Ternyata ada banyak buahnya Jenderal Besar Raven yang sedang sudah berada di depan gerbang yang sekarang ini berada dalam keadaan bahaya karena bermunculan banyak sekali pasukan musuh dari dalam benteng.Sebenarnya bisa saja Jenderal Besar Raven mengarahkan moncong senjata mesin yang dibawa ini ke arah gerbang di bawah sana untuk menghabisi musuh, tapi masalahnya, saat ini ada banyak pasukan musuh yang naik ke atas lewat tangga dalam gerbang untuk berusaha menembaknya.Saat Daniel masih berada dalam keadaan dilema, saat itulah dia mendengar suara seseorang."Jenderal aku datang?" teriak Vigo yang kini sudah naik di atas benteng.Ternyata Vigo sebelumnya telah memanah ke atas benteng dan menggunakan panah yang memiliki tali untuk naik ke atas guna membantu Daniel.Setelah berada di atas, Vigo langsung mengambil senjata api otomatis yang tercecer di lantai setelah pemilik senjata api itu tewas.Melihat kedatangan Vigo, Jenderal Besar Raven langsung berkata, "lindungi aku. Aku akan mengh
"Pangeran Darius," tanya Wilona."Iya, Pangeran Darius tiba-tiba menghubungi ayah dan dia ingin melamar kamu sebagai istrinya," jawab Frans."Ini apa hubungannya dengan penyakit Ayah? Apa hubungannya dengan pendonor yang meminta kita datang ke negeri ini apa hubungannya, ayah?" Wilona mendelik ke arah Frans dan Norma."Sebenarnya ayahmu tidak sakit, Wilona. Ayahmu hanya pura-pura sakit dan tidak ada pendonor. Yang ada hanyalah Pangeran Darius yang sebentar lagi akan menjadi suamimu," Timpal Norma sambil tersenyum simpul.Pernyataan yang memang sudah diduga oleh Wilona sejak tadi itu, tetap saja membuat Wilona terpukul. Dia tidak menyangka kalau Ayahnya akan menipunya seperti ini. "Jadi, ayah tidak sakit? Ayah sama sekali tidak sakit?""Kamu harus berbahagia, Wilona karena ayahmu tidak sakit. Apakah kamu suka ayahmu sakit, hah!" Norma mendelik ke arah Wilona."Ini bukan soal sakitnya Ayah, ibu. Tentu saja sebagai anak aku sangat senang kalau Ayahku tidak apa-apa tapi ini adalah penipua
Sebuah kilatan sinar tiba-tiba memancar ke arah Jenderal Besar Raven dan Jenderal Besar Raven langsung merasakan nafasnya berat karena terkena kilatan sinar ini.Jenderal Besar Raven langsung tahu kalau kilatan yang sedang mengancamnya saat ini berasal dari sebuah senjata yang luar biasa kuat yang tidak bisa dianggap remeh dan tidak bisa dia biarkan baju perangnya menghadapi serangan kilat ini.Karena itu, Jenderal Besar Raven segera menghindar ke samping kiri saat kilatan yang ternyata adalah sebuah pedang bersinar menerpa dirinya.Pedang bersinar adalah senjata khas dari ahli jedo yang merupakan jago-jago perang dari masa lalu dari sebuah negeri yang bernama GalacticosNegeri Galacticos itu sudah hancur karena perang saudara di antara mereka di masa ratusan tahun yang lalu. Hanya tinggal tersisa sedikit orang yang berasal dari negeri itu yang karena negerinya sudah hancur, kemudian bertualang ke berbagai negara menjadi jago-jago untuk berbagai negara dengan imbalan bayaran yang pant
Kalau sebelumnya Satria Jedo ini hanya melakukan serangan tidak dengan sepenuh tenaga sehingga saat Pedang Sinar-nya mengenai tembok maka tembok hanya mengalami garis-garis yang tidak terlalu dalam maka sekarang semuanya berbeda.Setelah Satria Jedo itu mengerahkan tenaganya lebih kuat maka tembok-tembok di sekeliling yang terkena pedang Sinar itu bisa terbelah seperti kue yang di sabet oleh pisau rotiTembok yang begitu kokoh itu, terbelah saat merasakan sabetan Pedang Sinar, hingga sepertinya tembok itu tembok itu seakan terbuat dari bahan yang sangat lembek sehingga bisa menghasilkan lubang saat disabet oleh pedang Sinar di tangan Satria Jedo itu.Sekarang ini, Jenderal Besar Raven semakin menyadari kekuatan pedang Sinar di tangan musuhnya ini.Walaupun selama ini Jenderal Besar Raven sudah banyak kali mendengar tentang kehebatan pedang Sinar tapi baru sekarang inilah dia melihat dengan mata kepala sendiri akan kengerian yang dihasilkan oleh pedang Sinar itu.Jenderal Besar Raven t
