Semua Bab Panglima Tempur Terbaik: Bab 121 - Bab 130

726 Bab

121 Berlari Menuju Gerbang

Akhirnya tubuh Wilona mencapai dasar tapi dia sangat kaget karena ternyata dia tidak mencapai dasar yang keras tetapi dia mencapai dasar yang empuk.Ternyata beberapa prajurit istana, sejak tadi sudah membawa kasur tebal dan siap-siap mereka taruh di bawah tempat Wilona berada.Mereka sudah mendapatkan perintah dari komandan mereka untuk menolong calon istri pangeran Darius, karena itu mereka terus mengikuti ke mana arah Wilona berada hingga akhirnya saat Wilona terjatuh ke bawah, mereka sudah menyiapkan kasur empuk untuk tempat Wilona jatuh.Ada rasa lega di hati Wilona karena dia tidak tewas setelah terjatuh dari lantai 3 di atas sana. Tapi juga ada rasa sesal karena sekarang ini dia telah berada di bawah todongan banyak perwira dan prajurit pengawal Pangeran Darius yang kini sedang mengelilinginya dan menatapnya dengan tatapan mengancam.Karena Wilona tahu kalau dia adalah calon istri pangeran, karena itu, dia tahu kalau para prajurit ini tidak akan bisa leluasa memegang tangannya
Baca selengkapnya

122 Kabar Buruk

Di dalam ruangan besar yang merupakan ruangan utama di benteng Kota Ninewa ini, Jenderal Besar Raven melihat banyak sekali prajurit yang sudah berlutut sementara senjata-senjata mereka sudah ditaruh di lantai"Kami menyerah, Jenderal Besar Raven. Kami tidak mau lagi bertempur. Sebelum ini, prajurit Fandor yang sebelumnya berada di luar perbatasan, merekalah yang menginginkan perlawanan ini sementara kami tidak lagi ingin melawan. Sejak setahun yang lalu, kami sudah takluk akan kehebatanmu Jenderal Besar Raven," kata salah seorang di antara mereka yang memperkenalkan dirinya sebagai walikota dari kota Ninewa ini.Terdengar teriakan susul menyusul di antara ribuan orang yang berada di ruangan ini yang menyerukan hal yang sama yaitu mereka sudah menyerah.Mereka nampaknya betul-betul sudah takluk kepada Jenderal Besar Raven.Mendengar teriakan semua orang ini dan melihat senjata-senjata mereka yang sudah dilepas ke tanah tanda menyerah, maka Jenderal Besar Raven segera menelpon anak buah
Baca selengkapnya

123 Pergi Walaupun hanya Sendiri

"Siap, jenderal. Dan sebenarnya sejak beberapa menit yang lalu, aku sudah menyiapkan semuanya. Batalyon utama kita sudah siap tempur untuk menuju ke negara Krimea. Aku sendiri yang akan memimpin batalyon itu, jenderal," tegas Brigjen Brian.Jenderal Besar Raven bisa melihat kesungguhan hati Brigjen Bryan yang ingin bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan Brigjen Brian walaupun sebenarnya itu juga tidak bisa dibilang kesalahan karena nyawa puluhan ribu prajurit berada di dalam keputusan yang dilakukan oleh Brigjen Bryan waktu itu.Tapi mengingat akan keselamatan Wilona, maka Jenderal Besar Raven hanya bisa menghembuskan nafas berat. Dia sangat khawatir akan keselamatan Wilona.**Di tempat lain, mata Wilona berbinar-binar dengan nafas yang terengah-engah saat dia berlari semakin mendekati gerbang istana.Para penjaga gerbang cuma bisa berada di pinggir-pinggir gerbang, mereka tidak berani menyentuh tubuh Wilona karena mereka takut akan kemarahan pangeran Darius, karena itu Wilon
Baca selengkapnya

