Home / Pernikahan / Menikahi Suami Sahabatku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Menikahi Suami Sahabatku : Chapter 71 - Chapter 80

103 Chapters

Sisi Lain Adolf

"A-apa maksudmu, Steve?"Steve langsung memalingkan wajahnya kepada Xavier, dari sorot matanya sudah terlihat jelas kalau pria itu menahan amarah."Kau pasti masih ingat aku pernah menceritakan tentang Matthew Robertson, orang yang membantu perusahaanku di saat terpuruk dulu."Xavier tampak menimbang-nimbang, tetapi sejurus kemudian ia mengangguk. "Aku ingat," jawabnya dengan suara lirih."Dia mati ditangan Gavriel, padahal saat itu aku dan Matthew ingin merayakan ulang tahunnya yang ke tiga puluh lima tahun. Aku sakit hati Matthew dibunuh dengan sadis di apartemennya sendiri, Xav," jelasnya panjang lebar."Baiklah. Kalau begitu, kapan kita akan bergerak?" tanya Xavier yang membuat Steve menyunggingkan senyuman miring."Besok malam. Hari ini aku akan mengumpulkan pasukan dan membagi tugas."Xavier mangut-mangut, pria itu langsung bangkit dari sofa. Kemudian ia mengeluarkan beberapa kartu dari kantongnya, sekitar ada lima kartu yang lantas ia serahkan kepada Steve."Gunakan untuk keper
Read more

Penyerangan

Gavriel baru saja membelokkan mobilnya memasuki gerbang Mansion Robertson, ia meninggalkan mansionnya sendiri setelah beberapa saat lalu menghimbau pengawalnya untuk bersiap kalau saja ada penyerangan dadakan dari musuh.Meskipun Gavriel yakin Steve tidak akan menyerang di saat hari masih terang, tetapi tetap saja harus mempersiapkan pengawalnya, dan Zhask lah yang mengemban tanggung jawab itu.Pria itu bukannya lepas tanggung jawab, tetapi ia mempunyai kewajiban untuk mengamankan anak dan istrinya terlebih dahulu. Baru nanti malam ia akan kembali lagi ke Mansion Erlando."Kalian langsung masuk saja ke dalam dan temui Mommy, Daddy harus menelepon Uncle Zhask dulu.""Baik, Dad," sahut ketiga bocah itu dengan kompak, setelahnya mereka langsung keluar mobil dan berjalan beriringan memasuki mansion.Di dalam mobilnya, Gavriel langsung mengambil ponsel dan menyambungkan panggilan dengan nomor Zhask. Hingga tidak seberapa lama kemudian sambungan telepon itu terhubung."Halo, Tuan." Terdenga
Read more

Memenangkan Pertarungan

DOR!DOR!Gavriel tidak memberikan kesempatan Xavier untuk membela diri, ia paling malas dengan orang yang membuat masalah dan ingin orang itu segera selesai. Dua timah panas mendarat sempurna di kepala Xavier, meskipun ini bukan balasan yang setimpal karena pria itu sudah menculik istrinya, tetapi setidaknya Gavriel lega sudah mencabut nyawanya.Gavriel memutari mobil dan membuka pintu di sisi sebelah, ia menarik tubuh tanpa nyawa Xavier untuk keluar. Ia sama sekali tidak memperdulikan tangannya yang bersimbah darah."Berhenti kalian semua!" teriaknya.Para pengawal yang sedang bertarung langsung menghentikan aksi mereka, saat itu juga semua mata membelalak lebar tatkala mendapati Gavriel mencengkram baju bagian belakang Xavier yang sudah penuh dengan darah."Pertarungan malam ini sudah selesai bahkan saat waktu belum berjalan sepuluh menit. Kalian lihat?! Tuan kalian sudah mati di tanganku!"Para pengawal itu masih tidak bergeming, tetapi satu persatu dari anak buah Steve mulai menu
Read more

