Semua Bab Panglima Tempur Terbaik: Bab 111 - Bab 120

726 Bab

111 Di Garis Depan

Tapi di tempat lain tepat pada saat Daniel mengaktifkan handphone pribadinya, tepat pada saat itulah Wilona sudah naik di atas atap rumah sakit untuk menuju ke arah sebuah helikopter.Helikopter itu adalah helikopter yang akan dinaiki ayahnya yang hendak dibawa ke negara Krimea.Suara baling-baling helikopter yang memekakkan telinga di atas lantai atap rumah sakit ini, membuat Wilona tidak mendengar saat ada panggilan telepon di handphone miliknya.Apalagi pada saat ini Wilona sedang menangis sambil memegang tangan ayahnya yang saat ini sedang terlihat tidak sadarkan diri diinfus dan dibawa dengan ranjang dorong untuk dinaikkan ke atas helikopter oleh dokter dan beberapa perawat.Ada juga Norma beserta Vito yang mengikuti dari belakang dengan senyum licik saat mereka melihat Wilona mulai naik ke atas helikopter.Wilona masih juga tidak mendengar panggilan-panggilan telepon di handphonenya saat dia sudah berada di atas helikopter dan helikopter mulai terbang untuk menuju ke negara Krim
Baca selengkapnya

112 Menyerbu Benteng Musuh

"SERBU! HABISI MEREKA! MARI KITA JEMPUT KEMENANGAN KITA!" Teriak Daniel sambil berlari ke arah depanTeriakan Daniel itu langsung disambut oleh teriakan puluhan ribu prajuritnya yang sedang menyerbu ke garis depan untuk berhadapan dengan pasukan Negeri PandurSebenarnya pasukan Negeri Van dor sudah bersiap sejak tadi mereka bahkan sempat memukul mundur pasukan Negeri Hawking yang saat itu tidak diperkuat oleh DanielTetapi sekarang ini setelah para prajurit negeri Fandor mengetahui kalau Sang Jenderal Besar Raven sudah berada bersama pasukannya maka hati mereka langsung ciut.Sebagian prajurit ini mulai ketakutan akan nama Besar Jenderal Besar Raven yang pernah memporak-porandakan pasukan mereka.Nama Jenderal Besar Raven masih membekas di hati mereka dan ingatan mereka.Karena itu, saat Jenderal Besar Raven mendekati mereka maka mereka mulai ketakutan. Optimisme mereka mulai turun. Mereka tidak lagi seoptimis sebelumnya, semangat tempur mereka mulai mengendur.Karena itu, saat pedang
Baca selengkapnya

113 Dibawa ke Istana

Ternyata ada banyak buahnya Jenderal Besar Raven yang sedang sudah berada di depan gerbang yang sekarang ini berada dalam keadaan bahaya karena bermunculan banyak sekali pasukan musuh dari dalam benteng.Sebenarnya bisa saja Jenderal Besar Raven mengarahkan moncong senjata mesin yang dibawa ini ke arah gerbang di bawah sana untuk menghabisi musuh, tapi masalahnya, saat ini ada banyak pasukan musuh yang naik ke atas lewat tangga dalam gerbang untuk berusaha menembaknya.Saat Daniel masih berada dalam keadaan dilema, saat itulah dia mendengar suara seseorang."Jenderal aku datang?" teriak Vigo yang kini sudah naik di atas benteng.Ternyata Vigo sebelumnya telah memanah ke atas benteng dan menggunakan panah yang memiliki tali untuk naik ke atas guna membantu Daniel.Setelah berada di atas, Vigo langsung mengambil senjata api otomatis yang tercecer di lantai setelah pemilik senjata api itu tewas.Melihat kedatangan Vigo, Jenderal Besar Raven langsung berkata, "lindungi aku. Aku akan mengh
Baca selengkapnya

