"Karena dia kemarin baru saja mengirim Ardi, anakku, ke rumah sakit dan Ardi sudah bilang kepadaku, walaupun cleaning service itu tidak boleh dipecat sesuai janji Ardi sebelumnya kepadanya, tetapi cleaning service itu tidak boleh naik ke mana-mana di perusahaan ini," tegas Aji."Maksudnya, pak?" tanya Gatot."Dia harus tetap menjadi cleaning service sebagai hukuman bagi dia yang sempat memukul Ardi dan membuat Ardi dirawat di rumah sakit.""Tapi kan sayang sekali, pak. Kemampuan cleaning service itu sangat hebat, loh, Pak Aji.""Aku tidak peduli! Ardi saat ini sedang berada di rumah sakit dalam keadaan yang sangat menderita, jadi aku tidak peduli kalau dia akan memberikan keuntungan bagi perusahaan atau tidak, lagipula perusahaanku sedang berjalan dengan bagus, tidak perlu orang seperti dia, orang yang sempat memukuli Ardi. Jadi, dia harus tetap di tempatnya sebagai cleaning service!"Gatot sangat terkejut mendengar kata-kata dari Aji ini tapi sebagai bawahan, Gatot cuma bisa menghela
"Apa itu Jaya Raya investment?" tanya Ken."Itu adalah perusahaan saham terkenal di negeri ini, sama dengan perusahaan ini," jawab Lidya sambil menatap Ken."Iya, Ken. Jaya Raya investment itu adalah salah satu perusahaan besar di negeri ini. Kamu akan mengalami Career yang cemerlang di sana bahkan Bos mereka sendiri yang katanya akan menjadi mentor pribadimu karena kamu sudah memiliki insting untuk menjadi seorang pialang saham yang sukses, tinggal kamu dibimbing oleh orang yang tepat untuk meraih kesuksesan," timpal Gatot."Tunggu dulu, kalau aku masuk ke Jaya Raya investment itu, berarti aku harus berpisah dengan Lydia dong?" Ken menatap Lidya sendu."Lidya pasti akan mengijinkan karena ini demi masa depanmu. Kamu akan meraih kesuksesan di sana. Aku yakin itu." Gatot mengangkat jempol kepada Ken."Kalau memang kamu tidak diberi kesempatan di sini, kamu bisa buktikan di sana, Ken. Kamu bisa buktikan kalau kamu itu bisa menjadi orang yang hebat dan Pak Aji akan rugi saat melihat kesu
Beberapa saat kemudian, Ken sudah membawa mobil milik Lidya yang merupakan mobil sedan Honda Civic terbaru.Lydia duduk di samping Ken. Mobil belum sempat berjalan saat Lidya melihat temannya lewat di luar mobil.Lidya membuka kaca jendela untuk bicara dengan seorang temannya yang sedang berjalan di dekat mobilnya.Melihat itu, Ken mengambil handphonenya karena ada panggilan masuk.Ternyata itu adalah panggilan masuk dari Andreas. Ken mendengarkan kata-kata Andreas lewat earphone yang dipasang di telinganya."Tuan muda, kami akan mengikutimu untuk jaga-jaga kalau-kalau tuan muda memerlukan kami.""Gak usah, Andreas. Nggak usah," kata Ken. Ken merasa dia tidak memerlukan Andreas dan kawan-kawannya karena Ken memiliki kemampuan bela diri yang tangguh untuk menghadapi orang-orang yang berusaha mengganggunya atau Lidya."Tapi menurut Tony, kemungkinan tuan muda membutuhkan bantuanku karena tuan muda baru saja bertarung dengan seseorang yang cukup berkuasa, jadi bisa saja dia mengirim prem
"Maksudnya, bukan kakak yang ditolak di restoran ini. Bahkan pesanan kakak sudah siap dan tinggal disajikan di meja ini tetapi yang ditolak adalah dia," kata pelayan itu sambil menunjuk ke arah Ken."Apa maksud kalian ini? Aku tidak mengerti!" Lydia mulai marah karena rasa lapar yang dia rasakan sekarang membuat dia mulai kesal akan kata-kata pelayan ini."Kami hanya pelayan, kak dan kami hanya mendengarkan perintah dari atasan kami.""Oke, kalau begitu, panggil manajer kalian ke sini, cepat!' Lidya melotot ke arah pelayan itu.Pelayan itu langsung mengangkat tangannya ke arah seorang pria berpakaian kecil yang memakai dasi dan berkemeja putih yang nampaknya sejak tadi memang sudah melihat dari kejauhan ke arah meja tempat Lidya dan Ken berada ini sehingga dia langsung mendatangi meja ini.Sementara itu, Ken yang sudah tidak geregetan melihat tingkah pelayan tadi dan karena dia begitu mencintai Lidya dan dia tahu kalau Lidya saat ini sedang menahan lapar yang amat sangat, karena itu,