Ingatan Lauren

Gavriel sampai di Mansion Robertson dan langsung disambut oleh istrinya, pria itu mengecup kening Azriya dan lantas mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu."Anak-anak nggak bangun 'kan?" "Tidak, Gav. Tadi Adolf sempat susah tidur, firasatku dia mikirin kamu meskipun anak itu tidak bilang apa-apa.""Oh, iya?" Azriya mengangguk. "Aku sempat bertanya, tapi dia tidak mau berbagi. Ya sudah, aku juga tidak memaksanya berbicara.""Besok saja mungkin dia mau bicara, Baby.""Yeah, semoga saja. Aku sebenarnya ingin menjadi teman bicara untuk Adolf, aku takut dia memendam semuanya sendirian, Gav. Mau bagaimanapun kalau kita berbagi, semuanya akan terasa ringan. Tapi aku juga memahami kalau Adolf berbeda dengan Austin yang periang, dia seperti Kartika yang tidak suka membagi kesedihannya. Anak itu selalu memikirkan jalan keluarnya sendiri, tanpa mau merepotkan orang lain."Gavriel mengangguk, pria itu setuju dengan ucapan istrinya. Setiap anak mempunyai karakter dan sifatnya masing-masing, tida
Read more

Kehilangan Ingatan

Gavriel berjalan menuju ruang Dokter bersama Azriya, sedangkan ketiga anaknya asyik bermain bersama Lauren."Silakan duduk, Pak Gavriel. Sudah lama Anda tidak berkunjung ke sini," sapa Dokter Sam — pria paruh baya yang selama ini menangani Lauren."Ah, iya, Dokter. Akhir-akhir ini banyak sekali masalah, terutama perusahaan saya. Apa saya sudah melewatkan banyak hal tentang Mommy?"Dokter Sam mengulas senyum di wajah keriputnya. "Bukan masalah serius sebenarnya, Pak. Ibu Lauren mengonsumsi banyak obat-obatan setelah kejadian terkahir Anda ke mari itu. Sebenarnya kami terpaksa memberi banyak obat, karena Ibu Lauren diam-diam melukai dirinya sendiri sehingga kami memutuskan menggunakan obat dengan dosis yang lebih tinggi," ujar Dokter tersebut."Mommy melukai dirinya?" tanya Gavriel."Benar, Tuan. Ibu Lauren memang tidak mengamuk, beliau hanya diam seharian dan kadang-kadang menggumamkan nama Silvana, seperti yang saya infokan beberapa minggu lalu melalui telepon. Namun, dibalik itu Ibu
Read more

Memutuskan Berdamai

Gavriel membelokkan mobilnya memasuki gerbang Mansion Robertson tepat saat jam makan siang, ia belum menghuni Mansion Erlando karena memang sengaja ingin mengosongkan mansion itu terlebih dahulu."Mobil siapa itu?" tanya Azriya saat melihat sebuah mobil terparkir di halaman mansion."Sepertinya punya Zhask, Baby."Wanita cantik itu menganggukkan kepala. Setelah mobil terparkir, mereka semua turun dan langsung berjalan memasuki mansion. "Anak-anak, kalian masuk ke dalam dulu, ya. Mom sama Dad mau menemui Uncle Zhask dulu," ujar Azriya dengan suara lembutnya."Iya, Mom," sahut Austin yang lantas diangguki oleh kedua saudaranya.Azriya menatap punggung ketiga bocah itu yang sudah berjalan masuk, sementara ia dan Gavriel langsung menuju ruang tamu untuk menemui Zhask. Sampai di sana pasangan itu mendapati Zhask tidak sendirian, melainkan bersama Naina."Sudah lama, Zhask?" sapa Gavriel yang lantas membuat pria muda itu bangun dari duduknya.Keduanya berjabat tangan, begitu pula dengan A
Read more

Kecelakaan

Pagi ini Azriya sibuk membuat bubur ayam, bahkan wanita cantik itu terus berkutat di dapur sejak jam empat pagi. "Belum selesai, Baby?"Azriya mengangkat kepala dan pandangannya langsung tertuju pada Gavriel, bibirnya mengulas senyum saat sang suami melabuhkan kecupan basah pada ceruk lehernya."Tinggal menatanya saja, Gav.""Kenapa tidak minta tolong maid?" Pria itu melingkarkan tangannya di perut sang istri, sembari telapak tangannya mengelus lembut perut buncit itu."Tidak, aku mau mengerjakan semuanya sendiri. Pokoknya aku mau menyiapkan makanan yang sangat spesial untuk Mommy."Gavriel terkekeh mendengarnya, ia meletakkan dagu di bahu Azriya, dengan begini ia bisa menghirup dalam-dalam aroma harum khas tubuh istrinya."Terima kasih, ya, karena kamu sudah baik sama Mommy. Tapi sayang sekali aku nanti tidak bisa mengantar kalian.""Tidak masalah, Gav. Aku dan anak-anak bisa pergi dengan supir, nanti saat jam makan siang mungkin kami sudah sampai mansion, kok.""Benarkah?"Wanita c
Read more

