Terdengar suara orang berdatangan dari atas tangga, ini membuat Jenderal Besar Raven harus menghentikan kegiatannya untuk menambah peluru di megasin peluru senjata rampasannya ini.Kemudian Jenderal Besar Raven mulai bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Moncong senjatanya langsung diarahkan ke arah tangga di mana terdengar beberapa langkah kaki sedang menuruni tangga.Tapi kemudian saat langkah-langkah kaki itu semakin mendekati anak tangga terbawah, tiba-tiba langkah-langkah kaki itu tidak terdengar lagi.Jenderal Besar Raven tahu kalau sesuatu akan terjadi, karena itu, secara refleks Jenderal Besar Raven langsung melompat ke arah kanan sambil menembak ke arah musuh yang berada di tangga.Perkiraan Jenderal Besar Raven memang terjadi karena ternyata musuh-musuh yang berada di tangga itu sengaja menghentikan langkahnya karena mereka mulai mengintip dari balik tembok tangga untuk mulai menembak ke arah bawah, ke arah Jenderal Besar Raven.Jenderal Besar Raven tidak
Saat sudah berada di lantai 2, Jenderal Besar Raven mendengar suara seseorang keluar dari sebuah pintu sambil membawa sebuah benda yang sekali Jenderal Besar Raven lihat, dia langsung tahu kalau itu adalah sebuah detonator.Itu adalah sebuah detonator bom dan orang yang membawa deternator itu nampak tersenyum ke arah Jenderal Besar Raven. "Jenderal Besar Raven, akhirnya kita bertemu.""Siapa kamu?" tanya Jenderal Besar Raven sambil mulai memperkirakan di mana saja tempat bom berada di lantai 2 ini karena melihat sikap orang di depan itu yang terlihat sangat percaya diri maka Jenderal Besar Raven tahu kalau kemungkinan besar ada bom di lantai 2 ini."Aku adalah seorang ahli Bom di militer negara Faktor. Pada setahun yang lalu kamu membunuh adikku yang menjadi salah satu prajurit di batalyon 76 negaraku."Mendengar itu, Jenderal Besar Raven bisa melihat kalau ada dendam sedalam lautan dalam diri prajurit di depannya yang sedang membawa detonator itu. Jenderal Besar Raven tahu kalau ada
Akhirnya tubuh Wilona mencapai dasar tapi dia sangat kaget karena ternyata dia tidak mencapai dasar yang keras tetapi dia mencapai dasar yang empuk.Ternyata beberapa prajurit istana, sejak tadi sudah membawa kasur tebal dan siap-siap mereka taruh di bawah tempat Wilona berada.Mereka sudah mendapatkan perintah dari komandan mereka untuk menolong calon istri pangeran Darius, karena itu mereka terus mengikuti ke mana arah Wilona berada hingga akhirnya saat Wilona terjatuh ke bawah, mereka sudah menyiapkan kasur empuk untuk tempat Wilona jatuh.Ada rasa lega di hati Wilona karena dia tidak tewas setelah terjatuh dari lantai 3 di atas sana. Tapi juga ada rasa sesal karena sekarang ini dia telah berada di bawah todongan banyak perwira dan prajurit pengawal Pangeran Darius yang kini sedang mengelilinginya dan menatapnya dengan tatapan mengancam.Karena Wilona tahu kalau dia adalah calon istri pangeran, karena itu, dia tahu kalau para prajurit ini tidak akan bisa leluasa memegang tangannya
Di dalam ruangan besar yang merupakan ruangan utama di benteng Kota Ninewa ini, Jenderal Besar Raven melihat banyak sekali prajurit yang sudah berlutut sementara senjata-senjata mereka sudah ditaruh di lantai"Kami menyerah, Jenderal Besar Raven. Kami tidak mau lagi bertempur. Sebelum ini, prajurit Fandor yang sebelumnya berada di luar perbatasan, merekalah yang menginginkan perlawanan ini sementara kami tidak lagi ingin melawan. Sejak setahun yang lalu, kami sudah takluk akan kehebatanmu Jenderal Besar Raven," kata salah seorang di antara mereka yang memperkenalkan dirinya sebagai walikota dari kota Ninewa ini.Terdengar teriakan susul menyusul di antara ribuan orang yang berada di ruangan ini yang menyerukan hal yang sama yaitu mereka sudah menyerah.Mereka nampaknya betul-betul sudah takluk kepada Jenderal Besar Raven.Mendengar teriakan semua orang ini dan melihat senjata-senjata mereka yang sudah dilepas ke tanah tanda menyerah, maka Jenderal Besar Raven segera menelpon anak buah