114 Dijodohkan Paksa

"Pangeran Darius," tanya Wilona."Iya, Pangeran Darius tiba-tiba menghubungi ayah dan dia ingin melamar kamu sebagai istrinya," jawab Frans."Ini apa hubungannya dengan penyakit Ayah? Apa hubungannya dengan pendonor yang meminta kita datang ke negeri ini apa hubungannya, ayah?" Wilona mendelik ke arah Frans dan Norma."Sebenarnya ayahmu tidak sakit, Wilona. Ayahmu hanya pura-pura sakit dan tidak ada pendonor. Yang ada hanyalah Pangeran Darius yang sebentar lagi akan menjadi suamimu," Timpal Norma sambil tersenyum simpul.Pernyataan yang memang sudah diduga oleh Wilona sejak tadi itu, tetap saja membuat Wilona terpukul. Dia tidak menyangka kalau Ayahnya akan menipunya seperti ini. "Jadi, ayah tidak sakit? Ayah sama sekali tidak sakit?""Kamu harus berbahagia, Wilona karena ayahmu tidak sakit. Apakah kamu suka ayahmu sakit, hah!" Norma mendelik ke arah Wilona."Ini bukan soal sakitnya Ayah, ibu. Tentu saja sebagai anak aku sangat senang kalau Ayahku tidak apa-apa tapi ini adalah penipua
Baca selengkapnya

115 Pedang Sinar

Sebuah kilatan sinar tiba-tiba memancar ke arah Jenderal Besar Raven dan Jenderal Besar Raven langsung merasakan nafasnya berat karena terkena kilatan sinar ini.Jenderal Besar Raven langsung tahu kalau kilatan yang sedang mengancamnya saat ini berasal dari sebuah senjata yang luar biasa kuat yang tidak bisa dianggap remeh dan tidak bisa dia biarkan baju perangnya menghadapi serangan kilat ini.Karena itu, Jenderal Besar Raven segera menghindar ke samping kiri saat kilatan yang ternyata adalah sebuah pedang bersinar menerpa dirinya.Pedang bersinar adalah senjata khas dari ahli jedo yang merupakan jago-jago perang dari masa lalu dari sebuah negeri yang bernama GalacticosNegeri Galacticos itu sudah hancur karena perang saudara di antara mereka di masa ratusan tahun yang lalu. Hanya tinggal tersisa sedikit orang yang berasal dari negeri itu yang karena negerinya sudah hancur, kemudian bertualang ke berbagai negara menjadi jago-jago untuk berbagai negara dengan imbalan bayaran yang pant
Baca selengkapnya

116 Beradu Nyawa

Kalau sebelumnya Satria Jedo ini hanya melakukan serangan tidak dengan sepenuh tenaga sehingga saat Pedang Sinar-nya mengenai tembok maka tembok hanya mengalami garis-garis yang tidak terlalu dalam maka sekarang semuanya berbeda.Setelah Satria Jedo itu mengerahkan tenaganya lebih kuat maka tembok-tembok di sekeliling yang terkena pedang Sinar itu bisa terbelah seperti kue yang di sabet oleh pisau rotiTembok yang begitu kokoh itu, terbelah saat merasakan sabetan Pedang Sinar, hingga sepertinya tembok itu tembok itu seakan terbuat dari bahan yang sangat lembek sehingga bisa menghasilkan lubang saat disabet oleh pedang Sinar di tangan Satria Jedo itu.Sekarang ini, Jenderal Besar Raven semakin menyadari kekuatan pedang Sinar di tangan musuhnya ini.Walaupun selama ini Jenderal Besar Raven sudah banyak kali mendengar tentang kehebatan pedang Sinar tapi baru sekarang inilah dia melihat dengan mata kepala sendiri akan kengerian yang dihasilkan oleh pedang Sinar itu.Jenderal Besar Raven t
Baca selengkapnya

117 Tidak mau Pasrah

Tanpa ampun lagi, Jenderal Besar Raven langsung menancapkan belati di tangannya ke dada Satria Jedo untuk memastikan kematian Satria Jedo itu.Karena Jenderal Besar Raven khawatir kalau dia tidak memastikan kematian Satria Jedo ini maka Satria Jedo itu akan menggunakan perang Sinar di tangannya untuk balas menusuk Jenderal Besar Raven.Sebelum efek dari gelang penolak baja dari Jenderal Besar Raven itu habis, maka Jenderal Besar Raven harus menghabisi Satria Jedo itu sebelum dia balik menghabisi Jenderal Besar Raven.Karena itu, Jenderal Besar Raven memutar gagang belati di tangannya yang ujungnya sudah masuk menancap ke dada Satria Jedo, ini dilakukan Jenderal Besar Raven untuk memastikan kematian Satria Jedo.Karena itu sebelum Satria Jedo berhasil kembali menguasai tangannya yang memegang pedang sinar itu, nyawanya sudah keluar dari tubuhnya, meninggalkan raganya.Tangan Satria Jedo itu sempat bergerak, bermaksud untuk kembali menyerang Daniel saat efek dari gelang penolak baja sud
Baca selengkapnya

