Home / Pernikahan / Menikahi Suami Sahabatku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Menikahi Suami Sahabatku : Chapter 51 - Chapter 60

103 Chapters

Chapter 51 | [21++] — Permintaan Azriya.

Gavriel melemparkan tubuh mungil itu hingga terpantul di atas ranjang. Azriya hendak memekik, tetapi suaminya dengan cepat mengungkung dan memagut bibir tipisnya sehingga ia tidak dapat mengeluarkan suara. Hanya desahan! Yeah, hanya desahan yang mengudara memenuhi kamar luas bernuansa putih ini. Pria tampan itu terus menyapukan lidah hangatnya pada ceruk leher jenjang sang istri. Mengecap nikmat dan meninggalkan jejak kepemilikannya di sana."Biarkan anak-anak menunggu, kita akan membuatkan mereka adik untuk mereka terlebih dahulu," ucap Gavriel seraya melepas setiap helai benang yang melekat pada tubuh Azriya.Azriya membelalak lebar, "mereka bisa kelaparan, Gav!""Ada maid yang akan mengurus, apa lagi yang harus kamu khawatirkan?""Oughhh ...." Azriya melenguh saat jemari besar itu menggoda inti tubuhnya."Lembab, Baby. Aku yakin kamu tidak bisa menolak kalau sudah seperti ini. Iya 'kan?""Sshhhh." Wanita cantik itu kembali meringis saat Gavriel menekan bencolan kecil di dalam sana
Read more

Chapter 52 | Bermain dengan Tikus Kecil

"Kalian yakin akan kembali pagi ini?" tanya Andreas."Hanya aku dan Azriya, Kak. Anak-anak akan tetap di sini sampai kondisi stabil. Kami perlu mengecek keadaan mansion," sahut Gavriel.Setelah semalam berbincang panjang, pasangan itu memutuskan akan kembali ke Manson Erlando pagi ini. Gavriel secepatnya akan menyelesaikan masalah pelik yang menimpa keluarganya, tidak dipungkiri ia juga ingin hidup damai."Baiklah kalau begitu, jangan sungkan hubungi Kakak kalau kalian butuh bantuan.""Makasih, Kak. Sekali lagi kami harus menitipkan anak-anak sama kamu."Andreas menepuk bahu adik iparnya tersebut, "nggak masalah. Aku sudah bilang sebelumnya 'kan?""Yeah." Gavriel mengangguk begitu pula dengan Azriya, "kami berangkat dulu kalau begitu, Kak.""Ayo aku antar ke depan." Andreas melangkah menuju pintu bersama Gavriel dan Azriya.Pasangan itu juga telah berpamitan kepada anak-anaknya pagi tadi, mereka bilang ada pekerjaan yang harus di urus. Beruntung dua bocah tampan itu memberikan pengert
Read more

Chapter 53 | Terbongkar

Azriya menggandeng pergelangan tangan wanita itu untuk masuk ke dalam kamar. Ia memaksa wanita di depannya ini duduk di sofa dengan tubuh bergetar."Kita akan melakukan apa, Gav?" tanya Azriya dengan seringai senyum licik."Terserah kamu saja. Kamu yang paling tahu," sahut Azriya.Sret!Azriya menarik paksa topeng kulit sintetis itu dari kepala sosok di depannya ini, sehingga membuat wignya juga ikut terlepas. Wanita itu masih menunduk. Selain tidak berani menatap Azriya, ia juga merasakan kulit kepalanya masih sakit."Siapa namamu?" Azriya mengangkat dagu wanita di depannya sehingga ia bisa melihat wajah ketakutan itu."Jawab ...!""Na-Naina. Nama saya Naina, Nyonya," jawabnya dengan suara gemetar."Dengar! Aku malas bermain-main denganmu, jadi jawab saja dengan jujur. Apa tujuanmu melakukan ini?"Hening! Naina tampak menarik napas dalam. Wanita berkulit putih dengan wajah yang tidak asing di mata Azriya itu terlihat sangat gugup."Sa-Saya terpaksa melakukannya, Nyonya. Saya ... terp
Read more

Chapter 54 | Berdamai

"Tenang lah, semuanya sudah selesai 'kan?" Gavriel menghampiri sang istri yang masih diam terpaku dengan tubuh gemetar."Kenapa semua kejadian masa lalu berimbas ke masa kini, Gav? Aku saat itu nggak bermaksud membuat Hanna bunuh diri.""Aku tahu." Gavriel menggandeng Azriya ke ranjang dan membaringkan tubuh sang istri dengan perlahan.Pria tampan itu juga melabuhkan banyak kecupan basah pada wajah cantik Azriya, berharap istrinya bisa sedikit rileks. Meskipun bola mata hitam itu masih memancarkan ketakutan.Yeah! Sedari tadi Azriya memang bersandiwara menutupi ketakutannya, ia tidak mau terlihat lemah di depan Naina."Setiap kejadian yang menimpa kita selalu ada hubungannya dengan masa lalu, dan setiap hal yang terjadi hari ini mungkin saja berimbas pada masa depan. Itu namanya sebab-akibat, Baby. Dan itu semua bukan kesalahan kita, itu sudah takdir."Azriya mengerjap, "kenapa?""Kenapa apanya?" Gavriel kembali melabuhkan kecupannya pada kedua mata wanita cantik itu."Kenapa kamu bis
Read more

Chapter 55 | Kehidupan Baru

Hari terus bergulir berganti minggu, sampai tidak terasa pagi ini tepat satu bulan keluarga Gavriel tinggal di Mansion Erlando. Sesuai janji yang telah disepakati, hari ini adalah saatnya Aurell berkunjung ke Mansion Robertson. Tentunya bersama Austin dan Adolf juga, karena anak-anak itu rencananya akan menginap di sana.Namun, sejak jam enam pagi Azriya belum juga beranjak dari kamar mandi, wanita cantik itu terus mengeluarkan isi perutnya lantaran mual yang tidak tertahan, bahkan ia merasakan mulutnya sudah sangat pahit. Wajah cantik itu berubah pucat dengan tangan dan kaki gemetar, Azriya sampai harus berjongkok di closet agar tubuhnya tidak limbung."Ayo kita ke Dokter saja, Baby." Gavriel dengan telaten memijat tengkuk sang istri sembari mambalurkan minyak kayu putih.Azriya menggeleng, "nggak mau. Aku pusing banget, Gav. Aku nggak kuat.""Aku panggil Dokternya biar datang ke sini, ya." Gavriel lantas menggendong tubuh lemah istrinya dan membaringkan ke ranjang. Tangannya membena
Read more

Chapter 56 | Kondisi Lauren

"Ada apa, Austin?" tanya Gavriel saat mendapati putra sulungnya termenung melihat kedua saudaranya yang tengah asyik bermain."Nggak papa, Dad."Gavriel menghela napas kasar, ia lantas menggandeng tangan Austin menuju ruang tamu. Pria tampan itu juga mengajak serta istrinya. Gavriel sebenarnya sudah menaruh curiga pada Austin, pasalnya bocah tampan itu tampak terdiam sejak mereka masih di Mansion Erlando.Ketiga orang berbeda usia itu sudah sampai di ruang tamu, Gavriel duduk bersebelahan dengan Azriya, sementara Austin duduk di kursi depan mereka. Pasangan itu sama-sama memandang lurus kepada Austin yang masih menunduk."Ada apa, Nak? Ada sesuatu yang mengganggu perasaanmu? Coba katakan kepada Daddy dan Aunty."Hening! Bocah tampan itu masih menahan suaranya."Nak ... ayo bicara." Gavriel kembali membuka suaranya."Nggak ada apa-apa, Dad.""Kamu yakin?" Gavriel kembali bertanya.Austin mengangguk dengan kepala yang masih menunduk, sehingga hal itu tak ayal membuat Azriya penasaran. W
Read more

Chapter 57 | Paket Misterius

Ruang Dokter.Gavriel tengah termenung dengan posisi menunduk saat Dokter menjelaskan kondisi Mommy-nya, pria tampan itu bahkan beberapa kali terdengar menghela napas kasar saat mengetahui bahwa alam bawah sadar sang Mommy masih teringat dengan Silvana, sementara dirinya tidak diingat sama sekali.Gavriel juga turut menyesal, ia tahu bahwa Aurell memiliki garis wajah yang sama dengan Silvana. Jadi ia merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya hari ini membuat sang Mommy histeris."Saya belum dapat memastikan ini reaksi yang membawa dampak positif atau negatif, Tuan. Kita harus menunggu pasien sadar dulu untuk memeriksanya."Gavriel mengangguk, "saya harap ini perubahan yang positif.""Terkadang pasien dengan gangguan jiwa menyimpan rapat satu ingatan tentang seseorang, saat ingatan itu terbuka, reaksinya wajar seperti ini. Yeah! Semoga ini hal baik, Tuan.""Saya akan menunggu sampai Mommy sadar, Dokter."Dokter paruh baya itu menganggukkan kepala, "nanti saya akan panggil kalau pasi
Read more

Chapter 58 | [21++]

Deru mobil memasuki halaman Mansion Robertson, Azriya sontak berdiri dan langsung menyembunyikan kotak tersebut di balik baju yang tengah ia gunakan. Wanita cantik itu lantas menyambut suami dan anak-anaknya yang baru saja sampai."Kalian pasti lapar, ayo makan siang dulu. Mommy sudah siapkan banyak makanan enak, loh!""Wah ... Mommy tahu banget kalau kita lagi lapar," sahut Austin dengan antusias.Azriya tak ayal melepas gelak tawanya, ujung netranya sesekali melirik kepada Gavriel dengan senyuman yang terus terukir di bibirnya."Ya sudah, kalau begitu kalian cepat cuci tangan dan kaki. Baru setelahnya kita makan bersama. Mommy juga sudah lapar menunggu kalian." Azriya terkekeh pelan.Austin dan Aurell sama-sama terkikik geli, sedangkan Adolf hanya tersenyum sekilas."Tadi ada sesuatu, Mom. Jadi kita nggak bisa pulang cepat."Azriya yang hendak membalik tubuhnya sontak berhenti, "sesuatu? Apa?" tanyanya seraya mengalihkan pandangan kepada Gavriel."Nanti saja kita bahas setelah makan
Read more

Chapter 59 | Memeriksakan Kandungan

Tidak terasa hari terus bergulir dan kini jadwal Gavriel kembali mengunjungi Mommy-nya, seperti yang telah direncakan hari ini ia datang bersama Azriya. Mereka hanya berangkat berdua tanpa mengajak anak-anaknya."Aku kok tiba-tiba gugup," ujar Azriya.Gavriel sontak menoleh dan langsung menggenggam tangan istrinya. "Mau ke taman dulu? Nanti kalau sudah tenang, baru kita ke kamar Mommy.""Nggak usah, Gav. Kita langsung masuk saja.""Yakin?"Azriya mengangguk meskipun sebenarnya ada perasaan was-was, tetapi tidak mungkin juga mundur lantaran merasa tidak enak kepada Gavriel. Hingga akhirnya mereka tiba di depan kamar rawat yang dijaga oleh beberapa bodyguard khusus suruhan Gavriel."Tuan Gavriel, Dokter sudah menunggu Anda di dalam.""Yeah."Pintu terbuka. Gavriel lantas masuk bersama Azriya dan langsung mendekat kepada Dokter yang tengah memeriksa keadaan Lauren. Pria paruh baya itu tersenyum melihat kedatangan pasangan tersebut, sedangkan Lauren hanya menatap ke langit-langit kamar de
Read more

Chapter 60 | Bros Misterius

"Adiknya kok diam saja, Mom?" tanya Austin seraya menempelkan kepalanya pada perut rata Azriya.Bocah tampan itu sudah sepakat dengan kedua saudaranya untuk memanggil Azriya dengan sebutan Mommy, mengingat sebentar lagi mereka akan punya adik. "Adik masih tidur, Nak."Austin sontak mengangkat kepala. "Kapan adiknya akan bangun?""Austin, jangan tanya aneh-aneh!" pekik Aurell."Kenapa?" Austin menoleh kepada Aurell dengan tatapan polos."Pertanyaanmu ini berisik, yang ada adik malah nggak nyaman. Kamu mau adik terganggu sama suaramu itu?" Aurell berkacak pinggang memandang pada adik sepupunya tersebut.Sedangkan Gavriel dan Azriya hanya mampu meringis melihat sifat posesif Aurell, berbeda dengan Adolf yang hanya memandang datar.Austin langsung menggeleng. "Nggak mau!""Makanya diam! Jangan cerewet!" Aurell lantas mencium perut Azriya dan berpamitan menuju kamarnya. Sementara Austin langsung tersenyum lebar saat melihat Aurell sudah masuk kamar. Ia kembali memeluk perut Azriya dan mu
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status