemudian dia kembali menghirup kopinya dengan santai.“YES. TEPAT. GUNAKAN JURUS YANG ITU, KEN. YANG BARU AKU AJARKAN BULAN LALU. MUDAH-MUDAHAN KAMU SUDAH BISA,” teriak Lukman sambil mengangguk-angguk kepada Ken seolah dia yang mengajarkan jurus itu. Padahal seumur hidupnya, dia sendiri tidak pernah melihat jurus itu.“Oke, Lukman.” Ken mengangkat jempol kepada Lukman.Mendengar pembicaraan antara Lukman dan Ken itu, tiga wanita
Baca selengkapnya

499 Gerakan Refleks

Dugaan Heri memang betul. Ken sama sekali tidak tahu dengan aksi curang Heri itu, Ken sedang fokus berusaha mengikuti arahan dari youtuber sehingga dia tidak tahu dengan kedatangan Heri di belakangnya dan sudah mengayunkan rantai motor ke arah Ken.Lidya, Lukman dan yang lainnya sedang berada di tempat yang agak jauh dan sempat terhalang dengan beberapa karyawan hingga mereka tidak tahu kalau Heri sudah menyusup masuk dan mulai mendekati posisinya Ken.Orang-orang di sekitar Heri, baru menyadari aksi Heri itu, saat Heri sudah mengayunkan rantai di tangannya ke arah belakang kepala Ken.Sebenarnya, Ken sama sekali tidak tahu kalau ada ancaman bahaya ke arahnya tapi, instink petarung Ken berhasil memperingatkan Ken kalau ada bahaya di dekatnya saat rantai yang diayunkan Heri itu sudah hampir mengenai dirinya.Gerakan refleks saat terancam bahaya, dilakukan Ken dengan cepat. Gerakan refleks Ken itu, jauh lebih cepat dari datangnya rantai yang diayunkan Hei itu, sehingga rantai motor itu
Baca selengkapnya

500 Mengikuti Test Pialang Saham

"Felix? Siapa dia?" tanya Ken."Felix adalah seorang ahli ITU. Dia berhasil membobol situs keamanan negara super power saat dia masih berusia belasan tahun sehingga dia pernah dipenjara hingga akhirnya, beberapa bulan yang lalu, ayah tuan muda melepaskan Felix dari penjara dan setelah itu, Felix berjanji akan bekerja untuk keluargamu, tuan muda," jawab Andreas.Ken langsung mengangguk ke arah Felix. "Oke. aku sangat butuh bantuanmu, Felix.""Aku akan berusaha melakukan yang terbaik untukmu, tuan muda," kata Felix sambil mengangguk.Setelah itu, Ken menatap ke arah seorang wanita muda yang juga tidak dikenalnya dan sejak tadi wanita muda ini hanya duduk cuek dengan batang lolipop di mulutnya."Dia adalah Silvia, adikku, tuan muda."Ken langsung membelalakkan matanya. "Silvia? Adikmu yang dulu pernah membuat kamu repot karena dia pernah melabrak geng mafia di Hongkong itu, kan?""Iya, tuan muda. Waktu itu, dia ingin menolong teman sekolahnya yang dijual dan jadi pemuas nafsu para pria o
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4849505152
...
73
DMCA.com Protection Status