Semua Bab Menikahi Suami Sahabatku : Bab 61 - Bab 70

103 Bab

Chapter 61 | Kembalinya Xavier

Mobil mewah keluaran terbaru berwarna hitam metalik itu baru saja melesat meninggalkan Bandara dengan membawa seorang pria berpenampilan kasual di dalamnya. Pria yang masih sibuk dengan layar ponselnya itu sesekali tersenyum saat melihat foto seorang wanita yang ia cintai sedari dulu."Kalau dulu aku melepaskan mu, tapi tidak untuk sekarang. Kali ini aku pasti bisa mendapatkan mu," gumamnya dengan tatapan yang tidak lepas dari layar tersebut.Mobil itu berhenti di depan Villa megah setelah menempuh perjalanan selama satu jam. Villa yang terletak di sekitar perbukitan dan jauh dari kota. Pemandangannya asri dengan suasana tenang dan udara dingin. Sudut bibir pria itu menyunggingkan senyuman aneh. "Aku tidak sabar membawamu ke sini, dan kita akan menghabiskan waktu bersama, Honey. Untuk selamanya!" gumamnya lagi."Anda sudah sampai, Tuan?" sapa salah satu maid di sana.Pria itu memicingkan mata, kemudian ia lantas mengangguk dan berjalan memasuki lift tanpa menjawab pertanyaan barusan.
Baca selengkapnya

Chapter 62 | Keanehan Azriya

"Kok bisa sakit gini, sih, Kak?" Azriya dengan telaten mengganti cairan infus, ia juga sesekali menyeka keringat yang seakan tidak mau berhenti menetes di kening Andreas. "Mana nggak mau dirawat di rumah sakit lagi. Kenapa, sih?" gerutunya lagi.Azriya bukannya terpaksa merawat Andreas, tetapi ia kesal dengan Kakaknya yang tidak mau di rawat. Sedari dulu Andreas paling anti dirawat di rumah sakit. Mau separah apapun sakitnya, ia tetap memilih rawat jalan. Entahlah, mungkin karena bekerja di rumah sakit, menyebabkan Andreas jadi bosan kalau sakit harus tidur di rumah sakit juga."Jangan gitu, kasihan Kak Andreas," sahut Gavriel.Azriya memalingkan wajah dengan tatapan kesal. "Aku itu khawatir, Gav. Kakak memang selalu begini, kalau sakit itu seharusnya di rawat biar cepat sembuh, bukannya kayak gini!""Ini hanya demam biasa, Riya," timpal Andreas dengan kekehan kecil.Azriya merendahkan tubuhnya. "Aku khawatir sama Kakak. Makanya aku selalu cerewet.""Yeah. Nggak papa." Pria itu menge
Baca selengkapnya

Chapter 63 | Drama Pagi Hari

Malam ini Gavriel tengah berada di ruang kerjanya bersama Zhask, beberapa saat lalu pria itu merana lantaran Azriya tidak mau tidur dengannya dan lebih memilih bersama anak-anak. Beruntung Zhask datang membawakan dokumen untuk dibahas, jadi Gavriel bisa melupakan sedikit kekesalannya."Perusahaan ini sudah lama menjadi rival kita, dan dia mau membeli saham? Kau tidak merasa aneh, Zhask?""Sebenarnya saya juga curiga, Tuan. Makanya saya belum memberi kejelasan tentang penawaran beliau.""Bagaimana kalau ditolak saja. Aku kemarin sudah mengecek penawarannya, sebenarnya menggiurkan karena dia mematok harga tinggi. Tapi aku malas kalau sahamku jatuh ke tangannya, meskipun itu hanya sepuluh persen.""Kalau Anda sebagai pemimpin tertinggi tidak setuju, saya akan kembalikan berkas penawaran itu berserta alasan penolakannya, Tuan."Gavriel mengangguk, ia mengambil map berwarna biru tua dan menyerahkannya kepada Zhask. Pria berusia 26 tahun itu menerimanya, baru kemudian ia pamit pulang.Gavri
Baca selengkapnya