124 Menuju Krimea dengan Tiga Ribu Prajurit

Setelah itu, terjadi hiruk pikuk di bandara udara Kota Ninewa ini yang sudah dipenuhi oleh banyak sekali prajurit militer Negara Hawking yang baru saja memenangkan perang dengan Negara Fandor."Kami akan ikut denganmu, Jenderal Besar Raven!""Kami besertamu, Jenderal Besar Raven!""Kami akan maju ke medan perang dimanapun itu bersamamu, Jenderal Besar Raven.""Kami tidak takut asal bersamamu, Jenderal Besar Raven."Itulah teriakan-teriakan dari para prajurit Negara Hawking yang sejak 1 menit belakangan ini sudah mendengar tentang keinginan Jenderal Besar Raven untuk menyerang negara Krimea seorang diri.Para prajurit yang baru saja memenangkan perang melawan negara Fandor, tidak rela membiarkan jenderal besar kebanggaan mereka harus maju seorang diri di dalam perang, karena itu, mereka langsung berteriak-teriak dan bahkan banyak di antara mereka yang langsung bergerak menuju ke arah pesawat-pesawat angkut militer."Tapi pada saat itulah Brigjen Christophorus yang baru saja mendapatkan
Baca selengkapnya

125 Misi Bunuh Diri Seorang Pilot

"Pesawat tempur musuh baru saja berdatangan, jenderal. Kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya. Radar militer kita baru saja menangkap mereka baru saja keluar dari markas militer mereka," kata Brigjen Brian kepada Jenderal Besar Raven.Jenderal Besar Raven tidak ingin jatuh korban banyak di kalangan para prajuritnya yang berada di pesawat-pesawat angkut militer ini, dia juga tidak ingin mengorbankan pesawat tempur militernya yang tinggal tersisa 7 buah itu.Karena itu, Jenderal Besar Raven berkata, "perintahkan kepada semua pilot pesawat angkut kita untuk segera mencari tempat untuk mendarat. Mendarat di mana saja, kalau perlu di jalan raya.""Baik, jenderal."Jenderal Besar Raven tahu kalau posisi pesawatnya sekarang ini sudah memasuki wilayah negara Krimea, karena itu dia mengambil keputusan untuk segera mendarat bersama pasukannya."Beritahu juga kepada pilot pesawat tempur kita untuk segera kembali ke wilayah Hawking. Mereka bisa habis kalau masih berada di atas sana. Mungkin s
Baca selengkapnya

126 Menuju Mall Kota Delta

Tapi setelah itu, Jenderal Besar Raven tidak bisa lagi memperhatikan ke atas sana karena pesawat yang dia naiki ini sudah siap untuk tinggal landas di sebuah jalan raya yang cukup besar.Beberapa pesawat angkut yang lain malah sudah lebih duluan mendarat darurat di jalan raya yang lain. Ada yang bahkan mendarat di sebuah halaman parkir luas milik sebuah mal.Untungnya korban jiwa dari penduduk sipil menjadi minim karena pendaratan ini dilakukan saat jam sudah menunjukkan jam 3 pagi waktu setempat sehingga jalanan dalam keadaan sepi.Pesawat-pesawat angkut ini satu demi satu melakukan pendaratan darurat di beberapa tempat ada yang menyebabkan korban jiwa Karena mengenai satu buah mobil rakyat sipil tapi ada juga yang berhasil menghindar dari kecelakaan dengan kendaraan-kendaraan di bawah sana.Semua dari para pilot berhasil melakukan pendaratan darurat dengan baik walaupun dengan itu hampir seluruh pesawat angkut mengalami kecelakaan kerusakan yang cukup parah tapi mereka semua berhasi
Baca selengkapnya

127 Ada Seseorang yang Datang

"Awas ada drone!" teriak Jenderal Besar Raven saat dia mulai di kejauhan sana ada 8 benda mencurigakan yang terbang mendekat.Karena tidak mau menjadi korban maka begitu mendengar teriakan Jenderal Besar Raven itu, para prajurit langsung memencar sambil mencari keberadaan drone yang dimaksud Jenderal Besar Raven itu.Dan setelah mereka menemukannya, mereka langsung mengarahkan tembakan-tembakan mereka ke arah Drone yang berdatangan itu.Beberapa drone itu mulai menembak tapi mereka sudah berhasil ditembak dan dijatuhkan oleh para prajuritnya Jenderal Besar Raven.Setelah itu, Jenderal Besar Raven memberi komando agar supaya perjalanan diteruskan dengan Jenderal Besar Raven terus mengawasi keadaan.Sesampainya di Mall Kota Delta, ternyata sudah ada dua kelompok pesawat angkut yang sudah berada di sana lebih dulu bahkan saat pesawatnya Daniel datang, hampir bersamaan dengan kelompok keempat."Hidup Jenderal Besar Raven. Hidup Jenderal Besar Raven," teriak ratusan prajurit saat mereka me
Baca selengkapnya

