Home / Pernikahan / Menikahi Suami Sahabatku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Menikahi Suami Sahabatku : Chapter 11 - Chapter 20

103 Chapters

Chapter 11 | Pesan Silvana

Pagi ini Austin sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter, jelas saja Gavriel dan Azriya langsung menggumamkan rasa syukurnya pada kuasa Tuhan. Mereka sampai di mansion Erlando sekitar pukul sembilan pagi. Adolf yang melihat Kakaknya baru saja turun dari mobil langsung berlari menghampiri dan memeluk tubuh bocah kecil itu. Samua orang yang melihatnya tak ayal tersenyum. "Aku khawatir banget sama kamu, Austin. Masih ada yang sakit nggak?""Nggak, Adolf. Aku cuma ngerasa ngantuk sekarang.""Ngantuk?" tanya Adolf dengan kening mengerut."Efek obat, Nak. Sebaiknya kalian berdua istirahat saja di kamar, ya," sahut Gavriel.Kedua bocah laki-laki itu kompak mengangguk dan lantas menuju kamar mereka. Beruntung hari ini sekolah libur, jadi Austin tidak akan kesepian karena ada Adolf dan Aurell yang menemani."Gav, Austin sudah benar-benar sembuh?" tanya Lauren saat memastikan kedua cucunya sudah masuk."Syukurlah, racunnya belum menyebar. Dan untungnya saat itu ada Azriya yang memberikan pertol
Read more

Chapter 12 | Rindu Mommy

Usai mengembalikan peralatan makan ke dapur, Azriya tidak sengaja berpapasan dengan Adolf. Anak bungsunya yang sangat pendiam dan dingin tersebut sangat mirip dengan Gavriel. Wanita cantik itu mengulas senyum manis, tetapi bocah tampan itu sama sekali tidak melirik kepadanya."Kamu mau ambil apa, Nak?""Coklat," jawabnya singkat. Bahkan Adolf sama sekali tidak menoleh.Azriya mengerutkan kening."Bukannya kamu kemarin sudah makan banyak coklat? Apa gigimu nggak akan sakit, Nak?" tanyanya yang lantas membuat Adolf menoleh."Apa urusan Aunty?""Nak, Aunty cuma mau mengingatkan. Karena 'kan coklat nggak baik buat gigi kamu yang masih dalam masa pertumbuhan. Bagaimana kalau diganti dengan yang lain? Kamu tertarik?" tawarnya dengan senyum cerah."Memangnya apa masalahnya bagi Aunty? Yang akan sakit aku, bukan Aunty 'kan?"Azriya menahan napas mendengar jawaban menohok keluar dari mulut bocah sekecil itu."Tapi cukup siang ini saja, ya, Nak. Nanti jangan makan coklat lagi," ucapnya lagi.Ji
Read more

Chapter 13 | Diusir — Firasat

Malam ini Gavriel melakukan perjalanan bisnis setelah dihubungi oleh salah satu rekannya. Langit malam menurunkan banyak tetesan air hujan beserta guntur yang saling menyambar. Di dalam mansion tersebut, Austin sudah terlelap dengan Azriya yang masih mengusap kakinya. Sesekali penglihatan wanita cantik itu akan menyapu ke seluruh ruangan, siapa tahu ada barang Kartika yang bisa ia jadikan petunjuk.Ceklek!Azriya tersentak saat pintu tiba-tiba pintu dibuka. Wanita cantik itu sempat menoleh kepada Austin, guna memastikan tidur bocah itu tidak terganggu. Baru kemudian dirinya keluar kamar dan menghampiri sang Mommy Mertua."Ada apa, Mom? Mommy mau melihat Austin?" tanyanya saat sudah berdiri di hadapan Lauren."Nggak usah pura-pura polos, Riya. Apa yang kamu lakukan kepada Austin sangat berbanding terbalik dengan apa yang kamu lakukan kepada Adolf."Azriya terperangah kaget."Apa maksudnya, Mom? Aku melakukan apa?" tanyanya dengan raut bingung.Lauren tersenyum miring, ia melipat tanga
Read more