118 Berjalan Tanpa Kenal Takut

Jenderal Besar Raven segera berlari menuju ke arah lorong sebelah dengan menggunakan pintu kecil yang baru dia lihat ini.Sebenarnya Jenderal Besar Raven tidak hafal dengan lorong-lorong di benteng kota Ninewa ini tetapi Jenderal Besar Raven cuma menggunakan telinganya untuk mencari tahu dari mana asalnya suara pertempuran itu berasal.Ternyata Jenderal Besar Raven tembus di sebuah ruangan cukup luas di mana dia melihat ada beberapa orang yang sedang menembak ke arah depan sana.Jenderal Besar Raven segera mengenali baju perang yang dipakai orang-orang di dalam ruangan ini, karena baju perang ini adalah baju perang pasukan Fandor.Karena itu, tanpa menunggu waktu lagi, tanpa menunggu lebih lama lagi, Jenderal Besar Raven langsung maju menyerang pasukan Fandor yang berada di tempat ini.Tembakan demi tembakan menyambut Jenderal Besar Raven saat Jenderal Besar Raven mendekati prajurit Fandor di ruangan ini.Karena Jenderal Besar Raven sempat berhadapan dengan pedang Sinar dan Bahkan dia
Baca selengkapnya

119 Saat Berbahaya

Terdengar suara orang berdatangan dari atas tangga, ini membuat Jenderal Besar Raven harus menghentikan kegiatannya untuk menambah peluru di megasin peluru senjata rampasannya ini.Kemudian Jenderal Besar Raven mulai bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Moncong senjatanya langsung diarahkan ke arah tangga di mana terdengar beberapa langkah kaki sedang menuruni tangga.Tapi kemudian saat langkah-langkah kaki itu semakin mendekati anak tangga terbawah, tiba-tiba langkah-langkah kaki itu tidak terdengar lagi.Jenderal Besar Raven tahu kalau sesuatu akan terjadi, karena itu, secara refleks Jenderal Besar Raven langsung melompat ke arah kanan sambil menembak ke arah musuh yang berada di tangga.Perkiraan Jenderal Besar Raven memang terjadi karena ternyata musuh-musuh yang berada di tangga itu sengaja menghentikan langkahnya karena mereka mulai mengintip dari balik tembok tangga untuk mulai menembak ke arah bawah, ke arah Jenderal Besar Raven.Jenderal Besar Raven tidak
Baca selengkapnya

120 Ledakan yang Menghancurkan

Saat sudah berada di lantai 2, Jenderal Besar Raven mendengar suara seseorang keluar dari sebuah pintu sambil membawa sebuah benda yang sekali Jenderal Besar Raven lihat, dia langsung tahu kalau itu adalah sebuah detonator.Itu adalah sebuah detonator bom dan orang yang membawa deternator itu nampak tersenyum ke arah Jenderal Besar Raven. "Jenderal Besar Raven, akhirnya kita bertemu.""Siapa kamu?" tanya Jenderal Besar Raven sambil mulai memperkirakan di mana saja tempat bom berada di lantai 2 ini karena melihat sikap orang di depan itu yang terlihat sangat percaya diri maka Jenderal Besar Raven tahu kalau kemungkinan besar ada bom di lantai 2 ini."Aku adalah seorang ahli Bom di militer negara Faktor. Pada setahun yang lalu kamu membunuh adikku yang menjadi salah satu prajurit di batalyon 76 negaraku."Mendengar itu, Jenderal Besar Raven bisa melihat kalau ada dendam sedalam lautan dalam diri prajurit di depannya yang sedang membawa detonator itu. Jenderal Besar Raven tahu kalau ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
73
DMCA.com Protection Status