Xavier Menemui Azriya

Azriya yang merasa bosan karena tidak ada kegiatan apa-apa, akhirnya memutuskan keluar guna mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan. Beberapa saat lalu ia sudah membuat janji dengan Elena, niat awalnya memesan salad buah malah ia manfaatkan untuk mengajak Elena jalan-jalan, beruntung Elena tidak ada jadwal di rumah sakit hari ini.Pusat perbelanjaan tidak terlalu ramai, sehingga Azriya dan Elena bisa leluasa jalan-jalan. Dua wanita cantik itu pergi tanpa pengawalan bodyguard, tetapi tidak membuat keduanya mengkhawatirkan apa-apa."Ayo kita makan dulu, Riya.""Iya, El. Tapi aku pengen makan nasi goreng sama sup buntut, dicampur gitu kayaknya enak."Elena sontak saja membelalakkan mata. Ia sudah mendengar banyak tentang keanehan Azriya dari Andreas, tetapi tetap saja kaget saat berhadapan langsung."Memangnya enak?" tanyanya Elena, ragu."Makanya kita coba dulu, El. Kamu juga harus mencobanya."Elena semakin terhenyak. "Aku makan yang normal-normal saja, Riy. Cukup nasi goreng saja ti
Baca selengkapnya

Rencana Xavier

Seperti yang telah direncakan sebelumnya, hari ini Elena mengunjungi Mansion Erlando dengan membawa banyak salad buah. Wanita itu sudah menyiapkan banyak mental untuk menghadapi sikap aneh Azriya."Wah .. kamu akhirnya datang juga, El. Aku sudah nungguin kamu dari tadi."Elena mengangguk dan ia lantas melangkah masuk. "Suami dan anak-anak kamu di mana? Kok sepi?""Kalau Gavriel ada keperluan mendadak tadi sama asistennya, aku nggak tahu apa. Kalau anak-anak lagi berenang di belakang. Kamu mau di sini saja atau di belakang?" "Di belakang boleh, deh. Seru kayaknya kalau lihat anak-anak main," sahut Elena yang langsung diangguki oleh Azriya.Kedua wanita itu berjalan menuju kolam renang yang terletak di halaman belakang, suara riuh canda tawa anak-anak langsung terdengar bersahut-sahutan. Elena mengulas senyum saat netranya beradu pandang dengan Aurell, begitu pula dengan gadis kecil itu yang langsung memanggil namanya. "Kakak El!" pekik Aurell.Elena melambaikan tangan seraya tersenyu
Baca selengkapnya

Azriya Hilang

"Baby?" Gavriel berjalan memasuki mansion dengan langkah tergesa. Ia sudah mendengar kalau Elena kecelakaan, apalagi wanita itu baru saja pulang dari kediamannya. "Kenapa sepi sekali?" gumamnya.Gavriel berjalan menuju kamar Austin dan menemukan ketiga anaknya di sana, tetepi tidak dengan istrinya. Kemudian pria itu memilih menemui kepala maid, barulah Gavriel tahu kalau Azriya sudah lebih dulu ke rumah sakit bersama bodyguard."Zhask, ayo kita sekarang ke Green Hospital. Azriya sudah lebih dulu ke sana diantar bodyguard.""Baik, Tuan."Gavriel duduk di kursi depan, ia sedikit lega karena istrinya sudah ke sana. Namun pria itu juga khawatir kalau Azriya stres karena memikirkan keadaan Elena, oleh karena itu ia juga ingin segera sampai di rumah sakit.Setelah menempuh perjalanan tidak terlalu lama, mobil tersebut sudah berhenti di parkiran rumah sakit, Gavriel langsung berlari memasuki lift guna menuju lantai di mana Elena di rawat.Namun, saat sampai di sana semuanya kosong. Tidak ada
Baca selengkapnya

Sisi Lain Xavier

"Sudah lama aku menantikan ini, Riy. Aku tidak bisa tenang hidup tanpa kamu." Pria itu menunduk, mendekatkan wajahnya kepada wajah Azriya. "Asal kamu tahu, setelah kita putus waktu itu, tidak terhitung berapa kali aku melakukan percobaan bunuh diri, Riy. Aku yang kau lihat saat kita bertemu di penthouse Andreas, dan saat kau ke Australia, itu hanyalah topeng sebagai penutup sifat asliku! Dan inilah aku yang sesungguhnya, Riy! Aku yang selalu terobsesi padamu!" jelasnya dengan menekan di setiap intonasi kata. Xavier menjauhkan wajah, netranya menatap lurus ke manik bening wanita yang dicintainya itu. Tampak jelas kalau Azriya masih sangat terkejut, tetapi hal itu malah membuat Xavier menarik sudut bibirnya."Kamu terkejut, Honey?" Xavier memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Sejurus kemudian pria itu melepas gelak tawanya, ia terbahak-bahak layaknya orang yang tengah kesenangan. "Aku memang ingin membuatmu terkejut, Honey!" sentaknya yang sontak membuat Azriya terlonjak kaget.Azr
Baca selengkapnya

Tipuan Gavriel

Steve bangkit dari duduknya, pria itu mengambil tas yang berisi beberapa map. Kemudian ia mengeluarkan sebuah map hitam dari sana, senyumnya langsung mengembang saat jemarinya mulai membuka map tersebut."Aku akan memberimu sebagian, Xav. Aku tidak mungkin menikmati ini sendiri.""Tidak perlu, aku sudah puas saat mendapatkan Azriya. Anggap saja itu sebagai bayaranmu.""Tapi aku tetep ingin memberikannya, setidaknya tiga puluh persen."Xavier menggelengkan kepala. "Sudah aku bilang tidak usah, lagi pula harta yang diwariskan Ayah sudah banyak. Aku pun malas harus menerima harta bekas Gavriel.""Xav—""Sudahlah, Steve. Kau ambil saja semuanya, aku tidak berminat mengambil sepeserpun harta pria keparat itu."Steve mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Sekarang aku akan memeriksa berkasnya, aku penasaran apa saja yang ada di sini.""Periksalah."Steve tidak menyahut, ia mulai fokus memeriksa lembaran kertas tersebut. Jarum jam terus berputar, mengganti detik dengan menit, hingga kening pria
Baca selengkapnya

Kabur

Mobil yang ditunggangi Xavier sudah berhenti di Bandara, tetepi pria itu mengurungkan niatnya untuk turun lantaran melihat banyak sekali orang berpakaian serba hitam berjaga di sana. Pria itu menoleh kepada Azriya yang masih tertidur karena pengaruh obat yang tadi ia berikan."Apa jangan-jangan mereka anak buahnya Gavriel? Ah, aku nggak mau membuat resiko dengan membawa Azriya keluar sekarang," gumamnya.Pria itu meraih ponsel dan lantas mencari nomor Steve, kemudian ia langsung meminta panggilan telepon dengan sahabatnya itu."Halo, Xav. Kau sudah sampai Bandara?" tanya Steve di seberang telepon."Sudah. Tapi di sini banyak sekali orang berpakaian serba hitam, Steve. Aku khawatir kalau mereka anak buahnya Gavriel.""Orang berpakaian hitam?""Yeah. Mereka bergerombol dan terlihat sedang mengawasi sekitar.""Lalu Azriya bagaimana?" Xavier lantas menoleh melihat kepada Azriya. "Dia masih tidur. Tadi di jalan aku kasih minuman yang dicampur obat tidur, niatnya biar dia nggak banyak tany
Baca selengkapnya

Dendam Steve

Azriya menghentikan laju mobil saat sampai di depan gerbang Mansion Robertson. Wanita itu turun dan berlari menuju penjaga yang juga terkejut melihatnya."Bawa mobil ini pergi dari sini! Pokoknya kalian harus membawanya ke tempat jauh, terserah mau ke mana!""Ba-Baik, Nyonya," sahut pengawal itu dengan gugup."Buka pagarnya! Aku mau masuk!" Pagar megah itu dibuka oleh dua orang penjaga dan Azriya langsung masuk setelahnya. Wanita cantik itu terus meneteskan air mata bahagia saat berhasil kabur, tetapi ini belum berakhir, ia yakin pasti Xavier akan mencarinya.Azriya langsung menelepon nomor Gavriel menggunakan telepon rumah. Wanita itu menanti dengan sabar sampai akhirnya sambungan telepon terhubung."Halo," sapa Gavriel di seberang telepon."Gav! Ini aku ... Azriya. Aku di Mansion Robertson sekarang!" pekiknya diselingi dengan isak tangis."Az-Azriya?"Wanita cantik itu mengangguk meskipun tahu Gavriel tidak dapat melihatnya. Bibirnya tidak mampu mengeluarkan suara, hanya ada isakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status