Chapter 14 | Menasihati Adolf

Gavriel langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari Azriya malam ini juga. Pria tampan itu bahkan mengesampingkan penampilannya dengan kemeja basah."Cari Dokter Andreas di rumah sakit. Mungkin Azriya pergi ke tempat Kakaknya!" ucapnya memberikan perintah kepada pengawalnya di balik telepon."Baik, Tuan.""Laporkan apapun perkembangannya. Dan ingat! Aku mau kalian bergerak cepat!""Kami akan melaksanakan semuanya sesuai keinginan Anda, Tuan."TUT!Gavriel meletakkan ponselnya di atas meja. Lelaki itu terus merutuk di dalam hatinya karena tidak ada di tempat saat kejadian itu.Perlahan Gavriel membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang terletak di ruang kerjanya, hingga tanpa terasa kelopak mata itu terpejam lantaran rasa kantung yang menyerang.***Pagi hari.Gavriel merasakan punggungnya pegal-pegal lantaran posisi tidurnya semalam. Dengan perlahan ia menegakkan posisi tubuh dan mulai melangkah keluar ruangan."Loh, Nak! Kamu kok di sini? Katanya ada dinas ke luar kota?" tanya
Read more

Chapter 15 | Tidak Mencintai?

"Bagaimana?!" tanya Gavriel pada anak buahnya yang berada di seberang telepon."Maaf, Tuan. Kami belum menemukan Nona Azriya, tetapi Dokter Andreas ada di rumah sakit. Apa kami perlu menanyakan tentang Nona Azriya kepadanya?" jawab pengawal tersebut."Jangan. Biar itu menjadi urusanku.""Baik, Tuan. Kami akan mengawasi Dokter Andreas dari luar."TUT!Gavriel melepaskan sambungan earphonenya dan lantas melajukan mobil menuju rumah sakit. Mungkin dirinya nanti akan terkesan seperti orang bodoh saat menanyakan keberadaan Azriya. Namun, ia tidak bisa menahan ini lebih lama.'Entah kenapa kamu benar-benar membuatku tertekan, Riya!' batinnya geram.•Mobil mewah tersebut sudah berhenti di parkiran gedung pencakar langit Oran's Hospital. Langkahnya sedikit gugup saat menginjakkan kaki di lantai rumah sakit, pasalnya ini mengingatkan pada mendiang sang istri. Namun, demi Azriya ia harus tetap melakukannya.Langkahnya dengan cepat menuju ke ruangan Andreas. Tangannya menekan handle pintu dan s
Read more

Chapter 16 | Memergoki Lauren

Setelah perdebatan panjang tersebut, Azriya akhirnya luluh saat Gavriel mengatakan Austin terus memanggil namanya. Ditambah dengan saat wanita cantik itu melakukan panggilan video dengan Austin, semakin membuat hatinya terenyuh.Mungkin, inilah yang dinamakan ikatan batin. Azriya memang bukan Ibu kandung Austin, tetapi ia telah memenangkan hati bocah berusia enam tahun tersebut.•Mansion Erlando."Kamu mau langsung ke kamar Austin?" tanya Gavriel saat baru saja menghentikan mobilnya pada parkiran mansion tersebut."Iya," jawab Azriya, singkat."Baiklah, nanti kita akan bicara dengan Mommy setelah makan siang.""Mengenai apa?" "Tentang sikapnya yang sudah salah paham sama kamu," tutur Gavriel.Azriya menghela napas panjang. "Nggak usah. Kalau kamu bicara, malah akan semakin memperkeruh keadaan. Mommy bisa semakin benci sama aku.""Tapi, Riy—""Terserah kamu saja," sahut Azriya dengan cepat.Azriya langsung keluar dari mobil setelahnya, wanita dengan setelan santai itu melangkahkan k
Read more

Chapter 17 | Kelinci Kecil

Beberapa menit kemudian...Azriya mulai bisa menormalkan deru jantungnya. Perlahan kakinya melangkah ke ranjang, lalu mulai mengakses CCTV yang telah dikirimkan oleh Gavriel. Azriya mulai memeriksanya dari rekaman tiga hari sebelum kejadian. Pasalnya menurut cerita dari Gavriel, saat itulah Kartika mengalami perubahan."Kok nggak ada yang aneh, ya? Mommy juga nggak terlalu sibuk di sini, Gavriel juga. Malah cuma ada maid," gumamnya dengan pandangan awas menatap layar ponsel.Rekaman tersebut terus berjalan, hingga di menit ke lima belas, Azriya menangkap pergerakan seorang maid yang sangat mencurigakan. Maid tersebut seperti tengah memasukkan sesuatu ke dalam makanan.Azriya semakin memperbesar layar ponselnya, sejurus kemudian matanya membola lebar saat menyadari itu adalah maid yang tadi berbicara dengan Lauren."Ba-Bagaimana bisa?!" pekiknya dengan suara tertahan.Belum selesai keterkejutannya, Azriya menyadari bahwa makanan di piring itu adalah bubur ayam kesukaan sahabatnya, bahk
Read more

Chapter 18 | Aurell?

