Home / Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN: Chapter 121 - Chapter 130

277 Chapters

121. Memberi Penjelasan Pada Rindu

Sesampainya di rumah aku langsung menuju lantai tiga untuk memeriksa keadaan istriku. Nyatanya sekarang Rindu bahkan sedang jatuh pingsan, sementara adik tiriku yang brengsek itu bahkan terlihat semakin kacau saat diamankan dengan tangan terikat. Para sekuriti rumah ini sudah melakukan tindakan yang cukup tegas. Setelah memastikan keadaan Rindu tidak terlalu mengkhawatirkan karena Raymond belum sampai menyentuhnya, dengan emosi yang mulai tak tertahankan aku akhirnya menghampiri Raymond yang sekarang hanya bisa menundukkan kepalanya. Tanpa banyak berkata-kata aku langsung melayangkan tinjuku pada pelipis kirinya. Lelaki itu bahkan sampai tersungkur karena aku melakukannya dengan kekuatan penuh. Detik berikutnya terlihat darah mulai mengucur membuat wajah yang selalu dibanggakan itu semakin berantakan. Aku segera bersimpuh untuk bisa menarik kerah bajunya hingga membuat Raymond mendongak terpaksa mema
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

122. Mengusir Raymond Dan Lina

Walau Rindu seakan mengabaikan aku tapi aku yakin dia masih mau mendengar apa yang aku katakan. Dengan sangat hati-hati aku menjelaskan semuanya yang terjadi demi mengurai salah paham yang pastinya telah menyakiti hati istriku. “Aku tak akan menyalahkan kamu kalau kamu masih tak bisa mempercayaiku, tapi aku akan menunjukkan cctv di ruang kerjaku agar kamu lebih yakin bahwa semua yang sudah aku jelaskan adalah sebuah kebenaran.” Aku mulai menarik gawai yang aku simpan di dalam saku kemejaku. Tapi sebelum aku menunjukkan apapun mendadak Rindu mengalihkan tatapannya ke arahku. “Tidak usah Mas.” Aku sontak membalas tatapannya dengan gamang. “Apa kamu mempercayaiku begitu saja?” Rindu memandangku sampai beberapa lama, malah semakin menyeretku dalam ketegangan. Aku semakin lekat memandangnya dengan hati memen
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

123. Perang Di Dalam Keluarga Huang

“Sudah aku katakan turuti saja apa yang diinginkan Mami kamu Raymond?” tegas papi sengit. “Papi setuju aku keluar dari rumah ini. Setelah mendepakku dari perusahaan utama sekarang aku juga harus keluar dari rumah ini?” Raymond jelas tak mau terima. Papi tetap bergeming, mami bahkan enggan memandangnya sedikit pun. Sementara Lina menjadi sangat tegang. Ekspresi wanita itu benar-benar membuat hatiku puas. Tak pernah aku melihatnya tersudut seperti sekarang. “Semua juga karena salah kamu sendiri, setelah apa yang kamu lakukan pada Rindu, kamu masih beruntung karena Richard tak sampai menyeret kamu ke polisi,” sahut oma ikut menimpali. Raymond mencebik masih saja tak bisa menerima. “Sudah aku katakan kalau saat itu aku mabuk, aku tak tahu apa yang aku lakukan.” “Sepagi
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

124. Kekaguman Mami Pada Rindu

“Apa kamu siap membantuku dalam perang ini?” Aku mengernyit lugas. “Jadi Mami menginginkan perang dengan lelaki yang sudah menikahi kamu?” “Dia sudah terlalu lama mengintimidasiku, dan menguasai segalanya yang harusnya aku miliki.” Dulu aku sempat berpikir kalau mami tak memiliki apapun. Aku kira semua yang dimiliki keluarga ini memang berasal dari kerja keras papi. Sejak awal aku memang tak pernah terlihat terlalu jauh dengan apapun mengenai keluarga ini. Meski mereka masih menarikku untuk mengurus perusahaan dan mendidikku dengan sangat keras demi menjadi pengelola perusahaan dengan visi dan misi yang penuh kemajuan tapi aku tak pernah merasa terlalu dianggap oleh keluarga sendiri. Baru kini aku mendapati mami melibatkan aku dan bahkan mendaulatku sebagai sekutu utamanya untuk melawan suaminya sendiri yang dulu aku pikir
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

125. Pertengkaran Tiada Henti

SALLY POV Melihat kebahagiaan Richard dan istrinya, hatiku ikut merasakan bahagia yang sama walau tetap saja malah menyeretku pada kenangan masa lalu yang telah bertahun-tahun aku kubur begitu dalam. Segala fragmen indah itu kembali terkuak ketika malam itu aku mendengar suara merdu menantuku saat mengaji. Suara Rindu mengingatkan aku saat-saat aku masih bersama Dahlan di mana dulu aku juga sering mendengarnya mengaji ayat-ayat Ilahi. Bila mengenang kembali kebersamaan indah itu hatiku selalu menjadi luruh. Semua kenangan indah itu terlalu singkat aku cecap, dan kini menjadi sangat aku sesali karena segalanya sudah lama berakhir. Setelah makan malam yang menyenangkan bersama semua penghuni rumah ini bahkan termasuk dengan para ART dan tukang kebun, sesuatu yang bahkan tak pernah aku lakukan sebelumnya, aku mulai masuk ke dalam kamarku bersama Rommy di lantai 2. Saat aku masuk ke
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