"Siap, jenderal. Dan sebenarnya sejak beberapa menit yang lalu, aku sudah menyiapkan semuanya. Batalyon utama kita sudah siap tempur untuk menuju ke negara Krimea. Aku sendiri yang akan memimpin batalyon itu, jenderal," tegas Brigjen Brian.Jenderal Besar Raven bisa melihat kesungguhan hati Brigjen Bryan yang ingin bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan Brigjen Brian walaupun sebenarnya itu juga tidak bisa dibilang kesalahan karena nyawa puluhan ribu prajurit berada di dalam keputusan yang dilakukan oleh Brigjen Bryan waktu itu.Tapi mengingat akan keselamatan Wilona, maka Jenderal Besar Raven hanya bisa menghembuskan nafas berat. Dia sangat khawatir akan keselamatan Wilona.**Di tempat lain, mata Wilona berbinar-binar dengan nafas yang terengah-engah saat dia berlari semakin mendekati gerbang istana.Para penjaga gerbang cuma bisa berada di pinggir-pinggir gerbang, mereka tidak berani menyentuh tubuh Wilona karena mereka takut akan kemarahan pangeran Darius, karena itu Wilon
Setelah itu, terjadi hiruk pikuk di bandara udara Kota Ninewa ini yang sudah dipenuhi oleh banyak sekali prajurit militer Negara Hawking yang baru saja memenangkan perang dengan Negara Fandor."Kami akan ikut denganmu, Jenderal Besar Raven!""Kami besertamu, Jenderal Besar Raven!""Kami akan maju ke medan perang dimanapun itu bersamamu, Jenderal Besar Raven.""Kami tidak takut asal bersamamu, Jenderal Besar Raven."Itulah teriakan-teriakan dari para prajurit Negara Hawking yang sejak 1 menit belakangan ini sudah mendengar tentang keinginan Jenderal Besar Raven untuk menyerang negara Krimea seorang diri.Para prajurit yang baru saja memenangkan perang melawan negara Fandor, tidak rela membiarkan jenderal besar kebanggaan mereka harus maju seorang diri di dalam perang, karena itu, mereka langsung berteriak-teriak dan bahkan banyak di antara mereka yang langsung bergerak menuju ke arah pesawat-pesawat angkut militer."Tapi pada saat itulah Brigjen Christophorus yang baru saja mendapatkan
"Pesawat tempur musuh baru saja berdatangan, jenderal. Kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya. Radar militer kita baru saja menangkap mereka baru saja keluar dari markas militer mereka," kata Brigjen Brian kepada Jenderal Besar Raven.Jenderal Besar Raven tidak ingin jatuh korban banyak di kalangan para prajuritnya yang berada di pesawat-pesawat angkut militer ini, dia juga tidak ingin mengorbankan pesawat tempur militernya yang tinggal tersisa 7 buah itu.Karena itu, Jenderal Besar Raven berkata, "perintahkan kepada semua pilot pesawat angkut kita untuk segera mencari tempat untuk mendarat. Mendarat di mana saja, kalau perlu di jalan raya.""Baik, jenderal."Jenderal Besar Raven tahu kalau posisi pesawatnya sekarang ini sudah memasuki wilayah negara Krimea, karena itu dia mengambil keputusan untuk segera mendarat bersama pasukannya."Beritahu juga kepada pilot pesawat tempur kita untuk segera kembali ke wilayah Hawking. Mereka bisa habis kalau masih berada di atas sana. Mungkin s
Tapi setelah itu, Jenderal Besar Raven tidak bisa lagi memperhatikan ke atas sana karena pesawat yang dia naiki ini sudah siap untuk tinggal landas di sebuah jalan raya yang cukup besar.Beberapa pesawat angkut yang lain malah sudah lebih duluan mendarat darurat di jalan raya yang lain. Ada yang bahkan mendarat di sebuah halaman parkir luas milik sebuah mal.Untungnya korban jiwa dari penduduk sipil menjadi minim karena pendaratan ini dilakukan saat jam sudah menunjukkan jam 3 pagi waktu setempat sehingga jalanan dalam keadaan sepi.Pesawat-pesawat angkut ini satu demi satu melakukan pendaratan darurat di beberapa tempat ada yang menyebabkan korban jiwa Karena mengenai satu buah mobil rakyat sipil tapi ada juga yang berhasil menghindar dari kecelakaan dengan kendaraan-kendaraan di bawah sana.Semua dari para pilot berhasil melakukan pendaratan darurat dengan baik walaupun dengan itu hampir seluruh pesawat angkut mengalami kecelakaan kerusakan yang cukup parah tapi mereka semua berhasi
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv