Home / Pernikahan / Menikahi Suami Sahabatku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menikahi Suami Sahabatku : Chapter 31 - Chapter 40

103 Chapters

Chapter 31 | Kado Misterius

Langit sudah mulai gelap dan Gavriel baru saja tiba di Bandara, tidak seberapa lama kemudian bodyguardnya datang untuk menjemput. Mobil mewah itu membawanya melesat menuju sebuah gedung apartemen."Ini gedung apartemennya?" tanyanya pada para bodyguard tersebut."Benar, Tuan. Di gedung ini Nona Azriya tinggal."Gavriel mengangguk. Kemudian ia meminta kepada salah satu bodyguard untuk membeli bunga dan juga makanan, lantas meminta mereka menaruh itu semua di depan pintu unit milik Azriya.Dari layar ponselnya, Gavriel dapat melihat Azriya yang kebingungan dengan barang-barang kirimannya saat baru saja membuka pintu. Raut wajah itu begitu menggemaskan baginya.Ah, andai saja Gavriel bisa memberikannya langsung. Namun, lagi-lagi dirinya harus bisa bersabar."Semoga kamu suka dengan makanannya, Riya," gumamnya dan lantas mematikan layar ponsel.***Di sisi lain, Azriya lantas membawa barang-barang itu masuk. Niatnya tadi ingin keluar, tetapi saat di depan pintu malah menemukan paper bag b
Read more

Chapter 32 | Kembali?

Tidak terasa sudah dua bulan Azriya berada di negara ini. Selama itu juga ia tidak mengetahui kalau Gavriel mengawasinya, bahkan wanita cantik itu setiap hari memakan makanan yang dikirimkan oleh Gavriel. Namun, Azriya tetap tidak mencurigai siapapun.Hingga akhirnya pagi ini ia mendapatkan fakta yang mencengangkan. Paper bag dan buket bunga itu tidak datang sendirian, melainkan bernama Gavriel. Yeah! Setelah berpikir panjang, ternyata pria tampan itu tidak dapat menahan lagi perasaannya. Ia tidak sanggup jika hanya mengawasi Azriya dari jauh. Maka hari ini dengan semua keberaniannya, ia datang ke hadapan Azriya.•"Sampai kapan kau akan mencampakkan suamimu seperti ini, Riya? Kau bukannya menyambut ku, malah terus saja menghindar."Yeah! Sejak jam enam pagi tadi Gavriel sudah berada di dalam apartemen milik Azriya. Pria tampan dengan setelan kasual itu duduk di sofa ruang tamu, sementara Azriya berdiri menatap nyalang ke arahnya dari mini bar."Kamu tidak capek berdiri saja di situ
Read more

Chapter 33 | Kembali ke Mansion

Setelah perdebatan panjang dan juga memikirkan semua kemungkinannya, Azriya merasakan sakit hatinya sudah tidak separah dulu lagi. Hatinya sudah lumayan sembuh, juga perasannya yang berangsur membaik.Maka hari ini ia memutuskan kembali ke negaranya. Selain merindukan kedua anak sambungnya, ia juga merindukan sang Kakak. Apalagi di tambah saat Gavriel mengatakan sudah menyelidiki kasus kematian Kartika selama dua bulan ini, ia merasa pria itu sudah kapok dan berubah."Sudah siap?""Iya. Aku sudah nggak sabar ketemu Austin dan Adolf. Huh ... memang terkadang kabur dari masalah itu ada benarnya juga," ucap Azriya, terkikik geli.Gavriel turut tersenyum mendengarnya, "asalkan bisa bikin kamu tenang, aku nggak masalah. Tapi setelah ini tolong jangan pergi-pergi lagi, aku nggak bisa tanpa kamu. Kita akan menghadapi masalah ini sama-sama, Riya," ucapnya."Iya. Aku nggak akan pergi lagi asalkan kamu nggak mengulangi kesalahan dulu. Aku harap kamu peka, dan kita bisa belajar banyak hal dari k
Read more

Chapter 34 | Mengatasi Dingin [21++]

Azriya menggeliat saat merasakan sebuah tangan besar melingkar di perutnya. Wanita cantik itu dengan perlahan mengerjapkan kelopak mata, sehingga ia langsung mendapati Gavriel memeluk tubuhnya dari belakang."Dia tidur setelah mandi tadi?" gumamnya.Wanita cantik itu melarikan pandangannya pada jam yang bertengger di dinding, ternyata masih ada lima belas menit lagi untuk makan malam. Azriya mulai menggoyang-goyangkan tubuh atletis itu, sehingga membuat sang empunya terusik."Kenapa?" tanyanya dengan suara serak seraya semakin mengeratkan pelukannya.Sedangkan Azriya sontak membelalakkan mata, berada di posisi se-intim ini tentu saja membuatnya sesak napas."Ih, Gav! Sebentar lagi jam makan malam, loh.""Aku bisa meminta maid mengantarkan makan malam kita ke kamar. Bagaimana? Kau tertarik?"Azriya semakin membolakan manik indahnya, "tidak! Aku sama sekali tidak tertarik! Ih ... minggir, Gav!" Wanita cantik itu terus mendorong lengan Gavriel, tetapi tenaga suaminya itu jelas saja lebih
Read more

Chapter 35 | Yang Pertama — Sikap Tegas Gavriel

Kamar luas dengan desain modern itu sudah hening setelah beberapa menit lalu penuh dengan suara erangan dan desahan panas. Azriya juga sudah tidak merasakan dingin, tubuhnya bahkan berkeringat, dan jangan lupakan rasa nyeri juga panas di pangkal pahanya.Yeah! Pagi ini Azriya sudah menyerahkan mahkotanya untuk Gavriel.Pria tampan itu menjadi yang pertama untuknya. Setelah 23 tahun ia menjaga mahkotanya. Pagi ini ia memberikannya dengan suka rela kepada sang suami. Bisa dikatakan, saat ini Azriya sudah menjadi istri seutuhnya untuk Gavriel.'Kartika ... aku sudah menyerahkan mahkotaku untuk Gavriel. Kamu pasti dapat melihat semuanya dari sana. Aku sudah ... aku sudah melakukannya dengan Gavriel, Ka. Aku ... a-aku, sudah menjadi istrinya Gavriel. Seperti permintaanmu saat itu,' batin Azriya.Tanpa terasa air matanya menitik. Ia belum bisa menjalankan wasiat sahabatnya untuk membongkar misteri di Mansion Erlando, juga siapa yang telah membunuh Kartika. Ada perasaan bersalah yang langsun
Read more

Chapter 36 | Gavriel Tukang Modus

Setelah menyantap makanan yang telah diantarkan oleh maid, Azriya kembali tidur karena merasakan tubuhnya masih lemah. Wanita cantik itu merasa kehilangan banyak energi karena pergumulannya tadi dengan sang suami.Ternyata sikap Lauren malah membawa keuntungan baginya. Mungkin jika Mommy Mertuanya itu tidak menyiramnya tadi pagi, entah kapan ia dan Gavriel akan menyatu.Di sisi lain, Lauren masih terdiam di kamarnya dengan tatapan nanar. Ia masih tidak habis pikir dengan sikap putranya yang berubah drastis, padahal dulu jangankan berkata kasar dan melawannya, berbicara dengan nada tinggi saja Gavriel hampir tidak pernah. Kepalanya mendadak nyeri, hingga deringan pada ponselnya cukup membuat Lauren terhenyak.Lauren segera menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel itu pada daun telinganya."Halo?" sapa seseorang di balik telepon."Bagaimana? Gavriel sudah membela istrinya sekarang!" Lauren berbalik bertanya dengan suara bergetar.Terdengar helaan napas kasar dari seberang telepon,
Read more

Chapter 37 | Matthew Robertson

Malam semakin larut, tetapi dua insan yang baru saja masuk kamarnya itu belum merasakan kantuk sama sekali.Yeah! Gavriel dan Azriya baru saja dari kamar Adolf lantaran malam ini harus melepas perban bocah tampan itu. Luka kecelakaannya beberapa bulan lalu sudah sepenuhnya kering, Azriya juga meminumkan vitamin untuk Adolf agar tubuh anak laki-laki itu kuat."Syukur Adolf sudah benar-benar pulih, Riya. Lukanya sudah kering semua," ucap Gavriel seraya mendudukkan dirinya di ranjang."Tinggal kasih pelembab saja kulitnya biar warnanya cepat kembali seperti semula. Nanti aku minta ke Kak Andreas."Gavriel mengangguk, "makasih, Riya," ucapnya."Sama-sama, Gav. Sebenarnya masih ada yang ingin aku bicarakan, ini tentang Mommy.""Mommy?" tanya Gavriel dengan kening mengerut."Kamu 'kan katanya sempat cari tahu tentang Mommy, dan kata kamu ada orang lain di baliknya. Mungkin nggak kalau orang itu ada di sekitar kita?"Deg!Gavriel tertegun mendengarnya."Setiap ada aku, pasti ada saja kesiala
Read more

Chapter 38 | Penyesalan Gavriel — Rencana

Azriya berjalan cepat memasuki mansion dan langsung naik menuju kamarnya. Bahkan wanita cantik itu sampai tidak mengantar Austin dan Adolf ke kamar. Kekesalannya lantaran sikap Matthew yang kurang ajar benar-benar membuat emosinya meluap. Brakkk!"Pelan-pelan, Azriya! Pintuku bisa lepas kalau kau buka paksa seperti itu!""Buang saja sekalian kalau rusak! Aku tidak peduli!"Gavriel meringis melihat sang istri yang begitu emosi. Ia belum tahu penyebab kemarahan Azriya, karena istrinya itu memang belum jujur. Sedangkan selama di Mansion Robertson tadi, Azriya lebih banyak diam.Sama seperti perjalanannya pulang di mobil, Azriya masih betah bungkam. Beruntung mobilnya berpisah dengan sang Mommy dan kedua anaknya, kalau tidak pasti semuanya akan bertambah rumit."Ada apa sebenarnya? Apa yang mengganggumu, Baby?"Sret!Azriya melayangkan tatapan tajam kepada Gavriel. Wanita cantik itu tampak mendengus kesal dan lantas mendudukkan dirinya di ranjang."Aku sebal sama Kakak Iparmu!""Kak Matt
Read more

Chapter 39 | [21++]

Pagi ini Gavriel langsung menghubungi Zhask untuk memasukkan orangnya ke dalam Mansion Robertson, tujuannya adalah untuk mengawasi pergerakan Matthew. Mengingat pria itu penuh tipu muslihat, buktinya ia bisa mengelabuhi istri sendiri. Maka Gavriel perlu mata-mata sebelum memberikan pelajaran kepada Kakak Iparnya tersebut.Hingga setelah pulang dari Kantor, Zhask langsung datang ke Mansion Erlando dengan masih memakai setelan formalnya."Pastikan orang yang kau masukkan ini aman, Zhask. Aku nggak mau sampai rencana kita kacau.""Saya pastikan semua berjalan sesuai keinginan Anda, Tuan. Semua alat penyadap dan kamera tersembunyi sudah terpasang di beberapa titik. Saya juga akan memantaunya langsung."Gavriel menganggukkan kepala, "bagus. Pekerjaanmu memang selalu memuaskan," ucap Gavriel."Terima kasih banyak, Tuan.""Bagaimana dengan kantor hari ini?" tanya Gavriel, mengalihkan pembicaraan."Semuanya juga baik-baik saja, Tuan. Meeting berjalan dengan lancar, dan saya sudah mengirimkan
Read more

Chapter 40 | Rencana Lauren

Lauren yang merasa penasaran lantaran kedatangan Zhask tak ayal membuat wanita paruh baya itu menguping di balik pintu ruang kerja putranya. Namun, ternyata Gavriel mengaktifkan alat kedap suara sehingga dirinya tidak bisa mendengar pembicaraan di dalam.Tidak kehabisan akal, setelah Zhask keluar dari ruangan tersebut, Lauren mengejarnya. Ia amat sangat penasaran sehingga akan mengganjal pikiran kalau tidak dituntaskan."Nak ... tunggu!" panggilnya saat Zhask hendak masuk ke dalam mobil.Pria yang menjadi asisten pribadi putranya tersebut sontak saja membalikkan badan dan mengulas senyum saat melihat Mommy Tuannya berjalan ke arahnya."Nyonya, ada yang bisa saya bantu?""Kamu tadi dari ruangan Gavriel? Ada sesuatu? Semuanya baik-baik saja 'kan?""Saya hanya menyerahkan beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Tuan Gavriel, Nyonya. Tadi ada meeting, dan saya yang memimpin presentasinya. Dan semuanya baik-baik saja.""Kau hanya melaporkan hasil meeting itu? Tidak ada yang lain?"Z
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status