Pengakuan Adolf

Gavriel menerima telepon dari kepolisian yang mengabarkan kalau mobilnya kecelakaan. Pria itu terhenyak saat menyadari mobil yang dimaksud polisi tadi adalah mobil yang dikendarai istri dan ketiga anaknya.Tanpa membuang-buang waktu, ia langsung pergi meninggalkan kantor dan menuju rumah sakit. Sampai di sana ia langsung menuju ruang ICU untuk melihat kondisi istrinya yang tengah kritis."Azriya pendarahan, Gav. Dokter Kandungan sedang menangani di dalam sana, aku harap kamu bisa tenang," ujar Andreas berusaha menenangkan adik iparnya."Bagaimana aku bisa tenang, Kak? Istriku pendarahan. Lalu keadaan anakku bagaimana?""Apapun yang terjadi, percayalah kalau Dokter akan melakukan yang terbaik. Kamu percaya saja dan doakan agar Azriya bisa melalui semua ini."Gavriel membalik badan dan membawa tangannya menjambak rambut dengan frustasi. Pria itu mendudukkan diri di kursi tunggu saat Andreas beberapa kali melarangnya masuk ruang ICU."Apa janinnya akan selamat, Kak?""Maaf, tapi aku belu
Read more

Meminta Bantuan

Gavriel meneruskan langkah menuju ruang ICU, ia langsung melihat ke dalam ruangan melalui kaca kecil yang terdapat di pintu ruangan itu. Tampak di dalam sana para tim medis masih sibuk memeriksa keadaan Azriya.Akhirnya pria itu memilih duduk di kursi tunggu, lagi-lagi ia harus pasrah atas apa yang menimpa istrinya meskipun rasanya sangat menyakitkan. Tidak seberapa lama kemudian pintu terbuka dan Dokter keluar dari sana."Dokter!" Gavriel langsung bangkit dan menghampiri sang Dokter. "Bagaimana keadaan istri saya,?" tanyanya.Dokter perempuan itu tidak langsung menyahut, ia tampak berpikir sejenak dan menghela napas beberapa kali. "Mari kita berbicara di ruangan saya saja, Pak, agar lebih nyaman.""Iya, baiklah."Dokter tersebut mempersilakan Gavriel berjalan di sisinya, keduanya berjalan menuju ruangan berukuran sedang yang masih terletak di lantai yang sama. "Silakan duduk, Pak Gavriel.""Terima kasih, Dok."Dokter perempuan bernama Eva itu kembali menarik napas dalam sebelum membu
Read more

Kehilangan

Setelah Naresh pamit dari rumah sakit, Gavriel juga ikut keluar dari kamar rawat putranya. Pria itu meneruskan langkah menuju kamar Aurell dan Austin.Sampai di sana, ternyata dua anak itu sudah membuka mata. Gavriel lantas menuju ranjang dan mengecup kening keduanya secara bergantian. "Masih terasa nyeri, Nak?""Tidak, Dad. Dokter baru saja menyuntikkan obat pereda nyeri. Tadi saat kami baru bangun memang rasanya nyeri sekali, tapi Kakak Aurell segera memencet tombol dan tidak seberapa lama setelahnya Dokter masuk," sahut Austin.Pria itu mangut-mangut mendengar jawaban putranya, ia mengalihkan pandangan pada kaki kanan Austin yang dibalut perban. Rasa dendam kembali menjalari rongga dada Gavriel, apalagi saat melihat Aurell dan mendapati tangan kiri gadis kecil itu turut di perban. Bukan hanya tangan dan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga dibalut perban. Gavriel menarik napas dalam guna memenuhi paru-parunya yang sesak. Rasanya ngilu sekali melihat anak-anaknya seperti ini."Dad
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status