"Apa maksudmu? Aku tidak akan mungkin dipecat oleh seorang cleaning service sepertimu! Hohoho. Orang rendahan sepertimu tidak akan bisa memecat aku. Ibaratnya aku berada di Puncak Gunung sementara kamu berada di kaki gunung. Jauh banget," cibir manajer itu tanpa melihat perubahan yang terjadi di sekelilingnya."Nanti kita lihat saja apa yang terjadi karena orang yang berada di Puncak Gunung bisa saja langsung jatuh ke bawah dan harus merangkak di kaki gunung dan mungkin dia tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk mendaki gunung itu," tegas Ken."Hahaha. Kamu betul-betul membuat aku sakit perut tertawa karena kamu selalu berkata hal-hal yang mustahil seperti tentang komite itu. Aku tidak tahu kamu tahu dari mana soal komite itu tetapi kalau kamu bilang komite itu akan memastikan aku untuk tidak masuk lagi menjadi manajer di restoran ataupun hotel kelas Eropa dan Amerika di seluruh dunia, maka kamu salah besar. Hahaha."Ken hanya bisa menertawakan manajer itu karena Ken sudah mel
"Ya karena kamu," tandas Ken sambil senyum-senyum."Apa maksudmu? Kenapa karena aku?" tanya Lidya bingung."Karena wajah cantikmu yang bersinar-sinar itu, membuat ada tamu restoran ini yang langsung tanggap dan langsung tidak setuju dengan perlakuan seorang manajer dari restoran ini kepada kamu sebagai tamu restoran ini, karena itu, dia langsung bertindak untuk membantumu.""Ugh ... itu alasan yang mengada-ngada, Ken. Apalagi pria tadi yang berasal dari Diamond Grup itu tidak pernah sekali pun menatap aku, bagaimana mungkin karena wajahku sehingga dia membantu kita? Ngarang banget.""Mungkin saja dia menatapmu dari kejauhan. Hahaha. Sudahlah. Mari kita makan saja kan kamu sudah lapar berat." Setelah itu, Ken mulai mengambil sepotong pizza besar untuk dia taruh di piringnya Lidya.Setelah itu, Lidya makan dengan lahap karena dia memang sudah sangat lapar. Dia sengaja tidak makan siang untuk makan banyak di restoran ini, karena dia ingin merayakan kencan bersama Ken ini. Selain itu, ada
Setelah itu, Ken mulai menembak ke arah target yang sudah dia bidik sejak tadi dan dengan kemampuannya sebagai hasil dari spesial power yang dimilikinya yang sudah dipupuk sejak dia masih kecil oleh paman sekaligus gurunya, maka Ken bisa menembak dengan tepat sesuai dengan keinginannya.Lidya langsung bersorak gembira saat tembakan dari Ken berhasil tepat mengenai target sehingga terjadi bunyi keras yang menandakan kalau Ken sudah berhasil menembak target dengan tepat.Penjaga stand langsung mengambilkan Doraemon dengan baling-baling bambu di kepalanya yang diincar oleh Lidya sejak tadi dan diberikan kepada Ken."Yang tadi itu adalah tembakan paling tepat dan satu-satunya selama bertahun-tahun aku berjaga di sini. Selama ini, hanya sedikit orang yang bisa menembak sasaran yang berada di tempat yang sangat jauh itu dan dari sedikit orang itu, mereka cuma berhasil menembak di lingkaran 5 dan 4 dan walaupun mereka berhasil mendapatkan boneka ini, tetapi tembakan mereka masih jauh dari se
"Aku juga merasakan hal yang sama. Aku merasa kamu adalah pilihan hidupku, yang aku nanti-nantikan selama ini, yang aku cari-cari selama ini," kata Ken dengan wajah yang sudah sangat dekat dengan Lidya.Saat ini, ada banyak orang yang berlalu-lalang dan ada diantara mereka yang berdehem saat melihat posisi wajah Ken dan Lidya yang sudah sangat dekat itu, sehingga Ken dan Lidya langsung saling melepaskan diri dan sama-sama tertawa mentertawakan diri mereka sendiri yang hampir saja berciuman dan tidak sadar kalau tengah berada di dekat banyak orang.Ken meraih tangan Lidya, kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju ke tempat parkir mobil."Kita pulang saja. Aku sudah capek," kata Lidya sesaat setelah dia memasang seatbelt di samping Ken yang baru saja menghidupkan mesin mobil."Oke.""Kita ke tempat kos kamu dulu, ya. Rumah kost kamu di mana, sih?"Ken terdiam. Dia sempat bingung menjawabnya karena dia memang sudah tidak nge-kost lagi dan sudah pindah di belakang rumahnya Lidya. Ta