126. Pertemuan Kembali Dengan Dahlan

 Aku benar-benar tak bisa menahan diriku untuk menuruti kata hati yang selama ini aku pendam. Setelah bergelut dengan pikiranku sendiri juga berbagai pertimbangan hingga beberapa waktu akhirnya kakiku menginjak lagi kota yang penuh kenangan ini. Bukan hanya itu kini aku bahkan telah masuk ke dalam rumah dari seseorang yang selama ini sempat aku benci yang kini kemudian malah menumbuhkan rindu di kalbu. Berkat informasi dari Hamdan, yang tak lain adalah asisten Richard, akhirnya aku mendapatkan alamat rumah yang memiliki kesan asri dengan halamannya yang luas penuh tanaman. Saat menunggu di gazebo di salah satu sudut halaman depan yang luas, di mana aku juga mendengar suara gemuruh lantunan ayat suci yang dibaca berbarengan dari anak-anak yang belajar mengaji di sebuah pendopo luas yang letaknya tak jauh dari gazebo tempat aku duduk menanti sekarang. Detik yang bergulir kian menyeretku dalam kegugupan. Telah
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

127. Rasa Yang Kembali Hadir

 “Kalau boleh aku tahu bagaimana dengan kehidupan kamu yang sekarang?” Aku menegaskan pertanyaanku. Tapi Dahlan hanya memandangku dengan kegamangannya. Aku mendesah panjang mengangkat dadaku yang saat ini terasa sesak oleh himpitan kenangan masa lalu kami yang di akhir hanya berisi kepahitan. Dahlan tampak enggan menjawabku. Aku mengangkat sudut bibirku membentuk lengkungan getir yang pastinya dapat juga ia saksikan. “Sepertinya kamu memiliki kehidupan yang sangat sempurna. Kamu telah menemukan sosok istimewa yang bisa mengimbangi kamu. Aku lihat wanita itu juga sangat bahagia berumah tangga dengan kamu.” “Aku telah menerima berkat dari Allah dan aku sangat mensyukurinya.” Dahlan menggumamkan kata-katanya dengan keyakinannya. Aku mendengus tipis. &l
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

128. Mengais Jejak Kenangan

Aku masih bertahan di kota ini karena masih banyak hal yang ingin aku kenang, meski hatiku akan kembali merasakan perih. Meski kenangan seindah apapun sekarang rasanya menjadi sangat pedih saat aku mengingatnya kembali. Semua karena kisah indah itu memang telah berakhir dan kami telah mengambil jalan yang berbeda. Aku memutuskan untuk mengunjungi sudut-sudut kota ini yang dulu pernah aku jelajah bersamanya. Di sebuah taman di dekat balai kota yang menjadi tempat awal kami bertemu, aku memutuskan untuk berhenti lama. Berdiri terpaku di tempat yang telah jauh berubah daripada dulu. Aku terdiam memejamkan mata seakan ingin menyedot segala kenangan yang dulu pernah aku jejakkan di tempat ini. Dia terlihat begitu sempurna saat itu, menyedot seluruh fokus diriku. Aku yang seorang ekstrovert sejak saat itu berusaha untuk menarik perhatiannya, hingga kemudian aku tahu dia adalah sosok kakak tingkatku yang menjadi primadona kampus. 
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

129. Kian Mantap Untuk Bercerai

Aku melihat ketegangan di wajah sekretaris Rommy saat melihat kedatanganku. Wanita muda itu terlihat gelisah, ketika dia tak mampu menghentikan langkahku. Aku semakin yakin jika di dalam ruangan kerjanya Rommy sedang melakukan kegilaannya lagi. Hatiku yang telah lama mati, menjadi sangat tak peduli dengan apapun yang dilakukan oleh lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku itu. Telah cukup lama pernikahan ini hanya sekedar formalitas dan aku bertekad untuk segera mengakhiri. Aku merasa sudah waktunya aku untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendakku tanpa lagi tunduk pada setiap hal yang selama ini sudah didiktekan mama padaku, dengan alasan nama besar keluarga Huang yang sudah seharusnya aku jaga. Tanpa mempedulikan kecemasan sekretaris Rommy, dengan sangat tegas aku melangkah dan membuka ruangan kerja di depanku setelah memberikan ketukan singkat. Seperti dugaan di dalam sana aku menyaksikan pem
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

130. Kehamilan Yang Kian Besar

RINDU POV Sudah dua hari ini aku merasakan mual yang menjengkelkan. Padahal pada bulan-bulan awal kehamilan aku tak merasakan hal seperti itu. Tapi nyatanya saat tiga bulan aku merasakan sick morning syndrome yang menguras energi. Rasanya sangat menyakitkan tapi aku selalu bisa menahannya semua karena perhatian yang begitu besar yang diberikan Mas Bara padaku. Mas Bara telah banyak berubah. Bukan lagi sosok suami yang dingin dan acuh tak acuh tapi semenjak aku hamil sikapnya malah berubah manis yang selalu penuh perhatian. Tentu saja aku menyukai perubahan ini. Pastinya aku akan memanfaatkan kehamilanku ini dengan baik sebagai pelampiasan kekesalanku karena Mas Bara tak juga mengabulkan keinginan terbesarku untuk bisa mengunjungi makam bapak. “Rin, kamu masih merasa mual?” tanya Mas Bara yang lebih memilih mendekati dan membantuku saat aku mulai memuntahkan kembali is
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status