Tidak banyak orang yang datang di pemakaman Hanna, keluarga inti hanya ada Azriya dan Lauren. Sedangkan Gavriel saat ini sedang mengurus jaminan kehidupan untuk keluarga Hanna. Azriya sengaja mengikuti sampai pemakaman karena penasaran dengan Lauren. Keyakinannya masih sama, ia masih percaya dengan hatinya bahwa sang Mommy Mertua dalang di balik tindakan Hanna."Ke mana Mommy? Kok dia nggak naik mobil mansion?" gumamnya saat melihat Lauren menyetop taksi di pinggir jalan."Mommy ...!"Lauren menoleh dengan bibir mencebik sebal."Mau ke mana, Mom?" tanyanya."Aku mau ke mana saja bukan urusanmu! Lebih baik kamu pulang saja ke mansion, Riya! Apa urusanmu di sini?!" jawabnya ketus."Aku cuma khawatir kalau Mommy pergi sendirian. Kenapa nggak naik mobil mansion saja? Kan ada supir.""Aku mau ke rumah Silvana! Sedangkan mobil mansion cuma ada satu. Jadi aku ngalah sama kamu!" ujarnya memberikan alasan.Raut wajah wanita paruh baya itu masih tidak bersahabat, tetapi Azriya sama sekali tida
Read more

Chapter 19 | Mencari Jawaban

"Eugh ...."Azriya melenguh seiring dengan kelopak matanya yang mengerjap seakan berusaha menormalkan cahaya yang masuk. Perlahan, kelopak mata itu terbuka sempurna, hingga ia bisa melihat Silvana duduk di sisi ranjangnya."Sayang ... ada yang sakit?" tanyanya lembut.Azriya menggeleng."Sebentar, Kakak ambilkan minum dulu."Silvana bangkit dan meraih segelas air putih yang tersedia sedari tadi di atas nakas, kemudian wanita cantik itu dengan perlahan membantu Azriya untuk minum."Makasih, Kak ""Masih pusing nggak?"Azriya mengangguk sembari memegangi pelipisnya yang masih terasa berdenyut."Tadi air apa yang diberikan Aurell, Kak? Kenapa kayak ada bau sesuatu yang aneh?" tanyanya berterus-terang.Silvana sama sekali tidak terkejut, bahkan ia juga tidak merespon berlebihan. Wanita itu membawa tangannya mengusap lembut bahu adik iparnya tersebut."Itu hanya sirup biasa, Sayang. Mungkin karena masuk kulkas, jadi tercampur bau sesuatu yang lain. Sudah ... jangan kamu pikirkan. Lebih bai
Read more

Chapter 20 | Buku Diary

"Ghina! Sudah selesai?" Azriya sontak menoleh ke sumber suara, sepersekian detik kemudian wanita cantik itu mendengus kesal saat mendapati Lauren tengah berdiri di ambang pintu dapur. 'Padahal sebentar lagi aku akan tahu siapa pelakunya. Huh ... Mommy ini selalu datang di saat yang tidak tepat,' batinnya."Sudah, Nyonya," sahut Ghina."Kalau sudah selesai cepat bawa ke meja makan, putra dan cucuku sudah menunggu di sana," ucapnya dan lantas mengalihkan pandangan kepada Azriya, "kamu juga kembalilah ke depan, Riya. Ngapain di dapur lama-lama? Buang-buang waktu saja!" ketusnya kepada Azriya.Lauren meninggalkan dapur setelah mengatakan hal barusan. Azriya ingin kembali bertanya kepada Ghina, tetapi urung saat melihat maid senior itu sibuk mengantar makanan ke meja makan.•Setelah memastikan kedua anaknya berangkat, Azriya kembali masuk ke dalam guna mencari Ghina. Namun, entah ke mana perginya maid tersebut, bahkan ia sudah berkeliling mansion, tetapi sama sekali tidak menemukan kebe
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status