Tanpa ampun lagi, Jenderal Besar Raven langsung menancapkan belati di tangannya ke dada Satria Jedo untuk memastikan kematian Satria Jedo itu.Karena Jenderal Besar Raven khawatir kalau dia tidak memastikan kematian Satria Jedo ini maka Satria Jedo itu akan menggunakan perang Sinar di tangannya untuk balas menusuk Jenderal Besar Raven.Sebelum efek dari gelang penolak baja dari Jenderal Besar Raven itu habis, maka Jenderal Besar Raven harus menghabisi Satria Jedo itu sebelum dia balik menghabisi Jenderal Besar Raven.Karena itu, Jenderal Besar Raven memutar gagang belati di tangannya yang ujungnya sudah masuk menancap ke dada Satria Jedo, ini dilakukan Jenderal Besar Raven untuk memastikan kematian Satria Jedo.Karena itu sebelum Satria Jedo berhasil kembali menguasai tangannya yang memegang pedang sinar itu, nyawanya sudah keluar dari tubuhnya, meninggalkan raganya.Tangan Satria Jedo itu sempat bergerak, bermaksud untuk kembali menyerang Daniel saat efek dari gelang penolak baja sud
Jenderal Besar Raven segera berlari menuju ke arah lorong sebelah dengan menggunakan pintu kecil yang baru dia lihat ini.Sebenarnya Jenderal Besar Raven tidak hafal dengan lorong-lorong di benteng kota Ninewa ini tetapi Jenderal Besar Raven cuma menggunakan telinganya untuk mencari tahu dari mana asalnya suara pertempuran itu berasal.Ternyata Jenderal Besar Raven tembus di sebuah ruangan cukup luas di mana dia melihat ada beberapa orang yang sedang menembak ke arah depan sana.Jenderal Besar Raven segera mengenali baju perang yang dipakai orang-orang di dalam ruangan ini, karena baju perang ini adalah baju perang pasukan Fandor.Karena itu, tanpa menunggu waktu lagi, tanpa menunggu lebih lama lagi, Jenderal Besar Raven langsung maju menyerang pasukan Fandor yang berada di tempat ini.Tembakan demi tembakan menyambut Jenderal Besar Raven saat Jenderal Besar Raven mendekati prajurit Fandor di ruangan ini.Karena Jenderal Besar Raven sempat berhadapan dengan pedang Sinar dan Bahkan dia
Terdengar suara orang berdatangan dari atas tangga, ini membuat Jenderal Besar Raven harus menghentikan kegiatannya untuk menambah peluru di megasin peluru senjata rampasannya ini.Kemudian Jenderal Besar Raven mulai bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Moncong senjatanya langsung diarahkan ke arah tangga di mana terdengar beberapa langkah kaki sedang menuruni tangga.Tapi kemudian saat langkah-langkah kaki itu semakin mendekati anak tangga terbawah, tiba-tiba langkah-langkah kaki itu tidak terdengar lagi.Jenderal Besar Raven tahu kalau sesuatu akan terjadi, karena itu, secara refleks Jenderal Besar Raven langsung melompat ke arah kanan sambil menembak ke arah musuh yang berada di tangga.Perkiraan Jenderal Besar Raven memang terjadi karena ternyata musuh-musuh yang berada di tangga itu sengaja menghentikan langkahnya karena mereka mulai mengintip dari balik tembok tangga untuk mulai menembak ke arah bawah, ke arah Jenderal Besar Raven.Jenderal Besar Raven tidak
Saat sudah berada di lantai 2, Jenderal Besar Raven mendengar suara seseorang keluar dari sebuah pintu sambil membawa sebuah benda yang sekali Jenderal Besar Raven lihat, dia langsung tahu kalau itu adalah sebuah detonator.Itu adalah sebuah detonator bom dan orang yang membawa deternator itu nampak tersenyum ke arah Jenderal Besar Raven. "Jenderal Besar Raven, akhirnya kita bertemu.""Siapa kamu?" tanya Jenderal Besar Raven sambil mulai memperkirakan di mana saja tempat bom berada di lantai 2 ini karena melihat sikap orang di depan itu yang terlihat sangat percaya diri maka Jenderal Besar Raven tahu kalau kemungkinan besar ada bom di lantai 2 ini."Aku adalah seorang ahli Bom di militer negara Faktor. Pada setahun yang lalu kamu membunuh adikku yang menjadi salah satu prajurit di batalyon 76 negaraku."Mendengar itu, Jenderal Besar Raven bisa melihat kalau ada dendam sedalam lautan dalam diri prajurit di depannya yang sedang membawa detonator itu. Jenderal Besar Raven tahu kalau ada
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv