"Kok bisa sakit gini, sih, Kak?" Azriya dengan telaten mengganti cairan infus, ia juga sesekali menyeka keringat yang seakan tidak mau berhenti menetes di kening Andreas. "Mana nggak mau dirawat di rumah sakit lagi. Kenapa, sih?" gerutunya lagi.Azriya bukannya terpaksa merawat Andreas, tetapi ia kesal dengan Kakaknya yang tidak mau di rawat. Sedari dulu Andreas paling anti dirawat di rumah sakit. Mau separah apapun sakitnya, ia tetap memilih rawat jalan. Entahlah, mungkin karena bekerja di rumah sakit, menyebabkan Andreas jadi bosan kalau sakit harus tidur di rumah sakit juga."Jangan gitu, kasihan Kak Andreas," sahut Gavriel.Azriya memalingkan wajah dengan tatapan kesal. "Aku itu khawatir, Gav. Kakak memang selalu begini, kalau sakit itu seharusnya di rawat biar cepat sembuh, bukannya kayak gini!""Ini hanya demam biasa, Riya," timpal Andreas dengan kekehan kecil.Azriya merendahkan tubuhnya. "Aku khawatir sama Kakak. Makanya aku selalu cerewet.""Yeah. Nggak papa." Pria itu menge
Baca selengkapnya