128 Rapat Umum Luar Biasa

"Itu pasti Maverick." Dengan harapan tinggi kalau yang datang adalah pilot pesawat tempur yang baru saja menolong dia dan para prajuritnya untuk bisa mendarat tanpa gangguan dari pesawat tempur musuh, Jenderal Besar Raven sudah keluar."Ternyata dia hanya seorang cleaning service di mall ini, jenderal," kata Vigo menyambut Jenderal Besar Raven."Takut-takuti dia tapi jangan bunuh dia. Usahakan kita tidak boleh membunuh warga sipil kecuali warga sipil itu bersenjata api dan ingin mencelakai kita. Mengerti?" tandas Jenderal Besar Raven."Siap, jenderal."Setelah itu, Jenderal Besar Raven mulai berdiskusi dengan beberapa orang perwiranya untuk menetapkan rencana terbaik menuju ke arah ibukota."Jenderal Besar Raven, terjadi sesuatu di negara kita," kata Brigjen Bryan sambil membawa laptop resmi kemiliteran."Ada apa?""Dewan jenderal yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Shichenko, beserta dewan jenderal, sudah memaksakan rapat luar biasa dengan agenda memaksakan perang.""J
Baca selengkapnya

129 Info Seorang Mata-Mata

Mendengar kata-kata dari Jenderal Besar Raven ini, Dewan parlemen dan Dewan Militer kini menunggu dalam diam, menunggu kata-kata Jenderal Besar Raven selanjutnya.Jenderal Besar Raven kembali pidato online untuk berusaha menaikkan semangat saudara-saudara sebangsanya yang memiliki hak dan kemampuan dalam mengijinkan perang terjadi dengan negara Krimea.Setelah Jenderal Besar Raven menyelesaikan kata-katanya, terjadi kasak-kusuk diantara anggota Dewan Militer dan juga anggota Dewan Senat.Setelah berembuk beberapa saat dengan semua anggotanya, diselingi dengan hasutan-hasutan dari Gerga, akhirnya Gerga kembali berdiri dan mengambil pengeras suara serta menatap Jenderal Besar Raven."Begini, menurut kami, Kata-kata dari Jenderal ini tidak merubah keadaan. Kita tetap tidak bisa berperang. Perang itu mahal harganya dan akan mengakibatkan kerugian besar. Kerugian besar akan dibebankan kepada rakyat juga. Huh!" cibir Gerga."Kamu tidak mengerti, perdana menteri. Yang aku tekan kan disini ad
Baca selengkapnya

130 Pengakuan Seorang Mata-Mata

"Perdana menteri, dengan adanya kesaksian dari mata-mata ini sebaiknya kalian kembali berembuk jangan coba-coba mengambil keputusan sendiri. Ingat! Parlemen itu terdiri dari banyak orang, kamu jangan mengambil keputusan sendiri tanpa rapat antar sesama kalian! Ingat itu!" kata Shichenko sambil menatap tajam kearah Gerga."Iya, jenderal. Aku akan segera mengajak para anggota parlemen untuk berembuk." Setelah berkata seperti itu, Gerga kembali membalikkan tubuhnya untuk melakukan rapat dengan anggota parlemen.Saat parlemen melakukan rapat, anggota Dewan Militer nampak tersenyum-senyum, mereka masih sangat bangga dengan kata-kata dari Mordo tadi tentang ketakutan dari para petinggi militer Krimea akan kebangkitan militer Hawking dibawah pimpinan Jendral Besar Raven yang mengguncang dunia itu.Sementara Mordo masih menunggu di tengah panggung, ada 1 buah kursi yang dibawa oleh staf di gedung ini kepada Mordo yang sebelumnya berdiri untuk duduk di tengah panggung menantikan hasil rapat da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
73
DMCA.com Protection Status